I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 89

 Disclaimer: Novel ini punya Ookido Izumi

****************

Ow... tanganku...


Hei... apa yang terjadi? Kenapa aku berada di gubuk tidak jelas seperti ini?


Kalau kuingat-ingat, aku sedang berjalan melewati hutan yang ada di dalam akademi seperti biasanya... jadi kenapa aku bisa ada di sini sekarang?


Ah. Tunggu... benar juga. Seseorang memukulku dari belakang. Seketika, rasa sakit muncul dari bagian belakang tubuhku, lalu aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Aku mungkin terjatuh dan pingsan karena menabrak tanah. Aku mengendurkan penjagaanku  karena kami sedang berjalan di dalam akademi. Tapi kurasa berada di sana juga merupakan hal yang berbahaya...


Dan menyerangku dari belakang seperti ini... seberapa pengecutnya mereka ini? Apa mereka menyerangku karena aku adalah wanita jahat?


Jika seseorang sudah mengincar nyawaku, kurasa aku sudah menjadi lumayan terkenal.


Bagus, aku!! Aku harus semakin meningkatkan kerja kerasku setelah ini!

kesampingkan masalah itu dulu, sekarang aku benar-benar sedang terdesak. Bagaimana bisa aku ditangkap semudah ini...? Seorang wanita jahat harusnya tidak boleh mengalami penculikan seperti ini dan berada di posisi yang tidak menguntungkan. Sebelum ada orang yang tahu, aku harus segera kabur dari sini. Aku harus menunjukkan apa yang bisa dilakukan oleh seorang wanita jahat.


Pertama-tama, aku harus membebaskan tanganku dulu. Aku tidak bisa melakukan banyak hal jika keduanya terikat di belakang punggungku seperti ini. Sayangnya, aku tidak melihat benda tajam yang bisa kugunakan untuk memotong... aku sama sekali tidak melihat apapun. Seluruh ruangan ini kosong melompong...


Tunggu... kosong? Di mana Gilles?


Gilles harusnya sedang berjalan di sampingku tadi. Jadi dia harusnya juga ikut diculik bersamaku, iya kan?


Tiba-tiba pintu gubuk terbuka dengan suara 'brak' keras, pintu itu pun terhempas hingga menabrak dinding di sebelahnya. Kalau begitu caramu membuka pintu, dalam beberapa kali saja kau harus segera mendapatkan pintu yang baru.


3 laki-laki berbadan besar masuk dari pintu itu. Mereka terlihat seperti preman jalanan dengan rambut tak terurus dan baju kotor. 2 diantara mereka juga terlihat membawa pedang di pinggang.


Saat ketiganya memasuki gubuk ini di waktu yang sama, aku merasa jika tempat ini menjadi semakin sempit. Bukannya 1 orang sudah cukup untuk melakukan interogasi?


Oh, karena mereka sudah ada di sini, aku harus bertanya dimana Gilles berada!


"Apa yang kalian lakukan pada anak yang ada bersamaku tadi?"


Mereka bereaksi saat mendengar kata-kataku. Mata mereka terlihat tajam seakan bisa memotong tubuhku dengan mudah.


"Haah? Aku bakal hati-hati saat ngomong kalau aku jadi kau, neng."


"Tapi bocah ini kelihatan lumayan juga. Kita harus senang-senang dulu dengannya, eh?"


"Heh. Mereka bilang kita harus membunuhnya. Terserah kita dong mau ngapain sebelum itu."


"Iya. Barang beginian jarang ada kan? Pasti harus kita nikmatin dulu dong."


Mereka berbicara sambil melihatku dengan tatapan penuh nafsu. Kata-kata vulgar dan kotor yang keluar dari mulut mereka berhasil membuatku berkeringat dingin.


Memuakkan sekali. Orang-orang bar-bar ini harus diberi pelajaran. Harusnya aku bisa melakukan sesuatu dengan sihirku untuk memberi mereka pelajaran... huh? Tidak bekerja? Tidak perduli berapa kali pun aku menjentikkan jari, tidak ada yang terjadi.


Tidak mungkin. Kenapa sihirku tidak bisa aktif?


"Berhenti melakukannya." teriak laki-laki paling besar sambil menendang perutku.


"Uuughh..."


Ah... yang benar saja!? Mereka baru saja menendangku?


Aku tidak percaya ini. Bagaimana bisa tendangan orang lain terasa sangat sakit seperti ini? Aku tidak bisa bergerak, dan sekarang rasanya sangat sakit saat aku menarik nafas.


Memangnya dia punya trauma dengan jentikan jari apa? Kenapa dia semarah itu kepadaku?


"Heh, denger nggak tadi? Aku bisa bikin dia mendesah dengan gampang~."


Salah satu dari mereka (yang mungin adalah pimpinannya) sekarang mendekatkan wajahnya ke wajahku.


"Lihat nih. Mata emas. Cantik juga." katanya sambil memperhatikan mata dan wajahku.


Ahhh... sialan!! Aku tidak pernah ingin memukuli seseorang sampai mati sebelum ini, tapi saat aku ingin sekali melakukannya aku malah tidak bisa menggerakkan tubuhku.


"Jauhkan muka menjijikkanmu dariku." aku mengatakannya dengan susah payah. Bibirku adalah satu-satunya bagian yang bisa bergerak, tapi rasa sakit yang kurasakan di sekujur tubuhku membuat suaraku terdengar serak.


Laki-laki itu tertegun selama beberapa detik kemudian dia menarik kerah bajuku dan mengangkatku ke aras dengan mudah.


Matanya penuh dengan nafsu membunuh.


Ini pertama kalinya aku merasakan nafsu membunuh sekuat ini. Hanya dengan beberapa kata dia sudah tidak tahan untuk menghilangkan nyawaku, kah?


"Aku menghargai keberanianmu, neng. Tapi kau sudah terlalu tidak sopan tahu!?"


Setelah itu dia langsung menampar wajahku dengan sangat kuat. Dibandingkan ditampar dengan tangan, aku merasa seperti baru ditampar dengan batu bata.


PLAK!!


"...!!!!"


Aku berhasil menahan suaraku, tapi rasa sakit itu mulai menjalar ke mataku. Aku tidak pernah tahu kalau laki-laki bisa memiliki kekuatan seperti ini.


Hm? Ada sesuatu di dalam mulutku. Dia pasti juga berhasil mematahkan salah satu gigiku.


Aku bisa merasakan darah yang mulai memenuhi mulutku, beberapa saat kemudian darah mulai mengucur keluar dan mengalir ke arah daguku dan kemudian menetes ke lantai. Aku bisa melihat warna darahku dengan jelas dari sini.


Aku tidak pernah tahu jika dipukul akan sesakit ini. Tamparan tadi rasanya seperti sudah menggeser otakku dan sekarang seluruh pipi dan rahangku berdenyut dengan sangat keras.


Ini pertama kalinya aku diperlakukan sekejam ini. Dan lagi, ini adalah pertemuan pertama kami.


Para preman itu pun pergi meninggalkan gubuk tanpa mengatakan apapun. Mereka bahkan tidak ingin susah payah menutup pintu yang tadi mereka dobrak.


Ahh... beneran deh. Kenapa aku harus menerima perlakuan bar-bar seperti ini... siapa yang sudah membayar mereka?


Ugh, padahal baru kemarin aku menyombong pada Henry-oniisama soal bagaimana aku ingin menjadi wanita jahat.... dan sekarang lihat aku. Menyedihkan sekali. Aku tidak bisa membiarkan orang lain melihatku di dalam kondisi menyedihkan seperti ini! Tidakkah ada cara agar aku bisa kabur tanpa ketahuan siapapun?


Aku mungkin tidak bisa menggerakkan tubuhku, tapi setidaknya aku bisa sedikit menggerakkan kepalaku.


Aku mencoba melihat ke seluruh ruangan dan mencari benda yang mungkin bisa kugunakan untuk kabur... tunggu, perasaan apa ini? Aku merasa seperti ada yang sedang melingkari leherku.


Kalung? Choker? Atau semacam kerah? Tapi aku tidak memakai yang seperti itu sebelum ini, jadi kenapa... oh, oh... Jadi itu yang terjadi.


Karena benda di leherku ini aku jadi tidak bisa menggunakan sihir. Ini pasti kalung penyegel energi sihir.


Aku yakin jika tidak ada orang lain selain bangsawan yang bisa mendapatkan benda seperti ini. Itu artinya, biang kerok dari penculikanku, orang yang sudah membayar para preman itu, dia pasti berasal dari keluarga bangsawan.





Komentar

Postingan Populer