I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 176
Disclaimer: not mine yooo.
XXX
Alicia Williams, 15 tahun.
Aku tidak suka saat mendengar jika Emma menyukaiku. Alasannya, aku akan kehilangan wibawa sebagai wanita jahat jika jumlah temanku terus bertambah.
Bagaimanapun caranya, aku harus bisa mengembalikan dia menjadi pengikut Liz-san. Ya ampun, hal yang harus kulakukan jadi semakin bertambah.
Lagipula dalam waktu dekat ini aku akan pergi ke Ravaal, jadi aku tidak akan punya waktu utuk mengurusi Emma.
"Ali-chan, ada apa? Kenapa wajahmu terlihat kesusahan seperti itu?"
Aku sangat iri padamu, Curtis-sama. Setiap kali aku melihatmu, kau selalu terlihat santai tanpa beban.
"Tidak ada apa-apa. Oh iya, apa kau tahu di mana Duke-sama sekarang?"
"Oh? Akhirnya Ali-chan pergi mencari Duke! Aku sangat lega."
"Aku tidak mengerti apa maksudmu..."
"Tentu kau tidak tahu, Ali-chan."
"Hingga sekarang Duke lah yang selalu mencari keberadaanmu, Alicia." timpal Finn-sama.
"Kalau aku tahu itu, aku tidak akan berkata seperti itu pada Duke" ucap Gilles sambil memintaku untuk berhenti.
... Yah, aku juga tidak bisa berkata banyak soal itu... karena seharusnya Duke-sama jatuh cinta pada heroine.
Aku sendiri tidak pernah berpikir dia akan jatuh cinta pada diriku yang seorang wanita jahat ini.... Tidak, itu hanya alasan semata. Semua ini adalah salahku karena aku tidak bisa membaca perasaannya dengan tepat. Aku memang ingin menjadi wanita jahat, tapi aku tidak mau menjadi orang yang kejam.
Meski begitu aku masih merasa penasaran. Di mana aku melakukan kesalahan? Aku sama sekali tidak pernah ingat melakukan sesuatu yang bisa membuat Duke-sama menyukaiku.
... Dan lagi, bagaimana rasanya jatuh cinta pada orang lain? Apa rasanya sama untuk semua orang?
Kira-kira di dunia ini ada buku panduan untu percintaan atau tidak ya... apa ada seseorang yang sudah menulisnya?
"Ali-chan, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Curtis-sama.
"Kalau sudah begini, biasanya dia tidak akan bisa mendengarkan suara kita."
"Kurasa dia sedang memikirkan sesuatu yang sangat sulit. Lihat, alisnya saja sampai berkerut seperti itu."
"Kurasa tidak begitu."
"Dari mana kau tahu?"
"Biasanya Alicia tidak akan memasang wajah susah meski dia sedang berusaha menyelesaikan sebuah permasalahan yang rumit. Lagipula, wajah seperti ini biasanya muncul karena seseorang sedang memikirkan masalah percintaannya."
""Percintaan...?""
"AAAH!! Aku tidak tahu lagi!!" teriakku dalam hati.
Gilles, Curtis-sama, dan Finn-sama menatapku dengan heran.
"Ada apa?" Curtis-sama bertanya padaku dengan mata terbelalak.
Sepertinya sekarang aku sudah tidak punya jalan lain kecuali bertanya pada Curtis-sama. Aku harus melakukannya karena tidak ada buku panduan percintaan di dunia ini.
Sepertinya aku memang harus bergantung pada Curtis-sama yang punya banyak pengalaman soal cinta. Eh, sebentar... memangnya Curtis-sama punya pengalaman soal cinta sejati...? Bukannya dia cuma playboy? Ah, aku tidak boleh menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja.
"... Apa Curtis-sama pernah menyukai seseorang..."
"Tidak." Curtis-sama langsung menanggapi pertanyaanku yang belum selesai.
Aku tidak marah, tapi entah kenapa aku merasa sedikit sedih.
Sebaiknya aku tidak bertanya lebih jauh. Lagipula setiap orang pasti punya rahasia mereka sendiri-sendiri.
Aku yakin jika aku sudah pernah menyelesaikan rute milik Curtis-sama, tapi... apa ada komplikasi yang tidak aku ketahui...?
"Dari sudut pandangku, baik Duke dan Alicia sama-sama membuatku iri." ucapnya.
"Huh?"
"Satu-satunya yang bisa kuajarkan padamu adalah... cinta itu sama sekali tidak logis dan tidak bisa diketahui hanya dengan menggunakan teori semata." ucap Curtis-sama dengan nada lembut kepadaku.
"Klise sekali." kata-kata tajam dari Gilles membuat wajah Curtis-sama terlihat kecut.
"Jangan hancurkan suasananya, dong." timpal Curtis-sama setelah mendengar perkataan Gilles.
"Maafkan Curtis ya. Padahal kami datang untuk bersenang-senang dengan kalian." ucap Finn sambil menatap Curtis dengan mata kasihan.
"Kau juga tidak pernah percaya kata-kataku." timpal Curtis sambil menatap Finn.
Aku sangat tertarik dengan kata-kata Curtis-sama yang bilang jika dia iri padaku dan Duke-sama. Tapi kenapa dia merasa iri seperti itu?
"Apa yang membuatmu iri pada Alicia dan Duke?" tanya Gilles dengan nada serius.
Oh, sepertinya Gilles jadi lebih pintar dalam membaca isi hatiku.
Dengan pikiran seperti itu, akupun mengalihkan tatapanku pada Curtis-sama.
Chapter 175 Daftar Isi Chapter 177
Komentar
Posting Komentar