I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 145
Disclaimer: sampai kapanpun juga, novel ini nggak akan mungkin jadi punya saya.
Note: chapter ini nggak sepanjang chapter sebelumnya
🌼🌼🌼🌼
Alicia POV
Sejak hari itu aku memutuskan untuk mengurung diri dalam kabin hingga kekuatan sihirku kembali.
Dalam kurun waktu itu aku juga memutuskan untuk tidak pergi ke desa Roana untuk menemui paman Will, karena itu hanya akan meningkatkan kemungkinanku untuk bertemu dengan ayahanda. Mengurung diri adalah pilihan paling tepat untuk saat ini. Lagipula ada sesuatu yang ingin kupikirkan sekali lagi.
Aku sudah mengatakan pada Henry-oniisama jika aku tidak akan datang ke akademi untuk beberapa hari ke depan dan oniisama langsung setuju dengan keputusanku.
"Wow... Dia benar-benar memanjakanmu... Si Henry itu."
"Ya. Hanya Henry-oniisama yang bersikap seperti ini kepadaku."
"Benar juga." timpal Gilles dengan senyum simpul di wajahnya.
Aku meminta Gilles untuk menemaniku karena aku ingin mendengar pendapatnya mengenai beberapa hal. Gilles langsung menyanggupi permintaanku dan sekarang kami tinggal berdua di dalam kabin kecil ini.
"Saat ada serigala yang muncul di akademi... Apa kau tahu soal itu?" tanyaku.
"Aku dengar ceritanya dari Henry. Katanya itu terjadi setahun yang lalu."
Setahun yang lalu... Kenapa insiden itu tidak menjadi berita besar?
Sulit dipercaya jika ada serigala liar yang tidak sengaja masuk ke dalam akademi sihir. Apa tidak ada seorangpun yang merasa curiga!? Atau, apa mereka tidak tahu soal insiden ini?
"Aku tidak bisa menghilangkannya dari kepalaku. Insiden itu sama sekali tidak logis..." gumam Gilles. Beberapa saat kemudian dia menatapku dan berkata "Hari di mana kau bisa melakukan sihir lagi, itu besok kan?"
"Ya." jawabku sambil menganggukkan kepala.
Besok sihirku akan kembali, jadi aku bisa memastikan di mana level sihirku yang sebenarnya. Tapi sebelum aku meminta untuk bertemu yang mulia raja, aku ingin bertemu dengan paman Will terlebih dahulu.
Uuugh. Ada terlalu banyak hal yang harus kukerjakan. Rasanya kepalaku mau pecah.
"Rasanya aneh. Jika insiden itu terjadi di kota, mungkin ceritanya akan lain. Tapi, bagaimana bisa serigala itu menemukan jalan masuk ke dalam akademi sihir?" gumam Gilles dengan wajah serius.
"Seseorang sengaja membawanya masuk."
"Ini serigala liar loh."
"Mungkin serigalanya dibuat mirip seperti serigala liar...?" kataku dengan nada tidak yakin.
Gilles memikirkan kata-kataku dengan serius. Alisnya terlihat menyatu dan matanya terlihat tidak fokus, seakan dia sedang menatap sesuatu yang sangat jauh dari tempat ini.
"Jika seseorang benar-benar melakukan itu, ini bisa jadi masalah besar."
Aku berjalan ke arah meja kecil yang ada di pojok ruangan dan mengambil sebuah peta dari dalam laci.
Agar bisa memasukkan serigala ke dalam akademi tanpa ketahuan... apa mereka menggunakan hutan di belakang akademi untuk bersembunyi? Lagipula, darimana mereka bisa mendapatkan serigala itu?
"Serigala bukan hewan yang berasal dari kerajaan ini... Itu artinya serigala yang masuk ke dalam akademi berasal dari negara lain." kata Gilles sambil berjalan ke arahku. Setelah itu dia mengambil peta lain yang lebih lengkap dan membebernya di atas meja.
... Negara lain.
... Serigala.
Hmm... Aku tahu jika ada hubungan diantara 2 poin itu, tapi aku kesulitan untuk mengingatnya.
Apa ada petunjuk lain? Ayo pikir, Alicia!
Luz-san melindungi para murid dari serangan serigala liar... Ah!
""Kerajaan Ravaal!"" ucapku dan Gilles di saat yang sama.
"Aku pernah baca di sebuah buku, di dalamnya tertulis jika serigala hidup di wilayah kerajaan Ravaal." ucap Gilles sambil menunjuk wilayah kerajaan Ravaal yang ada di dalam peta.
... Aah, semuanya mulai masuk akal. Aku tidak pernah kepikiran soal itu. Alasan kenapa aku kepikiran soal kerajaan Ravaal adalah karena aku teringat dengan sebuah event yang terjadi di dalam game.
Dalam event itu, heroine diberi kesempatan untuk meningkatkan nilai suka yang dia dapat dari para target. Tapi, kalau aku tidak salah ingat... Kurasa aku memilih untuk tidak menyelamatkan siapapun. Sebagian dari diriku memang ingin menyelamatkan mereka, tapi aku juga tidak ingin mati konyol. Terlebih lagi, orang-orang yang ingin kulindungi adalah para bangsawan yang membenciku. Sampai kapanpun aku tidak akan mau menyelamatkan orang seperti mereka... Aku tidak sebaik itu. Jujur saja, sejak tiba di dunia ini tidak banyak hal yang bisa membuatku ingin mengobankan nyawa seperti Liz-san.
"Alicia? Kau dengar tidak?" tanya Gilles.
"Maaf, apa katamu?"
Gilles pun mengulang kata-katanya dengan wajah sebal.
"Aku bilang, jika serigala itu masih ada dan kita bisa melihatnya, maka kita bisa memutuskan apakah hewan itu benar-benar berasal dari Ravaal atau tidak."
"Oh... Benar juga. Kebanyakan serigala Ravaal memiliki ekor lebat berwarna merah, iya kan?"
"Ya. Lalu serigala Ravaal juga punya kalung besi tipis yang melingkar di leher mereka." ucap Gilles dengan nada yang lebih rendah dari biasanya.
... Aku tidak tahu soal itu. Tapi, memangnya darimana aku bisa tahu soal itu? Dalam game, kemunculan serigala itu hanyalah sebuah plot agar player bisa mendapatkan lebih banyak poin, jadi tidak ada latar cerita yang mendetail. Alasannya sangat simpel... Detail mengenai darimana asal serigala dan bagaimana dia bisa masuk ke akademi sama sekali tidak ada hubungannya dengan penaklukan para target.
Seperti otome game pada umumnya, event seperti itu tidak memiliki latar cerita apapun, meningkatkan poin milik player adalah hal yang paling penting. Tapi, jika dipikir sekali lagi dengan kepala dingin... Seekor serigala bisa dengan mudah masuk ke dalam akademi SIHIR adalah hal yang sangat janggal. Aku tidak pernah menyadari hal ini selama bermain game. Ya ampun... Apa para admin itu terlalu malas untuk menyelipkan detail kecil seperti ini?
Saat aku sedang tenggelam dalam nostalgiaku, tiba-tiba Gilles berkata "Nama pemiliknya pasti terukir di kalung itu."
Chapter 144 Daftar Isi Chapter 146
Komentar
Posting Komentar