Mahouka Volume 12 Chapter 10 Part 1
Disclaimer: Lihat daftar isi, oke
XXX
Universitas sihir nasional berdiri di bekas markas Nerima milik JGDF (Japan Ground Defense Force). Markas itu dibiarkan kosong setelah markas Akasaka diperluas dan seluruh personil markas Nerima dipindah ke sana. Tapi, penggabungan kedua markas itu agak sedikit terburu-buru karena keputusan pembentukan Universitas Sihir.
Hal ini membuat hubungan antara pihak militer dan universitas menjadi lebih kuat. Kurang lebih ada 40% lulusan Universitas Sihir yang bergabung dengan militer atau organisasi lain yang berhubungan, tapi jumlah itu terkesan sangat bias. Hal ini sama sekali tidak aneh jika dilihat dari permintaan masyarakat terhadap penyihir. Tapi, jika ada seseorang yang bertanya 'apakah Universitas Sihir memiliki atmosfer yang sama dengan akademi pendidikan militer?' maka jawabannya adalah tidak. Para mahasiswa Universitas Sihir bisa menggunakan pakaian apapun yang mereka mau. Misalnya jika ada yang menggunakan pakaian norak atau santai, semua itu masih diperbolehkan selama tidak terlalu berlebihan. Kalaupun ada mahasiswa yang ditegur karena pakaiannya, dalam kebanyakan kasus pelaku peneguran itu adalah mahasiswa lainnya. Beberapa faktor lain juga berperan penting sehingga Universitas Sihir bisa terasa lebih bebas, sama seperti di SMA.
Mayumi sudah menjalani hal ini selama setengah bulan. Hari ini pakaian yang dia kenakan terdiri dari dress panjang berwarna pastel yang dipadukan dengan cardigan ¾. Cardigan yang dia kenakan adalah cardigan rajut dengan jahitan tebal dan kain yang agak tipis. Meski rok Mayumi terlihat panjang, bagian ujung roknya terdiri dari renda-renda yang tembus pandang sehingga memperlihatkan kakinya yang ditutupi stocking tipis. Pakaian yang dikenakannya sekarang jauh lebih terbuka jika dibandingkan dengan seragam SMA nya, tapi tidak ada yang melihatnya dengan tatapan aneh.
Sekarang Mayumi sedang berjalan menuju ke arah kafetaria karena panggilan seseorang. Laki-laki yang memanggilnya adalah seorang mahasiswa baru, sama seperti dirinya. Mayumi sama sekali tidak merasa gugup atau malu, karena yang memanggilnya adalah seseorang yang sangat dia kenal.
Saat Mayumi sampai di kafetaria, dia merasa sedikit pusing. Rasa pusing ini bukan karena dia sakit atau apa, tapi karena ada banyak sekali pasangan kekasih yang sedang makan bersama. Mayumi merasa jika mentalnya terkena damage dari semua pemandangan yang ada di depannya itu. Dia paham jika mereka semua tidak sedang main-main dan sedang menjalani hubungan yang serius, tapi hal itu sama sekali tidak membuatnya terhibur. Dia juga ingin berduaan dengan laki-laki yang dia cintai! Saat Mayumi melihat sepasang kekasih ada 2 hal yang muncul di dalam kepalanya. (1) dia iri, dan (2) dia ingin mereka segera pergi dari hadapannya. Tapi Mayumi sama seperti orang kebanyakan yang merasa sulit untuk mengutarakan perasaannya, karena itu dia lebih memilih untuk berdamai perasaannya itu.
Mungkin fakta jika hubungannya dengan si pemanggil sama sekali tidak romantis sudah membuat emosinya menjadi semakin kuat. Yah, tapi ini juga tidak terlalu berbeda. Mayumi dan laki-laki itu memiliki hubungan yang cukup dekat, jadi dia membuang kemungkinan itu jauh-jauh dari kepalanya.
"Maaf sudah membuatmu menunggu, Juumonji-kun."
Sesaat Mayumi menyapa Katsuto yang sedang duduk, beberapa pasang mata langsung memperhatikan mereka berdua. Tidak ada yang tidak tahu siapa itu Juumonji, tapi sepertinya beberapa dari mereka tidak tahu seperti apa wajah laki-laki itu karena mereka memasang ekspresi 'oh, ternyata dia Juumonji yang itu toh..'.
"Tidak juga. Aku baru sampai 5 menit yang lalu."
Bukan 'aku baru saja sampai' tapi 'aku sampai 5 menit yang lalu'. Mayumi tersenyum kecil saat mendengar jawaban yang sangat 'Katsuto sekali' itu.
"Terima kasih sudah datang, Saegusa."
Saat Katsuto mengatakan nama keluarga Mayumi, jumlah mata yang memperhatikan mereka semakin bertambah, bahkan para mahasiswa yang tidak tertarik dengan nama marga Katsuto pun sekarang menoleh saat mendengar nama keluarga Mayumi. Semua mahasiswa di universitas sihir tahu jika putri tertua keluarga Saegusa akan menjadi mahasiswa baru di tahun ini, dan hanya orang yang hidup di bawah batu saja yang tidak akan tahu kabar seperti ini. Kabar mengenai masuknya Mayumi ke universitas sihir bukanlah berita yang bisa diabaikan begitu saja. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, kemunculan Mayumi akan menarik perhatian lebih banyak orang jika dibandingkan dengan Katsuto.
Di lain sisi, Mayumi tidak menghiraukan semua tatapan itu dan langsung duduk di seberang Katsuto. "Dan lagi, kenapa kau memanggilku ke tempat ramai seperti ini…"
Mayumi tahu jika dirinya dirumorkan sebagai calon istri Katsuto. Jika kau hanya melihat hubungan mereka di permukaan saja, maka hal itu mungkin saja terjadi. Faktanya orang-orang yang paham dengan masalah penyihir akan mempercayai rumor itu dengan mudah. Tapi sekarang keluarga Itsuwa lah yang sedang gencar melakukan pendekatan pada Mayumi, apalagi putra pertama dan pewaris sah keluarga Itsuwa sudah berusia 20 tahun sekarang. Jika keluarga Juumonji ingin menikahkan Katsuto dan Mayumi maka mereka harus segera mengambil langkah pertama. Meski begitu, rumor mengenai kemungkinan mereka akan menikah adalah benar adanya.
Mayumi sengaja menyinggung 'tempat ramai' untuk bertanya tidak langsung pada Katsuto, apakah mereka berdua akan menjadi asupan gosip baru untuk orang-orang yang ada di sini atau tidak. Tentu saja Mayumi hanya bercanda, tapi di sisi lain dia juga tidak bisa tidak memikirkan rumor tersebut. Mau dia suka atau tidak pada Katsuto, jika mereka benar-benar menjadi kandidat suami-istri di masa depan maka Mayumi tidak akan bisa menganggapnya sebagai sahabat biasa.
"Kupikir akan lebih aman jika kita bertemu di tempat ramai daripada di ruangan kosong. Kurasa mereka akan lebih curiga jika kita melakukan pilihan yang kedua."
Katsuto menjawab pertanyaan Mayumi dengan sopan tapi dengan nada yang tegas. Hal itu membuat kesan seakan hanya Mayumi yang mengkhawatirkan rumor tentang mereka berdua dan itu membuat Mayumi jengkel. Katsuto mengenakan setelan santai dengan dasi di dadanya dan wajahnya terlihat serius seperti biasanya. Dari itu saja, Mayumi tahu jika Katsuto sama sekali tidak punya perasaan romantis kepadanya dan itu membuatnya semakin jengkel.
Tapi Mayumi hanya bisa memikirkan masalah 'sepele' itu hingga dia menyadari isi artikel yang sedang dibaca oleh temannya.
"... Berita yang tidak terlalu bagus, iya kan?" gumamnya.
Berbagai media elektronik yang berserakan di meja itu memiliki judul seperti 'Keadaan Sebenarnya Dari Para Penyihir Dalam Militer, JGDF Mempersiapkan Para Pemuda Sebagai Senjata, Pasukan Pertahanan Didominasi Penyihir, dan Apakah Pekerja Sihir Mendapatkan Perlakuan Baik?' Judul-judul itu terbagi menjadi 2 kelompok ekstrim, (1) kritik terhadap pasukan pertahanan Jepang dan (2) kritik bagi para penyihir karena menunjukkan favoritisme kepada sesama penyihir. Tapi ada 2 kesamaan dari 2 kelompok artikel ini, dan itu adalah keduanya membahas para penyihir yang berhubungan dengan pihak militer.
"Beberapa berpura-pura menyuarakan hak penyihir, tapi yang mereka inginkan adalah masyarakat yang menolak keberadaan para penyihir. Artikel hipokrit… dan kurasa semua ini adalah artikel-artikel terburuk. Bagaimana pendapatmu?"
Katauto yang sama sekali tidak menghiraukan komplain dari Mayumi langsung mengambil CAD nya dan mengaktifkannya.
Universitas sihir tidak melarang para murid untuk membawa CAD seperti saat di SMA dan larangan penggunaan sihir juga diperlonggar. Laboratorium dan ruang praktik hanya melarang penggunaan sihir yang sangat berbahaya dengan menggunakan sistem blacklist, sedangkan mantra-mantra yang berhubungan dengan penelitian dan praktik dimasukkan ke dalam whitelist agat bisa digunakan. Soundproofing Field yang baru saja dibuat oleh Katsuto adalah salah satu mantra yang diperbolehkan dalam universitas.
"Apa ini sangat penting?"
Soundproofing Field biasanya digunakan saat perapalnya sedang melakukan pembicaraan rahasia, tapi mereka kan tidak punya rahasia yang tidak boleh diketahui oleh oang lain. Tapi, jika dilihat ekspresi Katsuto, sepertinya pembicaraan kali ini bukanlah bincang-bincang santai biasa.
"Berita mengenai anti-penyihir tiba-tiba banyak muncul di media sejak awal minggu ini." katanya sambil menunjukkan artikel yang ada di e-readernya.
"Aku juga merasa seperti itu." kata Mayumi dengan nada serius. "Um… apa?" tanyanya saat melihat wajah serius Katsuto. Wajahnya terlihat amat sangat serius hingga terkesan menyeramkan. Mayumi ingin tahu kenapa Katsuto menatapnya seperti itu.
"Alasan kenapa ada 2 kelompok berita seperti ini adalah karena mereka memiliki sumber berita yang berbeda."
"Maksudmu ada 2 faksi yang sedang menguasai media?"
"Seperti yang kau tahu, keluarga Juumonji tidak memiliki keahlian mendalam dalam bidang pengumpulan informasi." daripada menjawab pertanyaan Mayumi secara langsung, Katsuto ingin menegaskan jika apa yang ingin dia katakan adalah hasil investigasi yang dilakukan oleh keluarganya. "Aku tidak punya bukti kuat untuk penjelasanku ini, tapi itu tidak berarti jika aku tidak memiliki bukti apapun. Apa kau ingin mendengarnya? Aku juga berharap kau tidak marah dengan penjelasanku ini."
"Tentu. Aku akan mendengarkan penjelasanmu." jawab Mayumi dengan nada serius. Dia tahu jika hal ini tidak akan menjadi pembicaraan yang menyenangkan.
"Dari 2 kelompok ini, artikel yang berisi kritik untuk JGDF kemungkinan besar dibuat oleh keluarga Saegusa."
"Apa!?" statement yang baru saja dikatakan oleh Katsuto sudah berada diatas batas toleransi yang dimiliki oleh Mayumi.
"Mungkin ada konspirator lain, tapi keluarga Saegusa, setidaknya, memiliki peran penting dalam masalah kali ini."
"Tidak mungkin itu benar!" Mayumi berdiri dan menggebrak meja.
Orang-orang yang ada di luar Soundproofing Field tidak bisa mendengar suara mereka berdua, tapi mantra itu tidak menangkis cahaya jadi mereka bisa melihat apa yang dilakukan keduanya. Semua perhatian mereka tertuju pada Mayumi yang terlihat sedang menggebrak meja dengan wajah marah. Mayumi yang sadar akan situasinya merasa malu dan memutuskan untuk duduk kembali di kursinya, setelah itu dia menatap Katsuto dengan tajam.
"Ayah kami mungkin seorang ahli strategi, dan dia punya hubungan dengan beberapa hal berbahaya. Bahkan aku yang putrinya ini tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan."
Ada percikan api di mata Mayumi dan hal itu cukup kuat untuk menangkis tekanan yang diberikan oleh Katsuto.
"Tidak peduli apapun alasannya, dia tidak akan pernah melupakan kewajibannya terhadap 10 Master Clan. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang bisa memperlemah dunia sihir Jepang."
Katsuto bisa merasakan amarah Mayumi, tapi dia menjawab dengan tenang. "Kalau begitu, Saegusa-sama pasti berpikir jika hal ini memiliki keuntungan tertentu." kata-kata itu bergema di dalam kepala Mayumi.
"Jangan aneh-aneh. Yang dikatakan semua artikel ini…" ucapnya sambil menunjuk salah satu artikel yang ada di atas meja, "... Adalah jika dunia akan menjadi lebih baik jika para penyihir menghilang saja. Orang bodoh pun pasti bisa tahu jika kata-kata mereka soal ingin melindungi hak penyihir hanya omong kosong. Apa kau pikir mereka bisa menipu ayahku? Kau mungkin temanku, Juumonji-kun. Tapi kata-katamu tadi adalah sebuah penghinaan. Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja."
"Aku tidak pernah bermaksud untuk menghina
keluargamu."
Jawaban Katsuto terdengar jujur dan tulus, karena itu Mayumi bisa mendinginkan kepalanya.
"Apa kau mau bilang jika ayahku sengaja membuat mereka melakukan hal ini karena sebuah tujuan tertentu? Meskipun dia sudah tahu jika tujuan mereka adalah menyalahkan para penyihir?"
"Aku tidak tahu apa tujuan Saegusa-sama. Yang kutahu, sepertinya Saegusa-sama sedang memanipulasi media sehingga mereka terlihat seperti sedang mengkhianati 10 Master Clan."
Mayumi menatap Katsuto dengan tatapan yang lebih tajam.
Mata Katsuto sama sekali tidak bergeming saat melihatnya.
"... Baiklah. Apa kau ada acara lain malam ini, Juumonji-kun?
"Tidak."
"Kalau begitu, apa kau tidak keberatan datang ke rumahku? Aku akan langsung bertanya pada ayahku soal masalah ini dan aku ingin kau berperan sebagai saksi atas pembicaraan kami berdua."
"Baiklah, hal ini juga akan banyak membantuku."
⭐⭐⭐
10 Master Clan adalah representasi dari seluruh penyihir yang ada di Jepang, tapi mereka bukan berasal dari klan yang terkenal sejak ratusan tahun yang lalu. Mahasiswa normal tidak akan membuat janji saat ingin bertemu dengan orang tua temannya, tapi saat ini Katsuto akan pergi menemui kepala keluarga Saegusa, Kouichi Saegusa. Sebagai proxy dari kepala keluarga Juumonji, Katsuto harus meminta izin untuk bisa menemui Kouichi, beberapa saat kemudian dia menerima instruksi untuk datang jam 8 malam.
XXX
Rabu, 18 April, 7:59. Sebuah mobil dengan kaca hitam berhenti tepat di depan pintu rumah keluarga Saegusa. Pintu belakang mobil itu pun terbuka dan dari dalamnya keluar seorang laki-laki muda dengan setelan jas dan dasi. Sebenarnya badan laki-laki itu tidak terlalu besar, tubuh 'besar'nya pun terbilang normal. Yang membuatnya terlihat seperti raksasa adalah auranya yang terasa menekan, tidak seperti aura laki-laki normal seusianya. Katsuto Juumonji, perwakilan dari kepala keluarga Juumonji adalah sosok yang tidak terkalahkan sejak dia menginjak bangku SMA dan setelah dia lulus auranya terasa jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Yang menyambutnya di depan pintu adalah Mayumi, putri tertua keluarga Saegusa. Wanita itu mengenakan gaun formal yang menjuntai hingga mata kakinya. Mayumi membungkukkan badannya ke arah Katsuto dan kemudian memandunya masuk ke dalam rumah. Saat ini jam menunjukkan jam 8 tepat.
Katsuto pun mengikuti Mayumi dan menginjakkan kakinya ke dalam rumah milik keluarga Saegusa.
XXX
"Hasil investigasi yang mengesankan."
Kouichi yang menemui Katsuto di ruang tamu pun mengakui bahwa dia adalah salah satu dalang dari munculnya artikel-artikel yang menyudutkan para penyihir.
"Ayah! Apa maksudmu!?" teriak Mayumi. Di sebelahnya, sang ayah hanya menganggukkan kepala tanpa malu-malu.
"Tenang dulu, Mayumi." kata Kouichi. "Kenapa kau terlihat sangat menggebu-gebu seperti itu?" laki-laki itu merasa bingung kenapa putrinya itu menunjukkan reaksi yang cukup berlebihan.
"Bagaimana bisa aku tetap tenang!? Yang ayah lakukan adalah pengkhianatan pada 10 Master Clan… bukan, tapi seluruh penyihir yang ada di Jepang!"
Putrinya itu berdiri dan melihatnya dengan tatapan yang sangat tajam. Kouichi tetap tenang saat menerima tatapan putrinya itu. Dia berkata, "Ini bukan pengkhianatan, Mayumi. Kau salah paham."
"Salah paham bagai…"
"Saegusa."
Mayumi berniat untuk menginterogasi ayahnya, tapi panggilan Katsuto berhasil membuatnya sadar jika ada orang lain selain dia dan ayahnya di ruangan ini. Mau tidak mau, Mayumi menutup mulutnya dan kembali duduk di kursinya.
"Saegusa-sama," panggil Katsuto setelah dia yakin jika Mayumi sudah kembali tenang. Dia menatap Kouichi dan berkata, "Saya sama sekali tidak mengerti apa yang anda inginkan. Karena itu saya datang untuk meminta penjelasan."
Kouichi balas menatap Katsuto dan bertanya, "Apa itu permintaan dari keluarga Juumonji?"
"Ya, ini adalah permintaan dari keluarga Juumonji."
Kouichi menyandarkan punggungnya dan menghela nafas, "Sebuah pertanyaan dari salah satu klan untuk klan lainnya adalah sesuatu yang akan kujawab dengan jujur." Kouichi melihat reaksi Katsuto, dan saat dia tidak melihat reaksi apapun dari laki-laki yang lebih muda darinya itu dia melanjutkan. "Pertama, aku ingin memberitahu jika tidak ada kesalahpahaman di sini. Artikel yang kau tunjukkan padaku adalah sesuatu yang dibuat oleh kelompok anti-penyihir luar negeri. Mereka tidak hanya memberikan informasi pada media, tapi mereka juga memberikan bantuan finansial."
"Mereka memberi bantuan finansial pada pihak media!?"
"Mereka bisa memberikan alasan apapun yang mereka mau… donasi, iklan, yang lainnya… bahkan harga diri mereka juga bisa dibeli "
Kouichi memberikan jawaban yang terdengar sangat meyakinkan. Transaksi di balik layar adalah keahlian Kouichi, bukan Katsuto. Karena itu dia hanya bisa merespon kata-kata Kouichi dengan pertanyaan tidak penting. "Maksud anda, intervensi media yang anda lakukan adalah cara untuk melawan opini publik?"
"Katsuto-kun… apa kau tahu cara yang paling efektif untuk melawan opini publik?"
<<<Previous Daftar Isi Next>>>
Komentar
Posting Komentar