ORV Chapter 66. Episode 14 – Master of the Throne (3)
Disclaimer: Not mine
XXXXX
Kami akan memasuki dungeon, tapi bukan untuk mendapatkan Four-Tiger Evil-Cutting Sword.
Yoo Sangah dan Lee Gilyoung langsung mengerti apa yang kumaksud.
“Kita akan mengambil bendera pada raja di dalam sana.”
“Setelah itu kita akan membunuh mereka.”
Mereka memiliki interpretasi yang berbeda.”
Yoo Sangah menatap Lee Gilyoung dengan mata terbelalak. Menariknya, Lee Gilyoung menatap Yoo Sangah dengan tatapan kecewa.
“Hyung, serahkan serangan terakhir padaku.”
Anak ini... apa dia sudah tahu kalau aku tidak bisa membunuh orang lain secara langsung?
[Skill eksklusif ‘Character List’ diaktifkan.]
[Orang ini tidak terdaftar dalam ‘Character List’.]
Aku masih tetap tidak bisa melihat informasi Lee Gilyoung.
Aku menolehkan kepalaku dan menatap wajah khawatir milik Yoo Sangah. Dia menatap Lee Gilyoung dan aku bergantian dan kemudian menganggukkan kepalanya. Aku berkata pada Lee Gilyoung, “Lakukan sesukamu.”
Aku bisa mengerti apa yang dikhawatirkan Yoo Sangah. Lee Gilyoung masih anak SD.... Tapi harusnya wanita itu sudah menyadarinya. Moral yang berlaku di dunia ini tidak sama dengan dunia lama kita.
“Ini bukan permainan. Berhati-hatilah.”
“Ya. Jangan khawatir.”
Aku mendengarkan perkataan Lee Gilyoung dan menyembunyikan bendera di punggungku.
Hingga saat ini, bendera ini sudah menjadi umpan bagi para raja-raja kelompok kecil. Tapi mulai sekarang, bendera ini hanya akan menjadi umpan bagi para predator. Tidak ada yang bagus dari memamerkan apa yang kumiliki di depan para raja-raja yang sedang berperang di medan ini.
Beberapa saat kemudian, suara dokkaebi tingkat menengah itu muncul.
{Huhu, sepertinya kalian semua baik-baik saja! Ada banyak sekali orang di hidden scenario ini... Kalau begini apa artinya kata tersembunyi?}
Dia sama sekali tidak punya rasa malu. Kalau aku yang mengatakannya, aku pasti akan merasa malu tujuh turunan.
{Seseorang telah memenuhi kualifikasi pertama. Ini menjadi semakin menarik.}
Seorang raja sudah berhasil mendapatkan bendera hitam. Dan dia adalah salah satu dari 7 raha Seoul.
{Beberapa saat lagi, kualifikasi kedua akan segera ditunjukkan.}
Aku menoleh ke arah anggota kelompokku dan berkata, “Cepat. ‘Beberapa saat’ bagi para dokkaebi tidak akan lama.”
Aku langsung meletakkan koin Sang Pyong Tong Bo ke atas meja lobi satu per satu.
[Kau berhasil memasuki tempat tersembunyi dengan menggunakan 10 koin Sang Pyong Tong Bo.]
[Apa kau ingin memasuki chapter tersembunyi, Big Dipper?]
Sekarang aku memiliki bendera ungu. Para raja dengan bendera yang sama akan memenuhi area Big Dipper. Dengan kata lain, semua mangsaku akan berkumpul di satu tempat yang sama.
[Kau telah memasuki chapter Big Dipper.]
Pandanganku mulai kabur dan lobi tempat kami berada mulai berubah. Lobi dari marmer putih itu berubah menjadi aula tunggu yang sangat luas.
Ada 7 pintu di ujung ruangan.
“Uh...!”
Yoo Sangah mengerang pelan dan mengambil satu langkah mundur. Ada beberapa tubuh mayat di bawah kaki wanita itu. Mereka adalah tubuh dari anggota kelompok yang sebelumnya saling bertarung satu sama lain. Lee Gilyoung menatap mayat-mayat itu dengan wajah datar.
Ada begitu banyak mayat hingga rasanya aku kesulitan melangkah ke depan. Ada ratusan tubuh manusia yang tersebar di seluruh tempat, mirip seperti kuburan. Dan kami bisa melihat genangan darah di mana-mana.
Rasanya sedikit aneh. Jika aku tidak menyebarkan teks plagiator itu, mereka mungkin tidak akan mati. Kalau begitu, apa mereka mati karena aku?
“Hei, ada orang baru.”
Di bagian tengah aula luas itu terdapat api unggun besar yang menggunakan para mayat sebagai bahan bakar.
Aku bisa melihat beberapa orang yang berhasil selamat. Aku tidak tahu apa mereka sekutu, atau hanya berdamai untuk sementara waktu... Tapi yang pasti, mereka tidak sedang berkelahi.
Aku melihat ke arah orang-orang itu dan berkata pada anggota kelompokku, “Hati-hati.”
Sekelompok orang tiba-tiba berdiri. Mata mereka memancarkan keserakahan.
“Kalian pendatang baru ya. Siapa raja kalian?”
Beberapa orang bergerak ke belakang kami sedangkan beberapa yang lain mencoba mengalihkan perhatian. Pengepungan mereka lama-lama menjadi semakin sempit.
“Apa itu kau? Atau mungkin wanita yang ada di sampingmu? Tidak mungkin anak itu kan?”
[Ada banyak konstelasi yang merasa sebal dengan serangga-serangga itu.]
[Beberapa konstelasi ingin kau mengambil tindakan serius.]
Aku memang sudah merencanakannya.
“Hei, kenapa kau tidak menjawab... Aaargh!!”
Cahaya putih dari Unbroken Faith memenuhi ruangan. Pedang itu langsung memotong lengan salah satu pengepung. Orang yang ada di sampingnya langsung berteriak, “Sialan! Cepat bunuh dia!”
Mereka langsung menarik senjata secepatnya. Tapi semua itu sudah terlambat.
“Ke-kenapa kau bisa secepat itu!?”
Hanya ada beberapa orang yang level Agilitynya sama denganku.
Orang-orang yang ada di sini tidak memiliki skill level tinggi, jadi tidak ada seorangpun kecuali 7 raja yang bisa mengikuti pergerakanku untuk saat ini.
Ayunan Unbroken Faith membentuk setengah lingkaran dan memotong 6 atau 7 orang di waktu yang sama.
Serangan itu berhasil memutuskan lengan-lengan yang memegang senjata dari tubuh mereka. Setelah itu aku menusuk lengan satu orang lainnya.
“Uwaaaaaagh!”
Lengan-lengan yang terpotong itu terbang dengan dramatis di udara. Di saat yang sama, aku berjalan ke belakang laki-laki yang sedang berteriak dan menggunakan sebuah skill yang barusaja kudapatkan.
[Skill eksklusif ‘Hit a Pressure Point’ Lv.1 diaktifkan.]
Aku memang sudah memotong lengan laki-laki ini, tapi mungkin aku tidak perlu sekejam itu.
Ada dagger berwarna biru gelap yang tersembunyi di bawah lengannya. Ini adalah dagger beracun yang bisa didapatkan di akhir dungeon 5 orang, ‘Dongui Bogam’. Jika responku sedikit terlambat, dia pasti sudah menggunakan senjata itu untuk menyerang kami.
Setelah para orang itu berjatuhan di lantai, aku memanggil Lee Gilyoung.
“Tolong, ya.”
Lee Gilyoung mengangguk dan langsung menghentikan nafas mereka satu-per-satu. Dia menggerakkan tangannya seakan dia sedang membunuh serangga tidak berguna. Aku merasa terkejut saat melihatnya.
Kemudian, Yoo Sangah maju ke depan.
“Biar aku yang melakukannya, Gilyoung...”
“.... Apa kau bisa?”
“Aku tetap akan melakukannya.”
Nada Yoo Sangah terdengar keras kepala. Dia menatap Lee Gilyoung dengan wajah muram. Dia memegang pisaunya dengan erat dan kemudian membelakangiku. Mungkin sekarang Yoo Sangah membenciku.
Mungkin, tidak bisa membaca pikiran Yoo Sangah adalah sebuah berkah tersendiri untukku.
Yoo Sangah bergerak dengan lebih efisien jika dibandingkan dengan Lee Gilyoung. Ujung jarinya terlihat gemetaran saat dia melakukan hal yang mungkin sangat dibencinya itu.
“... Apa kita akan melanjutkan dengan cara seperti ini?”
“Ya. Kemungkinan besar.”
“Aku akan melakukannya untuk menggantikan Gilyoung.”
“Apa kau bisa melakukannya?”
“... Tidak masalah. Ini sama seperti memecahkan telur.”
“Aku bisa melakukannya lebih baik dari itu.” Gerutu Lee Gilyoung. Yoo Sangah yang mendengarnya hanya mengelus kepala anak itu.
Akan ada lebih banyak plot twist yang terjadi di masa depan. Kadang, kita mungkin akan merasa lelah dan ingin menyerah. Tapi kita harus melampauinya.
Kebanyakan dari 7 raja yang akan kami temui memiliki status yang lebih tinggi dan mereka juga memiliki skill-skill unik. Pasti ada situasi dimana kami tidak bisa menang tanpa membunuh para musuh.
Kami mengambil item-item yang berbeceran tanpa mengatakan apa-apa.
[Kau mendapatkan 2.300 koin.]
[Item ‘Dongui Bogam – Various Disease (Upper Half of the Body)’ berhasil didapatkan.]
Seperti yang kuduga. Mereka adalah orang yang berhasil keluar dari five player dungeon. Ada total 8 buku yang tersedia dari dungeon itu, dan masing-masing buku memiliki fungsi yang berbeda. Aku yakin masih ada orang lain yang menyelesaikan dungeon itu, jadi menemukan item seperti ini akan cukup mudah.
Sayangnya, tidak ada ‘raja’ diantara orang yang kami bunuh barusan.
Prok prok prok.
Komentar
Posting Komentar