I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 91
Disclaimer: I own nothing.
#######
Gilles, 9 tahun
Aku sudah tinggal di desa Roana sejak lahir. Tempat itu bukan tempat yang bagus, tapi saat orang tuaku masih ada aku bisa menahan semua siksaan yang menimpaku... Itu semua karena aku tidak sendirian. Tapi beberapa waktu kemudian orang tuaku terbunuh, dan karena aku tidak bisa bertahan sendirian... Aku terpaksa bekerja menjadi budak bajingan yang sudah membunuh mereka berdua. Sejak saat itu hidupku terasa seperti neraka.
Orang pertama yang membantuku adalah kakek Will. Kakek memungutku dan selalu berada di sampingku. Saat aku hampir sekarat, dia selalu menjagaku siang dan malam. Meski dia sudah berusaha keras, lukaku sama sekali tidak membaik dan aku menderita demam tinggi saat lukaku mengalami infeksi. Aku benar-benar berpikir jika nyawaku akan berakhir hari ini.
Tapi aku tidak keberatan. Aku merasa jika hidup di dunia ini sama sekali tidak ada artinya karena yang ada di sini hanyalah rasa sakit yang tidak berkesudahan.
Aku menyerah pada nasibku, tapi kakek meminumkan sebuah ramuan ajaib kepadaku. Ajaibnya, demamku langsung turun dan kondisi badanku perlahan membaik.
... Aku tidak mati...
'Apa aku akan terus hidup sengsara mulai sekarang?' tanyaku dalam hati, tapi tiba-tiba kakek Will menunjukkan sebuah harapan kepadaku. Itu adalah sesuatu yang sangat sepele, tapi aku tidak bisa menahan senyumku saat menyadari seberapa besar harapan yang kudapat dari itu.
Beberapa saat setwlah kondisiku membaik, kakek memberiku beberapa permen... Aku tidak tahu jika makanan bisa begitu manis. Aku bahkan baru tahu jika macaron benar-benar ada. Untuk pertama kalinya aku tahu jika dunia tidak hanya diisi dengan kegelapan dan rasa putus asa. Permen beraneka warna itu membuka mataku pada sebuah kemungkinan jika tidak semua hal di dunia ini buruk. Hal itu membuatku berpikir jika mungkin ada hal lain yang bisa membuatku terkejut, karena itu aku harus memberikan waktu lebih banyak kepada diriku sendiri...
Jadi aku memutuskan untuk memberi 'hidup'ini 1 kesempatan lagi. Jika hanya sebentar saja, aku bersedia untuk melakukannya. Aku bisa memilih untuk mati kapan saja, jadi untuk saat ini aku memiliki keinginan lain. Aku ingin hidup...
Pertama kali aku mencoba macaron, aku langsung memenuhi mulutku dengan kudapan itu. Saat aku sedang sibuk makan, kakek Will menceritakan seorang anak yang memberikan macaron itu pada kami.
Kakek berkata jika anak itu bernama Alicia dan dia adalah anggota keluarga bangsawan Williams. Meski aku tinggal di desa ini sejak lahir, aku pernah mendengar nama keluarga para bangsawan negeri ini. Aku tidak mengerti kenapa putri seorang bangsawan mau repot-repot menolongku. Aku juga tidak paham kenapa nona muda seperti dia mau masuk ke dalam desa kumuh seperti ini.
Saat kakek sedang bercerita, aku menyimpulkan jika Alicia hanya datang dan menolong karena dia merasa kasihan. Dia pasti merasa kasihan saat melihat rakyat jelata miskin yang terjebak dalam lubang neraka seperti kami ini. Lalu dia datang dan membantu kami yang memang sedang kesusahan dan sangat membutuhkan pertolongan... Huh, omong kosong. Sebagai seorang bangsawan, dia memang punya kewajiban untuk membantu rakyat yang sedang kesusahan. Menjijikkan.
Saat dia pulang ke mansion mewahnya, dia pasti akan membusungkan dada dan berpikir jika dirinya sudah melakukan sebuah kebaikan. Lalu dia akan kembali menikmati semua kemewahan yang dia nikmati selama ini. Aku tahu jika Alicia adalah gadis egois yang akan melakukan semua hal yang dia inginkan.
Tapi saat aku bertemu langsubg dengan Alicia... Semua prediksiku hancur berantakan.
Saat aku pertama kali melihatnya, kupikir dia adalah nona muda yang cantik dan egois. Tapi semua berubah saat dia membuka mulutnya. Wajah cantiknya langsung berubah menjadi wajah iblis di mataku.
Dia berkata jika aku ingin mati, aku bisa melakukannya saat ini juga. Kurasa dia sudah gila. Dia sudah menyelamatkanku tapi sekarang dia malah menyuruhku mati? Meski begitu, aku sangat terkejut saat mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulutnya...
Dia berkata jika dia akan selalu berada di sisiku hanya karena dia sudah menyelamatkan nyawaku.
Logikanya terdengar gila, tapi itu memberiku sebuah sensasi yang aneh. Sama seperti macaron saat itu. Kata-katanya memberiku sebuah harapan. Joka aku mengijutinya, hidupku akan menjadi lebih baik. Keinginanku untuk mati pun sirna dalam sekejap.
Setwlah percakapan kami, aku merasa benar-benar ingin hidup, tapi tiba-tiba Alicia meminta sebuah imbalan dariku. Gadia itu berkata jika dia akan menjadi pemilik kedua dari kecerdasanku dan dia akan menggunakannya demi meraih mimpinya.
Sekali lagi, logikanya terdengar sangat gila, tapi dia tidak pernah menyerah. Setiap hari dia membawakan banyak buku untukku. Dia juga menunjukkan sihirnya kepadaku, dan yang paling hebat adalah dia berhasil mengeluarkanku dari desa ini...
Untuk pertama kalinya dalam 9 tahun aku bisa melihat matahari. Aku bisa merasakan cahaya dan kehangatannya di kulitku. Rasanya sangat luar biasa hingga aku meneteskan air mata. Aku merasa sangat berterima kasih karena aku tidak jadi mati dan karena aku bisa melihat sesuatu yang sangat menakjubkan. Setelah keluar dari desa, aku merasa jika seluruh dunia adalah sebuah petualangan baru. Dunia ini terlihat sangat amat indah.
Aku tidak pernah mengatakannya dengan terus terang, tapi aku sangat berterima kasih pada Alicia yang sudah menyelamatkanku. Saat itu aku bersumpah jika aku akan terus berada di sisinya saat... Saat Alicia membutuhkanku. Aku akan hidup untuknya, mengabdikan diriku padanya hingga aku mati.
Dan sekarang gadia itu, penyelamatku... Dia sedang berdiri tepat di depanku. Mata emasnya bersinar karena amarah. Rambut hitamnya berkibar seperti sebuah halo yang terbuat dari kegelapan, dan aku juga bisa merasakan aura membunuh yang keluar dari tubuhnya. Sosoknya terlihat sangat gagah dan mengancam.
Sekarang Alicia sedang menatap para preman yang baru saja memukuliku dengan kejam.
Aku benar-benar terpesona saat melihat sosoknya.
Aku terus menatapnya, dan dari sisi ini aku bisa melihatnya menyeringai dan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.
Kata-kata yang keluar dari mulutnya sama sekali tidak cocok dengan image nona mudanya.
"Kalian, para sampah... Kalian akan mati di sini!!"
Komentar
Posting Komentar