Mahouka Volume 12 Chapter 14 Part 2
Disclaimer: not mine
XXX
"Hei kau! Apa yang kau lakukan!?"
"Kalian berdua, letakkan tangan kalian di tanah!"
Di saat mereka hampir mengaktifkan CAD mereka, Kasumi dan Takuma mendengar suara dari arah belakang tubuh mereka masing-masing.
Suara seorang gadis muncul dari belakang Kasumi.
Suara seorang pemuda muncul dari belakang Takuma.
Takuma menggulung lengan seragam kirinya dan berbalik, Kasumi menurunkan tangan kanannya dan berbalik ke belakang.
Di depan Takuma, ada seorang kakak kelas yang yang dia kenal. Wajah kakak kelas itu terlihat sangat serius dan tangannya mengarah ke dada kirinya.
Takuma mengira jika kakak kelas itu sedang mencoba mengambil pistol CAD dari holster yang tersembunyi di sana.
Karena itu Takuma secara reflek melakukan sebuah serangan balasan.
Tangan kirinya menyentuh tombol yang ada di CAD nya.
Kakak kelas yang ada di depannya tidak sempat mengambil CAD miliknya.
'Aku menang.' pikir Takuma.
Tapi, Takuma merasa tubuhnya mulai bergoyang hebat dan kepalanya terasa sangat sakit. Karena dia tidak bisa menahan rasa sakit itu, dia langsung jatuh berlutut ke tanah.
Saat Kasumi merasakan energi sihir dari arah belakangnya, dia langsung berbalik. Dia tahu jika yang dia lakukan adalah pilihan yang buruk, tapi dia tidak bisa membiarkan sebuah mantra tipe serangan aktif di bidang pandangnya, meski sebenarnya sihir itu tidak ditujukan untuknya.
2 orang yang sedang menggunakan sihir adalah Takuma Shippou yang baru saja mengatainya, dan kakak kelas sekaligus seniornya di komdis, Morisaki-senpai. Dan seperti yang diduga oleh Kasumi, mantra milik Morisaki melesat melewatinya.
Mantra Morisaki lebih cepat, tapi efek serangannya lumayan berkurang karena ditahan oleh information boost yang dilakukan oleh Takuma. Akan tetapi mantra itu berhasil mengguncang Takuma ke arah depan dan menghentikan serangan anak baru itu.
"Drawless..." gumam Kasumi.
Gadis itu merasa sangat terkejut karena di matanya, Takuma terlihat lebih cepat saat mempersiapkan CAD nya. CAD tipe spesial lebih unggul dalam kecepatan aktivasi jika dibandingkan dengan CAD multiguna. Dengan perbedaan seperti itu, harusnya Takuma bisa melakukan serangan dengan lebih cepat. Itu yang harusnya terjadi jika Morisaki melakukan serangan dengan prosedur normal: Ambil CAD mu, lalu bidik siapa yang ingin kau serang.
Akan tetapi, Morisaki membidik Takuma hanya dengan menggunakan inderanya saja, bahkan dia melakukannya saat pistol CAD nya masih berada di dalam holster. Itu adalah teknik tingkat tinggi bernama 'Drawless' yang biasanya digunakan bersama dengan CAD berbentuk pistol. Jika memperhitungkan kemampuan bantu bidik yang dimiliki oleh CAD tipe ini, harusnya penggunanya akan sulit menyerang tanpa membidik target (dengan CAD) terlebih dahulu. Meski begitu, Morisaki bisa melakukan Drawless tanpa mengorbankan waktu aktivasi yang singkat khas CAD tipe spesial.
Jujur saja, Kasumi tidak berpikir kalau seniornya itu bisa sehebat ini. Cakupan program sihirnya dan kemampuannya mempengaruhi suatu kejadian juga biasa-biasa saja. Meski kecepatan konstruksi sihirnya lumayan cepat, tapi itu bukan yang tercepat. Kasumi bahkan ragu kenapa dia bisa dipilih sebagai anggota komdis dengan level kemampuan seperti itu. Tapi sekarang, Kasumi paham jika dia tidak memperhatikan sesuatu yang lebih penting dari sang senior.
Morisaki sama seperti biasanya... Kasumi tidak bisa merasakan energi sihir yang besar keluar dari seniornya itu, semuanya biasa-biasa saja. Karena itulah dia merasa terkejut. Ternyata para kakak kelas bisa menggunakan teknik tingkat tinggi seperti ini tanpa bergantung pada energi sihir.
'Sepertinya aku harus berusaha untuk jadi lebih baik lagi.' pikir Kasumi dalam hati.
"Kasumi."
Saat namanya dipanggil oleh suara gadis yang terdengan lembut tapi datar itu, dia menoleh. "Kitayama-senpai...?"
Saat itulah Kasumi melihat jika sang kakak kelas sedang menatapnya marah.
Kasumi dan Takuma yang dibawa ke kantor komdis oleh Morisaki dan Shizuku pun menerima akibat dari perbuatan mereka. Yang ada di depan mereka saat ini adalah Kanon (ketua komdis), 2 orang yang membawanya kemari (sebenarnya Shizuku tidak sengaja terlibat), Hattori (ketua federasi klub). Tomitsuka (wakil dari kelompok eksekutif), dan Tatsuya (wakil dari osis, entah kenapa).
"Kasumi, kau ini anggota komdis. Apa yang kau lakukan? Dan lagi, kau bahkan sedang berpatroli..."
Kanon menghela nafas panjang dan Kasumi hanya bisa menatap kakak kelasnya itu dengan canggung.
"Shippou-kun, kau pasti tahu jika menggunakan sihir di sekolah tanpa izin adalah sebuah pelanggaran. Harusnya ka tahu jika menggunakan sihir untuk berkelahi adalah pelanggaran serius, tapi kenapa kau malah menyerang anggota komdis yang mau menghentikanmu?"
Keluhan Tomitsuka membuat tubuh Takuma kaku selama beberapa detik.
"Sepertinya kita harus dengan cerita dari mereka." kata Hattori.
Kanon mengangguk dengan wajah kesal dan berkata. "Benar-benar kalian ini... padahal minggu perekrutan sudah berakhir, tapi kami malah mendapat masalah lain..." ujarnya sambil menggaruk kepalanya, sebuah kelakuan yang bisa dibilang tidak sopan. Setelah itu Kanon menatap keduanya. "Biar kukatakan pada kalian. Kasumi, kesalahanmu berhenti pada tingkat percobaan. Kau tidak akan dikeluarkan, tapi kau bisa di-skors selama beberapa hari. Shippou-kun, kau mungkin tidak melakukan apapun, tapi kau sudah mencoba untuk menggunakan CAD mu. Itu artinya kemungkinan terburuk dari kasusmu adalah kau bisa dikeluarkan dari sekolah."
Takuma menatap Kanon tanpa menggerakkan 1 otot pun. Dia sedang menahan tubuhnya sendiri agar tidak terlihat gemetaran.
"Aku ingin kalian berdua mengingat itu saat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kami semua."
Kanon menatap Kasumi.
"Shippou menghina keluarga Saegusa."
Setelah itu, Kanon menatap Takuma.
"Saya menjadi target penghinaan yang kasar dari Saegusa."
Kasumi dan Takuma tidak menoleh sama sekali saat mengatakannya.
Kanon menghela nafas sekali lagi. "Hattori, bagaimana menurutmu? Kita harus melakukan apa untuk menyelesaikan masalah ini?"
Hattori membuka matanya dan berkata, "Shippou-kun adalah anggota federasi klub. Aku tidak yakin jika aku bisa memberikan keputusan yang adil untuknya."
"Ya. Tapi Kasumi juga anggota komdis."
"Kalau begitu kota biarkan pihak ketiga yang bukan anggota komdis atau federasi klub untuk memutuskan masalah ini."
Saat Kanon dan Hattori menatapnya, Tatsuya menghela nafas. Semua keributan ini terjadi persis seperti perkiraannya. Dia dikirim kemari sebagai wakil osis karena Azusa langsung melarikan diri saat mencium adanya tanda bahaya. Isori juga, dia hanya tersenyum dan berkata jika wakil ketualah yang harus pergi jika ketua tidak bisa melakukannya, setelah itu dia juga melarikan diri. Osis saat ini memiliki 2 wakil, tapi Tatsuya tidak bisa membiarkan adiknya terlibat dalam kerumitan seperti ini... karena itu Tatsuya lah yang didapuk sebagai wakil osis untuk mengikuti rapat dengan federasi klub dan komdis kali ini. Untungnya, Tatsuya sudah mempersiapkan mentalnya untuk mengatasi masalah seperti ini.
"Tidak bisakah kita menyelesaikan semua ini dengan sebuah latih tanding?"
Alis Hattori berkedut saat mendengarnya.
"Tunggu, kau mau membiarkan mereka bebas begitu saja?" tanya Kanon tidak percaya.
Hattori tidak mengatakan apa-apa, tapi Tatsuya tahu apa yang sedang dirasakan oleh kakak kelasnya itu. Meski begitu, Tatsuya tidak ada niat untuk membicarakannya.
"Jika mereka tidak bisa menyelesaikan masalah mereka dengan berbicara baik-baik, mereka bisa menyelesaikannya dengan kemampuan sihir mereka. Ketua komdis yang sebelumnya berkata jika ini adalah salah satu metode yang direkomendasikan oleh sekolah kita."
Tomitsuka terkejut saat mendengar pendapat Tatsuya. Tapi wajah Kanon dan Hattori menunjukkan jika mereka berdua tidak keberatan dengan itu. Di sisi lain, Shizuku menatap ke arah lain dengan wajah mengantuk, seakan dia ingin jika rapat ini segera selesai.
"Penggunaan sihir tanpa izin adalah pelanggaran serius, tapi kurasa kita tidak perlu meghukum mereka karena kita bisa menghentikan mereka sebelum terjadi bentrokan. Banyak anak baru sering mengalami masalah seperti ini."
Kali ini Morisaki yang memalingkan wajahnya yang terlihat kecut. Untungnya tidak ada yang ingin membahas masalah itu di sini.
"Jika masalah mereka adalah harga diri masing-masing, kupikir membiarkan kemampuan mereka yang berbicara adalah keputusan yang peling tepat agar masalah ini tidak menjadi berlarut-larut."
"Kurasa pendapat wakil ketua osis ada benarnya. Bagaimana denganmu, Hattori?" tanya Kanon tanpa memikirkan pendapat temannya itu.
"Aku setuju. Shiba, bisa tolong uruskan perizinannya?"
"Tentu saja."
Setelah menyanggupi permintaan Hattori, Tatsuya langsung keluar dari ruangan untuk meminta izin dari Azusa.
"Shiba-senpai?"
Tatsuya mendengar panggilan Takuma dari arah belakang.
"Shippou, apa kau tidak puas dengan keputusan ini?" tanya Tatsuya.
"Tidak, senpai! Jika kau mengizinkan pertandinganku dengan Saegusa, aku punya permintaan."
Takuma tidak berada dalam posisi di mana dia bisa meminta sesuatu, dia pasti sadar akan hal itu.
"Tentu saja."
Mungkin karena itu Kanon berkata seperti itu, karena dia merasa tertarik.
"Aku tidak ingin hanya melawan Kasumi Saegusa. Izinkan aku melawan izumi Saegusa juga."
"Apa kau meremehkanku, Shippou!?"
Pertanyaan Kasumi sangat masuk akal meski terdengar agak kasar.
"Alasanmu?"
Pertanyaan Tatsuya membuat Kasumi menutup mulutnya dan ikut mendengarkan.
"Ini adalah pertandingan antar wakil keluarga dengan mempertaruhkan harga diri keluarga kami. Semua orang tahu jika kembar Saegusa hanya bisa menunjukkan kemampuan mereka yang sesungguhnya saat mereka bersama-sama."
"Dengan kata lain, kau tidak akan merasa benar-benar menang kecuali bisa mengalahkan mereka berdua sekaligus?"
"Ya, benar."
Tatsuya terdiam sebentar dan kemudian menatap Kasumi. "Kau sudah mendengar alasannya. Apa kau setuju, Kasumi?"
"Tidak masalah. Aku akan membuatnya menyesali keegoisannya itu."
"Kalau begitu aku akan mempersiapkan tempatnya." kata Tatsuya yang kemudian berjalan ke arah ruang osis.
XXX
Tatsuya kembali dengan surat izin yang sudah dibubuhi stempel oleh ketua osis dan ada Izumi di belakangnya. Entah kenapa Miyuki dan Honoka juga ikut serta dalam rombongan Tatsuya.
"Ketua, aku butuh stempel darimu."
"Uh? Stempel...? Kutaruh di mana ya...?" kata Kanon yang sedikit kebingungan.
Di belakangnya, Shizuku mengambil sebuah kotak yang terlihat penting dari dalam sebuah laci. Kanon yang merasa malu hanya menerima kotak itu sambil tersipu-sipu, setelah itu dia memberikan stempel persetujuan di surat izin yang dibawa oleh Tatsuya.
Hattori berdehem sekali seakan ingin menghilangkan suasana canggung yang tiba-tiba muncul di ruangan komdis ini, kemudian dia berkata "Di mana kita akan melakukan pertandingan ini?"
"Silahkan menggunakan ruang seminar 2."
Yang menjawab pertanyaan Hattori adalah Honoka. Dia datang untuk membuka kunci ruang seminar 2 yang masih terkunci.
"Apakah kau akan menjadi jurinya, Shiba-san?" sebuah pertanyaan dari Tomitsuka yang bertanya-tanya kenapa ada Miyuki di sini.
"Tidak. Aku akan menjadi pengawas pertandingan ini." jawab Miyuki.
"Kalau begitu, Tatsuya-san?" tanya Shizuku sambil menatapnya. Tapi sebelum Tatsuya menjawab, Kanon memotongnya duluan.
"Boleh saja."
"Aku juga tidak keberatan." tambah Hattori setelah Kanon mengatakan pendapatnya. Sepertinya mereka berdua tidak mau susah-susah menanyakan pendapat Tatsuya soal ini.
"... Kalau begitu, ayo. Kita tidak punya terlalu banyak waktu sebelum sekolah ditutup."
Tatsuya adalah orang yang mengusulkan pertandingan ini, karena itu Kanon dan Hattori tidak akan membiarkannya menolak pendapat mereka. Karena itu Tatsuya hanya bisa menghela nafas dan menyuruh semuanya untuk bergegas menuju ruang seminar 2.
<<<Previous Daftar Isi Next>>>
Komentar
Posting Komentar