I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 174

 Disclaimer: not mine

(•ω•)(•ω•)(•ω•)

“Biarkan saja dia, ayo pergi.”

Saat satu kakiku berada di dalam kafetaria, para gadis itu menoleh ke arahku dan langsung mencoba kabur dari sana.

Aku langsung memundurkan kakiku. Rasanya sangat canggung saat berpikir jika mereka menyadari keberadaanku yang sedang menguping pembicaraan mereka.

Aku tidak tahu darimana rumor itu berasal. Tapi saat aku memikirkannya sekali lagi, rasanya aku selalu hidup di bawah perhatian banyak orang. Mungkin hal itu terjadi karena sihir hijau bukan sihir yang termasuk ke dalam 5 tipe sihir utama di kerajaan ini. Karena itu para pemiliknya harus memiliki banyak keahlian agar bisa hidup dengan nyaman.

“Kenapa kau kembali ke sini?”

“Aku tidak bisa apa-apa. Para gadis itu sedang menuju ke arah kita.”

Finn menghela nafas saat mendengar alasanku.

Aku memang marah saat melihat pemuda yang lebih muda dariku menganggapku bodoh, tapi aku juga memiliki pendapat yang sama dengannya.

“Apa yang ingin dilakukan oleh Alicia?”

Aku bahkan tidak tahu soal itu. Alicia hanya berdiri diam sambil menerima semua cacian itu. Lalu tiga gadis itu pergi meninggalkannya begitu saja.

Apa yang akan kau lakukan setelah ini? Begitu pikirku saat menatap Alicia.

Sedetik kemudian, sesuatu yang berkilauan terbang ke arah kami.

“Huh?”

Aku dan Finn bergumam heran di saat yang sama.

Alicia baru saja melemparkan sebuah pisau ke arah kami. Pisau itu melewati kami dan tiga gadis itu, lalu menancap kuat di dinding.

Para gadis yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi hanya bisa berdiri diam di tempat mereka masing-masing.

Pisau itu terbang tepat di sampingku, jadi wajar rasanya jika aku tidak bisa mencerna hal seperti ini dengan cepat, iya kan?

… yang lebih mengerikan, kontrol lemparan pisau Alicia sangat mengerikan. Apa seorang gadis bisa melakukan hal seperti itu?

Pelemarnya harus memiliki otot yang kuat agar pisau itu bisa melesat secepat itu.

“Apa yang terjadi…”

Aku mendengar suara gemetaran dari arah para gadis itu.

Tidak ada raut kaget di wajah mereka, yang ada hanya wajah ketakutan. Aku juga menatap pisau yang menancap di dinding itu dengan tatapan takut.

“Bagaimana pendapatmu tentang pisau yang tiba-tiba terbang ke arahmu?”

Alicia tetap terlihat datar saat mengatakannya. Setelah itu dia langsung berjalan pergi tanpa menghiraukan ketiga gadis itu.

“Tunggu!”

Seorang gadis yang terlihat keras kepala memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu.

“Apa ini balas dendam!? Apa Emma mengatakan sesuatu padamu!? Apa dia memintamu membuat kami ketakutan seperti ini! Apa kau ingin membalas dendam atas perbuatan kami pada Emma!?” teriak gadis itu dengan panic.

Alicia pun berbalik dengan wajah kesal. Di saat yang sama, gadis yang sejak tadi berteriak langsung terdiam dengan wajah ketakutan.

Aku tidak tahu bagaimana ekspresi Alicia. Dari tempatku berdiri aku hanya bisa mendengar suara yang terdengar lebih menyeramkan dari suara gadis pertama.

“Sekarang giliranku berbicara pada kalian.”

Kata-katanya terasa sangat tegas, seakan dia sedang memberikan ancaman pada para gadis itu.

Mungkin mereka bertiga sudah melakukan banyak hal jahat pada Emma, lagipula mereka menganggap Alicia sedang membalaskan dendam gadis itu kepada mereka.

Kau bisa dengan mudah membayangkan bagaimana wajah Alica saat berkata seperti itu. Apa orang yang ketakutan akan berwajah seperti itu? Kurasa tidak. Kata-katanya dan perbuatannya… siapa sebenarnya Alicia itu?

… bukankah Alicia terasa agak menyeramkan sekarang? Pikirku.

“… Kita kabur sekarang?” bisik Finn dengan suara yang sangat pelan.

Ya, aku harus segera lari agar Alicia tidak menemukanku.

“Ara, Curtis-sama, Finn-sama, sepertinya kalian berdua punya banyak waktu luang?”

Tapi aku sadar jika kami tidak memiliki kesempatan seperti itu saat kami melakukan kontak mata dengan Alicia.


Chapter 173     Daftar Isi     Chapter 175


Komentar

Postingan Populer