ORV Chapter 96. Episode 19 - Singularity (5)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya

>>>>><<<<<

Aku berniat tidur sebentar saja, tapi ternyata matahari sudah terbit saat aku membuka mataku.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ memberikan dukungan padamu yang ingin merawat inkarnasimu.]

Aku tidak sengaja terbangun karena pesan dari Uriel. Sial…. Sepertinya para konstelasi sedang meributkan momen ketika aku membuat 'deklarasi sponsor' kemarin.

[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ tertawa saat melihat pilihanmu.]

Jujur saja, aku tidak mungkin menjadi sponsor saat narasiku saja belum terbangun dengan sempurna. Sponsor yang tidak bisa memberi stigma pada inkarnasinya hanya kroco tak berguna, meski faktanya aku memiliki koin yang lebih banyak dari sponsor biasa.

[Ada banyak konstelasi yang penasaran dengan pilihanmu.]

[Beberapa konstelasi berpikir jika yang kau lakukan itu sangat bodoh.]

Reaksi para konstelasi terhadap inkarnasiku terbagi menjadi 2 kubu. Mereka yang menyukaiku adalah konstelasi yang termasuk dalam kelompok 'pencari inkarnasi' sedangkan yang membenciku adalah konstelasi yang termasuk dalam kelompok 'pencari kesenangan'.

Tentu saja ada 1 konstelasi yang tidak jelas.

[Konstelasi 'Secretive Plotter' tertarik dengan strategimu.]

[1.000 koin berhasil ditambahkan.]

Kupikir dia adalah konstelasi biasa, mengingat modifiernya terdengar sangat biasa saja…. Tapi belakangan ini, pikiranku berubah. Jumlah sponsornya terlalu besar, dan jika dilihat dari sana setidaknya dia ada di grade 'naratif'. Tapi, meski aku sudah berulang kali membaca novel Cara Bertahan Hidup, aku tidak pernah menemukan nama Secretive Plotter.

Itu artinya dia bukan konstelasi dari dunia ini atau dia memang tidak dijelaskan dalam novel Cara Bertahan Hidup. Kalau begitu, siapa dia?

Woooong. Sejak tadi malam, Shin Yoosung melatih skillnya di salah satu pojokan gedung tempat kami menginap. Shin Yoosung menggunakan magic power recovery potions yang kuberikan dan terus menggunakan skillnya pada groll muda yang ada di dekatnya.

Aura tipis yang menjulur keluar dari tubuh Shin Yoosung itu meraih kulit dari groll yang ada di depannya. Itu adalah kekuatan dari Diverse Communication yang juga dimiliki Lee Gilyoung.

Aku menatap wajah Shin Yoosung dan melihat ada lingkaran hitam di bawah matanya. “Yoosung, apa kau sudah tidur?”

“Belum.”

“Apa kau tahu kalau kita bisa kena penalti jika tidak tidur? Ayo cepat tidur.”

“Sebentar lagi.”

[Karakter ‘Shin Yoosung’ menggunakan Diverse Communication Lv.8]

[Karakter ‘Shin Yoosung’ menggunakan Taming Lv.7]

Konsentrasi Shin Yoosung menghilang dengan cepat.

[Taming gagal dilakukan.]

[Monster mulai memberontak.]

Groll yang ada di depannya mulai melawan kontrol Shin Yoosung dan berlari ke arah gadis itu. Sebelum aku bisa melakukan apa-apa, Han Sooyoung yang terlihat mengantuk di dekat api unggun langsung beraksi. Groll itu langsung berhenti bernafas dan terlempar ke dinding yang ada di sisi lain gedung. Setelah itu Han Sooyoung kembali tertidur.

Aku berkata pada Shin Yoosung yang sedang mengontrol nafasnya dengan wajah kecewa. “Apa sekarang kau mengerti?”

“Ya.” Shin Yoosung menjawab dengan wajah muram.

[Skill eksklusif Character List diaktifkan.]

Versi singkat.

+

[Character List]

Nama: Shin Yoosung

Atribut pribadi: Beast Tamer (Rare), Reflexive Killer (General)

Skill eksklusif: Taming Lv. 7, Diverse Communication Lv. 8, Agile Feet Lv. 8, Hybridization Lv. 6.

Stigma: Tidak ada

Status: Physique Lv. 19, Strength Lv. 14, Agility Lv. 44, Magic Power Lv. 45

* Growth Package I sedang digunakan.

* Growth Package II sedang digunakan.

* New Scenario Commemorative Package sedang digunakan.

+

Kecepatan perkembangan skillnya lumayan cepat berkat Growth Package yang kubelikan untuknya.

Lalu ada New Scenario Commemorative Package yang bisa mempercepat evolusi status penggunanya. Aku tidak tahu apa ada inkarnasi di Korea Selatan yang menerima paket dukungan seperti ini.

Shin Yoosung juga berbakat jadi skill Diverse Communication pasti akan menembus level 10 dengan cepat. Setelah itu skillnya akan berevolusi menjadi Advanced Diverse Communication.

Masalahnya dia tidak bisa menjinakkan groll grade 8 dengan baik meski statusnya sudah setinggi itu. Shin Yoosung menundukkan kepalanya karena merasa malu. “... Aku sama sekali tidak punya bakat.”

Kalau dia tidak punya bakat, mungkin aku harus membunuh diriku sendiri.

“Jangan khawatir. Kau punya bakat.” Aku tidak bisa membiarkan inkarnasi berhargaku terus merasa frustasi seperti ini. Mungkin Shin Yoosung tidak bisa menggunakannya dengan benar karena trauma yang dia rasakan. “Apa yang sedang kau pikirkan?”

“Aku takut.”

Aku bisa menebak apa yang membuatnya takut, karena itu aku berkata. “Monster bukan hewan peliharaan.”

“Aku tahu.”

“Meski begitu, kau bisa membuat beberapa dari mereka menjadi temanmu. Mereka lumayan kuat dan tangguh.”

Shin Yoosung adalah gadis yang membunuh anjing peliharaannya agar bisa bertahan hidup. Momen itu masih terus membekas di hatinya. Aku berpikir sebentar dan kemudian berkata. “Apa kau tahu? Jika kita bisa menyelesaikan semua skenario, kau bisa membuat 1 permintaan…”

“Wajah paman berubah saat berbohong. Kau tahu, lubang hidungmu membesar kalau kau sedang melakukannya.”

Kata-katanya mengingatkanku pada Gilyoung. Mungkin anak-anak dengan skill Diverse Communication lebih sensitif pada bahasa tubuh. Aku mengabaikannya dan bertanya. “... Apa yang ingin kau tanyakan?”

“Bisakah aku melakukannya?”

“Kau bisa melakukannya.”

“Paman mengatakannya tanpa ketulusan sama sekali.”

“Aku memilihmu.” Mata Shin Yoosung melebar saat mendengarnya. “Aku memilihmu ketimbang Seoul. Aku tidak menyesalinya.”

“…”

“Kau bisa melakukan hal yang lebih hebat daripada banyak orang yang ada di sini.”

Shin Yoosung menatapku dan mengepalkan tangannya di depan dada. Kemudian dia menitikkan air mata dan berkata. “Paman… Jika aku menjadi lebih kuat…”

“Kuat?”

Shin Yoosung terlihat ragu selama beberapa saat, tapi kemudian dia tersenyum dan berkata. “Tidak apa-apa. Aku akan bekerja keras.”

Setelah itu Shin Yoosung berbalik dan menggunakan skillnya sekali lagi. Aku tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Aku mengingat orang seperti apa yang disukai Shin Yoosung di dalam novel.

「 “Jonghyuk-oppa sangat tampan” 」

「 “Jonghyuk- oppa lah yang terbaik.” 」

「 “Aku paling suka dengan Jonghyuk-oppa.” 」

Gadis ini, dia adalah fans Yoo Joonghyuk dalam novel Cara Bertahan Hidup. Tapi dia bukan kandidat Heroin karena usianya. Lebih tepatnya, Shin Yoosung ada di posisi adik perempuan. AKu ingat dia pernah bertengkar hebat dengan Yoo Mia…

Tiba-tiba aku merasa sedikit khawatir. Apa aku akan kehilangan orang yang sudah kubesarkan dengan susah payah karena Yoo Joonghyuk?

Aku menoleh dan menatap Han Sooyoung yang sedang meregangkan badannya. Dia menyadari tatapanku dan memutuskan untuk mengabaikannya. Dia ini… Sampai kapan dia mau merajuk seperti ini?

Aku memanggilnya. “Hei.”

“Apa?”

“Apa kau mau terus merajuk seperti ini?”

“Jangan bicara padaku.”

“Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.”

Han Sooyoung mengangkat salah satu alisnya. AKu memelankan suaraku agar Shin Yoosung tidak bisa mendengar dan kemudian berkata. “Bagaimana pendapatmu soal wajahku? Terutama jika dibandingkan dengan Yoo Joonghyuk.”

Han Sooyoung menatap jijik ke arahku dan berkata. “Kenapa kau tanya hal seperti itu padaku?”

“Aku hanya penasaran.”

Aku tidak pernah tertarik pada pendapat orang lain sejak lulus dari SMA. Lalu aku teringat dengan reaksi para Prophet saat aku berpura-pura menjadi Yoo Joonghyuk dan secara tidak langsung mereka berkata jika wajahku jelek. Aku tidak berpikir jika wajahku jelek saat aku selfie di kamar mandi.

[Konstelasi berangin menatapmu dan merasa kau sangat menyedihkan.]

Han Sooyoung menjawab. “Terima saja nasibmu.”

“Hei, aku benar-benar penasaran…”

“Yang bisa kulakukan hanya menyemangatimu.”

Sial.

“.... Separah itukah?”

Aku menatap Shin Yoosung dan memantapkan pikiranku. Aku tidak bisa membiarkannya bertemu dengan Yoo Joonghyuk.

***

Kami memburu monster yang ada di sekitar kami untuk mengumpulkan koin. Aku menginvestasikan koin itu pada Shin Yoosung untuk membuat statusnya berkembang dengan cepat.

Koin-koin itu digunakan untuk meningkatkan Agility dan Magic Power. Keduanya sangat penting untuk meningkatkan kecepatan kaki, skill Taming dan Diverse Communication.

Saat matahari sudah benar-benar terbenam, Shin Yoosung akhirnya berhasil mempelajari skill Advanced Diverse Communication. Akan tetapi dia masih belum bisa menguasai skill Taming dengan baik. Shin Yoosung bertanya. “Seberapa kuat aku di masa depan?”

Ya. Shin Yoosung yang sekarang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Shin Yoosung dari masa depan.

Tapi jika dia terus berlatih dengan keras, dia pasti bisa menyegel salah satu skill penting milik Shin Yoosung di masa depan. Disaster of Flood adalah lawan yang sangat berbahaya karena dia bisa mengendalikan pasukan monster sendirian.

“Aku lebih percaya kepadamu daripada dirimu di masa depan yang belum muncul.”

Jika Shin Yoosung dari masa depan bisa melakukannya, maka Shin Yoosung yang sekarang mungkin juga bisa menggunakannya. Karena alasan itulah Shin Yoosung dari masa depan tidak bisa membunuh Shin Yoosung dari masa sekarang.

“Terima kasih makanannya.” Yoo Sangah mengucapkan doa setelah memakan daging groll, kemudian dia membereskan tulang-tulang yang tersisa.

“Yoo Sangah-ssi, apa kau orang yang taat?”

“Tidak juga.”

“Kalau begitu kenapa berdoa…”

“Aku melakukannya untuk dewa-dewa Olympus.”

Itu adalah doa yang terlihat tulus hingga membuatku terkejut. Ah, aku ingat. Dewa-dewa yang kami ketahui sudah menjadi kenyataan, karena itu tujuan doa kami menjadi tidak jelas.

“Hari ini Han Sooyoung dan aku akan berjaga duluan. Yoo Sangah-ssi, kau bisa tidur.”

“Apa tidak apa-apa?”

“Ya.”

Yoo Sangah berbaring dan tertidur. Han Sooyoung menyandarkan dirinya di dinding dan mulai memainkan hape nya.

Merasa tidak nyaman memang hal biasa. Mereka adalah musuh. Pikiran Han Sooyoung sangat bertolak belakang dengan pemikiran Yoo Sangah. Tidak peduli apa yang akan terjadi di masa depan, mereka berdua akan lebih sering bertengkar daripada tidak.

Shin Yoosung yang kelelahan juga sudah tertidur dan hanya kami berdua yang masih bangun. Han Sooyoung berkata. “Kau juga tidur sana.”

Aku berbaring di lantai, tapi entah kenapa aku tidak bisa masuk ke dalam dunia mimpi dengan mudah. Masih ada 4 hari yang tersisa sebelum skenario ke-5 dimulai. Shin Yoosung masih belum membuat banyak kemajuan hari ini, tapi ada sebuah pesan yang datang dari area Gangseo siang ini.

[Seseorang sudah mengalahkan Disaster of Ice yang ada di barat.]

Ini pesan yang kutunggu. Aku tidak perlu bertanya siapa orang yang sudah membunuh bencana yang bisa menyebabkan Seoul mengalami zaman es itu. Sepertinya Yoo Joonghyuk berhasil bertemu dengan Lee Hyunsuk dengan selamat.

Han Sooyoung menatap kobaran api yang ada di depan kami dan berkata. “Hei, aku punya pertanyaan.”

“Kau juga jelek.”

Han Sooyoung mengernyitkan alisnya. “Siapa yang ingin tahu soal itu? Sialan, kau.”

“.... Kalau begitu kau mau tanya apa?”

“Apa yang ingin kau lakukan?”

“Apa yang ingin kulakukan?”

“Apa tujuanmu? Aku merasa jika semua perbuatanmu hingga sekarang terasa aneh. Kau menghancurkan tahta itu tapi tidak membunuhku. Apa yang kau inginkan?”

“Aku ingin melihat ending yang kuinginkan.”

“Ending?”

Aku menganggukkan kepala. Anehnya, Han Sooyoung tidak bertanya apa-apa lagi setelah itu. Dia malah mengalihkan pembicaraan pada masalah lain. “Ada ending yang ingin kutulis.”

“Untuk dirimu sendiri?”

“Ya.”

“Kalau begitu boleh aku bertanya?”

“Apa?”

“Kenapa kau meniru novel itu? Bukannya kau penulis profesional?”

“Itu bukan plagiarisme. Kau pikir novel Cara Bertahan Hidup itu Bible? Bukannya ide seperti itu ada di mana saja? Sponsor dan makhluk tingkat tinggi. Misi untuk bertahan hidup. Protagonis yang kembali ke masa lalu. Bukannya sekarang menemukan novel yang tidak memiliki unsur seperti itu jauh lebih sulit?”

“Aku berkata seperti itu karena novelmu sangat mirip.”

“Ada alasan soal itu. Apa aku harus menceritakannya padamu? Dulu, ada seorang gadis miskin…”

“Itu adalah cerita seorang gadis penulis yang hidup dalam kemiskinan dan kemudian merasa frustasi pada mimpinya, dan pada akhirnya dia meniru sebuah novel untuk bisa bertahan hidup.”

Mulut Han Sooyoung terbuka lebar. “Apa kau ini bisa membaca isi pikiran orang lain?”

“Eh?”

“Yang seperti itu memang mungkin, kan?”

“Memangnya kau pikir aku ini dewa? Aku tidak akan menderita seperti ini jika aku punya skill seperti itu.”

[Karakter ‘Han Sooyoung’ menggunakan Lie Detection Lv.3.]

[Karakter ‘Han Sooyoung memastikan jika kau tidak berbohong.]

Han Sooyoung tertawa. “Apa kau bisa melakukannya padaku?”

Aku tidak menjawab.

“Kau tidak perlu menjawab pertanyaanku. Yang penting, kalau kau memang bisa melakukannya, cepat baca isi pikiranku sekarang.”

“Aku tidak bisa melakukannya.”

“Faktanya aku tidak meniru novel siapa-siapa.”

Aku menatap Han Sooyoung dengan raut curiga dan dia menggunakan Lie Detection pada dirinya sendiri.

[Karakter ‘Han Sooyoung memastikan jika perkataan itu benar.]

…. Apa?

“Kebetulan saja cerita yang kutulis mirip dengan novel Cara Bertahan Hidup. Aku hanya menulis novelku sesuai dengan mimpi yang kulihat.”

[Karakter ‘Han Sooyoung memastikan jika perkataan itu benar.]

…. Wanita ini menggunakan alam bawah sadarnya sebagai perisai.

“Yah, bagaimanapun kau sudah membacanya. Meski kau hanya menganggap semua isinya hanya mimpi.”

“Mungkin itu benar. Kalau begitu…” Han Sooyoung terlihat ragu, tapi dia tetap berkata. “Kadang aku masih memikirkannya.”

“Memikirkan apa?”

“Jika realitas ini adalah kenyataan dan aku menuliskan kenyataan ini dalam novel… Kalau begitu aku memang sudah menirunya…”

“Apa yang kau katakan? Jadi kau benar-benar meniru novel itu?”

“Siapa yang bilang begitu? Aku bilang aku hanya memikirkannya.”

Sebenarnya aku tidak bermaksud seperti itu. Itu adalah sesuatu yang kudengar sebelum novel Cara Bertahan Hidup menjadi kenyataan.

Apa dunia ini bertumpuk dengan novel itu? Atau dunia memang berubah menjadi novel?

Aku berdiri dan menggelengkan kepalaku. Hai, ayo gantian. Cepat pergi tidur. Konstelasi yang ada di channel ku bisa berkurang kalau aku terus mendengarkan cerita menyedihkan seperti ini.”

“Dukungan dari para konstelasi ku juga berkurang gara-gara aku selalu bersamamu belakangan ini.”

“Itu karena kau terus melakukan hal tidak baik.”

Kami bertukar beberapa kelakar dan kemudian terdiam. Aku menyandar di dinding dan menatap Han Sooyoung yang sudah terlelap.

Tiba-tiba aku berpikir. Mungkin aku sedikit beruntung karena dia ada di sini. Setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang tahu jika dunia ini adalah ‘novel’.

Di suatu titik aku juga tertidur. Mungkin ini karena aku kelelahan atau mungkin aku terlena oleh rasa nyaman yang kurasakan sekarang. Meski sebentar, tidurku kali ini terasa sangat berkualitas. Meski begitu, mungkin sebaiknya aku tidak tertidur.

Saat aku membuka mataku di hari berikutnya, aku bisa melihat tubuh Han Sooyoung yang terbujur kaku.

 

Chapter 95     Daftar Isi     Chapter 97


Komentar

Postingan Populer