Mahouka Volume 12 Chapter 11 part 2
Disclaimer: Not mine
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Azusa terus memperhatikan layar terminal dengan seksama hingga dia tidak bisa melihat wajah Tatsuya dan Isori. "Energi yang dibutuhkan untuk menjalankan reaktor ini juga lebih sedikit dari milik Nakahara-senpai... Jika kita membuat stellar reactor mu, Shiba-kun… reaktor ini mungkin akan bisa menyediakan energi siang malam tanpa membutuhkan stimulus dan faktor-faktor meteorologis. Pabrik-pabrik bisa menjalankan sistem suplai listrik mereka tanpa rasa takut, dan mungkin kita juga bisa menghindari global cooling ke-2. Demonstrasi ini mungkin adalah senjata terhebat untuk menunjukkan jika sihir juga bisa digunakan untuk kedamaian."
Azusa berhenti bergumam dan menoleh ke arah Tatsuya. "Apa ini idemu sendiri?"
"Ide ini bukan murni ide dariku. Tapi ini adalah salah satu hal yang ingin kucapai. Kemampuan sihir yang dibutuhkan dalam eksperimen ini terlalu tinggi, jadi reaktor ini sangat jauh dari kata selesai. Tapi jika semua murid bekerja sama, aku yakin jika kita bisa membuat reaktor eksperimental yang bisa bekerja."
Tatsuya mengangguk mantap ke arah Azusa seakan ingin berkata jika reaktor termonuklir dengan program sihir pengontrol gravitasi ini adalah puncak dari semua hal yang ingin dia capai. Stellar reactor ini tidaklah lebih dari sebuah gerigi inti untuk mencapai tujuan utamanya. Tapi sekarang Tatsuya tidak mau memberitahu mereka soal itu.
"Aku mengerti… baiklah."
Azusa juga menganggukkan kepalanya dengan mantap. Tatsuya memang tidak mengatakan semuanya pada mereka, tapi dia benar-benar ingin membuat percobaan stellar reactor ini menjadi sukses sedangkan Azusa menyetujuinya karena dia bisa merasakan kesungguhan Tatsuya.
"Isori-kun?" dia menoleh ke arah pemuda itu. "Kurasa kita harus membantu Shiba-kun soal eksperimen ini. Bagaimana pendapatmu?"
"Aku juga akan ikut membantu. Ini adalah eksperimen stellar reactor terbuka untuk umum… jadi aku sangat bersemangat untuk berpartisipasi. Aku melakukannya bukan hanya karena kedatangan Kanda-san, tapi juga karena aku ingin menjadi teknisi sihir di masa depan."
Isori mengatakannya sambil menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.
XXX
Saat jam istirahat, Tatsuya mendatangi Jennifer Smith di kantor guru. Peraturan di SMA 1 mengharuskan semua siswa yang ingin melakukan penelitian untuk meminta izin dari penasihat klub jika penelitian itu berhubungan dengan kegiatan klub atau kepada wali kelas jika penelitian itu tidak berhubungan dengan kegiatan klub. Untuk murid jurusan 2, mereka harus menyerahkan surat mereka ke bagian tata usaha sekolah dan menunggu persetujuan dari pihak sekolah.
Jennifer mengernyitkan alisnya saat melihat daftar mantra yang akan digunakan dalam eksperimen Tatsuya.
"Sihir kontrol gravitasi, kontrol penolakan gaya Coulomb, fourth-phase shift, filter sinar gamma, neutron barrier… Shiba, apa kau ingin membuat sebuah cannon laser? Atau.."
"Itu bukan eksperimen yang ingin saya lakukan, bu."
Tatsuya menjawab pertanyaan wali kelasnya itu dengan jawaban standar dan wajah yang datar. Situasi ini memang tidak cocok dengan jawaban lawak, tapi mungkin Tatsuya juga merasa agak kaget hingga tidak bisa memikirkan respon lain. Dia tidak menyadari jika list mantra-mantra yang dia siapkan juga bisa digunakan untuk membuat sebuah cannon laser yang menggunakan prinsip ledakan fusi nuklir.
Tapi Jennifer juga tidak mendengar jawaban Tatsuya barusan sehingga kesalahpahaman mereka terjadi 2 arah. Pertanyaan Jennifer lebih berkesan sebagai pertanyaan retoris karena dia sama sekali tidak menatap Tatsuya saat mengatakannya.
"Ini eksperimen yang cukup ambisius…" wanita itu menatap Tatsuya yang berdiri di depannya. "Bisakah kau menjamin keamanannya?"
"Secara hitungan matematika, ya."
Jawaban Tatsuya memang terdengar dingin, tapi Jennifer tidak menegurnya. Salah satu poin dari sebuah eksperimen adalah melihat apakah sesuatu yang mungkin secara teori juga dapat dilakukan di dunia nyata. Melarang sebuah eksperimen hanya karena penelitinya tidak tahu apakah eksperimen itu aman atau tidak, sama halnya seperti menaruh gerobak di depan hewan Penariknya. Jennifer adalah seorang peneliti, jadi dia sangat paham soal ini.
"Dalam kompetisi tesis tahun lalu, kau menggunakan mantra proton-proton chain reaction untuk menghindari pancaran radiasi neutron. Tapi sekarang kau malah memilih mantra deuterium-deuterium reaction. Apa alasannya?"
Tentu saja ini tidak berarti jika Jennifer tidak memikirkan resikonya. Menjaga resiko dalam batas minimum adalah sesuatu yang akan otomatis dia lakukan sebagai seorang peneliti.
Tatsuya juga sudah memikirkannya, karena itu dia bisa
memberi jawaban dengan lancar. "Secara alami, mantra proton-proton chain
reaction terlalu kaku untuk digunakan sebagai sumber energi. Dalam eksperimen
Ichihara-senpai, kami menggunakan mantra pengontrol probabilitas untuk memicu
reaksi tersebut. Tapi jika melihat penggunaannya dalam reaktor energi, akan
lebih baik jika kita meminimalisir injeksi mantra ke dalam sistem. Lagipula
dengan mantra proton-proton chain reaction, meski pancarannya kecil bukan berarti tidak ada neutron yang muncul."
Jennifer melipat tangannya dan memikirkan jawaban Tatsuya. "... Baiklah. Tapi aku tidak bisa memberi izin sendirian. Aku akan menyampaikan formulirmu pada pihak sekolah. Kau bisa tahu hasilnya nanti, sepulang sekolah."
"Terima kasih banyak, bu. Saya juga ingin agar eksperimen ini dijaga kerahasiaannya."
Tatsuya tidak percaya jika dirinya bisa mendapatkan izin agar bisa menggunakan lab radiasi dan halaman sekolah dengan cepat. Setelah menambahkan hal terakhir soal kerahasiaan itu, Tatsuya undur diri.
XXX
"Jadi, apa kau berhasil mendapatkan izin untuk eksperimen ini?" tanya Azusa.
Setelah kelas berakhir, sekarang mereka sedang melakukan tugas masing-masing di ruang osis. Tatsuya menjawab pertanyaan sang ketua osis dengan memberikan sebuah formulir elektronik yang berisi persetujuan dan pesan dari kepala sekolah. "Ada syaratnya, tapi permintaan kita disetujui."
"Apa syaratnya?" tanya Isori. Azusa juga ikut menatap Tatsuya saat mendengar pertanyaan itu.
"Hal umum." jawab Tatsuya. "Harus ada 1 guru yang mengawasi jalannya percobaan. Itu syaratnya."
"Masuk akal. Siapa guru yang ditunjuk oleh pihak sekolah?"
Disaat yang sama, bel pintu osis berbunyi, tanda jika ada tamu yang sedang bertandang.
"Itu pak Tsuzura." kata Miyuki sambil melihat monitor. Dia berbalik ke arah Isori dan berkata "Sepertinya pak Tsuzura sudah repot-repot untuk datang ke sini."
Izumi segera bangkit dari kursinya. Dia tidak terlihat terburu-buru, tapi gerakannya terlihat sangat cekatan. Setelah sampai di pintu, dia membukanya untuk mempersilahkan pak Tsuzura masuk ke dalam ruang osis.
XXX
Karena osis sedang kedatangan tamu, semua anggotanya berhenti mengerjakan tugas masing-masing, bahkan Izumi dan Honoka yang sedang dalam masa pelatihan juga menghentikan kegiatannya. Mereka semua sekarang duduk melingkari meja rapat yang ada di tengah ruangan osis untuk memulai rapat mengenai jalannya eksperimen stellar reactor. Karena pencetus ide ini, Tatsuya, adalah anggota osis dan semua anggota osis juga akan mengikuti kegiatan ini, pak Tsuzura merasa jika melakukan rapat di sini adalah keputusan yang tepat.
"Aku sudah melihat prosedur eksperimen yang kalian
berikan. Kurasa pendekatan seperti ini sangat menarik."
Katanya sambil menyesap teh yang sudah disiapkan oleh Pixie.
"Shiba-kun, bagaimana caramu untuk membagi tanggung jawab dalam eksperimen ini?"
Maksud dari membagi tanggung jawab di sini merujuk pada siapa yang akan ditugasi untuk meng-handle mantra tertentu. Mantra yang digunakan dalam eksperimen kali ini adalah kontrol gravitasi, kontrol penolakan gaya Coulomb, fourth-phase shift, filter sinar gamma, dan barrier neutron.
"Pertama, saya ingin meminta Mitsui-san untuk menangani mantra filter sinar gamma."
"Aku!?!"
Karena namanya tiba-tiba disebut, Honoka hanya bisa menjawab dengan nada terkejut. Gadis itu belum pernah mendengar detail soal eksperimen stellar reactor ini, jadi tidak ada yang menyalahkannya.
"Aku tidak bisa memikirkan orang yang lebih hebat darimu dalam bidang kontrol frekuensi osilasi dan kontrol gelombang elektromagnetik. Honoka, maukah kau melakukan itu untuk kami?"
"Aku mengerti! Aku akan berusaha semaksimal mungkin!!"
Pada akhirnya Honoka menyetujui permintaan Tatsuya tanpa menanyakan detail apapun. Mungkin hasil ini tidak aneh, mengingat jika Honoka sendiri memang menyukai Tatsuya.
"Saya akan menyerahkan mantra kontol penolakan gaya Coulomb pada Isori-senpai."
Isori menganggukkan kepalanya dengan mantap saat mendengar kata-kata Tatsuya.
"Lalu, saya tahu murid baru yang bisa menggunakan mantra neutron barrier dan saya sudah berencana untuk bertanya padanya."
Alis Izumi berkerut saat mendengar hal ini.
"Murid baru? Apa tidak apa-apa?"
Pak Tsuzura juga merasa khawatir, karena itu dia memotong penjelasan Tatsuya dan bertanya pada pemuda itu.
"Ya. Dia punya bakat alami dalam sihir barrier anti objek."
"Siapa namanya?"
"Minami Sakurai. Dia adalah sepupu saya."
"Baiklah. Aku mengerti."
Setelah mendengar jawaban Tatsuya, pak Tsuzura kembali santai. Di sisi lain, Tatsuya beranggapan jika gurunya itu sangat ekspresif, dan sepertinya dia merasa lega saat tahu jika Minami adalah sepupunya. Dia memutuskan untuk percaya karena Minami adalah sepupu Miyuki.
"Saya belum menemukan orang yang cocok untuk tugas fourth-phase shift. Lalu saya berencana menyerahkan sihir kontrol gravitasi pada adik saya, Miyuki."
Di saat yang sama Miyuki menundukkan kepalanya ke arah pak Tsuzura.
"Kurasa pilihanmu sudah tepat."
Pak Tsuzura menyetujui pilihan Tatsuya. Dia tahu jika Miyuki adalah murid dengan energi sihir terbesar di SMA 1.
"Kalau begitu, masalah pertama yang harus kita selesaikan adalah memilih kandidat untuk tugas fourth-phase shift yang belum terisi. Bukankah Nakajou bisa melakukannya?"
Yang menjawab pertanyaan itu bukan Azusa, tapi Tatsuya. "Saya ingin ketua Nakajou menjadi pengawas dan menjaga keseimbangan eksperimen ini."
"Ya. Kurasa itu juga sudah tepat."
Pak Tsuzura mulai memikirkan siapa murid yang tepat untuk tugas ini. Disaat yang sama Izumi mengangkat tangannya.
"Maaf. Jika boleh, bisakah kami mengambil tanggung jawab untuk mantra fourth-phase shift itu?"
Tatsuya tidak mengira jika Izumi akan angkat suara. Tapi Tatsuya tetap menanggapinya dengan profesional. "Saat kau bilang 'kami', apa itu maksudnya kau dan Kasumi-san?"
"Ya. Jika kami sendirian, mungkin kami tidak terlalu kuat. Tapi jika bersama, saya rasa kami berdua bisa memberikan bantuan yang layak."
Dari 6 orang yang ada dalam ruangan itu (pak Tsuzura, Tatsuya, Miyuki, Honoka, Azusa, dan Isori) ada 4 wajah yang menunjukkan keraguan.
"... Pak Tsuzura sudah tahu soal ini, tapi aku kaget karena Shiba-senpai juga mengetahuinya."
<<<Previous Daftar Isi Next>>>
Komentar
Posting Komentar