Mahouka Volume 12 Chapter 1 Part 2
Disclaimer: This novel isn't mine. Tolong lihat Daftar Isi untuk info lebih lengkap.
XXX
Selama beberapa tahun ini kakak beradik Shiba selalu tinggal
sendirian. Memiliki anggota tambahan baru di rumah berarti mereka harus membeli
beberapa barang dan mengganti barang lain yang sudah tidak bisa digunakan.
Salah satu barang yang mereka ganti adalah meja makan mereka. Meja makan yang
baru itu memiliki ukuran yang lebih besar dari meja yang dulu. Permukaannya
terbuat dari kaca kualitas tinggi yang tahan panas, sesuatu yang sangat
ditonjolkan dari desainnya. Tetap saja, meja kaca ini lebih kokoh jika
dibandingkan dengan meja kayu. Jadi meja itu tidak akan rusak kecuali jika ada
orang iseng yang memukul bagian kacanya dengan keras.
Dilihat dari ketahanan dan desainnya, ada tidaknya noda, dan pelumas yang
digunakan, meja ini sangat praktis... tentu saja harganya juga lumayan
fantastis. Saat Tatsuya duduk di salah satu kursi, Miyuki langsung duduk di
depannya dan Minami duduk di sebelah gadis itu.
Untuk beberapa alasan Miyuki masih tetap mengenakan
apronnya, sedangkan Minami memang selalu menggunakan apron karena dia bekerja sebagai
maid. Tatsuya sendiri merasa jika pemandangan 2 gadis berapron di depannya terlihat
sedikit aneh.
Minami mengenakan baju maid dengan rok dan lengan panjang.
Apron yang dia gunakan adalah apron biasa yang menutupi seluruh bagian depan
tubuhnya, desain yang menekankan kenyamanan saat bekerja. Modelnya sedikit
mirip dengan baju maid dari Eropa abad 19.
Sebaliknya, Miyuki mengenakan mini dress tanpa
lengan (padahal ini masih musim semi). Apron yang dia kenakan adalah model apron
dengan kerah rendah yang ditahan dengan tali dengan ukuran yang agak kecil...
memangnya berapa banyak apron yang Miyuki punya? Bahkan apron yang ini sampai
memperlihatkan sedikit belahan dadanya. Rok mini dressnya berakhir beberapa
senti di atas lutut, dan dia sama sekali tidak mengenakan kaos kaki atau
stocking untuk menutupi kakinya. Tatsuya bahkan bisa melihat paha kaki adiknya yang
sedang duduk dengan sopan dari balik kaca meja yang transparan.
Apakah adiknya ini sedang berusaha merayu dirinya...? Atau
dia hanya sekedar menggoda?
'Pasti itu. Kalau aku menunjukkan ekspresi lain, maka aku
yang akan kalah' putus Tatsuya yang lega karena dia tidak perlu berpikir lebih
jauh lagi. Dia memutuskan untuk berterima kasih pada ibu dan bibinya (meskipun
sebenarnya Miyuki pasti memiliki pendapat yang berbeda).
2 kakak beradik itu sama sekali tidak berbicara dan mereka
menikmati kue dan teh dalam keheningan yang nyaman.
"Upacara penerimaan murid baru akan dilaksanakan 3 hari
lagi. Aku yakin kau pasti merasa sangat bersemangat, ya kan Minami?"
Hal seperti ini tidak pernah terjadi saat mereka hanya
tinggal berdua saja, tapi belakangan ini Miyuki selalu berusaha membuat
percakapan dengan Minami dan Tatsuya tidak mengatakan apa-apa.
"Ya, Miyuki-oneesama. Saya merasa sangat bersemangat."
Minami yang mungkin tidak bisa menebak maksud Miyuki (atau
mungkin karena dia tidak bisa melakukan apa-apa dengan posisinya saat
ini) hanya bisa memberikan jawaban jujur pada pertanyaan Miyuki yang tiba-tiba itu.
"Miyuki dan aku harus berangkat lebih pagi di hari itu.
Apa itu tidak apa-apa untukmu, Minami?"
"Tidak apa-apa, Tatsuya-oniisama. Saya akan tetap berangkat
bersama dengan kalian."
Kebetulan, panggilan oniisama dan oneesama itu adalah
sesuatu yang disarankan oleh Tatsuya dan diperintahkan oleh Miyuki.
Karena cara kerja Cabinet (transportasi publik era modern saai ini),
mereka berdua tidak pernah naik dengan orang asing. Mereka juga tidak bisa
janjian bertemu di tengah jalan. Jika beberapa orang ingin naik Cabinet yang sama,
mereka harus tinggal di rumah yang sama, tinggal berdekatan, atau setidaknya
membuat janji terlebih dahulu di stasiun.
Di lain sisi, karena perannya sebagai bodyguard, Minami
tidak memiliki pilihan untuk berangkat ke sekolah dengan Cabinet yang berbeda
dengan Miyuki. Tapi jika ada orang asing yang tiap hari berangkat ke sekolah
bersama mereka, hal ini tidak akan terlihat wajar. Itu hanya akan menimbulkan
rasa penasaran yang tidak diinginkan.
Karena itu mereka memutuskan untuk menjadikan Minami sebagai
salah satu sepupu dari keluarga ibu mereka. Keluarga Yotsuba memberikan
instruksi yang sama kepada mereka, dan lagi pula surat registrasi keluarga
milik kakak beradik itu juga sebuah dokumen palsu. Menambah 1 sepupu di
dalamnya sama sekali bukan masalah besar.
Masalahnya adalah Minami yang memanggil mereka dengan suffix
-sama.
Di zaman ini, tidak ada gadis SMA (kecuali beberapa orang
saja) yang menyebut kakak mereka dengan suffix -sama. Pengecualian itu bisa
digunakan untuk para gadis dari keluarga elit, pelayan yang dipekerjakan oleh
keluarga elit, dan para gadis yang 'dimiliki' oleh keluarga elit tersebut.
Penyihir yang menggunakan suffix -sama hanyalah anggota 10 Master Clan dan
keluarga penting lainnya. Panggilan oniisama dan oneesama memang agak terlalu
'wah' saat didengar, tapi itu lebih baik ketimbang dipanggil dengan suffix
-sama.
Tatsuya dan Miyuki sebenarnya ingin agar Minami memanggil
nama depan mereka, tapi gadis itu menolaknya. Dia sebenarnya juga merasa tidak
enak saat dijadikan sebagai saudara mereka, tapi identitas adalah masalah yang
penting. Karena itu Minami memutuskan untuk memanggil kakak beradik itu dengan
panggilan Tatsuya-oniisama dan Miyuki-oneesama.
Kakak beradik yang selama beberapa tahun belakangan ini
hanya tinggal berdua itu sepertinya akan menjadi lebih akrab dengan penghuni baru
di rumah mereka.
Topik pembicaraan mereka pun beralih pada upacara penerimaan
murid baru.
"Tahun ini yang menjadi perwakilan murid baru adalah
siswa laki-laki... ini pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir kan...?"
"5 tahun, oniisama. Presiden Osis sebelum presiden
Saegusa juga seorang wanita."
Perbincangan kakak beradik itu berganti topik pada
perwakilan murid baru tahun ini... dengan kata lain siswa dengan peringkat tertinggi
diantara semua murid baru. Sudah lama sejak SMA 1 memiliki seorang siswa
sebagai perwakilan murid.
“Karena 2 adik dari Saegusa senpai masuk tahun ini, kupikir
perwakilan tahun ini juga perempuan.”
“Tidak, itu tidak mungkin...”
Minami, dengan wajah kaku menggelengkan kepalanya saat dia
digoda oleh Miyuki. Minami menyembunyikan kemampuan aslinya karena perintah
keluarga utama, karena itu dia mencoba untuk tidak menarik perhatian terlalu
banyak. Tatsuya setuju soal itu. Jika Minami mengerjakan ujian dengan serius,
mungkin dia akan menjadi perwakilan murid sekarang, tapi sepertinya Minami
tidak keberatan dengan perbincangan seperti ini dan memilih untuk tidak
mengatakan apa-apa.
Sebelum suasana canggung itu mulai berubah, Tatsuya
memutuskan untuk kembali ke topik pembicaraan, “Namanya Takuma Shippou, kan?
Dari keluarga Shippou?”
Miyuki sebenarnya tidak mau menyusahkan Minami, jadi dia
langsung mengikuti arahan tak tersurat dari sang kakak, “Ya... anak tertua
keluarga Shippou dari 18 keluarga utama.”
Pohon keluarga dari para penyihir terkenal yang ada dalam pikiran
Tatsuya dan informasi dari Miyuki ternyata memiliki kesimpulan yang sama.
“Jadi kembar Saegusa dan Shippou akan menjadi teman sekelas.
Entah ini sebuah kebetulan yang luar biasa atau sebuah takdir yang tidak bisa
dihindari... kuharap tidak ada masalah yang terjadi.” Gumam Tatsuya sambil
mengernyitkan alisnya.
“Bukannya keributan mereka bisa menjadi kamuflase yang bagus
untuk kita?”
“Yah, itu benar juga, tapi...”
Maksud Miyuki, jika anak tertua Shippou dan kembar Saegusa
benar-benar membuat keributan, maka perhatian sekolah akan tertuju kepada
mereka. Artinya tidak akan ada orang—atau akan ada lebih sedikit orang—yang
membicarakan hubungan kakak beradik ini dengan Minami.
Komentarnya memang logis, tapi Tatsuya merasa pusing saat
dia harus memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa meredakan keributan yang akan ditimbulkan 3 murid baru itu di
masa depan.
“Oh, untuk pesta malam ini...”
Saat Minami akan berdiri dan mulai membereskan meja, Tatsuya
menyuruhnya berhenti dan langsung mengubah topik pembicaraan.
“Kupikir Minami juga harus datang.”
Tatsuya dan Miyuki diundang ke sebuah pesta yang diadakan di
kediaman keluarga Kitayama (rumah Shizuku) malam ini. Rencananya Minami juga
akan ikut dengan mereka ke kediaman Kitayama dan menunggu mereka berdua di
ruang tunggu para pelayan, tapi Tatsuya berpikir jika mereka harus mengubah
rencana itu.
“Jika anda memerintahkan saya untuk hadir, saya akan mematuhinya.”
Respon Minami sangat masuk akal untuk ukuran pelayan. Tapi,
ekspresinya terlihat sangat datar, itu artinya dia tidak benar-benar ingin
melakukannya. Wajahnya memang tidak begitu ekspresif, tapi itu tidak berarti
jika dia tidak memiliki emosi. Dibandingkan dengan gadis seperti Mayumi atau
Erika yang sangat ekspresif dan terkesan melebih-lebihkan, emosi Minami lebih
mudah dibaca—tapi tentu saja itu karena pengetahuan dan pengalaman Tatsuya.
Tatsuya tidak suka memaksa orang melakukan sesuatu. Dia
tidak suka memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka
sukai. Jawaban yang diberikan Minami—jika gadis itu akan menuruti
perintahnya—adalah sesuatu yang tidak ingin dia eksploitasi, dan hal itu
benar-benar ingin membuatnya berkata, ‘Kau tahu, jangan dipikirkan.’, tapi dia
tidak mengatakannya.
“Aku mengerti. Aku tahu ini mungkin tidak menyenangkan
untukmu, tapi tolong ikut dengan kami.”
Tatsuya merasa jika mereka perlu menekankan kebohongan soal
Minami yang merupakan sepupu mereka, jadi jawaban yang terdengar agak tidak
mengenakkan itu tidak cukup untuk membuatnya membuang ide tersebut.
“Kalau begitu ayo kita memilih gaun untukmu. Aku akan
membantu karena waktu kita tidak cukup banyak.” Miyuki menepukkan kedua
tangannya, wajahnya terlihat ceria. Mungkin Miyuki melakukannya demi menjaga
perasaan sang kakak.
Tapi Tatsuya tahu bukan itu yang terjadi—dia sangat
yakin—karena yang diinginkan Miyuki adalah melihat Minami yang terlihat
malu-malu.
Komentar
Posting Komentar