I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 167

 Disclaimer: seperti biasa. Novel ini bukan punya saya.

XXX

 Sinar mentari masuk melalui jendela kecil yang ada di kereta kuda. Di sebelahku, Gilles sedang tertidur pulas, meski begitu aku harus segera membangunkannya.

Suasana pagi hari seperti ini terasa sangat nyaman.

Untuk saat ini, mari pikirkan strategi agar aku bisa dideportasi. Aku sangat senang saat memikirkan jika rencana deportasi ini akan menimbulkan banyak masalah.

... Mungkin aku harus bersikap kasar pada raja agar bisa dideportasi. Tapi sebelum itu, aku harus bertemu dengan paman Will.

"Alicia."

... Kaget aku. Gilles yang terus tidur tiba-tiba menatapku dengan nada yang sangat serius.

"Ada apa?"

"Aku sudah memikirkannya sejak tadi malam. Tapi, aku... jika kau sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu sendirian, aku tidak akan berkata apa-apa. Aku tidak akan bilang kalau aku tidak setuju dengan idemu." katanya sambil memalingkan muka dariku.

"Tapi aku ingin kau berjanji 1 hal padaku."

"Apa itu?"

"Jangan mati."

Gilles saat ini terlihat sangat tampan hingga aku sama sekali tidak merasa keberatan untuk jatuh cinta kepadanya. Ah, wajah imutnya sekarang terlihat sangat dewasa.

"Bukan hanya aku yang berpikiran seperti ini. Duke, Henry, Mel, dan Carol... mereka semua juga menyukaimu. Duke juga sudah bilang sebelumnya, masa depan tanpa Alicia akan terasa sangat sunyi."

Kata-kata Gilles yang terlalu serius membuat perutku terasa sakit. Meski kata-katanya serius, aku malah berpikir apa benar kalau wanita jahat bisa disukai banyak orang seperti ini...? Meski aku merasa sangat senang... aku juga sedikit khawatir.

Aku mulai memikirkan tujuanku sekali lagi... keinginanku menjadi wanita jahat tidak akan berubah sedikitpun.

"Aku akan selalu menjadi tameng untukmu."

"Kalau begitu, aku akan selalu menjadi pedang untukmu."

"... Bersama, kita yang terkuat." ucap Gilles dengan senyum lebar di wajahnya. Mata abu-abunya terlihat memantulkan sinar mentari dan itu membuatku sedikit silau.

XXX

"Alicia-sama."

"Ali-Ali!"

Carol dan Mel berlari ke arahku. Mereka berdua terlihat terengah-engah.

Kalau melihat hal ini, kalian akan berpikir jika aku adalah orang yang lumayan populer.

"Selamat pagi."

"Pagi!"

"Selamat pagi."

"Aku berhasil! Aku yakin itu ucapan selamat pagi untukku!" kata Mel dengan wajah 'menang'.

... Kenapa pagi-pagi begini mereka sudah bertengkar?

"Tidak. Itu untukku."

"Ada apa?" tanyaku pada Mel.

Aku merasa lumayan bersemangat pagi ini... tapi anehnya 2 gadis yang lebih tua dariku ini lebih bersemangat dari diriku sendiri.

Di duniaku yang dulu, usiaku sudah 30 tahun-an. Tapi di sini, meski aku memiliki tubuh berusia 15 tahun, usia mentalku sudah menginjak angka 30 tahun, jadi tentu saja aku tidak bisa se-hyper mereka.

"Mungkin Alicia-sama belum tahu, sebenarnya ada 100 murid yang ingin berbicara dengan anda seperti ini."

"100 orang!? Bukannya itu terlalu banyak?" pekikku kaget. Ya, 100 orang itu terlalu banyak.

"... Kalau tidak salah memang ada 100 an orang. Kurasa jumlahnya bisa lebih dari itu."

Kenapa kau bisa tahu hal seperti itu, Gilles. Darimana kau mendapatkan semua informasi itu...? tanyaku dalam hati.

"Rasa sukaku pada Ali-Ali lebih besar darimu."

"Aku juga sangat mengagumi Alicia-sama."

Suara Mel dan Carol memenuhi rongga telingaku. Saat Gilles melihat tingkah 2 gadis itu, dia menatap mereka dengan wajah yang mengerikan.

"... Aku akan melakukannya."*
*) ntah lah apa maksudnya ini... >.<

Ah... sepertinya Gilles, anak yang paling muda diantara kami adalah seseorang dengan usia mental paling tua. Itu adalah pikiran yang muncul di dalam kepalaku saat menatap reaksinya.



Chapter 166     Daftar Isi     Chapter 168

Komentar

Postingan Populer