I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 148

 Disclaimer: Novel is not mine.

πŸ“πŸ“πŸ“

"Ah. Aku lupa menanyakan soal serigala itu pada Duke-sama." ucapku saat kami sudah berpisah jalan.

Padahal tadi aku juga bertemu dengan Curtis-sama... tapi aku sama sekali tidak kepikiran untuk menanyakan hal itu kepadanya!

... Tujuanku hari ini adalah mencari informasi soal insiden masuknya serigala liar ke akademi.

Serigala... Serigala, loh. S.E.R.I.G.A.L.A. Jika aku terus membayangkan kata-kata itu dalam kepalaku, mungkin aku tidak akan melupakannya lagi.

"Oh iya..."

"Aku jadi lupa soal masalah utama yang harus kita cari tahu hari ini... Ugh, dari pagi tadi keberuntunganku lumayan buruk."

"Tapi setidaknya kau bisa berbicara dengan orang yang kau suka, jadi kau lumayan beruntung, iya kan?" jawab Gilles dengan ekspresi yang jauh lebih dewasa dari anak seusianya. Menurutku, raut muka Gilles yang sekarang sama sekali tidak mirip dengan raut muka anak usia 11 tahun lainnya.

... Saat dia berusia 20 tahun, apa dia akan bertingkah seperti kakek-kakek? Ugh, aku tidak mau melihatnya.

"Orang yang kusuka?"

Saat aku bertanya balik, Gilles berhenti berjalan dan langsung menoleh ke arahku dengan mata membelalak.

Cahaya matahari dari jendela menyinari iris kelabunya dan membuat mereka terlihat berkerlip dengan indahnya. Daripada kaca berwarna yang ada di banyak jendela, aku merasa mata Gilles jauh lebih cantik.

"Bukannya kau suka pada Duke? Aku yakin itu..." jawabnya sambil menatapku ragu.

"Aku memang menyukainya... tapi apa aku menyukainya dalam konteks romantis? Aku tidak begitu yakin soal itu..."

"Jangan tanya aku... tapi kalung itu. Bukannya itu hadiah dari Duke?" tanya Gilles sambil menunjuk kalung yang ada di leherku.

... Benar juga. Aku memang menggunakan kalung pemberiannya setiap hari. Tapi itu tidak berarti aku menyukainya seperti itu kan...? Aku hanya sering memakainya karena salah satu tujuanku adalah menjadi wanita jahat yang pantas mengenakan kalung berlian ini...

Atau semua itu hanya dalih semata...?

Ahhh! Aku tidak tahu! Aku bahkan tidak paham dengan perasaanku saat ini!

"Apa rasa sukaku pada Duke-sama memang berbeda dari rasa sukaku pada Gilles?"

"Tentu saja berbeda." ujar Gilles. Aku pasti bergumam terlalu keras hingga dia bisa mendengarnya.

Saat mendengar jawaban itu, aku menatapnya dengan wajah terkejut.

"Kenapa kau bisa yakin soal itu?"

"Karena aku ini jenius." timpal Gilles dengan seringai lebar dan mata berkerlip.

Ya ampun... Dia terlihat sangat imut! Gilles pasti akan tumbuh menjadi pemuda tampan di masa depan.

"... Ada banyak gadis cantik yang menyukai Duke-sama, mereka bahkan lebih cantik dariku? Dan aku yakin beberapa di antara mereka pasti rela memberikan nyawa mereka kepadanya."

"Alicia, kau sama sekali tidak tahu apa-apa soal cinta, huh?" tanya Gilles dengan ekspresi kagum dan kesal.

Aku tidak pernah menyangka akan mendengar hal seperti itu dari anak yang lebih muda dariku, apalagi anak laki-laki. Dan lagi, kenapa aku malah melakukan konsultasi cinta dengannya?

... Yah, Gilles sepertinya memang mengerti soal romantisme lebih baik dariku... mungkin?

Tapi aku tidak mengerti bukan karena aku bebal atau apa ya! Aku hanya tidak tahu bagaimana standar cinta dan dasar-dasar sebuah perasaan suka disebut sebagai cinta.

Memangnya apa bedanya suka secara platonik, romantis, dan kekeluargaan? Bagaimana aku bisa membedakan rasa sukaku? Dan bagaimana dengan rasa kekaguman semua orang pada Liz-san? Bagaimana caraku membedakan semua itu?

Ahh... semakin aku memikirkannya, semakin aku tidak paham.

"Meski ada wanita lain yang menyukai Duke lebih dari dirimu, fakta bahwa Duke menyukaimu tidak akan berubah." kata Gilles dengan serius.

... Rasanya aku seperti ada dalam sebuah manga shoujo! Di mana karakter laki-lakinya mengejar seorang gadis tanpa peduli apakah gadis itu menyukainya atau tidak. Lalu, pada akhirnya, cinta mereka pun bersatu!

Tapi itu tidak mungkin terjadi, karena ini bukan manga shoujo. Dunia ini tidak bekerja dengan skenario seperti itu.

"Mencintai seseorang artinya kau tidak akan mengharapkan balasan apapun." kata Gilles dengan nada pelan. Matanya menatap lurus ke mataku.

Di wajahnya, tidak ada ekspresi layaknya seorang anak kecil. Itu adalah wajah dewasa yang penuh dengan pengetahuan dan kebijaksanaan.

Yang dia katakan terdengar sangat alami dan sangat jelas. Tapi, kenapa kata-katanya terasa menghujam tepat ke dalam hatiku?

"Apapun yang terjadi, kupikir perasaannya padamu tidak akan berubah."

"Kau tahu... aku ini punya sifat jelek kan?"

Gilles merasa ragu selama beberapa detik, dan jawabannya terdengar bergetar. "... Meski itu memang benar, itu sama sekali tidak masalah. Duke akan selalu dan hanya akan menatapmu seorang."

... Tunggu, apa itu artinya Gilles beranggapan jika sifatku ini tidak buruk? Kenapa dia tidak setuju dengan penilaianku sendiri?

Aku mulai memikirkan jawaban Gilles, dan aku merasa seperti sedang terjun bebas saat memikirkannya.

Biasanya dia akan langsung menjawab pertanyaanku. Dan dia selalu jujur kepadaku, tapi kenapa dia tiba-tiba terlihat agak ragu...?

"Alicia?" panggil Gilles pelan sambil mengintip ke wajahku. wajahnya terlihat agak muram.

"... Jika karakter dan sifatku menjadi lebih buruk dari ini, aku saja ingin lari dari diriku sendiri... apalagi Duke-sama." kataku sambil tertawa pelan.

Jika Gilles tidak berpikir sifatku ini jelek, maka hanya ada 1 hal yang bisa kulakukan. Aku harus menjadi lebih jahat dan kejam.

Hmm, ternyata Gilles cukup licik dan kejam juga, mungkin itu alasan kenapa dia tidak terlalu kaget saat melihat kelakuan jahatku.

... Aku tidak mau diriku kalah dalam hal kejahatan dari partnerku! Aku harus bekerja keras untuk mengembangkan kemampuan wanita jahatku dan naik ke level yang lebih tinggi!

"Meski begitu, aku masih tetap berpikir jika perasaan Duke tidak akan berubah." bisik Gilles seakan dia sedang berbicara kepada dirinya sendiri.

Aku pura-pura tidak mendengarnya dan kami kembali berjalan.




 

Komentar

Postingan Populer