Mahouka Volume 12 Chapter 13 Part 4
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
XXX
"Coulomb repulsion control."
Mantra coulomb repulsion control dari Isori berfungsi untuk menurunkan gaya tolak elektromagnetik dalam area gravitasi tinggi hingga 1/10.000 ribu kali. Gaya elektromagnetik antar proton dikalikan 10.360 kali gaya gravitasi dan berperan sebagai heavy hydrogen nuclei. Gaya elektromagnetik kemudian diturunkan menjadi 1/10.000 ribu dan gravitasi dinaikkan 100 kali, namun semua ini tidak cukup untuk memicu reaksi fusi nuklir. Meski begitu, energi kinetik dari energi panas (plasma) yang dibutuhkan untuk reaksi nuklir semakin berkurang, bisa dikatakan jika seluruh kondisi ini sudah memenuhi syarat dari reaksi plasmafication-based pressure increase.
Sebuah cahaya pucat muncul dan semua orang diam sambil menyaksikan fenomena itu terjadi. Pendar cahaya itu menjadi semakin kuat dan terus bersinar selama 1 menit, 2 menit, 3 menit…
Air yang berada di dalam tangki mulai mendidih. Stellar reactor ini menarik energi panas berdasarkan prinsip umum sebagaimana magnetically sealed thermonuclear fusion reactor bekerja. Reaktor ini mempercepat tabrakan antara neutron dan moderator dan mengubah energi kinetik neutron menjadi energi panas. Berkat mekanisme tersebut, dinding reaktor fusi nuklir tipe ini mengalami banyak sekali tabrakan dengan neutron berkecepatan tinggi saat sedang mengumpulkan energi panas. Artinya, lama-kelamaan material konstruksi dinding reaktor akan terkikis karena radiasi neutron. Kerapuhan yang disebabkan oleh radiasi neutron ini menjadi masalah utama dalam pengembangan durabilitasnya. Akan tetapi, Stellar reactor ini menggunakan air sebagai moderator untuk neutronnya. Stellar reaktor ini juga benar-benar mengurung sumber reaksi dalam sebuah rongga kosong yang terbuat dari air, metode ini bisa menjadi solusi dari masalah dimana moderator harus berinteraksi dengan neutron yang terkurung di bagian tengah tangki. Mekanisme ini juga berguna untuk mencegah erosi dari dinding tangki dan rongga kosong di bagian tengah tangki dapat dibuat dengan menggunakan sihir kontrol gravitasi.
Termometer digital yang diletakkan di sebelah reaktor menunjukkan jika suhu campuran air sudah lebih dari 300 derajat Celcius. Angka itu menunjukkan jika tekanan rata-rata yang ada di dalam tangki mencapai 300 kali tekanan atmosfer. Selama kontrol gravitasi tetap stabil maka reaktor tidak akan rusak. Akan tetapi dalam percobaan kali ini, meski ketahanan tangki terhadap sihir sudah ditingkatkan, kemampuan tangki dalam menahan tekanan gravitasi sudah mencapai batasnya.
"Percobaan selesai."
3 menit setelah percobaan dimulai, Tatsuya mengumumkan jika percobaan hari ini sudah usai. Coulomb repulsion spell dan mantra kontrol gravitasi mulai di non-aktifkan, cahaya yang berada di dalam tangki juga mulai menghilang.
"Nonaktifkan gamma-ray filter."
Setelah memastikan jika reaksi fusi nuklir sudah benar-benar berhenti, gamma-ray filter yang sudah melindungi semua orang dari neutron-capture induced gamma-ray emission pun dinonaktifkan.
"Nonaktifkan kontrol gravitasi, biarkan neutron barrier tetap aktif."
Air yang menempel di dinding tangki mulai berjatuhan karena gaya gravitasi yang sudah kembali normal.
Sebuah lengan mesin yang dioperasikan oleh klub robot menyambungkan sebuah pipa ke bagian atas tangki. Pipa itu terhubung dengan alat analisa komposisi gas. Saat mereka membuka katup reaktor, gas yang ada di dalam tangki langsung mengalir ke dalam alat analisa karena terdapat perbedaan tekanan di antara 2 tempat tersebut.
"Komposisi gas terdiri dari uap air, hydrogen, heavy hydrogen, dan helium. Tidak ada tanda kontaminasi tritium dan bahan radioaktif!" lapor Kento yang bertugas mengamati hasil dari mesin analisa. Hasil itu sudah disederhanakan dari rasio asli yang tidak dikalkulasi. Para penonton pun bersorak saat mendengarkan laporan tersebut.
"Tolong masukkan air ke dalam tangki."
Sesuai dengan arahan Tatsuya, sebuah selang pun dipasang ke katup tangki dan air mulai dialirkan untuk mendinginkan bagian dalam tangki. Kabut tebal pun muncul, tapi beberapa saat kemudian kabut itu menghilang dan hanya menyisakan air jernih.
"Nonaktifkan neutron barrier."
Beberapa saat kemudian Tatsuya menatap Minami dengan penuh rasa terima kasih. Minami yang menerima tatapan itu akhirnya bisa merilekskan bahunya. Setelah itu Tatsuya menatap Honoka, Kasumi, Izumi, dan Miyuki bergantian. Kemudian dia beralih pada Isori, setelah menatapnya selama 1 detik Tatsuya menganggukkan kepalanya. Tatsuya kemudian menyerahkan mic yang dia pegang pada Azusa yang selama ini sibuk mengamati banyak alat ukur yang diletakkan di belakang Tatsuya.
Azusa menggelengkan kepalanya dan berusaha menolak mic yang disodorkan padanya, akan tetapi dia tidak bisa melawan senyum Isori dan tatapan mata Tatsuya. Karena itu dia menerima mic itu dengan wajah yang hampir menangis.
Setelah menarik nafas beberapa kali, Azusa mendekatkan mic itu ke bibirnya. Dengan wajah kaku penuh determinasi (beberapa orang menganggapnya wajah putus asa), sang ketua osis memberi sebuah pengumuman.
"Percobaan fusi termonuklir berkelanjutan dengan menggunakan mantra kontrol gravitasi sebagai teknologi inti sudah mendapatkan hasil yang diinginkan. Percobaan Stellar reactor hari ini berhasil dilakukan dengan sangat baik."
Semua orang yang menonton dari gedung dan yang ada di halaman langsung bersorak-sorai. Keadaan SMA 1 saat ini sangat ramai seakan mereka semua sedang merayakan terbukanya kemungkinan baru untuk masa depan sihir Jepang.
Pak Kanda yang tidak pernah menduga hal ini hanya bisa diam, sedangkan para wartawan yang dia bawa berhasil sadar saat tangki reaktor sudah dikembalikan ke dalam laboratorium dan para murid sudah kembali ke kelas masing-masing.
"Percobaan apa ini?" tanya salah seorang wartawan pada Tsuzura dan Jennifer yang sedang berbicara tidak jauh dari rombongan itu.
"Ini adalah percobaan reaktor fusi termonuklir dengan memanfaatkan program sihir kontrol gravitasi."
Dengan pertanyaan sesingkat itu, wajar jika dia mendapatkan jawaban yang tidak kalah singkatnya. Wartawan itu merasa kesal dan ingin menghardik Tsuzura. Akan tetapi, Kanda yang sudah berpengalaman dalam dunia politik yang dipenuhi orang licik dan culas masih bisa menahan kemarahannya dengan baik.
"Kenapa para murid melakukan percobaan seperti ini? Kupikir ide mengenai reaktor fusi nuklir yang praktis sudah ditinggalkan." tanya sang politisi.
"Entah ditinggalkan atau tidak…"
"Tentu saja penelitian itu belum…"
Tsuzura dan Jennifer menjawab di saat yang sama. Suara mereka berdua saling tumpang tindih hingga membuat keduanya saling tatap. Beberapa detik kemudian Jennifer mulai mengatakan jawabannya.
"Penelitian tentang reaktor nuklir ini belum ditinggalkan. Hanya saja prioritasnya diturunkan karena sistem energi berbasis matahari harus diselesaikan terlebih dahulu. Percobaan dengan menggunakan alat besar sedang dihentikan karena kendala biaya. Akan tetapi penelitian mengenai subyek ini masih berlanjut, bahkan di bidang non-sihir."
Tsuzura hanya bisa nyeletuk, "Oh, begitu ya." tapi Jennifer dan Kanda mengabaikannya.
"Penelitian fusi nuklir berbasis sihir adalah sebuah penelitian yang menyeluruh. Sistem fusi nuklir berbasis sihir kontrol elektromagnet memang sudah ditinggalkan karena kompleksitasnya, artinya metode dengan kontrol gravitasi yang lebih mudah sudah dilakukan oleh para peneliti sihir."
"Penelitian fusi nuklir… Apa ini dilakukan sebagai usaha untuk menciptakan sebuah mantra ledakan fusi nuklir?"
"Seperti insiden Scorched Halloween itu?"
Jennifer mengernyitkan alisnya saat mendengarkan pertanyaan dengan niat tidak baik itu.
Tapi, sebelum dia bisa memberikan argumennya, dia mendengar tawa keras dari Tsuzura yang berada di sampingnya.
"Hahahahahaha!"
Tawa arogan itu menyadarkan Jennifer dan membuat para wartawan malu.
"Ledakan fusi nuklir? Maafkan kelancanganku, tapi apa kalian benar-benar memperhatikan percobaan ini dengan baik?"
Permintaan maaf itu terdengar sangat berani. Akan tetapi, tidak lama kemudian para wartawan bisa mengerti apa arti di balik kata-kata Tsuzura. 'Apa kalian sudah buta?' Laki-laki bernama Tsuzura ini tidak hanya memiliki ketidak sopanan seorang peneliti, dia juga memiliki sifat yang lumayan kejam.
"Kalian tidak memerlukan mantra sedetail ini hanya untuk menciptakan sebuah ledakan kecil. Sebaliknya. Kalian juga tidak bisa menggunakan teknik sihir dalam penelitian ini untuk menimbulkan ledakan yang kalian maksudkan. Lagipula, ledakan fusi nuklir yang tercatat berhasil hanya mantra Synchro Liner Fusion milik Miguel Diaz dari pihak militer Brazil… dan hingga saat ini tidak ada orang yang bisa mereplikasi mantra tersebut. Murid kami mungkin memang berbakat, tapi apa kalian berpikir jika mereka bisa melakukan hal sehebat itu?"
Wajah para wartawan itu berkerut tidak suka. Mereka mengerti jika Tsuzura adalah seorang penyihir ahli dan mereka adalah para amatir. Faktanya, mereka juga tidak tahu bagaimana sulitnya mengaktifkan mantra Synchro Liner Fusion itu. Saat mereka mendengar seorang ahli memberitahu mereka jika hanya ada 1 orang yang berhasil melakukannya, mereka tidak bisa terus keras kepala dan berkata jika ada anak-anak SMA yang bisa melakukan hal yang sama, meski dalam tahap percobaan saja.
Tidak ada yang aneh dengan semua penjelasan itu. Yang tidak mereka duga dan membuat mereka sangat kesal adalah cara Tsuzura yang menatap mereka seolah mereka hanya orang sipil biasa. Bukan hanya Tsuzura yang melakukan itu. Wakil kepala sekolah, guru wanita yang ada di depan mereka, bahkan para murid… Para wartawan itu merasa jika tidak ada yang menghormati mereka sebagai corong suara masyarakat.
“Percobaan fusi nuklir hari ini bertujuan untuk mencari tahu apakah metode ini bisa menjadi sumber energi dan infrastruktur bagi masyarakat. Ada banyak masalah yang masih harus diselesaikan, tapi jika stellar reactor diimplementasikan, maka umat manusia bisa menggunakan energi dalam jumlah yang lebih besar daripada energi yang bisa didapatkan dari sinar matahari.”
Tsuzura terus menatap Kanda saat mengatakannya. Para Wartawan pun sadar, mau tidak mau mereka tidak pernah dianggap serius oleh guru paruh baya itu.
“Apa anda menyukainya, pak Kanda? Para murid kami sudah memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi yang aman bagi masyarakat, iya kan?”
“Ya… mereka melakukannya dengan baik. Kurasa mereka layak mendapatkan pujian karena sudah berkontribusi pada kemajuan masyarakat.”
Karena tidak bisa membalas jawaban Tsuzura yang tidak tahu malu, Kanda hanya bisa menyetujuinya. Dia berpikir, ‘Apa ada sesuatu yang memicu perubahan sifat orang ini?’
Tsuzura, dengan senyum arogannya membungkuk pada Kanda. “Saya senang mendengarnya, pak Kanda. Saya juga sudah merekam kata-kata anda barusan. Saya akan menggunakannya untuk memberikan semangat pada para murid… apakah anda keberatan?”
“Yah… Saya…”
“Saya rasa hal seperti itu boleh dilakukan, iya kan?”
“Ah, tidak apa-apa. Saya akan senang selama anda melakukannya untuk para murid.”
Kanda memberikan anggukan singkat. Dia memalingkan matanya dan kemudian mengucapkan selamat tinggal. Dia tidak sedang pergi dari halaman sekolah saja, tapi dari SMA 1. Dia tidak bisa menahan kemarahannya lagi, apalagi dia tidak berhasil mencapai tujuannya, dan lagi perkataannya direkam. Karena itu, Kanda memutuskan untuk pergi.
Tanpa kuil portabel di pundaknya, dia hanya bisa meninggalkan prosesi pembawaan kuil ini. Para Jurnalis juga sama. Mereka tidak punya pilihan lain selain membereskan barang bawaan mereka dan pergi dari sini.
Jennifer melihat kepergian sang politisi dan rombongan wartawannya, dan saat mereka menghilang dari pandangannya dia berbalik kepada Tsuzura yang ada di sebelahnya. “Tsuzura-sensei.” panggilnya dengan menggunakan sebutan sensei dan bukannya mister. Ini menunjukkan jika dia sudah sangat familiar dengan budaya Jepang, dan selain penampilannya dia sama sekali tidak berbeda dengan orang yang lahir di negara ini. “Tidakkah kau bertindak terlalu jauh?”
Tentu saja, jika seseorang menyebut pemikiran seperti ini sebagai pemikiran orang Jepang, maka sama saja seperti memberikan prasangka buruk pada orang Amerika.
“Yah, ini memalukan.” Tsuzura terlihat malu. “Saat dia sengaja memutarbalikkan sifat para murid seperti itu… aku tidak bisa menahan kekesalanku.”
“Sifat mereka…?” Bukannya Jennifer tidak mengerti arti kata itu. Sebenarnya Jennifer mengenal Tsuzura sejak saat mereka berdua bekerja di Universitas Sihir. Jennifer sedikit lebih tua darinya, tapi saat mereka berdua masih ada di Universitas Sihir mereka memiliki jabatan yang sama sebagai peneliti di sana. Bisa dibilang mereka kenal dengan cukup baik.
Jennifer awalnya ragu saat mendengar kata-kata Tsuzura yang sangat ‘tidak dia’ sekali. Dia dianggap orang aneh di SMA 1, tapi itu karena dia memiliki individualisme rasionalisme yang memilih untuk membuang semua hal yang tidak dia butuhkan. Normalnya, dia tidak akan mengakui nilai sesuatu berdasarkan emosi atau ‘sifat’ nya. Biasanya orang dengan sudut pandang seperti ini akan menjadikan sesuatu seperti antusiasme dan tujuan sebagai bahan untuk dianalisa dan bukannya dikagumi. Jennifer tahu soal itu, karena itu dia bertanya.
Tsuzura sendiri tidak tahu soal itu. Dia hanya merasa malu soal itu karena dia merasa jika dirinya tidak cocok untuk berbicara soal ‘sifat’ seperti itu.
“Yah, kau tahu kan… dari sudut pandang teknis, percobaan ini memiliki banyak bagian yang bisa dikembangkan. Tapi reaktor ini terlalu bergantung pada kemampuan sihir seseorang. Semua ini bisa berjalan lancar karena kerja keras para anggotanya. Masih ada banyak masalah yang harus dipecahkan sebelum reaktor ini bisa digunakan oleh masyarakat umum.”
Jennifer mengangguk saat mendengar penjelasan tersebut karena dia juga memiliki pendapat yang sama.
“Tapi mereka menantang cara berpikir masyarakat dengan menggunakan sihir. Kurasa cara pikir seperti itu bernilai sesuatu, meskipun reaktornya sendiri masih jauh dari sempurna. Sifat mereka yang ingin merubah nilai mereka untuk masyarakat kurasa memiliki nilai yang sangat tinggi.”
Tsuzura yang merasa malu pun memalingkan wajahnya sambil menambahkan, “Aku tahu kalau kata-kataku tidak sesuai dengan sifatku, tapi aku tetap berpikiran seperti itu.”
Komentar
Posting Komentar