I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 74

 Disclaimer: I own nothing.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ah, pemandangan ini bikin kangen. Sudah lama aku tidak pergi ke akdemi.

Setelah aku berhasil menyelinap ke dalaam, mereka mengirim surat yang melarangku untuk masuk ke dalam area akademi, jadi aku sama sekali tidak punya kesempatan untuk berkunjung.

Aku tahu kalau aku hanya pernah 1 kali pergi ke sini, tapi tempat ini masih sama seperti ingatanku.

Aku melirik Gilles untuk melihat reaksinya saat melihat bangunan megah ini. Sekarang mulutnya ternganga dan matanya sebundar tatakan cangkir.

Yah, karena dia berasal dari desa Roana,  reaksi seperti ini memang normal. Aku yakin dia sudah mendapatkan banyak kejutan sejak keluar dari desa itu.

Pertama kalinya dia melihat matahari Gilles menangis, dan saat kami sedang mengendarai kereta kuda dia sama sekali tidak bisa memalingkan wajahnya dari pemandangan yang ada di luar.

Semua ang ada di luar pasti terasa seperti sebuah pengalaman baru untuknya.

"Kenapa... kenapa sangat berbeda?" gumam Gilles. "Memangnya kesalahan besar apa yang sudah kami perbuat?" tanyanya sambil melihatku dengan tatapan kaget dan bingung.

Kau tidak mau membiarkan dirimu menangis di sini ya...? Aku sangat bangga kepadamu, Gilles.

"Gilles, apa kau berpikir kalau kau sudah melakukan sebuah kesalahan?"

Gilles menggelengkan kepalanya.

"Benar. Itu bukan dirimu. Itu  adalah kesalahan sistem strata kelas yang berlaku di negara ini. Para bangsawan memegang seluruh kekuasaan di sini, tidak perduli apakah mereka memiliki kemampuan yang dibutuhkan atau tidak. Mereka bisa  melakukan apapun yang mereka mau pada orang lain, mereka bahkan bisa membuang oranng yang benar-benar berbakat ke dalam jurang gelap dan membiarkan mereka membusuk di sana.

"Bagaimana dengan saintess?"

"Bakatnya sangat langka dan berharga meskipun dia berasal dari kalangan rakyat jelata. Dan lagi dia bisa menggunakan semua tipe sihir, iya kan? Itulah yang membedakan para saintess dan rakyat biasa."

"... Benar juga. Tapi aku tidak bisa menggunakan sihir, apa tidak apa-apa jika aku ikut bersekolah di sini?"

"Tentu saja. Meski akademi ini adalah akademi sihir, sihir bukan satu-satunya pelajaran yang diajarkan di sini."

Gilles kembali menatap gedung akademi.

Karena sepertinya Gilles sudah puas dengan semua jawaban dariku, tidak ada yang perlu ditunggu lagi. Kami pun berjalan melewati gerbang akademi.

Apakah bapak penjaga waktu itu masih bertugas sekarang? Penjaga yang sudah menghentikanku waktu itu... ah, itu dia.

Laki-laki itu terlihat lebih tua, tapi dia adalah orang yang sama. Aku punya perasaan jika jumlah keriput di wajahnya sudah jadi jauh lebih banyak dari sebelumnya.

"Alicia Williams-sama, selamat datang kembali." sapanya sambil tersenyum.

... Sikapnya berbeda 180 derajad dari yang sebelumnya.

"Aku harap kau menyadari jika ada orang lain di sebelahku. Ini asistenku, Gilles." kataku sambil menatap tajam ke arah bapak penjaga.

Penjaga itu langsung gemetaran dan membungkukkan badannya kepadaku.

"Maafkan aku! Gilles-sama... benar kan? Selamat datang di akademi!" teriaknya dengan keras dan wajah terus menghadap ke tanah.

Apa dia terus menatap tanah karena dia tidak mau melihat wajahku setelah kutatap dengan tajam ya...

Di lain pihak, Gilles sepertinya sama sekali tidak perduli dengan bapak penjaga yang sedang ketakutan itu. Dia terus berjalan dan tidak menghiraukannya.

Sasuga, asisten wanita jahat.

XXX

Sepertinya kami sampai di akademi saat jam makan siang, sayang sekali. Padahal aku berharap jika kami sampai saat kelas sedang berlangsung.

Kupikir kami harus segera mencari Liz-san sekarang.

Menurut informasi yang diberikan ayahanda kepadaku, beberapa tahun ini dia selalu mendapatkan nilai bagus di kelas sihir. Selain insiden di mana sihirnya tiba-tiba menjadi tidak stabil, kondisi Liz-san benar-benar baik.

"Oh! Bukankah kau Alicia-sama?"

"Adik Albert-sama, kan?"

"Ah, imutnya!!"

"Jadi dia juga adik Henry-sama dan Alan-sama kan?"

"Ya! Dia sangat mempesona, sama seperti kakak-kakaknya!"

Baru beberapa menit kami sampai di sini, tapi aku sudah menjadi seterkenal ini?

Tapi siapa gadis-gadis ini? Ini pertama kalinya kami bertemu kan? Aku lebih suka jika mereka tidak sok kenal denganku. Karena rencanaku sebagai wanita jahat akan dimulai sejak sekarang, aku sama sekali tidak punya niat untuk berteman dengan mereka.

"Alicia-sama, jika kau mendapat kesulitan, jangan sungkan untuk datang kepada kami kapan saja."

"Omong kosong."

Hanya dengan 2 kata itu mereka semua langsung terdiam. Para gadis bangsawan muda yang tidak memiliki kesempatan untuk berbicara denganku hanya bisa berdiri kaku dan menatapku.

Bibirku membentuk sebuah seringai saat aku menatap mereka semua dengan tatapan tertajamku.

"Apa kau pikir aku akan mempercayai kata-kata dari orang yang baru pertama kali kutemui?"

Para nona muda itu menatapku dengan raut ketakutan.

Lemahnya. Setidaknya para penduduk di desa Roana masih berani. Mereka balas menatapku saat aku memberi mereka tatapan tajam seperti ini. Tapi para nona muda yang di masa depan akan menjadi petinggi di negeri ini...

Sungguh mengecewakan. Tapi ini normal, kurasa. Hanya heroine yang punya kesempatan untuk berada di panggung yang sama denganku.

Tapi, karena mereka semua sudah terlanjur ketakutan, lebih baik jika mereka menjadi semakin takut kepadaku. Jujur saja, aku tidak keberatan jika mereka merasa ketakutan bahkan hanya karena melihat sosokku.

"Kalian tiba-tiba datang dan berbicara kepadaku tanpa memperkenalkan nama terlebih dahulu. Benar-benar tidak sopan." kataku dengan sinis, tatapanku memberikan tekanan mental kepada mereka. Salah satu dari para nona muda itu mulai gemetaran dengan hebat saat bertatapan denganku.

Ah, aku berhasil membuat seseorang merasa sangat takut kepadaku. Kurasa sikap wanita jahatku sudah sangat menjanjikan.

Tapi, yang seperti ini... kurasa rasa takut mereka tidak bisa dijadikan bukti atas sikap jahatku pada mereka. Kalau boleh dikata, reaksi takut mereka yang sangat kuat itu karena mereka benar-benar sangat lemah.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

Suara ini... kedengarannya familiar.

Aku membalik badanku dan menatap orang yang barusan berbicara pada kami.




Komentar

Postingan Populer