Mahouka Volume 12 Chapter 2 Part 3

 Disclaimer: novel ini bukan punya saya.

🌸🌸🌸🌸

“Shiba-san...”

Ada 2 Shiba di sana, tapi mereka tahu siapa yang sedang dipanggil oleh Wataru. Mereka tidak mau memotong kata-kata anak itu—termasuk Minami.

“Ada yang ingin kutanyakan kepadamu.” Lanjut Wataru, dia berhasil mengatakannya dengan lancar—rasa gugupnya bisa terlihat dengan jelas.

“Tentu saja, selama aku bisa menjawabnya.” Jawab Tatsuya dengan nada bersahabat.

“Umm, begini, apakah seseorang bisa menjadi teknisi sihir meskipun mereka tidak bisa menggunakan sihir?”

Pertanyaan itu sama sekali bukan pertanyaan baru, tapi saat mereka mendengarnya dari anak kedua keluarga Kitayama, rasanya sangat aneh. Shizuku dan Honoka terkejut saat mendengarnya.

“Kurasa tidak bisa. Teknisi sihir adalah para ahli dalam bidang sihir. Seorang teknisi yang tidak bisa menggunakan sihir tidak bisa disebut sebagai teknisi sihir.”

Tatsuya menjawab dengan nada pasti.

Bahu Wataru terlihat turun. Tapi hal itu belum cukup untuk membuatnya menyerah.

“Tentu saja, teknisi sihir bukan satu-satunya ahli dalam bidang teknik yang berhubungan dengan sihir.” lanjut Tatsuya.

“Huh?”

Wataru menatapnya dengan penuh harap, Tatsuya menatapnya dengan senyum simpul di wajah. Mata Wataru terlihat berkerlip saat dia menunggu kata-kata Tatsuya.

“Kau tetap bisa mempelajari teknik sihir tanpa harus bisa menggunakan sihir.”

Tatsuya tidak terlihat sombong dan sok pintar. Dia mungkin orang jahat, tapi dia masih punya perasaan—setidaknya, itu kalau kau bertanya padanya.

“Seseorang yang tidak bisa merasakan dan menggunakan sihir mungkin akan kesusahan saat melakukan tuning CAD, tapi kau bisa membuatnya tanpa menggunakan sihir. Sama seperti produk lain yang menggunakan teknologi sihir. Jika kau belajar dengan keras, kau pasti bisa mempelajari keahlian yang kau butuhkan untuk membantu kakakmu.”

 “Aku... aku tidak bilang...”

Tidak peduli bagaimana cara Wataru mengelaknya, rasa malunya terpampang jelas di wajah anak itu dan mereka bisa membaca perasaannya dengan mudah.

Tatapan yang dia berikan pada Tatsuya berubah dari kehati-hatian menjadi rasa takut pada orang dewasa yang aneh (dari sudut pandang anak SD, anak SMA adalah orang dewasa) yang bercampur dengan rasa takjub.

 

2 orang tua yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka tidak bisa menunjukkan ekspresi yang sama dengan anak-anaknya dan teman mereka.

Saat dia melihat anak-anaknya yang sepertinya sangat menempel pada Tatsuya... dari kejauhan Benio hanya bisa menghela nafas panjang.

“Ada apa Benio?”

Ushio yang ada di sebelahnya terdengar khawatir. Benio yang mendengar pertanyaan suaminya tidak menjawabnya dan hanya menghela nafas sekali lagi. Dia hanya melirik suaminya dan kemudian menatap anak-anaknya yang sedang bercakap-cakap tidak jauh dari mereka.

“Kenapa sepertinya kau tidak suka pada Tatsuya Shiba?”

Ushio Kitayama adalah suami yang penyayang, dan dia bukan diktator. Sebagian dari dirinya mungkin bisa dibilang submisif, tapi hubungan dinatara mereka berdua bukanlah hubungan dimana dia tidak bisa mengatakan apa yang dia pikirkan dan rasakan.

“Ushio sayang, sepertinya kau juga menyukainya.”  Kata Benio sambil menatap suaminya.

“Kupikir dia adalah pemuda yang menjanjikan. Lagipula dia sangat berbakat.”

Jawaban Ushio tidak bertele-tele—dengan kata lain jawabannya sangat jujur.

Benio merasa emosinya seperti akan meledak, tapi dia menahan diri agar tidak berteriak tepat di depan muka suaminya, “... Dia terlalu berbakat.”

Dari nada bicaranya, Benio benar-benar terlihat sedang menekan emosi yang membuatnya ingin berteriak sekencang-kencangnya—berbeda dengan dia yang biasanya terlihat tenang.

“Dia tahu terlalu banyak, dan dia mengerti terlalu banyak. Para keturunan dari Ten Master Clans saja tidak menunjukkan penjagaan seketat itu kepadaku.”

Kemudian dia menghela nafas sekali lagi. Jika dia tidak melakukannya, rasa ragu yang dia bawa dalam hatinya akan menghilang begitu saja.

“Bagi para penyihir, menjadi terlalu berbakat bukan hal yang menyenangkan. Kau bahkan bisa merasa tersiksa karena itu. Untung saja Shizuku hanya berbakat saja. Tapi jika dia berada terlalu dekat dengan Shiba-kun yang terlalu berbakat, dia bisa terperangkap dalam musibah yang menempeli para orang yang memiliki terlalu banyak kekuatan.”

Ushio tidak tertawa saat mendengar istrinya yang sepertinya terlalu banyak berpikir. Dia hanya meletakkan tangannya di pundak istrinya untuk menenangkannya, “Jika kau benar dan Tatsuya Shiba memang mengundang musibah—bukan dia yang harus disalahkan, iya kan? Aku tidak suka jika kau menghindarinya karena masa depan yang belum pasti, sesuatu yang bukan tanggung jawabnya. Jika kekuatannya memang membawa musibah dan sepertinya Shizuku akan terlibat di dalamnya, kitalah yang akan melenyapkan musibah itu. Mereka tidak memanggilku raja bisnis tanpa alasan. Kau bisa yakin jika aku akan melindungi keluargaku dengan sangat baik.”

Benio menganggukkan kepalanya dan tidak mendebatnya lagi. Tapi sayangnya dia masih belum merasa yakin.

 

Entah karena apa, atau itu memang karena kekuatannya yang terlalu besar—Tatsuya memang memiliki tendensi—atau mungkin karakter—yang bisa memanggil masalah. Bahkan sekarang, beberapa masalah mulai mendekatinya saat dia sedang berbicara dengan adik Shizuku.

“Shizuku, lama tidak bertemu.”

Seorang laki-laki muda yang sepertinya berusia 20-30 tahun datang dan mulai bercakap-cakap dengan Shizuku. Dia terlihat slengean tapi wajahnya terlihat tampan. Setidaknya dia tidak terlihat sok kaya. Shizuku hanya mengangguk kepadanya, jadi Tatsuya tidak tahu nama laki-laki itu. Tapi dari familiaritas antara keduanya, sepertinya laki-laki ini adalah salah satu sepupu Shizuku.

Shizuku dan Wataru menatap wanita yang ada di sebelah sepupu mereka dengan bingung. Dia terlihat seumuran dengan sepupu mereka. Wanita itu memiliki wajah yang sangat cantik, gaun dan aksesorisnya sangat cocok dengan pesta malam ini. Tidak ada yang salah dengan penampilannya. Raut penuh pertanyaan di wajah Shizuku dan Wataru menandakan jika wanita itu bukan bagian dari keluarga besar Kitayama.

“Oh! Sebetulnya aku akan menikah tahun ini, dengannya.” Jelas laki-laki itu saat merasakan tatapan penuh pertanyaan dari Shizuku dan Wataru.

“Kau sudah bertunangan? Selamat ya.” Kata Shizuku pada laki-laki itu.

“Ya, sebenarnya kami belum bertukar cincin pertunangan.” Laki-laki itu menggaruk kepalanya dan merasa sedikit malu.

Saat Tatsuya memperhatikannya, sepertinya dia terlihat seperti orang biasa bahkan dalam standar keluarga besar Kitayama, wanita cantik yang ada di sebelahnya menyadari tatapan Tatsuya dan memberinya sebuah senyuman bersahabat.

Kali ini Tatsuya merasa bingung. Miyuki langsung merasakan perubahan sang kakak dan menatapnya, bertanya dalam hati apa yang sedang terjadi. Kemudian dia menatap ke mana arah mata Tatsuya tertuju.

Saat Miyuki menyadari apa yang sedang terjadi, dia mungkin akan mengernyit. Tapi sebelum dia bisa melakukannya, wanita itu mulai berbicara—bukan pada Tatsuya, tapi pada gadis nomor 1 di pesta ini, Shizuku.

“Senang bertemu denganmu, Shizuku. Namaku Maki Sawamura. Senang bisa berkenalan denganmu.”

Bagi Tatsuya, perkenalan singkat itu tidak disebabkan karena orang yang bersangkutan terbiasa menjilat, tapi lebih ke arah dia percaya jika orang lain akan langsung mengenalnya tanpa dia harus menjelaskan dirinya lebih jauh lagi.

Seakan membenarkan deduksinya, Honoka yang memperkenalkan dirinya setelah Shizuku dan Wataru bertanya dengan nada suara yang sangat bersemangat, “Umm... nona Sawamura... apa anda aktris Maki Sawamura yang terkenal itu? Aktris yang dinominasikan untuk kategori aktris pemeran utama terbaik di Pan-Pacific Cinema Award untuk film Midsummer’s Ice Drift?”

“Oh, kau melihat film itu?” jawab Maki Sawamura dengan senyum elegannya—ada rasa bangga yang terselip di sana.

“Ternyata benar! Aku melihat film itu di bioskop. Kau sangat menakjubkan!!”

“Hehe. Terima kasih banyak.”

Tatsuya tidak melihat banyak film, tapi dia tahu judul Midsummer’s Ice Drift. Dia ingat jika film itu menjadi topik pembicaraan yang hangat sepanjang musim panas kemarin. Dilihat dari sikap Honoka, sepertinya film itu sangat menarik. Setidaknya cukup menarik hingga membuatnya pergi ke bioskop daripada lewat VOD (video on demand) yang banyak digandrungi saat ini.

Dari percakapan mereka juga, sepertinya Maki Sawamura juga mendapatkan nominasi dari penghargaan film internasional, jadi dia pasti seorang aktris yang sangat terkenal. Saat Tatsuya tahu sebanyak itu, ketertarikannya pun mulai menghilang. Dia tidak pernah tertarik dengan dunia hiburan, ada banyak hal negatif di sana. Dengan posisinya sekarang, jika dia memiliki hubungan dengan selebritas yang sangat terkenal... mungkin ini terlihat kasar untuk Honoka, tapi Tatsuya berharap jika wanita itu akan meninggalkan mereka dan pergi menyapa tamu lain.

Sayangnya apa yang dia inginkan tidak menjadi kenyataan.

“Maaf kalau aku salah, tapi...” dia mengalihkan perhatian mereka dan terlihat ingin bertanya pada Tatsuya dan Miyuki yang berdiri agak di belakang, “Apakah kalian Miyuki dan Tatsuya Shiba?”

Kakak beradik itu sudah berpengalaman untuk tidak menunjukkan rasa kaget mereka, tapi mereka tetap merasa terkejut saat mendengar pertanyaan dari sang aktris.

Tatsuya maju selangkah dan berdiri di depan Miyuki dan mencegah adiknya untuk memperkenalkan dirinya. Dia berdiri di depan Maki dan berkata, “Ya itu benar. Maaf sebelumnya... apa kita pernah bertemu sebelum ini?”

Jawaban Maki tidak berbeda dengan ingatannya, “Tidak. Ini pertemuan pertama kita.”

Lalu kenapa? Tanya Tatsuya dalam hati, dan Maki menunjukkan maksudnya dengan sangat mudah.

“Dia memperlihatkan siaran kompetisi 9 sekolah, karena Shizuku ikut serta.” Dia pasti merujuk pada tunangannya yang selalu berdiri di sampingnya, “Sosok kalian berdua sangat membekas dalam pikiranku.”

Maki memelankan suaranya agar Shizuku yang sedang berbicara dengan tunangannya tidak mendengarnya. Tatsuya berpikir jika Maki melakukannya agar Shizuku tidak salah paham dan menganggap Maki memuji Miyuki dan menjelek-jelekkan gadis itu. Maki mendekatkan wajahnya ke arah Tatsuya dan Miyuki, mungkin dia punya maksud lain. Tapi Tatsuya tidak punya kewajiban untuk merespon wanita itu.

“Anda berpikir begitu? Dibandingkan adikku, kurasa saya tidak terlalu tampan.”

Tatsuya mengatakannya dengan nada santai, mengingat di mana mereka berada dan dengan siapa dia berbicara. Sikapnya lebih dingin daripada saat dia berbicara dengan orang tua Shizuku.

Miyuki tetap berdiri diam di bawah topeng yang sama dengan kakaknya. Mereka berdua merasakan sesuatu yang berbeda dari wanita bernama Maki Sawamura tersebut.

“Kau terlalu rendah hati. Yang berpikir bahwa kalian tampan dan cantik bukan hanya aku saja. Para temanku juga berpikir demikian.”

Setelah itu Maki menyebutkan beberapa nama aktor dan direktor film. Sayangnya Tatsuya sama sekali tidak mengenal mereka.

“Oh, aku tahu! Apa kalian punya rencana akhir minggu ini? Jika kalian ada waktu, aku ingin mengundang kalian ke klub kami.”

Maki mengundang Tatsuya dengan senyum menggoda. Meski Maki menunjukkan aura naif dan polos, wajahnya mulai terlihat menggoda seakan ingin memerangkap perhatian Tatsuya dalam jaring pesonanya. Itu adalah sesuatu yang banyak dilakukan oleh aktris muda yang terkenal.

Jujur saja Tatsuya merasa tertarik. Sekilas, para artis sama sekali tidak ada hubungannya dengan sihir. Apa yang dia inginkan darinya? Tatsuya tidak bisa berhenti memikirkannya. Dia tidak percaya sama sekali soal penampilannya yang berhasil menarik perhatian sang aktris. Sinar di mata Maki Sawamura lebih rumit daripada itu.

“Aku menghargai undangan anda, tapi maaf saya harus menolak.”

Jawaban yang dia berikan adalah sebuah penolakan. Nada bicaranya sangat sopan, tapi suaranya sama sekali tidak memberikan ruang untuk sebuah kesalah pahaman dan salah arti.

“Oh, aku mengerti.”

Dalam sekejap, sesuatu yang mirip dengan kemarahan muncul dalam mata Maki, tapi 1 detik kemudian kemarahan itu menghilang tanpa bekas—bukti dari kemampuan aktingnya yang mumpuni.

“Kalau begitu, Miyuki-san... apa kau ada keinginan untuk pergi sendirian?”

Kali ini dia tersenyum manis pada adiknya. Senyumnya pada Tatsuya terlihat sangat intim, tapi senyum yang dia berikan pada Miyuki hanya terlihat feminim. Dia tahu senyum apa dan kapan harus menggunakan senyum tersebut. Mungkin kemampuan aktingnya benar-benar asli.

“Kakak saya sudah menolaknya, jadi saya tidak akan bisa pergi ke tempat anda sendirian.”

Respon Miyuki adalah penolakan.

Maki sepertinya sama sekali tidak menduga hal ini, dia terlihat sedikit terkejut. Saat dia mencoba mengembalikan ritmenya, Tatsuya dan Miyuki membungkukkan badan mereka padanya dan kemudian berjalan bersama ke meja makan.

Minami, yang selalu memperhatikan mereka berdua—agar tidak menimbulkan perhatian berlebih—langsung mengikuti langkah kakak adik itu. Dia melirik ke arah Maki dan dia bisa melihat wanita itu menatap Tatsuya dengan tatapan tajam. Beberapa saat kemudian Maki berbalik dan pergi.

Sepupu Shizuku yang sedang berbicara dengan gadis itu salah mengartikan tatapan Maki dan memutuskan untuk menghampiri tunangannya itu. Maki menyambutnya dengan senyum hangat tanpa setitik rasa marah yang masih tersisa.




<<<Previous     Daftar Isi     Next>>>

Komentar

Postingan Populer