I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 83
Disclaimer: I own nothing
**********
"Gilles~."
"Alicia? Ada apa?"
"Aku boleh masuk?"
"Tentu."
Aku membuka pintu kamar Gilles dan masuk bersama dengan Henry-oniisama. Saat Gilles melihat kakakku, anak itu tiba-tiba menjadi kaku dan menatapku dengan tajam.
"Ali, siapa dia?" tanyanya sambil menatapku dan Henry-oniisama bergantian.
"Kakak ku."
"Kakak?"
"Ya. dia bilang dia ingin bicara denganmu."
Saat mendengarnya, sinar mata Gilles berubah. Tatapan terkejut itu akhirnya berubah menjadi tatapan dingin penuh kalkulasi.
Hm. tidak buruk, Gilles. Itu wajah yang lumayan menyeramkan. Aku lega karena kau tidak menatapku dengan tatapan itu.
"Yah, aku tidak punya sesuatu untuk dikatakan padanya." kata Gilles dingin.
Sepertinya dinding perthanan Gilles sudah berdiri dengan sempurna. Apa Henry-oniisama bisa mengatasi reaksi seperti ini? Karena dia terlihat tenang, harusnya dia tidak akan marah karena Gilles berkata seperti itu.
Whoaah... bro... apa-apaan wajah itu? Kelihatan sangat mengancam sekali.
Itu bukan pendekatan yang kubayangkan sejak tadi. Kupikir dia akan bertingkah seperti heroine yang akan tersenyum dan memaafkan perbuatan Gilles, apapun itu... tapi sepertinya aku salah. Daripada bertingkah seperti heroine, bukannya dia terlihat seperti sedang melakukan hal yang sama denganku?
"Apa?" tanya Gilles menantang. Dia menatap Henry-oniisama dengan tatapan memusuhi.
"Kau. Kau asistennya Ali kan?"
"Ya. Lalu kenapa?"
"Kalau begitu bukannya kau harus lebih paham dengan apa yang sedang kau lakukan?"
"Hah? Kau pikir aku harus tersenyum manis dan mengemis bantuan darimu, begitu?"
Oh wow. Atmosfer di ruangan ini berubah dengan sangat cepat.
Henry-oniisama tidak seperti dia yang biasanya. Aku tidak pernah melihat dia seagresif ini.
"Senyum manis? Tidak. Kau tidak perlu melakukannya."
"Kalau begitu, apa maumu?" tanya Gilles sambil mengangkat 1 alisnya.
"Apa kau tahu sikap yang membuat seseorang terlihat sangat menakutkan?"
"Hah? Cepat katakan saja. Apa yang kau maksud sih?"
"Orang yang bisa menyembunyikan perasaannya dan tidak menunjukkannya di wajah adalah orang paling mengerikan. Kau membiarkan perasaanmu bocor dengan terlalu mudah, jadi akan sulit kalau kau ingin mengintimidasi seseorang. Apa kau tahu bagaimana wajahmu saat aku masuk ke kamar ini? Kau terlihat ketakutan, nak."
"Aku tidak ketakutan."
"Kau mungkin tidak menyadarinya. Mungkin kau hanya merasa curiga padaku selama beberapa detik, kau merasa was-was saat melihat orang yang tidak kau kenal masuk ke kamarmu. Kau tidak tahu apakah aku teman atau musuh. Intinya, kau memperlihatkan ketakutan yang kau rasakan di wajahmu."
"Tapi aku tidak takut." kata Gilles dengan mata melebar seakan dia tidak terlalu yakin dengan kata-katanya.
Henry-oniisama yang sekarang terlihat sangat berbeda. Dan Gilles juga, dengan mata lebar penuh keraguan seperti itu, dia benar-benar terlihat seperti anak kecil.
"Takut, tidak takut... itu semua tidak ada hubungannya, aku juga tidak perduli dengan semua itu. Aku hanya mau bilang kalau perasaanmu muncul di wajahmu. Kalau kau memang asistennya Ali, kau harusnya cukup pintar untuk mengatasi masalah seperti itu kan?"
"Aku masih tidak paham maksud kata-katamu."
"Saat kau membiarkan seseorang membaca isi hatimu lewat ekspresi wajahmu, kau akan berada di posisi yang tidak diuntungkan. Ali akan berada di posisi yang tidak diuntungkan."
Saat itu Gilles langsung terdiam. Tanpa mengatakan apa-apa dia terus menatap Henry-oniisama. Tidak ada lagi tatapan permusuhan di mata anak itu.
Aku tidak pernah melihat Henry-oniisama bertingkah seperti ini. Dia selalu memasang senyum bersahabat di wajahnya, tapi aku mulai berpikir kalau sebenarnya dia juga menyimpan 1 atau 2 pikiran gelap dalam kepalanya.
Aku selalu tahu kalau senyum Albert-oniisama berisi sebuah rahasia, tapi aku tidak pernah berpikir jika senyum Henry-oniisama juga sama. Aku selalu berpikir kalau kakakku ini adalah orang yang selalu merasa bahagia.
"Aku tidak tahu kehidupanmu sebelum ini, tapi sekarang bukannya kau akan selalu berada di sebelah Ali? Kau harus belajar cara bagaimana menyembunyikan pikiranmu. Orang yang bisa bertahan sampai akhir adalah orang yang bisa melakukannya semudah dia bernafas."
Aku menatap Henry-oniisama selama dia berbicara, lalu menatap Gilles.
Tatapan penuh kewaspadaan yang tajam pun menghilang. Sepertinya sekarang dia terlihat seperti mengagumi Henry-oniisama.
Apa yang dikatakan Henry-oniisama memang benar. Kau harus memiliki kemampuan seperti itu jika ingin bertahan hidup di dunia seperti ini.
Menunjukkan emosi, terutama rasa takut adalah hal yang sangat dilarang bagi wanita jahat. Aku juga harus lebih berhati-hati di masa depan.
"Namaku Gilles."
Gilles mengambil inisiatif untuk memperkenalkan dirinya terlebih dulu. Kalau seperti ini... sepertinya Henry-oniisama yang menang.
Dalam sekejap, senyum bahagia Henry-oniisama muncul dan dia membalas perkenalan Gilles.
"Aku Henry. Senang berkenalan denganmu, Gilles."
Komentar
Posting Komentar