Mahouka Volume 12 Chapter 14 Part 5

 Disclaimer: novel ini bukan punya saya.

XXX

Takuma yang hingga detik ini terus bertahan sambil menahan nafasnya, tiba-tiba berlutut di lantai sambil menatap halaman-halaman buku yang hampir saya berterbangan karena hembusan angin. Sesaat kemudian dia membuka bagian kover buku tersebut, dan sesaat setelahnya semua halaman yang ada di dalamnya berubah menjadi badai kertas yang berputar di sekitar tubuhnya.

Buku dengan kover tebal itu memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, kira-kira hanya seukuran kertas B5 dengan 720 halaman. lebar halaman buku tersebut adalah 182 mm dan tingginya 256 mm. Semua halaman itu tersobek-sobek hingga membentuk banyak persegi empat dengan panjang sisi 4 mm, sedangkan di pangkal buku masih terdapat 2 mm halaman yang tersisa. Jumlah sobekan kertas yang saat ini berhamburan di udara adalah 2.880 buah per 2 halaman (1 sheet). Karena ada 720 halaman atau 360 sheet dalam buku Takuma, maka sekarang ada 1.036.810 sobekan kertas yang berhamburan di dekatnya.

1 juta sobekan kertas itu membentuk sebuah badai yang berhasil mendekati kembar Saegusa. Sobekan kertas itu bukan sobekan kertas biasa. Jika seseorang dengan kinetic vision melihat hal ini, mereka akan melihat jika semua sobekan kertas itu bergerak dalam pola yang rumit. Mereka akan menyadari jika tidak ada sobekan yang terlihat menekuk atau terlipat... seakan kertas-kertas itu sudah berubah menjadi 1 juta pedang mikro yang terbuat dari kaca atau mterial tajam lainnya. Sekilas, kertas-kertas itu bergerak secara tidak terarah, akan tetapi mereka semua bisa melihat jika kertas-kertas itu semakin mendekati kembar Saegusa.

Kasumi dan Izumi, lalu Tatsuya dan Miyuki, mereka semua tahu jika badai yang dibuat Takuma berisi jutaan pedang kecil yang sangat tajam. Mereka tahu sihir yang dikuasai oleh keluarga Shippou.

Million edge, salah satu kartu as yang dimiliki oleh keluarga Shippou. Mantra ini bisa memanipulasi jutaan sobekan kertas melalui teknik colony control yang bisa merubah benda tidak berbahaya itu menjadi awan yang sanggup mencabik mangsanya.

Sesaat kemudian, kembar Saegusa melancarkan mantra lain sambil terus mengaktifkan Nitrogen storm milik mereka. Mereka mengambil udara yang dipenuhi dengan oksigen dan membenturkannya pada badai kertas tersebut lalu menciptakan sebuah dinding dengan suhu yang lebih panas dari titik didih kertas-kertas melalui kompresi adiabatik. Mereka sedang berusaha untuk membakar semua kertas itu menjadi abu.

Yang dilakukan oleh kembar Saegusa adalah mengaktifkan mantra Heat storm. Itu adalah mantra tingkat tinggi yang menciptakan sebuah massa udara yang mengalami kompresi adiabatik, mereka mengaktifkan mantra itu di saat yang sama dengan Nitrogen storm dan semua itu masih ada dalam batas kapasitas mereka berdua. Tema penelitian Lab. 3 adalah mengontrol beberapa mantra dengan tipe berbeda di saat yang sama. Sihir yang dikembangkan oleh Lab. 3 adalah perluasan jarak serang beberapa sihir yang bisa mereka aktifkan dan kontrol di saat yang sama, mereka mengembangkan metode itu hingga kebatas yang sangat ekstrim. Para peneliti di Lab.3 kebanyakan adalah para peneliti dengan pikiran terbuka, dan hasil penelitian dari laboratorium ini juga digunakan oleh Lab. 10. Para penyihir dari keluarga Saegusa yang berhasil menguasai mantra multitype dan multimagic control (yang juga berperan dalam pengembangan mantra Phalanx milik keluarga Juumonji) pun ditransfer ke Lab. 7. Sejak saat itu Lab. 7 pun mengembangkan cara agar para penyihir bisa melakukan double hingga triple cast dengan mudah tanpa perlu mengkhawatirkan apa tingkatan mantra tersebut.

Badai yang dibuat oleh Kasumi dan Izumi berhasil membuat Takuma kewalahan, apalagi api dengan suhu diatas 500 derajat celcius itu mulai membakar kertas-kertasnya.

Sobekan kertas yang masih bisa bertahan terus mengarah pada Kasumi dan Izumi seakan tidak sabar untuk menghisap darah mereka. Semua kertas-kertas itu menuruti kemauan Takuma.

Jika pertarungan ini tidak selesai dalam waktu singkat, maka Takuma bisa tidak sadarkan diri karena hipoksia dan kembar Saegusa bisa mendapatkan luka karena sabetan ratusan ribu pedang kertas yang masih tersisa. Jika dibiarkan begitu saja, kedua belah pihak akan mendapatkan luka yang cukup serius.

"Cukup!" ucap Tatsuya sambil mengangkat tangan kanannya.

Pemuda itu menggenggam sebuah CAD berbentuk seperti pistol berwarna silver. Itu adalah CAD  spesial milik Tatsuya yang bernama Silver Horn.

Nitrogen storm.

Million edge.

Heat storm.

Dalam sekejap, 3 program sihir tingkat tinggi itu hancur, lalu semburan psion yang ada di ruangan itu pun berhembus ke semua arah.

Apakah perintah berhenti dari Tatsuya berhasil mencapai para petarung yang sedang ada di arena? Di tengah kesunyian itu dan dengan semua sihir yang dihancurkan dalam waktu singkat, Takuma, Kasumi, dan Izumi hanya bisa berdiri diam tanpa mengatakan apappun. Para murid kelas satu itu merasa sangat kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi di depan mereka.

Mata Tomitsuka juga terbelalak saat melihat aksi Tatsuya, tapi wajahnya masih bisa terlihat tenang. Dia memang terkejut... dia tahu apa yang akan terjadi saat Tatsuya akan melakukan sesuatu, tapi dia masih tetap menganggap apa yang dilakukan teman satu kelasnya itu sangat keren. Para gadis yang tersisa, Miyuki, Honoka, dan Shizuku, mereka bertiga tidak terlihat kaget, tapi mereka masih tetap merasa kagum.

Miyuki mungkin adalah satu-satunya orang yang benar-benar mengerti dengan apa yang sedang terjadi di ruangan ini, sebaliknya para murid kelas 1 yang sedang bertarung tidak memahami fenomena apa yang baru saja terjadi pada mereka bertiga. Fakta bahwa Tatsuya baru saja menggunakan mantra anti-sihir sama sekali tidak muncul dalam kepala mereka.

"Aku menetapkan jika kalian semua didiskualifikasi."

Tatsuya menyampaikan keputusannya sebagai juri. Saat itulah 3 murid kelas 1 yang sedang berselisih itu kembali sadar.

"Apa maksudnya itu!?"

Orang pertama yang berteriak pada Tatsuya adalah Kasumi.

"Aku sudah mengatakannya pada kalian sebelum pertarungan dimulai. Semua serangan yang bisa menyebabkan luka parah tidak boleh digunakan, dan jika aku menilai serangan kalian memiliki potensi bahaya, maka aku akan menghentikan pertarungan kalian."

"Kalau begitu, bukankah hasil pertandingan ini malah sebaliknya?" tanya Izumi dengan nada yang lebih kalem, tapi terdengar lebih serius dari saudarinya.

"Kedua belah pihak sama-sama didiskualifikasi. Dengan kata lain kalian sama-sama kalah."

Hasil yang didapatkan oleh kembar Saegusa dan Takuma bukan 'seri', melainkan sama-sama kalah. Tatsuya sengaja berkata seperti itu agar tidak ada salah satu pihak yang meminta pertandingan ulang. Meski begitu Tatsuya masih tidak yakin jika para murid kelas 1 itu memahami maksudnya atau tidak.

"Kalau boleh aku berargumen, Shiba-senpai, mantra Nitrogen storm milik kami tidak sama dengan Million edge milik Shippou-kun. Mantra kami mungkin memiliki tingkat bahaya yang lumayan tinggi, tapi mantra kami tidak akan memberikan bekas luka atau efek buruk di kemudian hari."

Izumi bersikeras jika Takuma lah yang harusnya kalah karena dia sudah melanggar peraturan Tatsuya. Takuma juga mengerti akan hal itu, tapi saat dia ingin memberikan sanggahan, Tatsuya sudah lebih dulu mengucapkan keputusannya.

"Ya. Kekuatan Nitrogen storm memang bisa dikendalikan hingga mantra itu tidak akan memberikan efek buruk bagi lawanmu. Tapi aku merasa jika saat itu kalian berdua tidak punya waktu untuk memikirkan semua itu, Izumi."

Saat melihat wajah Tatsuya yang seakan berkata 'Apa aku salah?' kedua anak kembar itu menutup mulut mereka.

"Bukan itu yang terjadi!"

Yang menyanggah Tatsuya kali ini bukan si kembar, melainkan Takuma.

"Semuanya bisa selesai sebelum itu terjadi!"

Mata Tatsuya memancarkan rasa tertarik saat mendengar perkataan dari pewaris keluarga Shippou itu. "Apa kau mau bilang jika kau yang menang?"

"Ya." jawab Takuma penuh percaya diri. Dia sama sekali tidak gentar saat menerima tatapan dingin dari sang wakil ketua osis itu. "Mantra Heat storm milik Saegusa tidak akan bisa menghentikan Million edge. Seranganku bisa mencapai Saegusa sebelum Nitrogen storm milik mereka menembus perisai udaraku!"

Tatapan mata Tatsuya menjadi tajam saat mendengarnya. "Dengan kata lain, kau bersikeras aku tidak menghentikan serangan kalian dan membiarkan ratusan ribu pisau kertas mengenai kulit milik 2 siswi kelas 1 itu?"

Tatsuya mendengar 2 orang yang sedang menahan tawa mereka.

Wajah Takuma memerah saat mendengarnya. Saking merahnya, semua orang yang ada di ruangan itu bisa melihatnya dengan jelas.

"Kalau begitu, Shippou. Aku menyatakan jika kau kalah karena sudah melanggar peraturan."

Sebelum Takuma kembali meledak, Tatsuya mengatakan keputusan barunya dengan nada dingin yang terdengar kejam... Takuma kalah dalam pertarungan sore ini. Suara Tatsuya yang terasa seperti besi yang dingin itu membuat Takuma sungkan untuk melakukan perlawanan lebih jauh.

"Aku tidak akan membiarkanmu berkata seperti itu jika kau tidak tahu apa yang akan terjadi jika kembar Saegusa menerima seranganmu." Takuma ingin mengatakan sesuatu, tapi Tatsuya tidak memberinya kesempatan sama sekali. "Serangan yang terlalu berbahaya hanya boleh dilakukan dalam pertandingan sampai mati, bukan dalam game dengan peraturan yang sudah ditentukan."

"Tapi...!" Takuma berusaha untuk mengatakan argumennya meski saat itu dia merasakan tekanan yang sangat kuat dari Tatsuya.

"Bukankah itu artinya aku akan otomatis kalah jika aku menggunakan Million edge!?"

"Selama kau tidak mengontrol kekuatan serangannya, kau terhitung sudah melanggar peraturan."

"Tapi itu gila!"

Tatsuya tetap terlihat tenang saat menghadapi adik kelasnya yang sedang meluapkan amarahnya, dan hal itu membuat Takuma menjadi semakin marah. Kemarahannya menjadi semakin tidak terkendali hingga membuat Tomitsuka (seniornya di federasi klub) dan Kasumi (yang baru saja bertengkar dengannya) menjadi sedikit khawatir.

"Itu artinya kau sudah melarangku menggunakan kartu as ku bahkan sebelum pertarungan ini dimulai! Bukankah itu tidak adil!?"

"Peraturannya berlaku bagi kalian semua, kau dan kembar Saegusa. Mantra dengan serangan mematikan atau berpotensi menyebabkan luka parah tidak boleh digunakan selama pertarungan ini."

Untuk saat ini para kembar Saegusa dan Tomitsuka merasa khawatir dengan arah pembicaraan antara Tatsuya dan Takuma... para gadis lainnya, Miyuki, Shizuku, dan Honoka hanya melihat Takuma dengan tatapan mengerti.

"Itu tetap tidak adil! Mereka berdua bahkan tidak memiliki mantra yang cukup berbahaya hingga tidak bisa digunakan!"

"Nitrogen storm adalah mantra yang berbahaya. Aku tidak menghentikannya di awal karena kontrol kembar Saegusa masih berada dalam batas peraturan yang sudah disetujui."

Nada Tatsuya terdengar sangat tegas dan Takuma merasa tertekan saat menatap mata dingin milik kakak kelasnya itu. Tidak hanya Tatsuya, Takuma juga bisa merasakan rasa tidak suka yang ditujukan oleh para 3 gadis kelas 2 yang juga ikut meyaksikan, karena itu dia berusaha mencari kata-kata yang pas untuk membalik keadaan saat ini tapi...

"Sebaliknya, kau sama sekali tidak mengontrol kekuatan serangan dari Million edge."

"Itu tuduhan tanpa dasar! Aku menguasai mantra itu dengan sangat baik!"

Sanggahan Takuma sama sekali tidak memiliki dasar. Semua kata-katanya terdengar reaktif, sangat emosional, dan simpel. Semua anak kelas 2 yang ada di sana tahu jika Million edge milik Takuma tidak dimodifikasi dengan tepat.

Jika Tatsuya tidak menggunakan keputusannya sendiri dan malah meminta pertimbangan dari orang lain, misalnya Miyuki, Honoka, Shizuku, atau Tomitsuka, Takuma mungkin akan menyerah. Bahkan jika hanya Tomitsuka yang memihak Tatsuya, argumen Takuma tidak akan sampai se-emosional ini.

"Aku adalah juri dalam pertandingan ini. Akulah yang menentukan hasilnya, bukannya aku sudah berkata seperti itu sejak awal?"

Tapi Tatsuya tidak melakukannya. Dialah yang akan memutuskan hasil pertarungan antara Takuma dan kembar Saegusa, itu adalah peraturan dasar yang tidak akan pernah dia langgar.

"... Baiklah! Aku mengerti! Menggunakan Million edge sama saja seperti menggunakan mantra serangan berbahaya! Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal!? Padahal aku bisa menggunakan cara lain seandainya kau berkata jika aku tidak boleh menggunakan mantra itu!"

Takuma tidak sadar jika kata-katanya yang barusan terdengar sangat kekanakan.

Dan semuanya menyadari hal itu.

Tatapan Tomitsuka yang awalnya khawatir sekarang berubah menjadi tak berdaya.

Tatapan mata Miyuki berubah dari penuh pengertian menjadi lebih tajam.

Tapi Tatsuya malah melemparkan fakta jika Takuma terlihat kekanakan tepat ke wajah pemuda kelas 1 itu. "Jangan kekanakan, Shippou. Kau tidak bisa mengontrolnya karena kurang pengalaman. Jika kau sudah mengetahui kondisi pertarungan ini sebelumya dan tetap tidak bisa mengontrolnya, maka yang patut disalahkan adalah level kemampuanmu sendiri."

"Aku tidak mau mendengar nasihat itu dari Weed sepertimu!"

Seluruh ruangan menjadi sunyi senyap. Hawa tegang yang terasa sangat berat mulai menyelimuti mereka semua yang ada di dalamnya.

Wajah Takuma yang awalnya merah padam karena marah langsung memucat. Dia mungkin tidak bermaksud berkata sekasar itu, tapi sepertinya dia tidak sengaja mengatakannya karena sedang tenggelam dalam kemarahannya.

Wajah Honoka dan Shizuku juga menjadi pucat, tapi untuk alasan yang berbeda dengan Takuma. Mereka takut jika ruangan seminar ini akan dipenuhi dengan badai es yang berasal dari seseorang. Untungnya sebelum hal itu terjadi, Tatsuya mengatakan sesuatu pada Takuma.

"Jadi kau tidak mau mendengarnya jika aku yang mengatakannya?"

Takuma Tahu jika perkataannya terdengar sangat tidak sopan. Harusnya dia tidak menyebutkan istilah Weed dalam situasi seperti ini. Dan lagi, dia juga tahu jika Tatsuya sudah berganti jurusan dari jurusan 2 ke jurusan Magical engineering karena kemampuannya sendiri. Takuma mencoba memutar otaknya untuk memperbaiki kesalahan yang terlanjur dia buat. Tapi karena sekarang dia merasa sangat terdesak hingga tidak bisa berpikir dengan jernih. Dan pada akhirnya dia tetap tidak bisa menutup mulutnya.

"Aku... Yang kupermasalahkan adalah penilaian yang tidak adil ini! Pendapat mengenai kembar Saegusa yang bisa mengontrol Nitrogen storm dan aku yang tidak bisa mengontrol Million edge hanya berdasar pada penilaian subjektifmu saja, iya kan? Aku benar-benar bisa mengontrol Million edge dengan baik! Penilaianmu pada kembar Saegusa lah yang terlalu bias!"

"Shippou-kun... kata-katamu terdengar semakin kacau."

Yang mengatakan itu bukan Tatsuya, itu adalah kata-kata dari Tomitsuka.

"Kau bilang jika pertarungan ini tetap berlangsung, kau bisa memberikan serangan yang melebihi limit peraturan pada kembar Saegusa."

"Itu karena mereka menggunakan Heat storm!"

Alasan Takuma bukannya tanpa logika. Sayangnya, semua itu hanya terdengar seperti rengekan di telinga para murid kelas 2.

"Hentikan, Shippou."

Suara santai milik Kasumi memotong perkataan Tatsuya dan Tomitsuka.

"Kalau kau memang sangat ingin menang, kau bisa jadi pemenangnya."

"Kasumi, kau tidak apa-apa soal ini?"

Diantara semua wajah yang menatap Kasumi dengan raut kaget, yang bertanya pada gadis itu adalah saudarinya sendiri, Izumi.

"Ya. Kalau dipikir-pikir lagi, harusnya kita tidak boleh terpancing. Ini cuma pertandingan tidak resmi, tapi kita malah menggunakan multiplicative cast, bahkan sampai mengaktifkan Nitrogen storm dan Heat storm. Kita sudah keterlaluan. Tidak peduli apa yang kau katakan, perkataan Shiba-senpai ada benarnya."

Saat menjelaskan hal tersebut, Kasumi terlihat tenang. Tatapan marahnya pada Takuma beberapa saat yang lalu sekarang berubah menjadi tidak peduli.

"... Kalau kau bilang begitu, baiklah Kasumi."

Izumi menerima keputusan saudarinya dengan cukup mudah karena sejak awal dia memang hanya ingin berperan sebagai asisten Kasumi. Jika Kasumi berkata tidak apa-apa meski mereka kalah, maka Izumi tidak akan melawan keputusan itu.





Komentar

Postingan Populer