I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 81
Disclaimer: Cek daftar isi ya :)
####################################
Aku bangun saat mendengar ketukan pintu kamar di pagi buta. Siapa itu? Rosetta tidak akan pernah membangunkanku sepagi ini.
"Ali?"
Huh? Henry-oniisama...?
Aku langsung melompat dari tempat tidur dan membuka pintu kamarku.
Apa yang terjadi sampai dia menunjukkan ekspresi seserius itu?
"Maaf sudah membangunkanmu."
"Ah, tidak. Tidak apa-apa. Ada apa oniisama?"
"Boleh aku masuk?"
"Ya. Tentu saja." kataku sambil membuka pintu kamar lebih lebar sehingga Henry-oniisama bisa masuk ke dalam.
Henry-oniisama hampir tidak pernah mengunjungi kamarku seperti ini. Jadi rasanya aneh saat melihatnya ada di sini.
"Ali, apa kau benci Liz?"
Hm? Aku tidak menyangka jika kakakku yang satu ini akan memasang wajah serius hanya untuk menanyakan hal seperti itu. Apa dia bertanya karena dia sudah jatuh cinta pada Liz-san?
"Daripada bilang aku membencinya, akan lebih tepat jika dibilang aku kesulitan berkomunikasi dengan orang dengan tipe sepertinya."
Aku tidak perlu berbohong, jadi aku menjawabnya dengan jujur.
Ekspresi serius Henry-oniisama sama sekali tidak berubah, dia terus menatapku. Tapi aku tidak tahu apa yang dia pikirkan saat menatapku seperti itu. Apa dia sedih karena adiknya tidak menyukai wanita yang dia cintai? Apa dia sedang berpikir untuk memutuskan hubungan denganku atau tidak?
Saat aku menatapnya... benar-benar menatap matanya... Henry-oniisama terlihat menjadi lebih dewasa belakangan ini. Dia terlihat seperti seorang laki-laki dewasa.
Dia dan Alan-oniisama selalu identik. Mereka melakukan semuanya bersama, dan bahkan menggunakan baju yang mirip. Tapi belakangan ini, Henry-oniisama lebih terlihat dewasa jika dibandingkan dengan Alan-oniisama.
Tapi mereka berdua sudah berusia 15 tahun. Kurasa ini adalah waktu yang tepat untuk menemukan pembeda diantara mereka berdua. Kurasa anak kembar sekalipun tidak bisa terus-terusan menjadi sama untuk selamanya.
"Aku tidak pernah melihatmu bersama Alan-oniisama belakangan ini."
Karena keheningan diantara kami berubah menjadi kecanggungan, aku memutuskan untuk merubah topik pembicaraan kami.
Saat Henry-oniisama mendengar hasil observasiku, matanya membulat seakan dia tidak pernah berpikir jika aku akan menanyakan hal itu kepadanya.
Aku bisa melihat warna ungu di matanya. Dan aku merasa jika warnanya terlihat lebih gelap daripada saat dia kecil dulu.
"Itu karena aku dan Alan sering berbeda pendapat belakangan ini." jelasnya. Sebuah senyum kecil muncul di wajahnya.
Mereka sedang berbeda pendapat? Bertengkar begitu? Kurasa anak kembar juga punya momen-momen seperti itu.
"Kami selalu bersama. Sejak kami lahir. Hal itu sudah menjadi sebuah fakta yang tidak terpisahkan dari kami berdua. Kami akan selalu bersama tidak perduli apa yang terjadi, dan hal itu tidak pernah menggangguku. Semua itu terasa alami. Kami sangat mirip dan itu sangat luar biasa. Aku tahu dia mengerti semua hal tentang diriku. Tapi, saat Liz muncul, semua itu mulai berubah... kami mulai berubah." kata Henry-oniisama kepadaku. Wajahnya terlihat sedikit kesepian.
Dalam game, Henry-oniisama memang salah satu orang yang jatuh cinta pada Liz-san, iya kan? Mencari siapa cinta sejatinya mungkin sudah memberikan dampak besar bagi pikirannya.
"Aku selalu bangga bisa menjadi saudara kembar Alan. Aku selalu merasa dekat dengannya, rasanya seperti kami ini 1 orang dengan 2 tubuh yang berbeda."
"Itu... terdengar agak tidak sehat." tandasku. Aku tidak bermaksud mengatakannya, tapi saat aku mendengarkan cerita Henry-oniisama, kata-kata itu keluar begitu saja. Aku mencoba untuk menjaga agar wajahku bisa senetral mungkin, tapi saat aku tidak sengaja mengatakannya, mungkin aku juga tidak sengaja memperlihatkan rasa tidak suka.
"Ya, mungkin." aku Henry-oniisama sambil tersenyum sedih. Tidak seperti yang kuduga sebelumnya, ternyata Henry-oniisama sama sekali tidak marah.
"Kau tahu, Liz juga berpikir seperti itu. Suatu hari dia berkata pada kami: Henry adalah Henry dan Alan adalah Alan, tidak apa jika kalian menjadi diri kalian sendiri. Kau tidak perlu memaksakan dirimu untuk menjadi seperti Henry, dan Henry juga! Jika kau bertengkar dengan Alan karena sesuatu itu juga tidak apa-apa. Itu semua terjadi karena kalian adalah 2 orang yang berbeda."
Yup. Itu kedengaran seperti sesuatu yang akan dikatakan oleh heroine.
Aku bahkan bisa membayangkan ekspresi Liz-san saat mengatakannya. Dia mungkin tersenyum sangat lebar kepada kakak-kakakku.
Tapi, jika hanya itu saja bisa membuat pikiran Alan-oniisama berubah, kenapa Henry-oniisama tidak mengalami hal serupa?
"Apa Alan-oniisama akhirnya jatuh cinta pada Liz-san dan berpikir seperti ini? 'Seseorang yang tidak melihat kami sebagai satu set akhirnya muncul. Dia melihatku sebagai diriku sendiri!?'"
Henry-oniisama membulatkan matanya sekali lagi. Aku bisa tahu jika sebuah pertanyaan besar baru saja muncul dalam kepalanya.
Kakak tidak usah merasa kaget. Sebagai orang yang sudah memainkan game ini di kehidupan lalu, hal seperti ini sudah menjadi sesuatu yang biasa.
Tapi pertanyaanku masih tetap sama. Kenapa Alan-oniisama bisa jatuh cinta tapi tidak dengan Henry-oniisama?
"Tapi, Henry-oniisama... kau tidak jatuh cinta pada Liz-san?"
"Saat dia berkata seperti itu, aku juga merasakan sesuatu yang berbeda. Jantungku mulai berdegup dengan sangat cepat."
"Benarkah!?"
Lalu... kenapa dia tidak jatuh cinta kepadanya? Tunggu... bagaimana dengan Albert-oniisama? Apa dia juga jatuh cinta pada Liz-san?
Ah! Aku tidak tahu lagi!!
"Ya. Tiba-tiba dia terlihat sangat cantik di mataku. Kebaikannya dan senyum polosnya sangat berkilauan. Rasanya aku seperti sedang menatap matahari."
Tunggu, apa? Kedengarannya kakakku memang ada rasa dengan Liz-san... tapi apa yang terjadi? Aku tidak mengerti.
Dan juga, ini aneh. Semua sifat yang disebutkan oniisama adalah sesuatu yang membuatku juga merasa tidak nyaman saat bersama dengan Liz-san.
"Hei, Ali? Jika kau khawatir soal Alan dan aku yang menjadi terlalu dekat dan bahkan memiliki 1 identitas yang sama, apa yang akan kau katakan?"
Aku terkejut saat mendengar pertanyaannya.
Meski kau bertanya kepadaku, aku sama sekali tidak tahu. Lagipula aku tidak punya saudara kembar. Bagaimana bisa aku tahu bagaimana rasanya? Apa yang membuatku memiliki hak untuk memutuskan apa yang terbaik untuk mereka berdua?
Lagipula, bukannya Henry-oniisama bilang jika dia bangga saat bisa memikirkan hal yang sama dengan Alan-oniisama? Memangnya siapa aku sampai bisa mengatakan jika itu adalah hal yang salah?
Ah! aku tidak tahu! Aku bukan peramal atau wanita bijaksana... aku ini wanita jahat. Jika kau mencari nasihat, kau datang ke tempat yang salah. Harusnya kau pergi ke tempat saintess untuk hal semacam ini. Itu adalah bakat yang dia miliki.
"Aku tidak tahu harus bilang apa... tapi aku tahu apa yang tidak boleh kukatakan. Aku tidak suka jika harus mengatakan 'kau adalah kau' pada orang lain. Harusnya orang itu sudah paham masalah itu dengan baik, iya kan? Bukannya kau akan merasa malu jika kau butuh orang lain untuk membuatmu memahaminya?" kataku dengan nada menghina.
Mata Henry-oniisama terlihat tidak fokus selama beberapa detik dan tiba-tiba dia tertawa dengan keras. Saking kerasnya kakak tertawa, dia sampai mengerluarkan air mata dan bergelung seperti ulat.
... Apa aku mengatakan sesuatu yang lucu? Atau dia sedang menggodaku? Kenapa aku malah ditertawakan seperti ini?
"Ya kan? Aku juga berpikir seperti itu." kata Henry-oniisama sambil memegangi perutnya.
Jika kau memang berpikiran seperti itu, lalu apa gunanya kakak bertanya kepadaku?
"Aku memang tertarik padanya, tapi cuma sebentar. Setelah itu aku menyadari sesuatu saat melihatmu dan Liz berbicara selama pesta teh. Aku tidak menyukainya. Aku hanya tercuci otak oleh idealismenya hingga aku berpikir jika aku memang menyukainya."
Cuci otak...? Apa ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan hal itu?
"Sebenarnya aku setuju dengan semua poinmu, Ali. Dan semakin lama aku mendengarkan, semakin aku tidak menyukai Liz. Caranya berpikir sama sekali tidak membuatku nyaman."
Jangan berkata seperti itu. Aku tidak tahu kalau kau akan setuju denganku seperti ini. Aku ingin kau berada di sisi Liz-san.
"Tunggu, jika kau tidak suka dengan caranya berpikir, bagaimana caranya dia bisa membuatmu terpesona?"
"Jauh di dalam hatiku, aku selalu merasa aneh dengan semua yang dia katakan. Tapi, saat dia tersenyum padaku, aku melupakan semua itu dan kembali terpesona lagi." katanya dengan wajah tidak senang.
Sasuga, senyum malaikat. Senyum itu sangat kuat hingga bisa menembus pertahanan mental baja milik orang lain.
"Apakah debatku dengan Liz-san bisa mengubah pemikiran Albert-oniisama dan Alan-oniisama kepada Liz-san?"
"Al-nii dan Alan sudah sangat tergila-gila kepadanya, jadi..."
Ah, aku mengerti. Karena Henry-oniisama memang sudah terombang-ambing sejak awal, kata-kataku akhirnya berhasil menghentikannya dari menyukai Liz-san. Tapi karena 2 kakak lainku sudah terlalu jauh menyukainya, kata-kataku sama sekali tidak memiliki efek kepada mereka berdua.
Meskipun mereka kembar, ternyata Henry-oniisama dan Alan-oniisama bisa sangat berbeda.
"Apa kau ke sini hanya untuk memberitahuku semua ini?"
"Tidak. Bukan hanya itu." kata Henry-oniisama dengan wajah serius. Tiba-tiba aku merasa jika dia akan mengatakan sesuatu yang sangat gawat.
Henry-oniisama sudah setuju dengan logikaku... jika kami memiliki cara berpikir yang sama, maka aku tidak mau mendengar apa yang ingin dia katakan setelah ini!
Aku berusaha agar ekspresiku tetap datar, tapi aku bisa merasakan otot-otot wajahku yang sedikit berkontraksi saat menunggu Henry-oniisama berbicara.
Henry-oniisama menatap wajahku selama beberapa saat seakan ingin mengetahui apa yang sedang aku pikirkan saat ini.
"Ali, apa yang sedang ingin kau coba lakukan? Aku tahu kau sedang merencanakan sesuatu."
Komentar
Posting Komentar