I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 175

 Disclaimer: lihat daftar isi, kay. POV masih dari Curtis.

XXX

Alicia berjalan ke arah halaman tanpa mengatakan apa-apa dan kami berjalan di belakangnya dalam diam.

Aku tidak pernah memperlihatkan diriku di depan Alicia tadi, tapi kenapa dia bisa tahu soal keberadaan kami berdua?

Aku juga tidak menggunakan sihir apa-apa, begitu juga dengan Alicia… apa mungkin Alicia menggunakan suatu tanda untuk mengetahui keberadaan kami?

Jangan-jangan Alicia adalah seorang pembunuh bayaran professional… karena itu dia bisa menyadari keberadaan kami dengan mudah.

Tapi sekarang aku lebih khawatir pada hubungan antara Alicia dan Emma.

“Ali-chan, boleh aku bertanya sesuatu?”

Alicia berhenti saat mendengar pertanyaanku, kemudian dia membalikkan badannya dan menatapku.

Tatapan matanya saat itu terasa sangat tajam, dan aku langsung menyukai tatapan itu. Normalnya aku akan merasa takut, tapi aku terpana dengan aura dewasa yang dia pancarkan.

“… Apa yang sedang kau pikirkan?” tanyanya.

“… Huh?” apa sekarang dia bisa membaca isi hatiku?

Alicia terus menatapku dengan sedikit kerutan alis di wajahnya.

“Tidak, tidak ada, tapi aku penasaran. Kenapa kau mengancam mereka, apa ini untuk Emma?” tanyaku.

“Ini karena mereka sudah keterlaluan.” jawabnya.

“Apa kau bisa menjamin jika pisau yang kau lempar tidak akan mengenai mereka?” tanyaku lagi.

“Oh, kau mau menceramahiku?” Alicia bertanya balik kepadaku.

“Hanya memastikan.” timpalku.

“… Tentu saja.” Jawab Alicia setelah diam selama beberapa detik.

Saintess. Itulah kata yang muncul di kepalaku saat menatap Alicia yang ada di depanku. Bukankah posisi Saintess lebih cocok untuk Alicia?

Alicia mungkin lebih lemah dari Liz dalam urusan sihir, tapi Alicia lebih unggul dalam lecerdasan dan kekuatan fisik.

“Kurasa setelah ini Emma akan mengikuti Alicia.”

Aku tetap memasang wajah tidak mengerti saat Finn berkata seperti itu.

Aku bahkan tidak tahu apa perasaan Emma pada Alicia. Suka kah, benci kah…?

“Emma itu fansnya Liz, kan?” tanyaku.

“Kurasa aku hanya percaya dengan apa yang kulihat.” balas Finn.

“Apa yang ingin kau katakan?”

“Aku tidak percaya saat mereka semua berkata jika Alicia adalah seorang iblis, dan kurasa Alicia yang kulihat sekarang lebih mirip malaikat.”

“Itu penilaian yang terburuk. Malaikat… itu yang paling buruk.” Ucap Alicia.

Kenapa Alicia tidak suka disebut malaikat? Biasanya para gadis akan kegirangan saat ada yang mengatakan hal seperti itu pada mereka. Begitu pikirku sambil menatap gadis itu.

“Lagipula Emma menyukai perempuan.” Ucap Finn.

“Huh?”

Sepertinya hanya Alicia yang terkejut dengan perkatan Finn.

Gilles juga sepertinya tahu soal itu. Tapi itu tidak mengubah fakta yang baru saja diucapkan oleh Finn.

… Lagipula darimana dia bisa mendapatkan informasi sedetail itu? Aku sekarang merasa takut pada pemuda yang lebih muda dariku ini.

“Karena itu aku lebih suka perempuan.” gumamku.

“Yah, soal itu… gender mana yang biasanya menjadi subjek percitaan?”

“”Perempuan.””

Suaraku dan Finn saling bertumpuk saat menjawab pertanyaan Alicia.

Alicia sepertinya masih belum mengerti maksud dari perkataan Finn. Yah, itu adalah fakta yang cukup mengejutkan. Tidak ada banyak orang yang tahu soal itu.

“Dan kurasa Emma mungkin sudah jatuh cinta pada Ali-chan~.”

“Aku tidak melakukan apa-apa padanya.” Ucap Alicia dengan nada kesal.

“Aku juga merasa kalau Emma sudah jatuh cinta pada Alicia.” Ucap Gilles dengan wajah serius, dan hal itu sukses membuat Alicia merasa cemas.

“Berada di dekat Alicia bisa membuatmu merasakan pesona yang dia miliki, tidak peduli seberapa menjijikkan dirimu yang dulu.” Kata Gilles dengan senyum penuh ironi.

Ya, dia benar. Sulit rasanya untuk tidak tertarik pada Alicia. Meski kau berpikir jika dia adalah wanita menjijikkan, kau pasti tetap akan merasa tertarik kepadanya.

Alicia jauh lebih menarik daripada Liz.

“Jika Liz ada di sini, dia pasti akan membawa mereka menuju ke tempat Emma berada dan memaksa mereka untuk meminta maaf pada gadis itu. Yah, itu cuma spekulasiku…” ucap Finn.

“Liz Cather adalah pahlawan semua orang. Tentu dia akan melakukan hal yang seperti itu.” timpal Gilles.

“Kurasa pahlawan yang sebenarnya adalah orang yang mengancam pelaku kriminal tanpa diketahui oleh korbannya.”

“Liz Cather ingin semua orang memiliki hati yang baik. Setelah mengumpulkan banyak orang, dia pasti akan mengatakan banyak kata-kata yang indah.”

“Lalu mereka semua akan kembali menjadi teman baik.”

“Aku setuju denganmu.”

… Cara Liz menangani sesuatu memang mengerikan. Selain itu aku tidak punya keluhan apapun padanya, tapi aku terkejut saat tahu jika Finn dan Gilles yang punya wajah imut bisa mengatakan banyak hal pahit soal gadis itu.

Atau mungkin, ini adalah kali pertamanya aku mengerti apa yang dipikirkan oleh Finn. Sekarang aku bisa sedikit mengerti… aku mengerti kenapa Finn ada di pihak Alicia. Aku merasa jika semua orang dengan bakat yang tinggi pasti berada di pihak Alicia.

… Orang yang memiliki bakat akan berkumpul dengan orang yang sama-sama berbakat, mungkin itu adalah hukum alam.

Berapa banyak lagi yang akan berpindah dari kubu dari Liz ke kubu Alicia? Sekarang masalah ini menjadi semakin menarik. Sebagai orang luar aku sangat menantikan perkembangan masalah ini di masa depan.


Chapter 174     Daftar isi     Chapter 176


Komentar

Postingan Populer