I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 87
Disclaimer: I own nothing...
ππππππππππ
"Um... Henry-oniisama?"
"Apa?"
"Kenapa kau ada di kamarku?"
"Kau tidak suka aku ada di sini?"
"Ya."
Henry-oniisama merengut saat mendengarnya. Dia merasa tidak puas dengan jawabanku. Tapi aku yakin semua itu hanya akting... iya kan?
"Kenapa kau tidak apa-apa jika Gilles yang ada di sini?"
"Karena aku asisten Alicia." jawab Gilles tanpa menoleh sedikitpun dari buku yang sedang dia baca.
"Ayolah... kalian bisa percaya padaku, kan?" rengek Henry-oniisama. Sekarang dia terlihat seperti anak anjing yang baru saja dibuang di pinggir jalan. Tapi maaf saja, aku tidak akan tertipu.
"Henry-oniisama, kau tidak tahu kapan harus berhenti, ya? Bukannya aktingmu ini terlalu luar biasa?" tanyaku. Wajah Henry-oniisama langsung menekuk saat mendengarnya.
"Ali, kau tahu kalau aku tidak berpura-pura di depanmu. Aku selalu ada di pihakmu. Aku tidak perlu pura-pura saat melakukannya."
"Meski kau bilang kau ada pihakku, hal itu sama sekali tidak membawa keuntungan untukku."
"Ali, aku tidak tahu bagaimana sosokku di matamu, tapi aku orang yang tidak akan segan membunuh seseorang yang sudah membuatku marah. Aku pasti bisa berguna untukmu." bujuk Henry-oniisama.
Apa? Aku tidak menyangka akan mendengar sesuatu seperti ini.
"Kau sudah pernah membunuh sebelumnya, oniisama?"
"Ya."
Aku kaget dan hanya bisa menatapnya dalam diam.
Gilles sepertinya juga merasa sangat terkejut saat mendengarnya sampai-sampai dia berhenti membaca buku di tangannya. Sekarang dia menatap Henry-oniisama dengan raut wajah tidak percaya.
Aku juga kesulitan untuk mempercayainya. Aku tidak pernah menduga jika dia sudah pernah membunuh orang sebelumnya. Tapi dia sepertinya tidak berbohong...
"Siapa yang kau bunuh?"
"Itu rahasia~~." kata Henry-oniisama sambil menyeringai iseng ke arahku.
Ih... sok bilang itu rahasia... itu adalah satu hal yang paling tidak kusuka. Aku juga punya beberapa rahasiaku sendiri, tapi aku tidak suka kalau orang lain melakukan hal yang sama kepadaku.
Mungkinkah Henry-oniisama sudah pernah melakukan hal buruk sebelum ini? Apa kau mau bilang kalau rivalku itu Henry-oniisama dan bukan Liz-san?
"Kalau kau memberitahukan rencanamu padaku, aku akan beritahu siapa yang sudah kubunuh."
Ah, jadi dia menggunakan informasi itu sebagai alat negosiasi... bagus sekali.
Tapi, tidak mungkin aku memberitahu Henry-oniisama jika aku ditunjuk menjadi pengawas Liz-san... Tapi kalau memberitahunya soal mimpiku yang ingin menjadi wanita jahat? Aku boleh mengatakannya kan... dan dengan begitu dia akan memberitahuku siapa yang sudah dia bunuh.
"Oke. Deal."
"Huh? Kau benar-benar tidak keberatan?" tanya Henry-oniisama, matanya membulat.
Henry-oniisama, bukannya ini idemu. Kau harusnya tidak merasa kaget seperti itu.
"Aku ingin menjadi seorang wanita jahat. Aku ingin menjadi wanita terjahat yang pernah dilihat oleh dunia ini. Karena itu aku berusaha keras untuk membully Liz-san dan teman-temannya. Dan karena itu aku selalu mengasah kemampuanku, itu semua kulakukan karena aku harus memiliki kekuatan yang seimbang dengannya. Dan sekarang aku berhasil berdiri di panggung yang sama dengan Liz-san."
Jika tadi dia menatapku dengan mata terkejut, maka sekarang dia terlihat heran.
Aku sudah menduga reaksi ini. Tidak setiap hari kau bisa mendengar kalau adik perempuan manismu ingin melakukan hal buruk pada orang lain.
"Jadi karena itu kau ingin jadi lebih kuat..." gumam Henry-oniisama, dia merasa jika sebuah kejanggalan di kepalanya mulai menghilang.
Oh, ngomong-ngomong, aku ingat jika hal seperti ini pernah terjadi saat aku pertama kali belajar berpedang. Kangennya...
Tunggu... apa dia baru saja mengesampingkan bagian diriku ingin menjadi wanita jahat? Jujur, aku merasa kalau poin itulah yang paling penting.
"Tapi apa maksudmu soal kau bisa berdiri di panggung yang sama dengannya?"
"Oh, itu artinya aku sudah mencapai level 80. Dia tidak akan bisa mengalahkanku dengan mudah jika kami sama-sama menggunakan sihir."
"Apa!?" teriak Henry-oniisama.
Kau tidak perlu kaget seperti itu kan...? Kuharap wajahmu tidak akan kaku terus seperti itu. Seorang bangsawan tidak boleh menunjukkan wajah seperti itu pada orang lain.
"Aku mulai belajar sihir sejak usia 10 tahun, jadi mencapai level 80 di usia segini itu masuk akal."
Setelah mendengar penjeasanku, aku merasa jika Henry-oniisama semakin merasa takjub. Jadi saat orang merasa lebih dari takjub, mereka akan terlihat seperti ini...
"Aku... punya perasaan jika aku tidak akan kaget lagi jika mendengar hal lain setelah ini."
Rasanya aku meragukan hal itu... itu yang ingin kukatakan, tapi aku tidak jadi melakukannya.
Ada banyak masalah yang lebih penting sekarang... Henry-oniisama harus mengatakan padaku siapa yang sudah dia bunuh. Karena aku sudah mengatakan rahasia pentingku, aku harus membuatnya melakukan hal yang sama.
"Jadi, siapa yang sudah kau bunuh, Henry-oniisama?"
Henry-oniisama sepertinya masih merasa sedikit linglung saat mendengar pertanyaanku, tapi dia kembali sadar dan ekspresi wajahnya berubah menjadi serius. Lalu, dia membuka mulutnya dan mulai mengatakan ceritanya.
Komentar
Posting Komentar