I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 172
Disclaimer: bukan punya saya π
πππ
Kami mencari Duke-sama ke seluruh pelosok gedung akademi, bahkan ke setiap kelas.
Setelah beberapa lama aku menjadi tidak terlalu yakin... Dimana dia melakukan pelajaran tambahan itu? Bukannya agak aneh jika dia melakukan kegiatan kelas tambahan di luar akademi?
"Apa yang akan kita lakukan setelah ini?"
"Apa kau mau masuk ke dalam kelas?"
"Sekarang?"
Gilles melirikku dan kemudian menggelengkan kepalanya.
"Benar juga... Kalau begitu ayo pergi ke kafetaria. Aku lapar karena barusan menggunakan sihir."
"Baiklah. Sekarang kafetaria pasti sedang kosong. Kita bisa makan dengan santai."
Setiap kali aku pergi ke kafetaria, aku selalu mendapat masalah. Aku yakin jika waktu yang tepat untuk menikmati makan siang adalah saat kelas masih berlangsung.
Kami pun mulai berjalan ke arah kafetaria.
XXX
"Aku merasa sangat senang setelah melakukan itu pada Emma."
"Rasanya aku sudah melakukan sesuatu yang keterlaluan... tapi aku akan melakukan apa saja agar Liz-sama menyukaiku."
"Aku juga tidak suka melakukan hal-hal kasar seperti ini. Harusnya kita menyuruh orang lain untuk melakukannya."
Sebelum aku memasuki kafetaria, aku bisa mendengar percakapan pelan dari dalam sana.
Apa ada orang di dalam sana? Masa ada orang lain yang membolos seperti kami? Kalau begini, apa kami bisa makan dengan tenang hari ini?
Aku membuka pintu dengan pelan agar mereka tidak menyadari kedatanganku.
Oh... Aku pernah melihat wajah itu di suatu tempat. Jadi dia salah satu orang yang mengerjai Emma? Dia orang yang menggunakan sihir perekam untuk merekam suaraku... kalau tidak salah namanya Marika. Aku tidak kenal dengan 2 gadis lainnya.
Saat pertemuan pertama kami, Marika terlihat seperti karakter mob yang sangat kekanakan, tapi sekarang wajahnya terlihat seperti wanita jahat sungguhan. Kalau begini aku bisa menjadikannya sebagai reverensi.
"Terus terang saja, kelakuan egoisnya itu sangat menyebalkan."
“Dia membuat kita melakukan pekerjaan kotornya. Dasar gadis jahat.”
“Aku tidak pernah menyangka ada orang yang bisa berbuat seperti itu. Aku sangat terkejut, kau tahu.”
“Memang tidak mungkin jika orang seperti Emma bisa ada di dekat Liz-sama.”
“Yah, bukannya Emma lebih cocok jadi pesuruh gadis dari keluarga Williams itu?”
“Aku bahkan tidak mau menyebut namanya meski dia anggota dari salah satu bangsawan utama di kerajaan ini.”
“Apa kau pikir aku juga ingin melakukannya?”
Untuk masalah Emma, gadis itu memang bekerja sendiri sejak awal… meski begitu aku sangat penasaran. Apa yang sudah mereka lakukan hingga membuat gadis sekeras Emma bisa menangis sekeras itu. Dari penampilan Marika, aku tidak percaya jika dia bisa melakukan sesuatu yang sangat jahat…
Meski begitu, aku tidak punya hak untuk berkata seperti itu karena aku sendiri juga punya banyak sifat jahat. Sungguh hal yang menakjubkan, karena itu aku harus bekerja lebih keras untuk menyebarkan rumor buruk tentang diriku sendiri.
“Hei, bukannya menguping itu tindakan yang tidak baik?” bisik Gilles dengan suara yang sangat pelan.
“Ya, memang sih… tapi, kurasa kita hanya perlu mengikuti alur saja.
“Kalau begitu kita akan menguping pembicaraan mereka lebih lama lagi?”
Aku sendiri juga merasa jika menguping pembicaraan orang lain bisa menurunkan nilaiku sebagai wanita jahat, tapi aku merada jika aku harus mendengarkan percakapan mereka sampai selesai.
Gilles yang ada di sebelahku hanya bisa mengernyitkan alis dan menghela nafas lelah. Kami berdua pun melanjutkan penyadapan tidak terduga ini.
“Wajah Emma tadi terlihat sangat menakjubkan, kau setuju kan?”
“Ya! Ekspresi itu layak menjadi sebuah masterpiece!”
“Aku tidak bisa lupa wajah ketakutannya saat kita bertiga mengacungkan pisau ke arahnya! Aku tidak percaya jika Emma yang selalu percaya diri bisa menjadi seperti itu!”
“Saat aku meletakkan mayat tikus di tas milik Emma, tanganku bergetar hebat, kau juga lihat kan?”
“Lalu, lalu… saat aku melempar beberapa pisau ke dinding tempat Emma berdiri kemarin!”
“Itu sangat menyenangkan. Aku bahkan sampai terduduk saat melihatya! Air mataku bahkan sampai keluar!” aku bisa mendengar suara melengking dari para gadis itu.
Aaaah… suara mereka terlalu keras dan membuat telingaku sakit! Lagipula apa yang mereka lakukan sudah kelewat batas! Mereka sudah sangat keterlaluan!
“Gilles, aku pinjam pisau.” Gumamku pelan. Gilles langsung memberikan pisau yang kuminta.
“Ya ampun… kenapa setiap kali kita pergi ke kafetaria, kau selalu terlibat dalam sebuah masalah?” ucap Gilles sambil menghela nafas sekali lagi.
Chapter 171 Daftar Isi Chapter 173
Komentar
Posting Komentar