Mahouka Volume 12 Chapter 14 Part 6

 Disclaimer: this novel isn't mine.

XXX

Takuma ingin meneriakkan sesuatu, tapi dia menggunakan semua kontrol yang dia miliki agar tidak melakukannya. Kata-kata penuh kemarahan seperti 'Itu tidak masuk akal!' hampir saja keluar dari tenggorokannya, tapi dia sadar jika kata-katanya bisa menyerang dirinya sendiri. Berkat rasa terkejut yang dirasakan oleh semua orang, akhirnya dia bisa memperoleh rasionalitasnya kembali.

Kasumi berjalan ke arah Tatsuya, Izumi mengikuti di belakang gadis itu.

"Shiba-senpai, maaf sudah menyusahkanmu."

Kasumi dan Izumi membungkukkan kepala mereka pada Tatsuya. Tentu saja 70% kesopanan Izumi ditujukan pada Miyuki.

... Di sisi lain, Takuma hanya bisa menggeratakkan giginya.

"Tapi, bisakah aku mengatakan sesuatu?" tanya Kasumi.

Bukan Kasumi namanya jika dia langsung pergi setelah meminta maaf. Setidaknya tidak saat ini, saat dia berada di depan Tatsuya.

"Apa?"

Ekspresi Tatsuya berubah saat dia menatap 2 gadis kelas 1 itu, ada seringai lelah di wajahnya.

"Aku... ah, tidak. Kami kehilangan kontrol dari 2 mantra itu. Keputusan senpai untuk menghentikan pertarungan ini sudah tepat."

Kasumi langsung mengatakan pendapatnya dengan cepat. Tatapan matanya pada Tatsuya terlihat serius, setelah itu dia berjalan pergi tanpa menunggu jawaban darinya.

"Izumi?"

"Ya!?"

Izumi reflek menegakkan badannya saat dia mendengar Tatsuya memanggil namanya. Sedetik kemudian, dia langsung menatap lantai dengan wajah memerah karena malu.

Tatsuya pun berkata dengan wajah serius, meski nada suaranya tidak terdengar marah. "Bisakah kau mengatakan ini pada Kasumi? Jika dia tidak puas dengan hasil pertandingan hari ini, aku bersedia menjadi lawannya kapan saja."

Izumi terbelalak... dia sama sekali tidak menyangka jika Tatsuya akan berkata seperti itu. Sedetik kemudian dia sadar jika kakak kelasnya itu berkata seperti itu demi Kasumi, dan sikap Tatsuya saat itu sama sekali tidak sama dengan sikap Tatsuya yang ada di dalam kepalanya.

"... Aku mengerti. Terima kasih banyak." jawabnya sambil menundukkan kepalanya sekali lagi. Beberapa detik kemudian dia mengangkat kepalanya dan menatap Tatsuya.

"Ada apa?" setelah Tatsuya bertanya, Izumi memberikan sebuah senyuman tulus padanya.

"Pendapatku tentang senpai sedikit bertambah bagus. Kurasa senpai sedikit cocok untuk menjadi kakak bagi kak Mayumi."

Kata-katanya pernuh dengan sarkasme, tapi Tatsuya tidak mengatakan apa-apa. Mungkin dia agak kaget dengan sifat terus terang adik kelasnya yang selalu terlihat kalem itu.

XXX

Di dalam ruang seminar yang baru saja ditinggalkan oleh Kasumi dan Izumi, Takuma masih tetap berdiri tanpa melakukan apa-apa. Para murid kelas 2 pun merasa jika pemuda itu seperti ditinggalkan begitu saja oleh kembar Saegusa, tapi sepertinya Takuma tidak berpikir seperti itu.

"Shiba-senpai."

Dia ingin berbicara pada Tatsuya setelah 'para pengganggu' itu pergi. Karena itu dia tetap bertahan di sana.

"Apa masih ada yang ingin kau katakan?"

Suara Tatsuya terdengar dingin, tapi tidak ada yang mengomentari perbuatannya yang sedikit kekanakan itu. Setelah semua pembicaraan yang terjadi di antara mereka berdua, semua murid kelas 2 pasti akan menyalahkan Takuma. Faktanya, Takuma juga berpikir seperti itu setelah rasionalitasnya kembali dengan selamat. Tapi di saat yang sama, dia tidak akan meminta maaf karena semuanya sudah terlambat. Sekarang dia hanya memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk memperbaiki posisinya di depan para kakak kelasnya ini.

"Aku masih belum yakin sepenuhnya."

"Dari apa?"

"Jika aku kalah karena melanggar peraturan."

"Shippou-kun!"

Tomitsuka yang sepertinya sudah tidak tahan pun memanggilnya dengan nada keras. Akan tetapi tatapan Takuma tidak bergeming dari Tatsuya, dia bahkan tidak menoleh saat Tomitsuka memanggilnya.

"Apa yang kau inginkan?"

Tatsuya bisa saja membungkam mulut Takuma di sini. Jika dilihat dari sudut pandang orang luar, pertandingan ini dilakukan agar Takuma dan Kasumi bisa melepaskan rasa kesal mereka setelah mereka melakukan pelanggaran yang cukup berat di arrea sekolah. Lebih tepatnya, pertarungan ini dilakukan untuk menyelamatkan Takuma yang mungkin bisa dikeluarkan dari sekolah jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut. Entah dia sadar dengan apa yang dilakukannya atau tidak, dia tidak dalam posisi bisa membantah keputusan Tatsuya.

Tapi Tatsuya malah menanyakan alasannya. Dia tidak melakukannya karena dia sok baik, Tatsuya hanya tidak mau terjerumus lebih dalam pada masalah adik kelasnya ini.

"Izinkan aku membuktikannya padamu."

"Membuktikan apa?"

"Jika aku bisa mengontrol Million edge dengan baik."

"Bagaimana caranya?"

"Tolong tetap tinggal di sini. Aku akan membuktikan jika aku bisa mengalahkanmu tanpa membuatmu terluka sedikitpun!"

Alis Miyuki terangkat saat mendengar kata-kata Takuma, tapi ruangan itu belum tertutui debu es sama sekali.

Beberapa saat kemudian, sebelum emosi Miyuki semakin memuncak dan meledak, mereka mendengar suara pukulan yang lumayan keras dan suara tubuh yang membentur lantai.

Tubuh yang membentur lantai adalah tubuh Takuma.

Dan orang yang memukul murid kelas 1 itu sampai pingsan adalah Tomitsuka.

"... Tomitsuka-senpai?"

Takuma, dengan tangan memegangi bagian yang baru saja kena pukul pun menatap sang kakak kelas dengan tatapan tidak mengerti.

"Berhenti, Shippou-kun!" teriak Tomitsuka dengan wajah merah karena marah. Ekspresinya saat ini tidak bisa dikatakan seperti iblis kejam yang sedang marah (karena efek wajahnya yang lebih condong ke sisi imut), tapi mereka tahu jika teman sekelas Tatsuya itu sedang merasa sangat marah.

"Aku sudah mendengar semua ucapanmu, dan semua itu hanya kata-kata kasar yang menggambarkan kepercayaan dirimu sendiri... Memangnya kau pikir, kau itu siapa!? Apa kau ingin berpikir jika 28 keluarga utama ada di atas semua orang!?"

"Aku... aku tidak bermaksud..." gumam Takuma yang masih tersungkur di atas lantai. Dia pun terduduk di sana karena rasa kaget yang dia rasakan membuatnya lupa bagaimana caranya berdiri.

Takuma sama sekali tidak menyadarinya, dia benar-benar tidak tahu. Dia terlalu bernafsu menjadikan keluarganya sebagai bagian dari 10 Master Clan dan hanya menatap ke atas saja... dia tidak pernah mencoba melihat ke bawah. Mungkin, seharusnya dia harus menatap ke sana, tapi dia tidak ingin melakukannya. Dia tidak mengakui keunggulan keluarga Shippou dan mengganggapnya remeh karena mereka tidak bisa menjadi bagian dari 10 Master Clan. Dan secara tidak sadar dia juga sudah menatap rendah para penyihir yang tidak memiliki hak menjadi bagian dari 10 Master Clan seperti dia memandang rendah ayahnya sendiri.

"Shippou-kun, jika kau sangat ingin membuktikan kekuatanmu, aku akan menjadi lawanmu! Atau mungkin kau tidak puas karena hanya melawanku? Kau tidak puas karena melawan Range Zero yang tidak berharga dari keluarga Tomitsuka, anggota 100 Klan ini!?"

Karena merasa kaget dan tertekan oleh kesungguhan sang kakak kelas, Takuma mundur selangkah. Entah karena Tomitsuka yang menyerang duluan, atau Takuma yang bersikap seperti tikus yang sedang diujung tanduk, mereka semua yang ada di ruangan itu tahu jika pertarungan antara mereka berdua bisa terjadi kapan saja,

"Tomitsuka-kun, tolong tenang dulu."

Suara Miyuki lah yang memadamkan api pertempuran yang hampir saja meledak.

"Selama tidak ada izin dari ketua osis dan ketua komdis, maka pertarungan tidak akan bisa dimulai. Dan mungkin Shippou-kun perlu waktu untuk berpikir? Dia juga membutuhkan waktu untuk mempersiapkan medium untuk mantra Million edge."

"... Kau benar. Maafkan aku."

Tomitsuka merasa malu karena dia sudah membiarkan kemarahannya meledak begitu saja.

"Shippou-kun, kau bisa berdiri?"

Honoka menghampiri Takuma saat Tomitsuka pergi menuju salah satu dinding ruangan. Dia sebenarnya marah pada pemuda itu karena kelakuannya yang tidak sopan pada Tatsuya. Meski begitu dia juga tidak bisa membiarkan seorang adik kelas duduk diam begitu saja di lantai.

"Aku baik-baik saja!"

Takuma langsung berdiri dengan wajah yang memerah. Alasannya, gadis yang ingin dia rekrut menjadi bagian faksinya malah melihatnya dalam kondisi yang menyedihkan seperti ini... setidaknya itu yang ada dalam pikirannya.

Tatsuya yang terus diam sejak Tomitsuka meledakkan kemarahannya merasa jika situasinya akan semakin tidak terkendali jika dia tidak mengatakan apapun. Karena itu dia merasa jika sekarang adalah waktu yang tepat untuk berbicara padanya.

"Shippou, aku tidak berniat untuk bertarung denganmu. Tomitsuka, jika kau memang ingin melawan Shippou, kau harus menjelaskan apa yang terjadi pada ketua Hattori."

"Er... aku, baiklah."

Tomitsuka menanggapi permintaan Tatsuya dengan canggung sedangkan Takuma hanya menatap Tatsuya tanpa mengatakan apa-apa.

"Honoka, apa kau tidak keberatan untuk menutup ruangan ini?"

"Tentu saja, Tatsuya-san."

Tatsuya pun pergi meninggalkan ruangan seminar itu dengan cepat seakan berkata jika dia tidak mau terlibat lebih jauh dengan masalah ini.

Tentu dia pergi bersama dengan Miyuki di sampingnya.


<<<Previous     Daftar Isi     Next>>>





Komentar

Postingan Populer