ORV Chapter 102. Episode 21 – Things That Cant Be Changed 1
Disclaimer: Not mine
XXXXXXX
“.... Kapten, apa yang barusan kau katakan?”
Aku langsung tersadar saat mendengar nada tidak percaya dari
Shin Yoosung.
“Katakan lagi. Apa yang barusan kau katakan? Apa?
Companion?”
“…”
“Laki-laki itu companionmu?”
Yoo Joonghyuk tidak menjawab pertanyaan yang penuh dengan
rasa tidak percaya itu. Aku juga terkejut saat mendengarnya, tapi keterkejutan
yang ditunjukkan Shin Yoosung sangat menyayat. Yoo Joonghyuk–laki-laki dengan
ego kuat itu memanggilku ‘companion’nya.
“Ya.”
Sikapnya membuatku takut. Tidak peduli berapa kali aku
memikirkannya, dia bukan seseorang yang akan memanggilku companion. Bukannya
bajingan ini tahu kalau aku akan hidup kembali?
[Konstelasi ‘Maritime
War God’ tersentuh dengan persahabatanmu.]
[Konstelasi ‘Bald
General of Justice’ tersipu saat melihat persahabatanmu.]
[500 koin berhasil
ditambahkan.]
Sekarang aku mengerti. Yoo Joonghyuk… Dia sedang mengincar
koin sponsor. Tapi aneh, kenapa Uriel tidak muncul dan memberikan dukungannya pada
Yoo Joonghyuk?
Aku semakin yakin saat aku melihatnya berdarah di beberapa
tempat. Mengingat ini adalah regresi ketiganya, sangat mungkin bagi Yoo
Joonghyuk untuk mengatakan ‘companion’ saat membicarakan seseorang. Di
ronde-ronde awal dia juga memanggil Lee Hyunsung dan Lee Seolhwa sebagai
companionnya saat mereka mati.
Aku tidak mau memikirkan seberapa banyak koin yang bisa dia
dapatkan dari ini. Dan aku juga tidak bisa menahan emosiku yang mulai membeku.
Sial, harusnya aku yang mengatakan kalimat itu.
“Kapten, kenapa kau bisa berkata seperti itu?”
Tentu, Shin Yoosung yang tidak mengetahui isi pikiran Yoo
Joonghyuk langsung menganggap jika dunia mulai runtuh.
Tidak ada pilihan lain. Shin Yoosung dari regresi ke 41…
Dia tidak pernah mendengar Yoo Joonghyuk memanggil orang
lain sebagai companionnya. Pukulan Shin Yoosung mengenai pedang Yoo Joonghyuk.
Meski pedang Yoo Joonghyuk mengenai tubuh Shin Yoosung, yang
mendapat kerusakan adalah pedang milik protagonis itu. Pedang itu adalah item
grade SS, Heaven Shaking Sword. Kesampingkan dulu masalah opsi spesial yang
dimiliki pedang itu, harusnya durabilitasnya juga merupakan salah satu yang
terbaik diantara semua pedang yang ada. Tapi, pedang itu sekarang hancur
gara-gara kepalan tangan Shin Yoosung.
Pada akhirnya Heaven Shaking Sword gagal menahan shock dari
serangan Shin Yoosung. Skill Splitting the Sky Sword yang hebat juga berhasil
dimentalkan.
“Beraninya kau berkata seperti itu di depanku!?”
Shin Yoosung berteriak dan tidak menggunakan skill spesial
apapun. Dia hanya melempar pukulan yang berisi energi ether yang telah
dipadatkan hingga maksimal.
Yoo Joonghyuk memuntahkan darah dan terpental ke belakang
karena pukulan kuat dari Shin Yoosung. Semua serangannya, kecepatan dan
variasinya… Shin Yoosung lebih superiot\r dari Yoo Joonghyuk jika dibandingkan
dari semua aspek.
Red Phoenix Shunpo dan Breaking the Sky Sword yang
dibanggakan Yoo Joonghyuk hancur di hadapan Shin Yoosung.
Aku bisa mendengar suara mengerikan yang berasal dari
patahnya tulang-tulang yang ada di tubuh Yoo Joonghyuk. Ini bukan masalah
bakat… ini adalah masalah waktu.
Meski Shin Yoosung dari regresi ke 41 menjadi sedikit lemah
karena proses perubahannya menjadi bencana, dia adalah Beast Lord yang
mendekati limit yang bisa dicapai oleh Shin Yoosung saat ini. Dengan kata lain,
Yoo Joonghyuk yang sekarang adalah Yoo Joonghyuk yang berada di awal fase
perkembangannya.
“Kenapa kau memanggilnya companion!? Apa karena dia
mengorbankan dirinya untukmu!? Sama sepertiku!?”
Darah tidak berhenti mengalir. Tapi Yoo Joonghyuk tidak
menyerah. Dia tidak berhenti dan terus mengayunkan pedangnya. Hei, kenapa dia
terus bertarung?
Aku menjadi semakin frustasi saat melihat keadaan Yoo
Joonghyuk saat ini. Harusnya dia langsung pergi saat menyadari ada sesuatu yang
salah, kan? Kenapa perginya sifat warasnya?
Sekali lagi, Shin Yoosung membuka mulutnya.
“Kalau begitu, bagaimana dengan yang lainnya? Jihye-unnie
dan Hyunsung-oppa? Seolhwa-unnie? Kau anggap apa orang-orang yang bertarung
denganmu itu!?”
“Aku… Aku tidak tahu apa yang kau maksud.”
“Apa?”
“Hanya ada satu hal yang kutahu.” Yoo Joonghyuk mengusap
darah yang ada di bibirnya dan berkata. “Kau membunuh companionku di regresi ini.
Karena itu kau juga harus mati.”
Sial. Aku merasa tersentuh saat mendengarnya.
[Terlalu tenggelam
dalam kenangan telah mentrigger beberapa bagian dari Fourth Wall.]
Aku tertipu dengan akting hebatnya. Ya, aku memang membaca
novel Cara Bertahan Hidup karena alasan itu. Benar juga, aku bahkan menangis
saat Yoo Joonghyuk mengatakan hal yang sama pada Lee Hyunsung.
Tiba-tiba aku menjadi tidak tenang. Pembaca biasa sepertiku
bisa menjadi companion dari karakter utama, Yoo Joonghyuk.
Shin Yoosung menatap Yoo Joonghyuk dengan wajah yang sepertinya
telah kehilangan semuanya.
“Kau tidak bisa melakukan ini..”
Aura mengerikan mulai menyelimuti area di sekitar Shin
Yoosung. Itu adalah proses di mana kekosongan berubah menjadi pengkhianatan,
dan pengkhianatan berubah menjadi amarah.
“Kau berubah. Aku tidak bisa menerimanya.”
Ether mulai memenuhi kepalan tangan Shin Yoosung. Aku ingin
melihatnya lebih lama lagi, tapi aku juga sedang mengalami krisis.
[Tenggelam dalam
sudut pandang seseorang akan meningkatkan level skill Omniscient Reader’s
Viewpoint.]
Jika ini tidak dihentikan Yoo Joonghyuk benar-benar bisa
mati. Aku tidak boleh membiarkannya terbunuh di sini. Dengan pikiran seperti
itu aku langsung mengubah stage skill Omniscient Reader’s Viewpoint.
Aku merubah sudut pandang orang ketiga menjadi sudut pandang
protagonis.
[Merubah sudut
pandangmu pada protagonis.]
……
[Mengubah sudut
pandang kepada protagonis tidak bisa dilakukan.
Apa? Kenapa?
[Kau tidak memenuhi
syarat untuk merubah sudut pandangmu.]
Aku merasa seperti baru saja ditempeleng oleh seseorang. Ada
2 syarat yang harus kupenuhi untuk bisa menggunakan sudut pandang protagonis.
Pertama, aku harus mati dan jiwaku berada di luar tubuhku.
Kedua, aku dan targetku harus saling memikirkan satu sama lain.
Syarat pertama bisa dilakukan dengan mudah, masalahnya
adalah syarat kedua. Protagonis sialan itu sama sekali tidak memikirkanku.
Lalu kenapa dia terlihat marah dan ingin membalas dendam
karena kematianku? Aku menatap Yoo Joonghyuk yang terus menyerang Shin Yoosung.
Aku terdiam saat melihatnya.
‘Mati. Aku akan
membunuhmu.’
…. Dasar, apa yang dia pikirkan selama ini? Shin Yoosung
menatap Yoo Joonghyuk dan kemudian membuka mulut mereka.
“Mau bagaimana lagi. Aku ingin segera mengakhiri semua ini,
tapi aku merubah pikiranku.”
Senyum Shin Yoosung terlihat lebih mengerikan dari iblis itu
sendiri.
“Aku akan menghancurkan dunia kapten dengan cara yang paling
buruk.”
Shin Yooosung memalingkan wajahnya. Dadaku berdenyut cepat
saat mengikuti arah tatapannya. Sial, harusnya aku tidak menunggu di sini dan menonton.
Jika aku tidak bisa menggunakan sudut pandang Yoo Joonghyuk, aku bisa
menggunakan sudut pandang orang lain…
Di saat yang sama, aku merasakan sesuatu. Seorang karakter
yang sedang memikirkanku.
…. Bisakah aku menggunakan sudut pandang orang ini? Mungkin
saja. Ah, benar juga. Ini semua karena Yoo Joonghyuk yang berkata seperti itu.
Ya, mungkin lebih baik aku menggunakannya. Ayo coba!
Aku mulai memproyeksikan pikiranku pada orang itu. Setelah
beberapa saat, pandanganku mulai kabur.
[Merubah sudut pandangmu
kepada orang pertama.]
Kesadaranku mulai masuk ke dalam pikiran seseorang.
***
‘Companion?’
Saat Shin Yoosung pertama kali mendengarnya, dia langsung
bertanya apa telinganya baik-baik saja. Companion. Mana mungkin ini terjadi?
Ini Yoo Joonghyuk… Bukan orang lain.
Shin Yoosung tidak bisa mengerti emosi yang ada di dalam
hatinya. Itu adalah emosi yang sudah dia lupakan selama ribuan tahun.
Dia tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Yoo Joonghyuk.
Tapi jika itu memang benar, mungkin perasaan Yoo Joonghyuk di regresi itu
padanya…
Shin Yoosung menyentuh tanah tanpa menyadarinya.
'Terlalu rendah.'
Pikir Shin Yoosung. Karena itu, aku juga berpikir seperti
itu.
"Ini kesempatan terakhirmu." Dia tidak bisa
mentoleransi bajingan sepertinya. "Jika kau menarik kata-katamu, aku akan
membunuhmu tanpa rasa sakit. Katakan. Katakan dia bukan companionmu. Dia hanya
orang yang tidak sengaja kau kenal."
Yoo Joonghyuk tidak menjawabnya. Shin Yoosung sudah
menghancurkan satu tangannya, dan kakinya sudah tidak bisa berdiri lagi. Meski
begitu, mata Yoo Joonghyuk terlihat sangat hidup.
Shin Yoosung menatap Yoo Joonghyuk dan memberikan perintah
dengan gigi bergeratakan. “Pegangi Yoo Joonghyuk.”
Monster grade 6 sulfur mummies yang barusaja keluar dari
Monster Gate mulai bergerak. Tangan yang berbalut perban kotor itu memegangi
tangan dan kaki Yoo Joonghyuk dan kemudian menariknya dengan sangat keras
seakan mereka ingin merobeknya. Shin Yoosung berkata. “Kapten, aku akan
membunuh mereka satu per satu. Kaulah yang memilih jalan paling menyakitkan
ini,”
Shin Yoosung berjalan ke pinggir pulau dan meninggalkan Yoo
Joonghyuk sendirian.
“Bunuh dia! Dia bencananya!”
Para inkarnasi langsung merapat ke pantai saat mereka
melihat sosok Shin Yoosung. Shin Yoosung melambaikan tangannya ke arah mereka.
Seberkas cahaya muncul dari tangan Shin Yoosung, dan semua inkarnasi yang
terkena cahaya itu langsung terbelah seperti kertas.
“Banjiri mereka.”
Monster mulai keluar dari Monster Gate. 2 monster yang
sepertinya paling kuat tetap berjaga di belakang Shin Yoosung.
Monster grade 5 dari spesies laut, King Masswood dan monster
behemoth grade 5, Heavy Metal Kong. Mereka adalah monster yang bisa menyebabkan
bencana kecil di dunia ini. Shin Yoosung akan mengatakan perintahnya, tapi dia
merasakan tusukan tajam dari arah sebelah.
“Kau mau pergi kemana?”
Serangannya terlihat mencolok. Orang yang memegang pedang
itu menggunakan hoodie hitam diatas rok seragam. Shin Yoosung langsung
mengenalinya. Penyerangnya adalah Lee Jihye, dan sekarang matanya menyala
karena skill Demon Slaying.
“Berani-beraninya kau membuat master jadi seperti itu!”
Kehebatan dari konstelasi besar muncul dari tubuh Lee Jihye.
Itu adalah kekuatan dari orang terkuat di laut. Shin Yoosung mengenali stigma
yang akan digunakan Lee Jihye. Lagipula pulau ini ada di tengah sungai Han.
“... Wahai dewa.”
Saat Lee Jihye mulai merapal doanya, sebuah kapal transparan
muncul dari seluruh sudut sungai Han.
“Masih ada 12 kapal yang tersisa…!”
23 kapal muncul dari dalam sungai Han dan memenuhi
permukaannya. Itu adalah pemandangan yang bisa membuat siapa-saja terdiam.
Stigma dari Duke of Loyalty and Warfare, Ghost Fleet. Meski kapal-kapal itu
mengeluarkan aura yang mencekam, Shin Yoosung hanya menunjukkan senyum sayu
seakan dia sangat merindukan pemandangan ini.
“... Ya. Ini skill milik unnie.”
“Unnie? Bukannya kau lebih tua dariku!?” tanya Lee Jihye.
“Tapi jalanmu masih panjang. Kapten harusnya ada di kapal
itu. Kenapa kau ada di tempat seperti ini?” Shin Yoosung mencapai tempat Lee
Jihye berdiri dengan sangat cepat dan kemudian memegang dagu gadis SMA itu.
Tidak ada perlawanan dari Lee Jihye. “Kasihan uniie. Kau tidak tahu apa-apa.”
“Sial! Kecepatan macam apa itu!?”
Lee Jihye berusaha untuk mundur, tapi dia tidak bisa kabur
dari kejaran Shin Yoosung.
“Kau tidak tahu. Yoo Joonghyuk hanya akan menggunakanmu dan
membuangmu. Kau akan mati jika bersamanya.”
Pedang Lee Jihye terhunus ke arah Shin Yoosung. Shin Yoosung
bisa mencekram pedang itu dengan mudah.
“Kau yang selalu ingin diakui oleh Yoo Joonghyuk mati lautan
yang sangat kau cintai. Kau dihabisi oleh orang Jepang yang dibenci oleh
sponsor mu.”
“Semuanya! Serang dengan kekuatan penuh!”
23 kapal mulai menembaki Shin Yoosung. Beast Lord itu hanya
tertawa saat melihat peluru meriam yang mengarah kepadanya.
“Apa kau tahu Yoo Joonghyuk berkata apa setelah dia
kehilangan dirimu?”
Tembakan meriam itu mengenai tubuh Shin Yoosung. Beberapa
saat kemudian ada suara ledakan yang sangat keras. Shin Yoosung
“Di masa depan, pertarungan laut akan menjadi lebih sulit.”
Puluhan tembakan mengenai tubuh Shin Yoosung, tapi semua itu
berhasil dinetralisir oleh armor bulunya. Itu adalah salah satu skill unik
milik Shin Yoosung. Skill pertahanannya yang paling kuat, Beast King’s
Sensitivity. Bulu putih yang ada di sekujur tubuhnya akan melindunginya dari
serangan apapun.
“Tenang saja, unnie. Itu tidak akan terjadi kali ini.”
Shin Yoosung tertawa.
“Aku akan mengirimmu ke neraka tanpa rasa sakit sedikitpun.”
Chapter 101
Daftar Isi Chapter 103
Komentar
Posting Komentar