NGNL Vol.6 Chapter 4 Part 5

Disclaimer: Not mine.

XXXXX

Koreksi. Itu tidak tepat. Bahkan Shuvi sekalipun, Prüfer—salah satu unit dengan kekuatan prosesing paling terspesialisasi—pun tidak bisa mengasimilasi apa yang terjadi. Namun setidaknya, dia bisa mendapatkan laporan kerusakan yang dialami oleh tubuhnya. Kehilangan tangan kanan. Apa yang baru saja terjadi padanya benar-benar berada di luar kemampuannya untuk berpikir. Kekuatan tempurnya memang sudah dikalahkan, tapi...

"... Oh, ya ampun. Aku bermaksud menghancurkan torsomu... Apa bidikanku meleset?

Apa ini yang Riku—yang manusia—sebut sebagai intuisi? Meski ada sedikit keterlambatan dalam proses analisisnya, Shuvi menyadari jika dia barusaja menghindari kerusakan fatal karena melakukan gerakan menghindar yang tidak melalui proses logika berpikirnya.

"... Apa ini? Ada sesuatu yang aneh..."

Meski Shuvi tidak punya cara untuk mengetahuinya, Jibril sekarang sedang melihat kejadian yang sangat aneh. Satu Ex-Machina—satu Prüfer—berhasil selamat dari serangannya. Apa dia beroperasi sendiri? Bagaimana caranya dia bisa selamat dari serangannya? Ada begitu banyak pertanyaan berputar di dalam kepala Jibril, tapi dia hanya menggeram pelan sehingga Shuvi tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Aku memiliki firasat yang tidak enak. Kupikir ini waktu yang tepat untuk menghancurkan dan menguburmu dalam tanah, Kurasa itu akhir yang cocok untuk besi rongsokan sepertimu."

Saat Shuvi mendengar kata-kata yang dipenuhi nafsu membunuh itu dia akhirnya mengerti. Tidak ada yang namanya '0' dalam probabilitas. Dia percaya pada Riku dan memutuskan untuk bertarung sembari mencoba kabur dari malaikat maut yang ada di depannya. Tapi di detik ini, masalah yang dia hadapi saat ini tidak ada hubungannya dengan probabilitas lagi. Melawan monster seperti Jibril, semua metode untuk bertahan hidup, entah bagaimana caranya, dengan logika atau absurditas sekalipun... semuanya percuma. Itu adalah penilaian terakhir dari semua pikiran irasional Shuvi... sesuatu yang mungkin disebut sebagai intuisi.

... Tapi... meski begitu... Shuvi mengesampingkan semua kekurangan dan kelemahan yang dia miliki.

.... Meski begitu... Dia harus menang. Shuvi...  segenggam logika yang dia miliki berkata:

... Aku tidak mau... mati... Aku takut... mati.... Rikuuuu...

Dia tidak akan pernah bisa melihat Riku lagi. Saat memikirkannya, Shuvi merasa jika seluruh sirkuit di tubuhnya membeku—bahkan lebih dari itu. Alasan dari apa yang telah Riku—suaminya dan para hantu lain—lakukan dan bakar di kulit dan organ dalam mereka... Alasan yang membuat mereka mempertaruhkan segala yang mereka miliki... Pada kemenangan itu.

... Dan semua... akan menjadi kekalahan...  karena aku...

Shuvi tidak bisa menerimanya. Dia tidak akan pernah bisa menerimanya!

Lalu apa yang harus dia lakukan? Di situasi ini, apa yang harus dia lakukan agar bisa bertahan hidup...? Shuvi memproses semua itu dalam kecepatan yang sangat luar biasa hingga rasanya seluruh dunia membeku saat dia melakukannya.

Hingga...

Shuvi memutuskan untuk bergerak. Jika dia memikirkan Riku, itu adalah solusi termudah. Ide paling buruk, yang pasti akan  menciptakan rasa benci yang akan menghancurkan dirinya sendiri. Meski begitu, Shuvi—yang menyebabkan situasi penuh keputus asaan ini terjadi—hanya bisa memikirkan cara ini untuk mendapat kemenangan...

Karena itu...

<Nomer identifikasi unit Üc207Pr4f57t9—Meminta rekoneksi para Übercluster Befehler 1.>

Komunikasi—dia melakukan transmisi dengan kluster Ex-Machina yang dulu telah membuangnya.

... Tidak ada respon.

Di saat yang sama, Jibril sedang menatapnya dengan tatapan yang seakan berkata jika dia tidak akan meleset lagi.

<Mengulang permintaan! Analisis dari 'jiwa' telah selesai. Tidak ada waktu untuk—sinkronisasi—rekoneksi!>

Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, Shuvi akhirnya mendapatkan respon.

< Koneksi Unit Üc207Pr4f57t9 telah diputus secara permanen. Permintaan ditolak.>

Saat Shuvi mendengar suara kematian yang kian mendekat dan menerima jawaban seperti itu, dia langsung berteriak ke saluran transmisi yang menghubungkan mereka.

<Penolakan permintaan ditolak! Meminta rekoneski mendesak untuk melakukan sinkronisasi data, meneruskan para Einzig! Über Eins, aku tahu kau tidak memiliki kapasitas untuk menolak permintaan Prüfer langsung pada Einzig!>

Shuvi melakukan kontradiksi—yang sangat tidak masuk akal—pada Befehler dari klusternya... Tapi tidak ada respon yang dia terima. Shuvi yang keras kepala dan pun terus berteriak ke dalam sistem transmisinya.

< Über Eins... bukan, koreksi... dasar kepala batu!>

<....>

<.... Sebenarnya! Aku tidak mau memberikannya pada siapapun!... Perasaan ini... milikku!>

Eror yang dia terima dari Riku—sudah terlalu banyak hingga dia tidak bisa menyimpan semuanya. Orang yang berkata jika dia menyukainya, jika dia tidak ingin Shuvi meninggalkannya. Sebuah hati yang dia putuskan untuk tidak akan dibagikan pada siapapun,,,! Tapi... Meski begitu...!

<Tapi... sekarang aku berkata... aku akan memberikannya padamu! Tolong mengerti apa yang sedang ingin kulakukan... sialan!>

Karena dia sudah tidak punya cara lain. Shuvi tidak menemukan jalan lain untuk memperbaiki kesalahannya dan membuat Riku menang. Karena itu... Shuvi melupakan siapa yang sedang dia hubungi dan menumpahkan semua perasaannya ke dalam transmisi itu.

“... Berhenti mengabaikanku! Cepat ambil perasaan ini!!!”

.....

< Üc207Pr4f57t9. Kau benar-benar rusak.>

<... Aku tahu!>

<Kau tidak konsisten. Kau tidak bisa berbicara dengan jelas. Meski begitu kau tetap berfungsi dengan baik. Ini tidak normal. Invalid.>

<... Aku juga tahu... itu!>

<Karena itu—telah diputuskan, kau akan menjadi sampel data yang berharga.>

Dalam sekejap, Shuvi bisa merasakan koneksinya yang telah lama putus kembali tersambung. Itu adalah sebuah sensasi yang sudah tidak dia rasakan selama beberapa tahun—membagi sensasi yang kau rasakan kepada seluruh 437 unit, termasuk dirinya sendiri.

<Kau telah memenuhi syarat untuk pengecualian spesial. Sinkronisasi data... dimulai!>

Sensasi menjadi Ex-Machina yang sesungguhnya—sebuah kesatuan. Ada banyak unit dalam sebuah kluster dan mereka berpikir sebagai satu kesatuan. Dan sekarang sensasi itu—membiarkan isi kepalanya dilihat tanpa batasan apapun—adalah apa yang sudah dia putuskan. Shuvi menggelengkan kepalanya.

<Peringatan: Hingga sinkronisasi data selesai dilakukan, unit tidak boleh melakukan apapun yang bisa menyebabkan kerusakan fisik...>

Kau—transmisi yang sedang berlanjut tiba-tiba putus sejenak. Karena sekarang Shuvi sudah terkoneksi kembali, semua unit yang ada di kluster Shuvi bisa memahami apa yang sedang terjadi.

Musuh yang sedang Shuvi lawan adalah Flügel terkuat—Jibril. Dia bisa merasakan semua unit berkata error saat mengetahui jika Shuvi berhasil bertahan sejauh ini meski lawannya adalah monster sekuat Jibril. Shuvi tertawa saat merasakan reaksi mereka. Aku tidak sabar menunggu sinkronisasi selesai. Karena error yang mereka lempar—adalah sebuah perasaan: takjub. Kenapa tidak? Jika dipikirkan secara logis, meski kau mengabaikan jika Flügel yang Shuvi lawan adalah Jibril, satu Prüfer tidak mungkin bisa bertahan hidup—iya, kan?

Tapi ini adalah kenyataan. Sesuatu yang bisa terjadi karena ‘hati’ yang dia terima dari Riku—kemampuan untuk membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sebuah fakta yang tidak bisa diputar balik... puncak dari gunung es raksasa.

<Menganalisa situasi. Üc207Pr4f57t9—akses tidak terbatas pada semua senjata yang dimiliki oleh Ex-Machina telah diberikan.>

Penggunaan network untuk semua senjata yang dimiliki oleh Ex-Machina—akses pada semua 27.451 senjata itu sekarang telah disetujui.

<Gunakan semua senjata dan kekuatan yang dibutuhkan untuk mencegah kerusakan fisik selama sinkronisasi data sedang berlangsung.>

Shuvi hanya menyeringai saat mendengarnya.

Dalam skenario ini, responnya sama dengan respon para manusia—sesuatu yang dikatakan dari dalam hati—sesuatu yang akan dikatakan oleh Riku.

<... Tidak bisakah kau berkata... “Tetaplah hidup”...?>

Über-Eins tidak memahaminya... perbedaan konsep antara kehancuran dan kematian... tapi...

<”Tetaplah hidup” hingga semua data berhasil disinkronisasi. Ini adalah perintah. Penolakan tidak akan diterima. Aus.>

Saat Shuvi merasakan sesuatu dari jawaban itu, dia berpikir: Mereka pasti sudah mengerti sekarang. Dia mengangkat wajahnya dan menatap malaikat pencabut nyawa yang ada di depannya... Jibril.

“... Huh?”

Lalu Shuvi melihat sebuah tulisan. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sinkronisasi: 4 menit 11 detik.

Apa ini sudah benar? Tidak ada sinkronisasi data yang melebihi 3 detik sebelum ini... Itu adalah reaksi Shuvi pertama kali saat melihat tulisan iti, tapi dia menggelengkan kepalanya sebagai tanda mengerti. Tentu saja sinkronisasi datanya membutuhkan waktu yang lama... dia sedang membagikan jiwanya. Semua sentimen, perasaan, emosi, ingatan yang dia terima dari Riku. Semuanya terasa sangat amat banyak hingga Shuvi tidak bisa membendungnya lagi. Karena itulah, jika dibandingkan dengan senjata, mantra, atau informasi lainnya... ‘jiwa’ Shuvi pasti memiliki kapasitas yang jauh, jauh lebih besar. Wajah Riku terbayang di benak Shuvi, dan dia tersenyum sedih... Ini adalah permainan... game. Dia harus bertahan selama 4 menit 11 detik—251 detik... melawan inkarnasi kematian, Jibril. Jika dia berhasil bertahan selama itu, dia yang menang. Tapi jika dia mati, maka dia kalah. Permainan yang paling... tidak disukai Riku.

“... Semua perasaan ini, hati ini... Seluruh hidupku... yang kudapatkan dari tubuh mesin ini...

... Aku akan mempertaruhkan semuanya pada 251 detik ini!!!


Chapter 4-4     DaftarIsi     Chapter 4-6


Komentar

Postingan Populer