Mahouka Volume 12 Chapter 9
Disclaimer: the novel is not mine
XXX
Sabtu malam, 14 April, 2096. 2 orang tamu datang ke sebuah
rumah yang ditempati oleh Tatsuya dan Miyuki.
"Apa ini rumah tempat Tatsuya-niisan tinggal?"
Ayako menganggukkan kepala pada adik laki-lakinya yang
sedang berdiri di depan gerbang rumah Tatsuya. Tatapannya seakan bertanya
kenapa rumah di depan mereka terlihat sangat biasa-biasa saja. "Aku tidak
bisa bilang kalau aku tidak mengerti kenapa kau merasa ragu-ragu..." jawab
gadis itu. "Tapi ini benar-benar rumah Tatsuya-san."
Di dalam pikiran mereka, Tatsuya dan Miyuki sangat jauh dari
kata biasa. Mereka berdua merasa jika Tatsuya dan Miyuki lebih cocok tinggal di
sebuah mansion tua dengan jalan setapak yang dikelilingi kebun, atau mungkin
sebuah laboratorium rahasia yang dikelilingi oleh tembok super tinggi. Keduanya
berpikiran sama... Seharusnya kakak beradik Shiba tinggal di tempat seperti
itu.
Tapi Ayako sudah menerima data peta alamat rumah Tatsuya
langsung dari Hayama-san, dan butler itu tidak mungkin berbohong. Fumiya masih
tidak percaya saat dia memencet bel rumah itu.
"Ya? Dengan siapa ini?"
Suara yang mereka dengar juga bukan suara yang mereka kenal.
Terakhir kali kembar Kuroba itu mendengar suara kakak beradik Shiba adalah
tanggal 3 Januari tahun ini, saat mereka sedang merayakan tahun baru di mansion
utama. Meskipun mereka sudah tidak bertemu selama 3 bulan, tidak mungkin mereka
bisa salah mengenali suara Tatsuya dan Miyuki.
"Namaku Fumiya Kuroba. Apa ini benar rumah Tatsuya
Shiba?"
Fumiya berhasil mengatakannya dengan tenang. Suara itu hilang
selama beberapa saat, mungkin orang itu sedang memastikan jika Tatsuya tidak
keberatan mererima mereka sebagai tamu. Kembar Kuroba datang dengan tiba-tiba,
tapi Fumiya merasa jika dia dan kakaknya bisa menemui Tatsuya malam ini juga.
Pemuda itu menghela nafas lega saat dia mendapatkan respon dari dalam.
"Silahkan masuk."
Kunci gerbang pun terbuka dan Fumiya langsung membuka gerbang
dengan hiasan helai daun itu. Sebelum dia bisa menginjakkan kaki di halaman
rumah, pintu rumah pun terbuka lebar dan gadis yang membukanya muncul dari dalam.
Gadis dengan gaun hitam dan apron putih itu pun membungkukkan badannya kearah
Fumiya dan Ayako.
XXX
Saat Minami membawa kembar Kuroba masuk ke ruang tamu, hanya
ada Tatsuya di sana.
"Fumiya, Ayako, sudah lama tidak bertemu."
Tatsuya menyapa mereka sembari duduk di kursinya, tapi Ayako
sama sekali tidak keberatan. Gadis itu langsung duduk di seberang Tatsuya tanpa
menunggu dipersilahkan terlebih dahulu.
"Kak!"
Fumiya yang masih berdiri langsung mengingatkan kakaknya
yang terlihat tidak sopan, tapi sepertinya sang kakak sama sekali tidak
menghiraukannya.
Sebenarnya Ayako bukannya tidak menghiraukan perkataan sang adik. Setelah dia duduk di kursinya, dia langsung menatap Tatsuya,
meletakkan tangannya di lutut, dan kemudian membungkukkan badan dengan sopan ke
arah pemuda yang lebih tua darinya itu.
"Tatsuya-san, sudah lama kita tidak bertemu. Tolong
maafkan kami karena tidak sempat memberitahu dan karena sudah datang
malam-malam seperti ini."
"Kau tidak perlu khawatir soal itu. Kalian memang
saudara sepupu kedua kami, tapi kita tetaplah satu keluarga, dan kita semua masih
SMA. Kau tidak perlu membuat janji hanya untuk mengunjungi saudara yang
sama-sama masih SMA."
"Terima kasih atas keramahanmu." kata Ayako.
"... Fumiya, apa yang kau lakukan? Segera sapa Tatsuya-san."
Saat Fumiya (yang pada dasarnya adalah orang yang
serius) mendengar gerutuan lembut sang kakak, dia tidak bisa membiarkan
kesalahan yang mungkin saja sudah dia buat.
"Fumiya, kau bisa duduk. Kau harusnya bisa lebih santai
lagi, kalau tidak kita tidak akan bisa berbicara dengan nyaman." kata
Tatsuya sambil tersenyum pada Fumiya yang masih berdiri di samping kursi Ayako.
Saat Tatsuya memintanya untuk duduk, Fumiya pun berhasil
menenangkan dirinya dan kemudian dia mendudukkan dirinya di sebelah Ayako. Dia
menyapa Tatsuya. "Halo, Tatsuya-niisan."
Fumiya membungkukkan badannya untuk memberi salam. Dia tidak
melakukannya karena dia merasa harus menjaga jarak dari Tatsuya atau karena dia
harus memberi perlakuan yang berbeda pada Tatsuya. Dia memang benar-benar
merasa gugup saat harus berhadapan dengan sepupu yang sangat dia hormati, apalagi
mereka sudah tidak pernah bertemu selama 3 bulan ini.
Di saat yang sama Miyuki dan Minami memasuki ruang tamu.
Miyuki masuk tanpa membawa apapun sedangkan Minami masuk dengan membawa baki
berisi beberapa cangkir teh di atasnya.
"Ayako-kun, Fumiya-kun, selamat datang."
Miyuki saat ini mengenakan dress selutut yang terlihat
sangat anggun, gadis itu langsung duduk di sebelah Tatsuya setelah menyapa 2
sepupunya itu. Sebelum Ayako dan Fumiya datang, Miyuki sedang mengenakan
pakaian yang lebih santai, karena itu dia harus mengganti bajunya terlebih
dahulu sebelum bisa menyapa keduanya.
"Miyuki-oneesama, maafkan kedatangan kami yang sangat
mendadak."
Ayako langsung berdiri dan membungkukkan badannya dengan
hormat ke arah Miyuki. Rok selututnya bergoyang pelan karena mengikuti
pergerakannya. Rasa persaingan yang menguar dari kakaknya itu membuat Fumiya
menggelengkan kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Untungnya pakaian yang dia
kenakan hari ini adalah pakaian normal, bukan pakaian wanita, wig, atau yang
semacamnya. Sementara itu Tatsuya menatap 2 sepupunya itu dengan tatapan
hangat.
Setelah Ayako duduk di kursinya, Minami pun mulai menata
cangkir teh yang dia bawa.
"Kami minta maaf karena sudah datang malam-malam... tapi kami harus kembali ke Hamamatsu besok pagi." Sekarang Fumiya sedang menjelaskan alasan kenapa mereka datang malam-malam ke rumah Tatsuya.
"Ini belum terlalu malam."
Hari memang sudah cukup gelap, apalagi Tatsuya dan yang
lainnya sudah selesai makan malam, tapi belum cukup larut hingga mereka merasa
terganggu dengan kedatangan kembar Kuroba itu. Fumiya dan Ayako adalah sepupu
dengan usia sebaya dengan mereka berdua, dan keduanya tidak menganggap kakak
beradik Shiba sebagai musuh.
"Oh, aku lupa mengatakannya. Selamat karena sudah
diterima di SMA 4."
"Aku tidak pernah meragukan kemampuan kalian berdua.
Selamat, Ayako-kun, Fumiya-kun."
Setelah Tatsuya mengucapkan selamatnya, Miyuki tersenyum dan
memberikan ucapan selamat kepada mereka. Ujian masuk memang sudah lama berlalu dan seminggu sejak upacara penerimaan berlangsung, tapi faktanya sudah 3
bulan mereka tidak bertemu secara langsung.
"Terima kasih, Tatsuya-san, Miyuki-oneesama."
"Sebenarnya kami berpikir untuk masuk ke dalam SMA 1
juga."
Setelah Ayako mengucapkan terima kasih, Fumiya langsung
melanjutkan pembicaraan dengan senyum kecut. "Tapi sepertinya tidak bagus
jika kita semua berkumpul di satu tempat."
"Apa Maya-obaaue berkata seperti itu?" tanya
Miyuki.
Ayako menganggukkan kepalanya. "Mistress tidak
mengatakannya secara langsung, tapi ya, kira-kira seperti itu."
"Ayah kami mendapat instruksi dari Hayama-san, jadi kami
harus menyerah."
Dari ekspresinya, Ayako sepertinya tidak terlalu memikirkan
hal itu, tapi sepertinya Fumiya benar-benar merasa kecewa.
Jika Maya-obaaue melarangnya, maka tidak ada yang bisa kita
lakukan." kata Tatsuya yang mencoba menghibur, lalu dia merubah topik
pembicaraan mereka. "Jadi apa yang membuat kalian pergi ke Tokyo? Kalau
tidak salah kau sama sekali tidak punya tugas di daerah Kanto, iya kan
Fumiya."
Saat Tatsuya mengatakan kata 'tugas', Fumiya langsung
menegakkan punggungnya. "Sebenarnya ada sesuatu yang harus kami sampaikan
kepada kalian berdua." katanya sambil melirik Minami yang sedang berdiri
di belakang Miyuki.
"Kau tidak perlu khawatir soal Minami." jawab
Tatsuya. "Dia Minami Sakurai, guardian Miyuki yang baru."
Fumiya dan Ayako merasa terkejut saat mendengarnya.
"Tunggu, bukankah Miyuki-san sudah..."
"Tatsuya-san, apa kau berhenti menjadi guardian
Miyuki-oneesama?"
Tatsuya tersenyum dan menggelengkan kepalanya saat mendengar
pertanyaan Ayako. "Tidak, tidak sama sekali. Aku yakin Maya-obaaue punya
banyak ide soal itu."
"Aku mengerti." kata Ayako sambil menatap Minami,
tapi Minami tetap menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.
"Baiklah. Kalau begitu dia bisa tetap berada di sini."
Sebelum suasanya menjadi semakin canggung, Fumiya langsung
kembali membicarakan topik utama. "Ngomong-ngomong..."
katanya. "Sekarang pihak media sedang dimanipulasi oleh kelompok anti penyihir dari luar negeri."
Miyuki sedikit membelalakkan mata saat mendengarnya.
"Dari mana asal mereka?" Tatsuya memang tidak
terlihat kaget, wajahnya terlihat tetap datar.
"Mereka adalah anggota gerakan humanis yang berasal dari
USNA."
Gerakan humanis merujuk kepada demonstrasi yang menyerang
para penyihir. Mereka berkata jika sihir adalah suatu kekuatan tidak alami dan
manusia tidak boleh memilikinya, mereka juga berkata jika manusia hanya boleh
menggunakan kekuatan alami yang sudah diberikan oleh Tuhan.
"Para humanis itu menyusup ke negara ini beberapa saat
yang lalu... apa mereka berbeda dari yang ada di USNA?"
Gerakan humanis itu sudah menyebarkan pengaruhnya hingga
East Coast di Amerika Utara, dan sekarang simpatisan mereka di Jepang menjadi
sangat banyak hingga tidak bisa dibiarkan lagi.
"Tidak, kurasa mereka sama. Kurasa mereka juga sudah
memasuki fase baru dari rencana mereka."
Tatsuya tahu 'bentuk asli' dari gerakan para humanis itu
dari sumber tertentu. Dia tidak mengatakan hal itu di sini, tapi dia
berpikir... apakah para pemimpin klan Yotsuba sudah mengetahui mekanisme gerakan itu
atau belum.
"Kalau begitu, apa itu kampanye media yang akan
digunakan untuk melawan para penyihir?”
Tentu saja, dia tidak bisa menanyakan sesuatu seperti itu..
Kalau dia melakukannya, itu sama saja dengan mengatakan jika dirinya sedang
merahasiakan informasi dari mereka. Tatsuya pun mengalihkan perhatian mereka
pada tugas yang sudah diberikan kepadanya.
“Tidak hanya pada media. Anggota DPR dari partai oposisi
juga terlibat.” kata Fumiya yang menambahkan penjelasan pada pertanyaan
Tatsuya. “Pertama, mereka mengkritisi penggunaan sihir dalam militer dan
berkata jika hal itu melanggar hak asasi para penyihir. Lalu mereka membuat
cerita fiksi dimana institusi yang mengajarkan sihir memiliki kerja sama dengan
pihak militer, itu jika dilihat dari 40% lulusan Universitas Sihir yang masuk
ke dalam berbagai organisasi militer. Dalam fase ke-3, mereka mencoba menargetkan SMA 1 yang banyak
mengirimkan lulusannya ke Universitas Sihir. Lalu mereka akan berkata jika mereka ingin ‘membebaskan’ anak-anak dari masa depan di mana mereka hanya akan digunakan
sebagai alat oleh pihak militer. Itu yang mereka rencanakan.”
Setelah Fumiya menyelesaikan penjelasannya, dia membasuh
tenggorokan keringnya dengan menggunakan teh. Saat dia mengangkat kepalanya,
Tatsuya sedang memperhatikannya dengan tatapan bangga.
Keluarga Kuroba adalah salah satu cabang dari keluarga
Yotsuba dan mereka menangani bidang intelijen. Metode pengumpulan informasi yang
mereka gunakan tidak hanya menggunakan sihir, artinya mereka juga menggunakan
metode tradisional seperti wiretapping dan hacking. Tapi, tidak peduli seberapa
banyak alat dan personel yang kau miliki, kau harus bisa menguasainya agar bisa
menyingkap skenario tersembunyi pada sebuah kejadian. Fumiya yang tidak pernah berhenti mempelajari apa yang terjadi saat ini pun berhasil memprediksi gerakan para
humanis. Hal ini menunjukkan jika pemuda itu sudah menguasai kekuatan organisasi milik
keluarga Kuroba.
"Fumiya, aku terkejut kau bisa mengetahui informasi sebanyak itu.
Kau benar-benar hebat."
"Ah, tidak, aku… terimakasih Tatsuya-niisan."
Fumiya yang tadi bisa menjelaskan masalah humanis itu dengan percaya diri
sekarang menjawab pujian Tatsuya dengan terbata. Jika dilihat lebih dekat, kau
bisa melihat semburat kemerahan di pipinya. Orang lain mungkin akan salah paham
dan menganggap Fumiya memiliki selera yang aneh, tapi itu cuma salah paham.
Saat ini Fumiya hanya merasa sangat senang, itu saja.
"Kau benar-benar suka pada Tatsuya-san ya,
Fumiya."
"Kak! Mereka bisa salah paham!"
"Salah paham? Jadi kau tidak menyukainya?"
"Suka yang kumaksud bukan suka yang seperti itu!"
"Hm…? Memangnya suka yang kumaksud itu suka yang
seperti apa?"
"Yah… itu…"
Tatsuya dan Miyuki yang menyaksikan perdebatan mereka berdua
menganggap jika mereka adalah saudara yang sangat dekat. Ekspresi mereka juga
menunjukkan jika mereka tidak membenci perdebatan 2 sepupu mereka itu. Tatsuya hanya
menunjukkan senyum lelah, Miyuki tersenyum hangat, dan Minami hanya mengamati
dengan wajah datar.
Setelah pembicaraan mendetail mengenai perang propaganda
melawan SMA 1, Fumiya dan Ayako langsung pergi ke sebuah hotel yang ada di
tengah kota. Mereka tidak mengatakan sumber informasi mereka dan mereka ingin
tetap merahasiakannya, meski begitu Tatsuya tidak menganggap mereka angkuh. Sebenarnya
Tatsuya sudah meminta mereka untuk menginap, tapi mereka menolaknya.
Lagipula Tatsuya tidak perlu menanyakan sumber informasi
mereka, dia sudah tahu. Terlebih lagi detail mengenai konspirasi Kouichi
Saegusa dan Retsu Kudou juga ada di dalamnya.
Inteligensi Fumiya (sebenarnya juga berkat kerja keras Ayako) sudah tidak
diragukan lagi kebenarannya, dan keluarga Kuroba adalah keluarga dengan kapasitas
organisasi terbaik di klan Yotsuba. Tapi kepala klan Saegusa juga bukan orang
yang akan membiarkan orang lain menangkap ekornya dengan mudah. Ayako mungkin
bisa mengatasi orang selevel Mayumi, tapi Kouichi Saegusa terlalu kuat untuk
mereka berdua.
Tatsuya memikirkan hal ini sambil berbaring di kasur,
tangannya dia letakkan di bawah kepala.
Rasanya sangat tidak menyenangkan saat dia tahu jika dirinya sedang menari di atas telapak tangan Maya Yotsuba, tapi dia tidak bisa membiarkan masalah ini begitu saja. Apalagi jika dalam beberapa bulan kedepan masalah ini akan menyebabkan SMA 1 diserang oleh media dan politisi dari kubu anti-penyihir. Tatsuya yang merasa tidak puas dengan keadaan ini pun mulai memikirkan cara yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
<<<Previous Daftar Isi Next>>>
Komentar
Posting Komentar