Mahouka Volume 12 Chapter 3
Disclaimer: Mahouka is not mine
๐ผ๐ผ๐ผ๐ผ
Sebuah mobil listrik yang di model agar terlihat seperti
mobil klasik--untuk yang satu ini modelnya adalah sebuah supercar yang
terkenal di tahun 1970 hingga tahun 1980 an--berhenti di depan sebuah apartemen
mewah yang ada di tengah kota.
Maki membuka pintu dan turun dari mobil yang terlihat sangat
rendah hingga dasar mobil itu hampir menyentuh aspal. Dia berdiri dengan pose
selayaknya seorang bintang film dan kemudian menghampiri si pengemudi.
Laki-laki yang ada di kursi supir itu--meski mobilnya bisa dikendalikan secara
otomatis--menurunkan kaca mobilnya, dan Maki pun berkata "Di sini saja
tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengantarku."
'Pacarnya' (sepupu Shizuku) terlihat tidak puas. Setelah
beberapa saat, laki-laki itu pun pergi tanpa komplain lebih jauh.
Maki melambai ke arah replika mobil klasik itu, tapi setelah
mobil itu menghilang tatapan matanya berubah menjadi sangat dingin dan tajam.
Dia menghela nafas. Setelah mengusir 'pacarnya' yang berhasil dia manipulasi
dengan sebuah senyum manis, dia pergi menuju elevator yang
ada di lobi apartemen.
XXX
Selain bangunan super tinggi seperti Yokohama Bay Hills
Tower, beberapa bangunan akhir abad 21 di Jepang memiliki ketinggian hingga
mencapai 180 meter, dan diantara semua itu bangunan apartemen yang mencapai
ketinggian itu sangatlah jarang. Alasannya adalah membangun banyak apartemen
yang memiliki tinggi rata-rata di suatu area lebih efektif daripada membangun
apartemen super tinggi di 1 titik saja.
Apartemen milik Maki adalah sebuah mansion mewah dengan
ketinggian 180 meter yang dibagi menjadi 20 lantai. Sebuah kombinasi dari kaca
dan fiber optik memberikan pencahayaan alami pada apartemen-apartemen yang ada
di lantai bawah. Meskipun begitu kebanyakan orang lebih menyukai apartemen
yang ada di lantai atas.
Karena itu, apartemen di lantai atas memiliki harga paling
mahal. Memiliki rumah di lantai teratas dari sebuah mansion mewah yang berada
di jantung kota adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan bagi seseorang yang
sangat muda seperti Maki (tidak peduli seberapa suksesnya dia) jika dia tidak
memiliki seorang backer. Mau seberapa terkenalnya seorang aktris, pada akhirnya
dia hanyalah seorang aktris, tidak kurang dan tidak lebih.
"Terima kasih sudah menjaga tempat ini." katanya
pada 2 wanita yang menyambutnya di pintu depan. Mereka bukan pembantu dan mereka juga bukan
murid yang merangkap sebagai orang suruhan dari rumah produksi tempatnya
bekerja. Mereka adalah bodyguard yang dipekerjakan oleh ayahnya.
Ayah Maki adalah presiden dari Holding Company yang memiliki
banyak korporasi media termasuk beberapa stasiun televisi. Keluarga Sawamura
mungkin tidak sekaya keluarga Kitayama, tapi mereka masih merupakan anggota
dari kalangan atas yang kaya raya.
Setelah masuk ke dalam apartemennya, Maki memutuskan untuk
langsung mandi. Setelah selesai dia pun bersantai di sofa dengan dengan gaun
tidur yang terlihat kasual, sesuatu yang tidak pernah dia gunakan di luar
rumah--atau dalam beberapa sesi foto seksi. Setelah melihat menu yang ada di
sebelah sofa, dia menyuruh HAR (Home Automation Robot) untuk mengambilkan
sebuah botol wine dan sebuah gelas untuknya. Beberapa saat kemudian dia
mengambil botol yang sudah terbuka dan menuangkan wine ke dalam gelas kosong.
Maki tidak mendekatkan gelas itu ke bibirnya, tapi dia malah
mendekatkan gelas itu ke hidungnya untuk menikmati aroma yang menguar dari
gelas itu. Maki menyuruh HAR nya membawakan wine untuknya bukan karena dia
ingin meminumnya. Semua ini adalah ritual agar Maki bisa merilekskan syarafnya
yang tegang setelah melakukan pekerjaan. Bisa dibilang sekarang dia hanya
sedang ingin menikmati aroma yang dihasilkan oleh wine yang ada di dalam
gelasnya.
Pada akhirnya, Maki tetap meminum wine itu. Saat wine
yang ada di gelasnya tinggal setengah, seorang bodyguard membuka pintu ruang
keluarga dan kemudian berbicara kepadanya.
"Madam, master Shippou datang untuk menemui anda."
"Takuma...? Oh iya, ini sudah waktunya. Dia sedikit
lebih cepat, tapi tidak apa-apa. Suruh dia masuk."
Meskipun kebanyakan orang tidak akan menemui orang lain saat
dia hanya mengenakan gaun tidur, Maki tetap memakai gaun itu dan menyuruh
bodyguardnya untuk membawa sang tamu masuk.
"Tentu saja, madam."
Setelah bodyguardnya berbalik pergi, Maki tetap bersantai
dan tidak berpikir untuk memperbaiki make-up nya sekali lagi.
Dia adalah seorang aktor. Meskipun wajahnya tak ber make-up,
atau mau dia dalam keadaan setengah telanjang, dia bisa memainkan perannya
sebagai 'Maki' yang ingin dilihat oleh orang lain. Dia merasa jika gaun simpelnya
sudah cukup berguna untuk melawan seorang pemuda yang masih tidak memiliki banyak pengalaman.
Setelah bodyguardnya mempersilahkan sang tamu masuk, pemuda
itu langsung duduk di sofa yang ada di seberang Maki seakan dia sudah terbiasa dengan tempat ini.
Pemuda dengan tinggi 5,8 kaki itu memiliki badan yang agak
kurus, dan dia memiliki wajah tampan ala anak muda pada umumnya. Di sisi lain,
wajah itu juga menunjukkan ekspresi sombong--mungkin itu berasal dari rasa
percaya diri yang dia miliki.
"Selamat sore, Maki."
Pemuda itu sepertinya sangat ingin dilihat sebagai laki-laki
dewasa, itu jika dilihat dari caranya membawa diri dan juga caranya berbicara.
"Hai, Takuma. Kau datang tepat waktu."
Maki memutuskan untuk berbicara dengan nada santai saat menjawab
sapaan Takuma yang kelewat sopan. Tetap saja, hubungan mereka tidak cukup
dekat, jadi Maki tidak punya niat untuk membuat tamunya menjadi lebih santai.
Mereka berdua sudah saling kenal dan mulai dekat sejak setahun yang lalu.
"Mau minum sesuatu?"
"Tidak, terima kasih. Alkohol bisa mempengaruhi
keputusanku."
Takuma menggelengkan kepalanya dan menolak tawaran Maki.
Sebenarnya Maki sendiri tidak bermaksud menawarkan alkohol pada Takuma, tapi
dia tidak mengatakan hal itu kepada sang tamu.
"Ngomong-ngomong, bisa kau katakan kenapa kau
memanggilku kemari?"
"Baiklah. Aku akan langsung ke intinya saja."
Sikap Takuma terlalu tidak sabaran untuk ukuran Maki, tapi
pemuda yang ada di depannya ini 10 tahun lebih mudah darinya jadi Maki tidak
berusaha menggodanya dengan menggunakan tubuhnya. Takuma bukan incarannya dan
pemuda itu juga tidak mau memiliki hubungan seperti itu dengannya.
"Aku berhasil melakukan kontak dengan Shizuku Kitayama.
Tapi untuk saat ini yang dia tahu hanya wajah dan namaku."
"... Sepertinya dia tidak begitu tertarik dengan artis
ya..." kata Takuma yang tidak menutup-nutupi rasa kecewanya.
Maki tersenyum manis--sebuah senyum yang layak berada di
wajah seorang aktris terkenal. Wanita itu berkata "Tapi sepertinya Honoka
Mitsui, teman baik Shizuku terlihat sangat tertarik kepadaku."
"Benarkah?" sikap Takuma berubah saat
mendengarnya, dan itu adalah respon yang sudah diperkirakan Maki sebelumnya.
Pemuda itu memajukan badannya dan berkata "Honoka Mitsui adalah salah satu
siswi yang berada di peringkat atas. Jika kita bisa bekerja sama dengannya, dia
pasti akan berguna untuk kita."
"Sepertinya begitu. Jika kita bisa mendapatkan
Honoka Mitsui, Shizuku yang jadi teman baiknya juga pasti bisa kita dapatkan
dengan mudah."
Maki dan Takuma adalah sekutu. Mereka berdua menginginkan
penyihir yang bisa bekerja sama dengan mereka untuk alasan masing-masing.
Mereka membutuhkan bidak yang bisa mereka gunakan di atas papan catur. Salah
satu bagian dari rencana mereka adalah menggunakan para murid SMA 1 yang ingin menjadi
penyihir profesional di masa depan.
"Kupikir ini semua akan jadi mudah jika kita bekerja
sama dengan murid baru sepertimu."
"Tujuan kita adalah membuat sistem baru di dunia kita
masing-masing." kata Takuma. "Tujuan kita bukan membuat sebuah faksi.
Bermain menjadi raja sekolah sama sekali tidak ada gunanya. Kita harus
memprioritaskan para murid yang memiliki pengaruh besar untuk bergabung dengan
kita, misalnya keluarga Kitayama. Itu alasan kenapa kau mau-maunya menjadi
pacar laki-laki membosankan dari keluarga Kitayama itu kan?" Takuma
menatap Maki dengan tatapan sok. "Kalau begitu kita incar Honoka Mitsui.
Aku bisa mengharapkan bantuan darimu kan?"
Maki membalas pertanyaan Takuma yang terdengar agak
kekanakan dengan sebuah senyuman. "Ya, itu rencananya... tapi mungkin kau
harus bersikap baik kepadanya. Dia akan jadi kakak kelasmu, Takuma. jangan
sampai kau melupakannya dan tidak sengaja membuat masalah."
Mata Takuma tidak menatap ke arah Maki saat wanita itu
memperingatkannya. Dari gerak-geriknya, pemuda itu terlihat lebih canggung
daripada biasanya. Maki yang melihatnya hanya membasahi bibirnya dengan wine,
wajahnya terlihat suram. Ini cuma akting, tapi...
"Maki, apa ada hal buruk yang terjadi?"
Takuma mengernyitkan alisnya saat melihat ekspresi Maki.
"Sesuatu yang buruk... mungkin iya."
Tentu saja Maki tidak mengatakan apa yang terjadi. Dia hanya
ingin memberikan kesan pada Takuma jika dia sedang sedih hingga membuat pemuda
itu bertanya kepadanya. Karena Takuma sudah bertanya, tentu saja Maki akan
menjawabnya dengan senang hati.
"Seperti yang sudah kau ketahui... Miyuki Shiba dan
kakaknya juga hadir di pesta itu."
Takuma tetap terlihat biasa saja. Entah itu karena dia tidak
bisa membedakan akting Maki atau tidak, atau mungkin dia memang tidak peduli.
Tapi seluruh perhatiannya teralihkan saat mendengar kata-kata Maki berikutnya.
"Merekrut mereka sepertinya akan susah."
"Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Tidak. Aku hanya berbicara kepada mereka berdua...
tapi sepertinya mereka memiliki hubungan khusus dengan ketua osis
sebelumnya."
Saat ini Maki sedang berbohong. Dia sama sekali tidak punya
waktu untuk mencari tahu soal itu karena Tatsuya dan Miyuki berhasil kabur
dengan cepat. Tapi Takuma tidak tahu soal itu.
"Ketua osis sebelumnya... Saegusa!"
Kemampuan pemuda itu untuk berpikir jernih mulai menghilang
dan digantikan dengan amarah yang menggebu. Takuma merasa sangat marah saat
mendengar kata-kata Maki dan karena nama yang dia sebutkan sendiri.
"Aku cuma menebak saja. Tapi kurasa keluarga Saegusa pasti
sudah berhasil mendapatkan kakak beradik Shiba. Jika mereka memang bekerja
sama, itu akan menyusahkan pihak kita. Terutama si adik. Sepertinya dia
punya banyak pendukung di SMA 1."
Api permusuhan terlihat jelas di mata Takuma. Pemuda itu
berkata dengan suara keras (meski dia berusaha untuk tetap terlihat tenang),
"Begitulah seharusnya. Semakin banyak sekutu yang kita miliki, semakin
banyak musuh yang akan muncul. Jika mereka memang menjadi sekutu Saegusa, cepat
atau lambat kami pasti akan berseteru. Aku akan siap saat waktu itu tiba."
"Miyuki Shiba adalah wakil ketua osis periode saat ini.
Sepertinya kau harus menyerah untuk membuat osis sebagai
basis pertahananmu."
Maki menatap tamunya--yang sekarang terlihat gelisah--seakan
dia adalah orang yang paling bisa diandalkan di seluruh dunia. Mata wanita itu
terlihat berbinar.
"Dari yang kudengar, Miyuki Shiba sangat menyayangi
kakaknya. Tidak banyak siswa yang menyukai Tatsuya Shiba, jadi mungkin kau bisa
menggunakan fakta ini sebagai bagian dari rencanamu." kata Maki pada
Takuma dengan nada menyemangati, atau setidaknya itu yang ingin dia tunjukkan
pada tamu muda nya itu.
Komentar
Posting Komentar