I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 85
Disclaimer: I own nothing~
**********
Yang terlihat terkejut saat mendengar kata-kataku adalah Liz-san, Eric-sama, Curtis-sama, Gayle-sama, Alan-oniisama, dan Henry-oniisama. Raja, para kepala keluarga, Duke-sama, Albert-oniisama, dan bahkan Finn-sama terlihat tidak kaget sama sekali... itu jika dilihat dari ekspresi mereka.
Sepertinya mereka juga tidak sedang menyembunyikan perasaan mereka. Mereka terlihat sudah tahu apa yang akan kukatakan... Ah, aku mengerti. Aku tahu kenapa aku sampai dipanggil ke pertemuan ini. Mereka ingin mengetahui sejauh mana kemampuanku untuk menilai cara berpikir dan sikap yang akan diambil oleh Liz-san.
Dengan kata lain, ini adalah ujian untuk melihat apakah aku memiliki kemampuan untuk menjalankan misi sebagai pengawas saintess. Itu artinya mereka masih belum percaya jika aku memiliki kecerdasan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini, iya kan?
Mereka membawaku kemari tanpa memberikan waktu untuk bersiap... orang dewasa memang selalu tidak adil.
Meskipun Duke-sama, Albert-oniisama, dan Finn-sama tidak menunjukkan banyak reaksi, aku yakin mereka bukan bagian dari rencana ini. Jadi itu artinya mereka memang sudah tahu soal keadaan Duran sebelum pertemuan ini dimulai, iya kan? Aku tidak kaget saat tahu kalau Duke-sama dan Albert-oniisama sudah mendapatkan informasi soal itu, tapi aku agak kaget saat tahu Finn-sama juga tahu soal masalah ini. Ternyata dia lebih pintar dari perkiraan awalku.
Hh... meskipun cara mereka tidak adil, aku tidak bisa mengecewakan para penontonku, iya kan? Mulai saat ini aku akan memberikan penampilan terbaikku dan menunjukkan pertarungan terhebat antara wanita jahat dan saintess.
"Perbedaan antara kapasitas produksi dan kemampuan beli?" tanya Liz-san padaku dengan mata lebar.
"Ya. Kegagalan suplai dan permintaan. Kau mungkin tidak tahu, tapi 4 tahun yang lalu Duran membuat peraturan ekonomi baru dan melakukan produksi masal untuk semua produk yang ada di negara mereka.
"Tidak. Aku juga sudah dengar soal itu. Tapi, bukannya itu harusnya membuat ekonomi mereka menjadi lebih stabil dan bukan malah menghancurkannya?"
"Tentu saja. Tapi hal itu hanya berjalan selama beberapa bulan. Kalau kau mau beajar, tolong lakukan itu dengan benar." kataku sambil memberi Liz-san senyum manis.
Jika Liz-san benar-benar akan menjadi pilar negeri ini hanya dengan pengetahuan minim begini... aku benar-benar khawatir dengan masa depan negeri ini.
"Liz selalu belajar hingga dia tidak punya waktu untuk tidur!" teriak Eric-sama yang marah padaku.
Kenapa dia malah berteriak? Apa dia bodoh?
Otot dan egonya terlalu tinggi. Mungkin otot-otot itu sudah mencuri hormon pertumbuhan yang juga dibutuhkan oleh otaknya.
"Daripada tidak tidur dan hanya mendapatkan pengetahuan dasar, aku lebih memilih untuk tidur dengan nyenyak."
"Apa kau tahu seberapa keras usaha Liz?"
Apa kerja keras adalah sesuatu yang harus kau tunjukkan pada semua orang?
Sebagai seseorang yang ingin menjadi wanita jahat, aku tidak ingin menunjukkan hal itu pada orang lain... tapi itu tidak berarti jika orang normal akan sengaja memamerkan kerja keras mereka pada orang lain, oke?
Tapi aku merasa hal ini sangat biasa. Diantara kehidupanku yang sekarang, masa laluku, dan pengetahuan yang kudapat dari game, aku tidak tahu apa itu 'wajar'.
"Aku paham kenapa Alicia-chan marah. Aku tidak belajar cukup banyak jadi pengetahuanku masih kurang. Aku minta maaf." ucap Liz-san kepadaku.
Dia benar-benar heroine. Dia benar-benar anak yang jujur.
"Liz, kenapa kau minta maaf kepadanya? Bukannya kau selalu melakukan yang terbaik? Kau sudah bekerja keras lebih dari siapapun!"
Eric-sama, bisa berhenti teriak, nggak?
"Apa kau tahu seberapa besar bahaya yang akan kau dapatkan jika tidak memiliki 1 informasi penting saat sedang membuat sebuah keputusan penting?"
"Aku... akan mencoba lebih keras mulai sekarang." ucap Liz-san dengan berapi-api.
Apa dia tidak menghiraukan pertanyaanku barusan? Apa tidak ada yang menyadarinya?
Mereka semua hanya menatapnya dengan mata lembut dan menggumamkan kata-kata penuh semangat. Bahkan Henry-oniisama juga melakukan hal yang sama... tapi itu cuma akting, iya kan? Dia hanya pura-pura mengikuti perbuatan mereka semua.
Oniisama, kau benar-benar profesional. Hebat!
Aku tidak boleh membiarkan diriku tertinggal di belakang. Aku harus menunjukkan pada semua orang kalau aku adalah wanita jahat yang hebat.
"Mencoba? Kau hanya akan mencoba lebih keras? Dan apa... kau pikir selama kau memberikan usaha yang lebih keras semuanya akan jadi baik-baik saja?" kataku tajam seakan sedang menghina Liz-san.
"Ya. Selama aku bekerja keras, aku yakin semua usahaku akan membuahkan hasil yang sepadan."
"Jika kau bekerja keras dan masih belum bisa melihat hasilnya, maka semua kerja keras itu akan sia-sia."
"Tapi selama kau bekerja keras dan tidak menyerah, semua usaha itu PASTI akan memberikanmu hasil yang nyata."
Semua orang menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban Liz-san. Tentu saja. Siapa yang tidak suka dengan gadis polos dan jujur sepertinya?
Meskipun begitu, Duke-sama dan ayahanda sama sekali tidak bereaksi pada kata-katanya.
Lagi, Henry-oniisama juga menganggukkan kepalanya bersama dengan semua orang... karena dia sangat ahli berakting seperti ini, apakah ada orang lain yang juga berakting sepertinya?
"Selama kau melanjutkan kerja kerasmu, kau pasti akan menghasilkan sesuatu yang besar." kelakar Eric-sama dengan suara keras.
Kata-kata yang sangat optimis tapi sama sekali tidak berdasar... itu namanya tidak bertanggung jawab. Mendengar orang-orang mengatakan hal omong kosong dengan penuh percaya diri seperti ini adalah hal yang paling kubenci.
"Yang bisa dijamin oleh kerja keras adalah rasa percaya diri, bukan hasil."
Dalam sekejap semua mata tertuju padaku.
Aku menarik nafas dan melanjutkan kata-kataku.
"Kembali ke topik. Karena kebijakan produksi masal itu, Duran mengalami fase overproduksi dan level konsumsi di negara mereka tidak bisa mengikutinya. Karena itu ekonomi mereka hancur... karena itu kita harus menggunakan kesempatan ini untuk membeli mereka dan menjadikan mereka sekutu kita." kataku sambil tersenyum lebar.
Ini dia! Ini adalah inti dari seorang wanita jahat!
Menunjukkan senyuman setelah melempar hal yang mengerikan, sepertinya aku berhasil menaikkan poin wanita jahatku.
"Membeli mereka?"
"Ya. Kita beli mereka dengan cara membayar semua hutang mereka, sebagai timbal balik kita akan membuat Duran bersumpah setia pada kerajaan Duelkis."
"Dan bagaimana dengan penduduk Duran?"
"Aku tidak tahu. Itu sama sekali tidak penting untuk sekarang. Kembali ke topik yang sedang kita bicarakan... Membeli Duran akan memberikan kita kemajuan besar dalam upaya mengalahkan Raaval."
"Itu terlalu kejam!!" teriak Liz-san sambil menatapku tajam. Aku rasa ekspresi itu adalah ekspresi 'termarah'nya.
"Penduduk Duran tidak melakukan kesalahan apapun! Bagaimana bisa kau tidak memikirkan akibat dari mengambil kerajaan Duran kepada mereka semua?
"Jika kondisi menjadi buruk, mereka bisa pergi ke negara tetangga untuk mengungsi."
"Bagaimana bisa kau mengatakannya? Dan lagi, Alicia-chan, setelah kita membeli barang-barang mereka, tidak kau berpikir jika mereka akan kelaparan hingga mati?"
"Aku sudah memikirkannya. Tapi kebijakan baru yang akan ditetapkan setelah kita mendapatkan kontrol Duran bukan sesuatu yang bisa kuputuskan sendiri."
"Itu tidak bertanggung jawab namanya." teriak Liz-san dengan tatapan benci.
Dan bukan hanya Liz-san. Albert-oniisama dan Eric-sama juga menatapku dengan tatapan benci yang tidak kalah hebat dengan heroine.
Sepertiya mereka sudah kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih jika masalah ini menyangkut Liz-san.
"Jika kau tidak setuju dengan ideku, lalu apa yang akan kau lakukan pada mereka, Liz-san?"
"Kita tidak perlu membeli mereka. Kita hanya perlu membentuk aliansi dengan mereka."
"Dengan negara yang ekonominya hancur lebur?
"Ya!"
Tubuhku langsung kaku. Aku tidak percaya jika dia akan mengatakan hal seperti itu di sini.
Aku melirik ke arah meja. Sepertinya raja dan semua kepala keluarga juga tidak percaya jika Liz-san mengatakan hal seperti itu. Yah, gadis itu memang memberikan sebuah ide yang sangat gila. Aku sama sekali tidak kaget.
"Dan apa keuntungan yang akan kita dapatkan?"
"Jika kau hanya memikirkan keuntungan pribadimu, kau akan kehilangan sesuatu yang benar-benar berharga."
Omong kosong apa yang dia katakan ini? Apa dia sedang berakting sebagai seorang saintess ?
Yah, dia memang saintess sih.
"Oke... dan apa yang akan kau lakukan setelah membentuk kerja sama dengan mereka?"
"Yang paling penting adalah menstabilkan ekonomi mereka, jadi tentu saja kita harus membayar hutang mereka dan memberikan bantuan pada para warga."
Kau tahu? Mungkin lebih baik memang Gilles tidak ada di sini.
Setelah mendengar kebodohan ini, kurasa Gilles tidak akan bisa menahan diri lagi. Kurasa dia pasti akan langsung berteriak kepada Liz-san dan mencoba menjejalkan semua kata-kata manis itu ke dalam otak gadis yang kelewat bebal itu.
"Kau benar-benar berpikir jika negara kita, yang punya tempat seperti desa Roana itu punya kemampuan untuk memberikan bantuan sebesar itu pada negara lain?"
"Itu..." Liz-san tergagap. Dia membuka mulutnya untuk memberikan sanggahan, tapi tidak ada yang keluar dari sana.
"Liz-san, rencanamu sama sekali tidak memperdulikan masa depan negaramu sendiri."
"Tapi aku hanya ingin memperbaiki perekonomian negara Duran!"
"Kau hanya ingin? Tanpa memiliki rencana matang untuk melakukannya?"
"Karena itu aku bilang kita harus memberi bantuan kepada mereka!"
"Apa kau benar-benar punya otak di dalam kepala indahmu itu?"
Saat mendengar selorohku ini, Liz-san langsung terdiam. Tapi sayangnya, kesatria idiot yang selalu mengelilinginya belum kehabisan kata-kata.
"Oi! Apa yang barusan kau katakan!?" teriak Eric-sama dengan wajah yang sangat merah. Aku sampai bisa melihat asap keluar dari telinganya.
Oh? Diteriaki kesatria Liz-san seperti ini... itu artinya aku berhasil melakukan tugas sebagai wanita jahat dengan sangat baik.
"Aku tidak mengatakan apapun yang tidak pantas untuknya. Dia mengatakan jika kita harus bekerja sama dengan Duran meski kita tahu hal itu sama sekali tidak akan menguntungkan negara kita. Dia ingin kita membuang semua uang yang kita miliki tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada negara ini dan rakyatnya di masa depan. Dia ingin membuang semua kekayaan negeri ini untuk negara yang sudah hancur berantakan, kau paham tidak?"
"Alicia!"
Albert-oniisama tiba-tiba berdiri hingga kursinya berderit dengan keras. Sepertinya kesabarannya sudah habis.
Bisa menghabiskan kesabarannya yang seperti tanpa batas, bukankah aku menakjubkan?
"Ini bukan sesuatu yang bisa kita putuskan hanya dengan menghitung seberapa besat keuntungan yang bisa didapatkan. Jika kita melakukan sesuatu hanya berdasar pada keuntungan, itu hanya akan menghancurkan negara ini."
Berbeda dengan Albert-oniisama yang sudah tidak bisa menahan emosinya, Liz-san masih terlihat tenang.
"Jika rencana ideal mu tidak bisa melihat seberapa besar potensi keuntungan yang ada, maka kau tidak akan bisa membuatnya menjadi kenyataan. Kau boleh membantu mereka sesukamu, dengan seluruh kekuatanmu... tapi aku lebih memilih jika kau tidak menjerumuskan negara ini hanya demi ide indahmu itu."
"Aicia, keluar dari sini." kata Albert-oniisama yang sepertinya sudah tidak bisa menahan kemarahannya. Dia mengepalkan tangannya sekuat mungkin, bahkan aku bisa melihat tangannya yang gemetaran.
Dia terlihat lumayan marah... tapi aku adalah wanita jahat. Tentu saja aku tidak akan mendengarkan kata kakakku sendiri.
"Hingga yang mulia raja menyuruhku pergi, aku punya hak berada di tempat ini, sama seperti kalian semua." ucapku sambil menatap mata Albert-oniisama.
"Alicia-chan, kalau begitu apa yang akan kau lakukan? Untuk membantu ekonomi Duran?" tanya Liz-san padaku.
Ah, aku sudah muak dengan pembicaraan ini. Aku sudah lapar. Aku harap aku sempat makan sebelum datang ke tempat ini. Sepertinya kata-kata 'kau tidak bisa bertarung dengan perut kosong' itu ada benarnya.
Tapi, aku tidak bisa pergi sekarang. Sebagai orang yang bertugas mengawasi Liz-san, aku harus memberinya jawaban.
"Jika kita bekerja sama dengan Duran, tidak ada gunanya memberikan bantuan pada mereka. Jika mereka tidak bisa membangun ekonomi mereka kembali, kita akan terpaksa membantu mereka selamanya."
"Lalu apa yang bisa kita lakukan?"
"... Liz-san, apa kau tahu produk khas dari Duran?"
"Bukannya itu... kentang?"
"Benar. Ekonomi mereka mungkin hancur, tapi produk khas mereka masih tersisa."
"Jadi kalau mereka menjual kentang mereka ke laur negeri... itu akan cukup untuk membuat situasi negara mereka menjadi lebih baik kan?" tanya Liz-san. Wajahnya mulai berseri saat menyadari hal itu.
Sepertinya kata-kataku mulai bisa masuk ke dalam kepalanya. Dia harus bisa menyadari jika solusi yang mudah dilihat dan idealisme buta bukan solusi terbaik.
"Hingga sekarang, kentang adalah komoditas yang tidak pernah diekspor Duran ke luar negeri!" teriaknya dengan antusias.
"Dan lagi, jika mereka menggunakan kentang kualitas jelek untuk konsumsi nasional dan menjual semua kentang bagus ke luar negeri, mereka bisa meningkatkan nilai mereka di mata dunia."
"Benar juga! Dengan melakukan itu mereka mungkin bisa memperbaiki ekonomi mereka! Kentang kualitas tinggi dari Duran pasti akan mudah terjual!"
Aku senang karena akhirnya dia mengerti maksud dari kata-kata yang baru saja kusampaikan.
Rasanya aku seperti baru saja mendapatkan penghargaan yang sangat bergengsi.
Dengan begini, aku pasti lulus ujian untuk bisa menjadi pengawas Liz-san, kan?
Tapi, ya ampun... aku merasa sangat lelah sekarang. Ini benar-benar pekerjaan yang melelahkan.
Tapi kurasa ini pekerjan yang memuaskan. Aku yakin aku sudah menunjukkan ekspresi wanita jahat yang sesungguhnya hari ini. Hasilnya aku bisa menuntun Liz-san dengan sangat baik.
Meski aku merasa sangat lelah, aku menunjukkan senyum puas di wajahku.
Komentar
Posting Komentar