Mahouka Volume 12 Chapter 8 Part 1
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
XXX
"... Dan itu benar-benar menyebalkan."
"Aku mengerti... aku terkejut kau bisa tetap tenang
seperti itu."
Malam, 13 April 2096. Mereka diberitahu jika rumah mereka akan kedatangan tamu, jadi setelah waktu makan malam selesai, Kasumi mengunjungi
kamar kembarannya dan kemudian menceritakan apa yang terjadi kepadanya selama
di sekolah.
"Ya, baiklah. Kurasa itu bagus juga... Tapi kalau
kau bertanya kepadaku, aku benar-benar ingin memukulnya hingga babak
belur."
Kasumi sekarang duduk di atas karpet sambil memeluk sebuah
bantal, lalu dia memukuli bantal itu sambil membayangkan muka Takuma di sana.
"Ngomong-ngomong... dari apa yang kau katakan,
sepertinya kelakuan Shippou-kun sudah melampaui sikap tidak bersahabat."
"Oh, jangan melebih-lebihkan. Dia bahkan juga punya
chip di bahunya, entah apa itu."
"Baik, baik. Kesampingkan dulu kelakuan kasarnya, aku sama
sekali tidak percaya kalau anggota kelompok elit dari federasi klub akan beraku
agresif pada seorang anggota komdis."
"Benar! Karena itu aku bilang kalau dia, seseorang yang berasal
dari keluarga Shippou, sedang mencari masalah dengan keluarga Saegusa."
kata Kasumi sambil membanting bantalnya.
Izumi tidak membantahnya. "Kesampingkan dulu fakta jika dia
adalah anggota keluarga Shippou. Aku juga merasa jika dia punya dendam
pribadi pada kita."
Komentar Izumi ini membuat Kasumi mengedipkan matanya
beberapa kali. "Maksudmu, dia punya dendam lain selain dengan keluarga
kita?"
"Dendam? Kasumi... em, mungkin memang seperti
itu." Izumi sedikit bingung dengan perkataan hiperbola dari Kasumi, jadi
dia hanya menganggukkan kepalanya dan menunjukkan ekspresi seakan sedang
mendengarkan sesuatu yang ada di dalam kepalanya. "Kudengar kepala
keluarga Shippou yang sekarang adalah orang yang sopan dan tidak mudah marah.
Dilihat dari rumor yang beredar, aku tidak akan berpikir jika dia akan
menyerang keluarga Saegusa secara langsung, tapi..."
Di saat yang sama, kepala keluarga Saegusa saat ini, Kouichi
Saegusa sedang menjamu seseorang.
"Senang bertemu dengan anda. Nama saya Maki Sawamura."
"Kami sudah menunggu anda. Nama saya Mayumi, putri tertua
keluarga Saegusa. Silahkan lewat sini."
Mayumi adalah orang yang ditugasi untuk menyambut tamu itu.
Hal ini memang bukan kebetulan, Kouichi memang menyuruhnya untuk menyambut tamu
itu di depan pintu. Mayumi pun mengantar Maki ke ruang tamu, tapi dia tidak bisa
melenyapkan rasa curiga dan penasaran yang muncul bersamaan dengan kedatangan Maki ke rumah mereka.
'Wanita ini, aktris yang terkenal itu kan? Maki Sawamura...
Apa yang diinginkan aktris seprtinya dengan 10 Master Clan...?'
Jika yang datang adalah politisi atau pengusaha, tidak
perduli apa jenis kelamin mereka, Mayumi tidak akan merasa aneh. Lagi pula,
selebritis yang memiliki hubungan dekat dengan penyihir adalah hal yang tidak
biasa, tapi hal itu juga bukan sesuatu yang jarang terjadi. Meski begitu, 10 Master Clan
adalah keluarga penyihir yang terlalu kuat jika ingin digunakan untuk membuat
masalah di dunia hiburan.
"Ayah, aku mengantarkan nona Sawamura."
Mayumi merasa ada yang aneh dengan pertemuan ini, tapi dia
tetap memasang wajah netral saat mengantarkan wanita itu menghadap ayahnya. Dengan sikap
bangsawan yang sempurna, Mayumi mengantarkan Maki hingga ke ruang tamu, tempat
ayahnya sedang menunggu.
Setelah menyuruh Mayumi dan maid yang menyiapkan makanan dan
minuman keluar dari ruang tamu, Kouichi lalu bertanya pada Maki.
"Bukankah ini kali kedua kita bertemu?"
Maki yang duduk di seberang Kouichi pun tersenyum manis dan
menjawab. "Saya merasa tersanjung karena anda mengingat saya."
"Tentu saja. Silahkan dinikmati... kalau terlalu lama
semua ini akan jadi dingin."
Semua makanan yang ada di depan mereka mulai appetizer
hingga main course sudah disiapkan dengan sempurna. Makanan ini tidak
dihidangkan secara terpisah karena Kouichi berpikir jika ini adalah pertemuan
rahasia. Maki juga merasa tidak kecewa dengan jamuan ini.
"Terima kasih banyak." kata Maki sambil mengambil
pisau dan garpu yang ada di depannya. Dari pilihan katanya, Maki mencoba
memilih kata-kata yang kasual tapi tetap masih terdengar sopan. Table manner
Maki juga terlihat sempurna.
Saat Kouichi melihatnya, Maki merasa jika laki-laki itu
tersenyum puas ke arahnya.
"Oh, maaf." kata Kouichi. Sepertinya dia salah
memahami arti pandangan mata Maki, tapi dia tidak tahu dengan pasti. "Aku
mengerti jika menggunakan kacamata di dalam ruangan itu agak tidak sopan."
"Tidak. Saya sama sekali tidak mempermasalahkan hal
itu."
Kouichi pernah terlibat dalam insiden penculikan penyihir
internasional yang menargetkan para penyihir Jepang saat usianya masih 14 tahun, dan
selama pertarungan itu dia kehilangan mata kanannya. Sekarang saat dia dewasa
dan berhenti tumbuh, dia memilih untuk menggunakan mata palsu. Karena itu di
masa mudanya Kouichi dikenal dengan nama eyepatch magician. Sekarang, Kouichi
lebih memilih untuk menggunakan kacamata berwarna yang bisa membuat orang lain
merasa nyaman karena mereka tidak akan bisa melihat mata palsunya. Itu adalah
informasi yang sudah tersebar luas.
Saat mereka berdua sudah memakan main course sambil
melakukan perbincangan kecil, Maki pun menegakkan punggungnya. Dia ingin
mengangkat topik yang dia inginkan dengan cara yang lebih spontan, tapi Kouichi
tidak pernah memberi wanita itu kesempatan selama makan malam berlangsung.
"Jadi, yang ingin kuketahui adalah alasanmu datang ke
sini hari ini."
XXX
Sesaat setelah Mayumi selesai berganti baju, intercom yang
ada diruangannya berbunyi.
"Oneesama, ini Izumi. Boleh aku masuk?"
"Tentu. Masuklah."
'Masuklah' adalah password Mayumi. Robot HAR yang ada di
ruangannya mengenali suara Mayumi dan membuka kunci yang ada di pintu. Izumi
dan Kasumi pun masuk ke dalam kamar kakaknya.
"Aku minta maaf, tapi ada sesuatu yang ingin kami
diskusikan denganmu."
Mayumi sedikit terkejut saat mendengar perkataan Izumi.
Karena mereka berdua ingin meminta 'opininya', maka ini sama sekali tidak ada
hubungannya dengan pelajaran sekolah dan latihan sihir.
"Apa itu?"
"Kak, apa kau tahu orang seperti apa kepala keluarga
Shippou itu?"
Pertanyaan yang muncul dalam kepala Mayumi adalah, 'kenapa
mereka ingin tahu soal itu?' tapi dia menyadari sesuatu yang sedikit ganjal dari kata-kata adiknya.
"Kasu..."
Mayumi menyadari sesuatu saat melihat tingkah adik bontotnya
itu.
"A-apa?" Kasumi sedikit terbata, dan matanya mulai
menghindari tatapan kakaknya. Saat Mayumi melihatnya, dia sadar jika tebakannya
ternyata benar.
"Kau berkelahi dengan Shippou-kun kan?"
"Bagaimana kau tahu!?"
Kasumi langsung mengaku (atau mungkin terlihat seperti itu)
dengan jujur, padahal sebenarnya Kasumi ingin mencoba ngeles agar bisa keluar
dari masalah ini. Nada Mayumi terdengar sangat memaksa hingga dia tidak sengaja
mengatakan semuanya dengan jujur.
"Apa yang harus kulakukan padamu...?"
"Tunggu sebentar, kak." potong Izumi saat Mayumi
terlihat ingin menceramahi Kasumi. "Memang benar, Kasumi hampir berkelahi
dengan Shippou-kun, tapi kurasa Shippou-kun lah yang melakukan provokasi terlebih
dahulu."
Mayumi menatap Izumi dengan curiga. Tapi tatan Izumi
terlihat serius. Mayumi pun menghela nafas panjang dan merilekskan wajahnya.
"Baiklah. Aku percaya padamu."
Saat mendengar kata-kata itu, Kasumi menghela nafas lega dan
ketegangan di antara mereka pun hilang. Dia menatap Izumi dan berterima kasih
pada saudara kembarnya itu.
"Kau ingin tahu orang seperti apa kepala keluarga
Shippou, iya kan?" tanya Mayumi sambil menyipitkan matanya.
"Bagaimana ya... aku tidak pernah bertemu langsung dengannya, tapi kurasa
dia orang yang bisa diandalkan dan sangat berhati-hati."
"Bisa diandalkan dan hati-hati?" ulang Izumi yang
tidak mengerti. Bisa dipercaya dan hati-hati itu terlalu umum untuknya.
"Ya. Dia bisa diandalkan, hati-hati, dan kau tidak akan
pernah tahu apa yang sedang dia pikirkan. Dia ahli dalam membuat rencana dan
negosiasi, dia selalu menjaga agar resiko yang dia dapat selalu dalam level
minimum dan tidak pernah rakus untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus, dan
dia selalu ada dimanapun dia dibutuhkan. Dia orang yang seperti itu."
Mayumi memberikan jawaban seperti itu karena dia sadar apa
maksud dari pertanyaan adik-adiknya. Tapi jawabannya malah menimbulkan
pertanyaan lain.
"Tapi itu..."
"Ya. Aku tahu kalau itu sangat bertolak belakang dengan
sikap Shippou-kun padamu, Kasu."
"Lalu, itu artinya dia tidak merencanakan sesuatu untuk
keluarganya?"
"Apapun yang dia rencanakan, dia hanya bisa
melakukan apa yang bisa dilakukan oleh anak SMA. Tidak perduli seberapa besar
kekuatan sihirnya, dia pasti sadar jika itu tidak
akan menyelesaikan semua masalah."
"Mungkin dia punya dukungan dari luar
keluarganya?"
"... Tidakkah itu terlalu berlebihan?" tanya
Mayumi yang sedang berusaha untuk memotong imajinasi adik-adiknya yang semakin liar.
"... Haha. Kurasa juga begitu."
"... Ya, kau pasti terlalu banyak memikirkannya."
Setelah berkata begitu, mereka berdua tersenyum. Tapi mereka sama sekali tidak terlihat puas dengan jawaban sang kakak.
<<<Previous Daftar Isi Next>>>
Komentar
Posting Komentar