I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 274

 Disclaimer: Not mine

XXXX

Victor-sama sedang midum dengan elegan di depanku, sedangkan para orang tua sedang memesan kopi hitam.

Aku berhasil kabur dari kerumunan masa. Wakil kapten Neil membantuku hingga aku bisa keluar dari tempat itu dengan selamat.

Aku merasa sangat lelah karena mendengar pertanyaan banyak orang di saat yang sama. Aku yakin bahkan pangeran sekalipun tidak akan bisa menangani hal seperti itu.

“Kau terlambat.” Ucap Victor-sama tanpa menatapku.

Kapten Marius dan yang lainnya menundukkan kepala mereka dan berkata, “Maafkan kami.” Sedangkan aku melihat-lihat tempat kami berada.

Kapten Marius tadi memberitahuku jika ini adalah tempat favorit Victor-sama... Tapi ini tidak kelihatan seperti itu.

Saat aku masuk ke dalam restoran itu, kapten Marius dan pasukannya memberikan sebuah plakat bebas masuk dan langsung duduk di meja kosong. Tapi jujur saja, tempat ini sepertinya dihias agar terkenal dikalangan masyarakat luas.

Lampu di restoran ini tidak begitu terang, kursi dan mejanya terbuat dari kayu dengan gaya kuno, dan tidak ada banyak orang di sini. Pemiliknya adalah laki-laki yang terlihat pendiam dan kuat... Rasanya restoran ini terlihat seperti markas rahasia.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Victor-sama sambil menatapku.

“Aku hanya berpikir jika tempat ini terasa misterius.”

“Tidak cocok untukku?”

"Apa Victor-sama punya kemampuan esper?”

“Tempat ini tenang dan tidak ada orang yang menggangguku.” Ucap Victor-sama.

Aku bisa mengerti. Tempat ini juga lebih mengingatkanku pada rumah ketimbang kastil megah dengan banyak dekorasi mahal tempat Victor-sama tinggal.

“Apa kau ingin minum sesuatu?”

“Tidak, terima kasih.”

Jawabanku membuat atmosfer di ruangan ini menjadi sedikit berat. Hanya para orang tua yang meminum kopi mereka dengan wajah santai.

Wakil kapten Neil berpikir aku sudah membuat Victor-sama marah, karena itu dia memperingatkanku dengan nada serius.

“Jangan berkata tidak sopan seperti itu.”

“Aku tidak boleh lengah. Aku harus tetap menjaga agar kepalaku selalu jernih setiap saat.”

“Ini tempat yang aman. Lagipula kau juga perlu bersantai sejenak.”

“Apa kau sudah lupa? Aku baru saja bebas dari status budak beberapa waktu yang lalu. Aku harus melindungi diriku sendiri. Aku selalu berada dalam bahaya dimanapun aku berada.”

Wakil kapten Neil menutup mulutnya saat aku menjawab dengan senyum di wajahku.

“Apa pangeran tidak mabuk meski minum itu?”

“Aku bahkan tidak bisa mabuk meski ingin.” Jawab Victor-sama.

Jujur saja, dia mungkin punya cukup kemampuan untuk tetap sadar meski dalam kondisi mabuk, tapi lebih baik aku tidak minum minuman seperti itu di tempat umum hingga aku tahu bagaimana efeknya pada tubuhku. Terutama di depan Victor-sama.

Masalahku akan menjadi semakin besar jika aku tidak sengaja mengatakan sesuatu.

“Tidak masalah. Pesan saja apa yang kau mau.”

Victor-sama memberikan sebuah buku menu kecil padaku.

Ada dua pilihan di sana: kopi dan alkohol. Aku ingin memesan teh, tapi...

Restoran macam apa yang membatasi pilihan minumannya seperti ini? Bagaimana mereka bisa bertahan hingga saat ini?

Kapten Marius dan Ceres memesan alkohol, sedangkan aku dan wakil kapten Neil memesan kopi.

“Ayo lanjutkan pembicaraan yang tadi. Apa yang ingin kau lakukan dengan anggota pasukan yang ingin kau buat? Darimana kau akan memilih anggota pasukanmu?”

Victor-sama meminum segelas penuh alkohol dan langsung menaruh gelas kosongnya ke meja.

“Jangan khawatir. Aku akan mencari anggota-anggotanya sendiri.”

“Kau akan mencari mereka satu per satu?”

“Ya. Ya, aku akan mencarinya sendiri.”

“Kenapa kau mau melakukan semua hal menyusahkan itu? Yah, aku ingin bilang kau boleh memilih anggotamu dari pasukanku jika kau mau. Tapi, siapa yang ingin bergabung dengan pasukan yang dipimpin anak kecil sepertimu? Apa kau mau membuat pasukan bocah nakal?”

Kenapa pangeran satu ini sangat ahli membuatku marah...? Mau bagaimana lagi, ini adalah dunia otome game. Orang seperti ini pasti akan jadi target utamanya.

“Malah sebaliknya.”

“Oh?” Victor mengerutkan keningnya saat mendengar respon dariku.

“Aku ingin mereka berpikir jika bergabung dengan pasukanku adalah hal paling sulit di dunia ini. Mulai sekarang, kau akan tahu jika bergabung dengan pasukanku adalah kehormatan terbesar yang pernah ada.”

Aku mengatakannya dengan lantang dan senyum lebar di wajahku.

 

Chapter 273     Daftar Isi     Chapter 275


Komentar

Postingan Populer