NGNL Vol. 7 Chapter 1 Part 5
Disclaimer: Not mine
XXXXXXX
Mereka masih berada di kotak kedua.
Sudah 9 jam berlalu sejak game dimulai dan suasana di tempat
Sora berada sangat hening. Untuk waktu yang cukup lama, keheningan itu hanya
diusik oleh suara kicauan burung dan gesekan daun yang ada di pohon. Suara
putaran roda gerobak Sora sudah tidak bisa didengar lagi. Bahkan Steph sudah
berlutut dan tidak lagi menariknya. Sora juga, dia sedang berbaring sambil
melihat senja yang mulai menghilang. Kenyataan yang ada di hadapannya menjadi
semakin nyata. Berbalik dengan pemandangan indah ini, jika ada seseorang
melukisnya, maka judul dari lukisan ini adalah ‘Akhir’. Akan tetapi ada suara perlawanan kecil yang berteriak dari
dada Sora.
Yang kita lakukan sampai
sekarang hanya berkeliling tanpa arah.
Shiro yang hingga sekarang terus memainkan tabletnya dan
menunggu baterainya habis pun berkata:
“.... Nii... Aku
sudah... Selesai... Menghitung...”
Shiro menunjukkan layar tabletnya pada Sora. Senyumnya
terlihat puluhan kali lebih cerah dari sebelumnya.
Harapan kecil itu terlihat lebih menyilaukan daripada
bintang yang ditunjukkan oleh Sora pada Shiro....
“Wrrahh,
baiklaaah!! Peduli amat sama Old
Deus itu! Tet juga! Hei, siapa yang dulu berkata ‘Kau selalu bisa menemukan
Tuhan dalam hatimu?’ Lebih tepatnya, apa dia ada dalam hatikuuu!!!”
“Yaaaagh! A-a-a-a-apa
yang kau...? Owww! Sa-sakit!”
Sora mengangkat adiknya—sang dewi—dan memasukkannya ke dalam
gerobak sambil mengeluarkan suara aneh, dan gerakannya yang tiba-tiba itu
membuat ujung gerobak bertabrakan dengan wajah Steph. Tapi karena 10 Sumpah
hanya melarang memberikan luka yang disengaja, maka kelakuan tidak sengaja Sora
tidak memberikan dampak apapun. Sora meletakkan Shiro di pundaknya dan
menunjukkan tablet yang ada di tangannya kepada Steph.
Harusnya
kau tetap harus minta maaf meski tidak sengaja melakukannya, begitu pikir
Steph. Tapi sepertinya dia sudah menyerah saat ingat siapa orang yang sedang
dia hadapi saat ini.
“.... Peta dari
dunia? Apa.... Garis merah ini?”
“Ini adalah peta dari
papan ini—peta dari daerah yang di-copy oleh Old Deus!”
Shiro sudah
membandingkan kotak pertama yang sudah mereka lewati dan kotak kedua yang
tempat mereka sekarang berada dengan daerah tampak di sepanjang papan permainan
yang membentang jauh hingga ufuk dan menjurus tinggi ke langit. Shiro juga
sudah mengkalkulasi jarak relatif papan ini dan intervalnya dengan asumsi ada
350 kotak dengan total panjang 3.500 km. Hasilnya adalah peta papan game yang
Shiro copy dari bumi mulai awal hingga akhir.
“.... Apakah itu....
Sangat menakjubkan?”
Sora yang tidak habis pikir kenapa Steph tidak bisa memahami
hasil kerja dewinya hanya bisa berkata dengan kesal:
“Hei! Perhatikan
dengan lebih detail—tidak ada gunung, sungai, atau padang pasir disini!! Semua
ini lahan untuk beternak. Kau paham!?”
Ya, menurut peta yang dibuat Shiro, papan ini terbentang
dari wilayah Eastern Union yang ada di daratan utama—pusat dari benua
Lucia—hingga ke bagian utara-timur laut. Papan itu menyerempet wilayah
Sanctuary, memotong Elven Gard, dan mencapai wilayah Elkia. Wilayah-wilayah ini
bisa dilewati oleh semua orang selama mereka memiliki kendaraan atau alat yang
tepat dan memadai. Terlebih lagi, lokasi mereka saat ini adalah lahan
peternakan yang ada di wilayah Elkia bagian tenggara, dulunya.
“Itu artinya ada rute
yang bisa kita gunakan untuk bepergian...!!”
Setelah berhasil mengurangi rasa putus asa dan siap untuk
melanjutkan perjalanan, Sora menggendong Shiro dan langsung melompat dari dalam
gerobak. Ya, mereka masih harus menempuh jarak 3.500 km untuk bisa menang.
Dan sedihnya lagi, mereka sama sekali tidak memiliki
ketabahan dan kesabaran yang dimiliki oleh orang-orang zaman dahulu. Tapi....
“Ayo kita pergi
seperti orang beradab oke. Kita hanya perlu
sesuatu untuk menarik gerobak ini hingga garis finish!!”
“Yang kau maksud itu aku, kan. Iya kan!”
“Dengarkan kami,
kuda! Ideku adalah kita mendapatkan sesuatu untuk menarik gerobak ini!”
“Jadi benar, yang kau
maksud memang aku, iya kan!? Kau tadi
juga memanggilku kuda! Dan dari nada bicaramu, kau seperti sudah menangkapku!?”
Sora tidak menghiraukan teriakan Steph dan menatap penumpang
yang naik bersamanya. Dia adalah....
“Baiklah, Shiro. Kuda
atau sapi—kita bisa menukarnya.”
“Oke....!”
Sora menatap Steph dengan senyum mengerikan. Ada sebuah tali
tambang dan sekop di tangannya.
“Ka-kalian mencuri..!
Itu—tu-tunggu, ini bukan soal benar atau salah... 10 Sumpah yang berlaku...”
Argumen logis Steph hanya ditanggapi dengan tawa gila dari
Sora.
“... Hei, kenapa kita
tidak melihat apa yang sudah kita lakukan hingga saat ini.”
Merusak dan masuk tanpa izin. Memakai barang orang lain
tanpa izin, dan juga....
“Kalau kau...
Bukannya kau sudah mencuri gerobak ini dan menghancurkan pintu rumah yang
tadi?”
“ Hn, gh! …H-huh?”
Sora menyeringai saat Steph mulai menyadarinya.
Jika pulau/lahan ini diciptakan oleh Old Deus dari
ketiadaan, tidak akan ada rumah di tempat
ini. Tapi jika dia mengambil tempat yang ada di bumi dengan paksa, itu
artinya dia menyalahi 10 Sumpah. Old Deus saja tidak akan bisa mengingkari
sumpah itu. Artinya:
“Old Deus itu hanya
meng-copy paste tempat yang ada di bumi ke dalam papan game ini.... Semua yang
ada disini adalah tiruan dari apa yang ada di bumi. Semua yang ada disini bukan
milik siapa-siapa—jadi 10 Sumpah tidak bisa digunakan.”
Karena itu tidak ada Exceed disini kecuali player yang
sedang bermain. Tidak ada orang lain yang bisa menjadi subjek 10 Sumpah.
Sebaliknya, ada makhluk hidup yang tidak termasuk dalam 10
Sumpah: Burung dan pohon, lalu sapi dan kuda yang ada di peternakan. Semua yang
ada di papan ini, kecuali dari para player bisa digunakan sesuka hati.
“Begitulah! Pertama
yang harus kita lakukan adalah mendapatkan sesuatu untuk menarik gerobak ini.”
Dan itu tidak semudah
kedengarannya, begitu pikir Sora.
“Oh, jadi sebenarnya
kau tidak berniat untuk menjadikanku penarik gerobak hingga game ini berakhir
ya...”
“.... Hei, apa kau
pikir aku ini manusia yang tega membuat manusia lain menarik gerobak sejauh
3.500 km?”
“Hingga sekarang, aku
tidak meragukannya. Sepertinya aku sudah sedikit salah menilaimu.”
“Ayolah... Jika aku
melakukannya, kau pasti sudah KO dari tadi...!”
Jika Sora membuat kesalahan sebesar itu...
“Lalu siapa yang
akan menarik gerobak ini!? Pikirkan soal itu, oke!”
“Benar sekali~! Aku
harus tetap berpegang teguh pada pikiranku sendiri.”
Di dunia yang disebut Tet sebagai utopia ini.... Dunia dimana
semuanya diselesaikan dengan game, tidak mungkin kakak beradik ini setuju untuk
melakukan kerja fisik dalam bentuk apapun.
Tapi jika mereka harus melakukannya untuk memenangkan suatu
permainan, maka mereka harus melakukannya—begitu kata Sora. Jika kakak beradik
ini menunjukkan fleksibilitas berpikir seperti ini di dunia asal mereka, mereka
tidak mungkin menjadi hikikomori.
Sora melirik laut yang ada di sebelah kirinya—laut yang ada
di balik papan permainan—dan kemudian bergumam.
“Benar juga. Kapan
Kurami dan Fii sampai dan mengikuti permainan ini?”
“Apa? Game ini
dimulai setelah kita mengucap sumpah, iya kan? Tidak mungkin ada orang lain
yang bisa masuk...”
“Mereka memang harus
melakukannya. Menyabotase game adalah
sesuatu yang klasik, kan?”
Meski Steph terlihat skeptis, Sora hanya menanggapi sambil
menyeringai.
“.... Oke. Peternakan
mana yang akan menjadi korban agung demi Immanity?”
“.... Nii... Aku suka...
kuda... tapi aku lebih... suka... moo moo...”
Sora dan Shiro mulai mencari makhluk hidup yang tidak
terikat 10 Sumpah—makhluk-makhluk yang tidak memiliki hak seperti Exceed dan
hanya bisa hidup sebagai cannon fodder—sambil menghentakkan tambang yang mereka
bawa.
“.... Sora, Shiro...
Bisakah kalian mengusap air liur di bibir kalian...?”
Saat ini Steph menganggap jika kakak beradik yang ada di
depannya adalah sepasang iblis yang mengerikan, akan tetapi mereka berdua tidak
menghiraukan Steph. Mereka akan membuat mangsa mereka bekerja keras untuk
menarik gerobak mereka, dan saat mereka kelaparan mereka akan memakannya.
Karena itu mereka memberikan spesifikasi—kuda atau sapi. Dalam game ini, hal
terpenting yang harus mereka lakukan adalah bertahan hidup... Ini adalah waktu
yang tepat untuk menunjukkan betapa kejamnya manusia saat mereka berusaha
bertahan hidup di alam liat....!
Chapter 1-4 Daftar Isi Chapter 1-6
Komentar
Posting Komentar