I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 180

 Disclaimer: this novel, still and never be MINE.

XXX

"... Alicia." gumam Duke-sama sambil menatapku.

"Seseorang sudah menghapus ingatan Duke, uph..."

Aku langsung membekap mulut Gilles sebelum dia selesai mengatakan apa yang ingin dia katakan. Mengatakan jika ingatan Duke-sama tentangku sudah dihapus oleh seseorang tepat di depan wajahnya sendiri pasti akan membuatnya bingung.

"Hubungan macam apa yang kita miliki?"

"... Saya tidak tahu soal itu."

"Kalau begitu, bagaimana kau bisa mengetahui namaku?"

"Duke-sama sangat terkenal." kataku sambil tersenyum simpul.

Jika kau tidak mengingatku, maka kehidupan ini akan kembali menjadi otome game normal. Liz-san dan Duke-sama akan menjadi pasangan di akhir cerita...

"Alicia, iya kan?"

"Ya."

"Apa matamu terluka?" tanya Duke-sama sambil memandang curiga ke arah penutup mataku.

... Apa aku harus menjelaskan hal itu lagi?

"Mata saya tidak terluka, tapi saya memang tidak punya mata." ucapku dengan nada suara yang lebih rendah dari biasanya. Duke-sama terdiam saat mendengar jawabanku. Bagiku wajahnya memang terlihat sama, tapi dia adalah orang berbeda dari Duke-sama yang kukenal.

Mata Duke-sama terbelalak dan memantulkan cahaya yang masuk lewat jendela, dari sini warna matanya terlihat lebih gelap dari biasanya. Rasanya mata itu seperti kehilangan cahayanya.

"Apa yang terjadi?"

"... Ini adalah hukuman karena sudah membunuh seseorang."

""Huh!?" Gilles dan Henry-oniisama berteriak di saat yang sama. Mereka menatapku dengan wajah terkejut.

Aku harus membuat Duke-sama (yang tidak memiliki memori tentangku) percaya jika aku adalah wanita jahat. Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali. Dan aku juga tidak bohong, aku memang membunuh dua orang preman saat aku diculik beberapa tahun yang lalu...

"Kau membunuh seseorang?" tanya Duke-sama dengan kerutan di wajahnya. Tentu aneh rasanya saat ada nona muda dari keluarga terpandang mengaku jika diapernah membunuh seseorang.

"Apa ada masalah dengan itu?" tanyaku sambil tersenyum manis kearahnya. Inilah yang namanya wanita jahat!

"Tidak."

Aku tidak suka mengatakan hal seperti itu... dan biasanya aku tidak akan pernah menyombongkan diri karena sudah membunuh seseorang. Tapi aku harus menggunakan semua kesempatan yang kumiliki.

"Kalau begitu, aku pergi." 

Setelah berkata seperti itu, Duke-sama pergi meninggalkan kami berempat.

... Apa aku berhasil membuatnya percaya jika aku adalah seorang wanita jahat? Aku terus menatap punggung Duke-sama sambil terus memikirkan hal itu.

Dari tempatku berdiri, aku hanya bisa mendengar langkah kaki Duke-sama yang semakin menjauh dan kemudian hilang begitu saja.

"Siapa yang melakukannya?" tanya Gilles.

"Aku harus menemukan pelakunya!" timpal Henry-oniisama.

"Ada banyak orang yang membenciku. Jadi ada banyak orang yang bisa menjadi pelakunya." tambahku.

Menemukan pelaku dari insiden ini memang sulit, tapi aku punya ide.

"Pagi ini Duke masih bersikap manis pada Alicia, kan?"

"Tapi aku sudah membuatnya marah..." ucapku.

"Lalu kau bertemu dengan Emma, Jane, lalu Curtis dan Finn."

"Kenapa aku bisa bertemu dengan mereka... tapi sepertinya aku tidak bisa bertanya pada mereka sekarang... Atau, apa mungkin ada seseorang yang menantangku?"

"Kenapa kau sangat bersemangat saat berpikir jika ada seseorang yang menantangmu?" tanya Henry-oniisama.*
*) Well, sebenernya nggak ada nama di sini, so nama Henry cuma sekedar tebakan aja, tapi karena diatas udah ada Alica, dan di dialog setelah ini (kemungkinan besar) dialognya Gilles, so saya nyempilin Henry diantara mereka :)

"Kau juga sudah membulatkan tekat untuk bersenang-senang. Tapi ingat, wanita jahat yang ingin kau capai itu adalah seseorang yang selalu berkelahi dengan orang lain." ucap Gilles.

"Kedengaran aneh, memang... tapi jika Alicia merasa tidak apa-apa dengan itu, apa boleh buat."

Gilles terlihat mengerutkan alisnya seakan sudah menyerah untuk merubah pikiranku dan sepertinya Henry-oniisama juga berpikir seperti itu. Ekspresinya sama seperti ekspresi Gilles.

... Kau tidak akan bisa memenangkan pernyataan perang tanpa tahu darimana itu berasal. Aku bukan detektif, jadi aku tidak mungkin bisa menemukan pelakunya. Ya ampun, apa yang harus kulakukan?"

"Untuk sekarang, mungkin kita harus berbicara pada para sekutu kita."

"Kenapa aku harus bergantung pada mereka? Ini kan masalahku."

"Kadang-kadang, kita juga perlu berkompromi. Terutama dalam kasus menyusahkan seperti ini." ucap Gilles dengan wajah serius. Henry-oniisama mengangguk tanda setuju dengan pendapat pemuda itu. Kalau begini aku tidak bisa melawan lagi.

"Baiklah, aku mengerti."

Aku memang tidak puas dengan ini, tapi aku harus menerimanya.


Chapter 179     Daftar Isi     Chapter 181




Komentar

Postingan Populer