I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 84
Disclaimer: I own nothig. All rights reserved for the author~
**********
"Silahkan lewat sini." kata seorang maid yang bertugas mengantarku. Dia menggunakan gaun dengan sulaman biru yang terlihat sangat cantik. Dilihat dari kualitas bajunya, kurasa dia pasti punya pangkat yang lumayan tinggi diantara maid lainnya.
Ngomong-ngomong... apa yang sedang kulakukan sekarang? Sekarang aku sedang berjalan di lorong kediaman raja... istana yang itu."
Apa maunya raja hingga dia memanggilku ke tempat ini? Rasanya aku tidak pernah memikirkan hal baik saat dia datang menemuiku, dan sekarang dia malah memanggilku ke istananya.
Dia tidak berpikir untuk menjadikanku budak Liz-san kan? Kalau benar begitu aku harus menolak perintah itu mentah-mentah.
Meskipun begitu, aku memang tertarik dengan tempat tinggal keluarga kerajaan. Seperti yang kuduga, tempat ini terlihat sangat amat mewah.
Atapnya sangat tinggi, lorongnya sangat panjang, dan kemanapun mataku memandang yang kulihat hanyalah lukisan, patung, dan item koleksi lainnya yang tidak mungkin bisa kukenali. Aku merasa lelah saat melihat semua itu.
"Kita sudah sampai." kata maid itu. Sekarang kami berada di depan sebuah pintu yang sangat besar, kalau diukur mungkin tinggi pintu itu adalah 3 kali tinggi badanku. Di depan pintu itu berdiri 2 prajurit yang kelihatan sangat kuat.
Aku benar-benar ingin bertanya kenapa mereka membuat pintu yang terlalu besar seperti ini. Dan juga, kenapa ada prajurit di sini? Kalau ruangan ini dijaga seketat ini, mungkinkah isinya... naga!?
"Kalau begitu, saya undur diri dulu." kata maid itu. Dia mengundurkan diri dengan tata krama sempurna sambil menundukkan kepalanya ke arahku. Setelah itu dia berbalik dan pergi meninggalkanku di tempat ini sendirian.
Ah, jangan tinggalkan aku... bawa aku bersamamu! Aku tidak mau berada di sini!
Aku tahu kalau yang menungguku di balik pintu ini bukan seekor naga. Aku tahu kalau yang ada di dalam sana adalah raja. Aku tahu itu... tapi aku harap yang ada di dalam sana beneran naga. Menghadapi naga 100 kali lebih baik daripada harus menghadapi yang mulia raja.
Kedua prajurit itu membuka pintu itu perlahan-lahan.
Saat aku melihat pintu itu dibuka dengan pelan, aku berpikir kalau pasti pintunya sangat berat. Memikirkannya saja sudah membuat dadaku terasa sesak.
Aku mengambil nafas panjang untuk mencoba menenangkan jantungku. Aku bersiap menghadapi pertarunganku selanjutnya dan setelah ini aku hanya perlu melupakannya.
"Permisi." kataku sambil menundukkan kepala. Setelah itu aku berjalan masuk ke dalam ruangan itu.
Setelah itu 2 prajurit yang ada di belakangku menutup pintu besar itu. Sekarang aku harus fokus ke pemandangan menggelikan yang ada di depanku.
Seberapa besar ruangan ini? Kurasa kau bisa lari sprint 50 meter di sini dengan banyak penonton di pinggir ruangan. Dan ada sebuah meja yang sangat panjang di sini... kurasa kau harus berteriak agar suaramu bisa kedengaran di ujung satunya.
Di ujung meja yang tidak masuk akal panjangnya itu duduk sang raja. Dari tempatnya duduk sekarang, dia membelakangi interior ruangan ini dan dia langsung menatapku. Di kedua sisinya duduk 5 kepala keluarga utama dan juga... Liz-san?
Kenapa Liz-san ada di sini?
Dan dia duduk di sebelah Duke-sama? Sebagai orang biasa, bukannya dia harus duduk di sisi terjauh keluarga kerajaan?
Dia benar-benar tidak menghiraukan kakakku, Gayle-sama, Curtis-sama, Eric-sama, dan Finn-sama. Dia memilih untuk membuang tata krama kerajaan dengan duduk di samping Duke-sama. Sasuga heroine. Hanya dia yang punya keberanian untuk duduk di sebelah putra mahkota padahal dia hanya orang biasa.
Tapi, apa yang sedang terjadi sekarang? Pertemuan macam apa ini?
"Alicia, kami ingin bertanya beberapa hal kepadamu."
Tidak. Aku tidak mau. Dilihat dari atmosfer ruangan ini, aku yakin tidak ada hal baik yang akan keluar dari mulut itu.
Kalau saja Gilles ada di sini. Setidaknya aku akan bisa merasa lebih rileks. Tapi aku disuruh datang sendirian...
"Kehancuran ekonomi Duran." kata raja dengan nada rendah yang menekan. Meskipun dia tidak berteriak, kata-katanya tetap bisa terdengar ke seluruh ruangan.
Kehancuran ekonomi Duran? Aku tidak menyangka akan mendengarnya di sini, tapi baguslah. Seperti yang sudah kuprediksi.
"Bagaimana kau bisa tahu kalau hal itu akan terjadi?" tanya Johan-sama.
... Aku merasa tidak pernah mengatakan soal ekonomi Duran yang akan hancur. Jadi bagaimana mereka bisa tahu? Apa mereka bisa membaca pikiranku...?
"Bukannya itu yang kau tulis di papan 3 tahun yang lalu? Kau tahu, papan yang ada di perpustakaan lama akdemi? Hari itu kau menulis cara untuk mengalahkan Ravaal, dan salah satunya adalah dengan cara membeli Duran. Karena itu kami tahu kalau Ali-chan pasti sudah memprediksi kalau ekonomi Duran akan hancur." jelas Curtis-sama padaku.
Oh, jadi mereka tahu dari itu. Huff. Aku merasa baikan saat tahu Johan-sama tidak bisa membaca pikiranku.
Sepertinya ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan wanita jahatku pada semua orang penting ini.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
Oh, Johan-sama, bisakah kau sedikit sabar saat berhadapan dengan gadis kecil sepertiku? Aku ketakutan saat melihat wajahmu yang seperti itu. Aku barus berusia 13 tahun, tahu?
Daripada mengintimidasiku, aku harap kau harusnya memujiku karena sudah memberanikan diri datang ke tempat seperti ini.
Aku menarik nafas dan mulai menjawab.
"Itu karena ada perbedaan antara kapasitas produksi dan kemampuan beli mereka."
Komentar
Posting Komentar