I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 329

 Disclaimer: Bot mine

>>>>><<<<<

Jawaban yang keren sekali... 100 poin. Dia sangat menyilaukan.

“Hei, sebagai nona muda, harusnya kau punya selera bagus untuk gaun, kan? Bagaimana kalau mulai sekarang kita mencari gaun bersama-sama?”

“Ya, tapi aku harus memberikan dokumen ini pada kapten Marius. Lagipula, kau masih punya banyak pekerjaan, pangeran.”

“Hei... Kau tidak menyenangkan.” Cibir Vian-sama.

Aku hanya tersenyum padanya. “Aku masih punya banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan.” Kuharap dia bisa menahan diri.

“Yah, tidak ada yang bisa kulakukan soal itu. Ada banyak hal yang ingin kuketahui soal Duelkiss. Tapi karena kau ada di sini, aku tidak akan bertanya apa-apa!... Tapi, boleh aku meminta 1 hal?”

Apa yang ingin dia inginkan? Memangnya apa yang bisa dilakukan seorang squire* sepertiku?
*)calon kesatria yang biasanya jadi asisten kesatria yang jadi atasannya.

“Ya?”

“Bisakah kau memanggilku Vivian? Aku ingin seseorang memanggilku dengan nama itu.

“Baiklah.”

Vivian tersenyum lebar saat aku mengiyakannya. Dan hal itu juga membuatku ikut tersenyum.

Kupikir nama Vian cocok untuknya. Tapi Vivian juga sama cocoknya.

Vian-sama menggumamkan ‘Terima kasih’ dengan suara pelan. Dia mungkin mengira aku tidak akan mendengarnya, tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.

Pandanganku padanya mulai berubah sedikit... Tidak hanya sedikit, tapi banyak. Kurasa kami bisa berbicara dengan lebih nyaman mulai sekarang.

“Kurasa Victor-sama adalah anak yang tsundere. Jadi itulah yang membuatnya bersikap seperti itu.”

Oh, aku tidak sengaja mengatakan nama Victor-sama. Oke. Tidak apa-apa. Lagipula memang dia yang sedang kami bicarakan.

“Ria... Ah, tidak. Alicia, meski kau lebih muda dari Victor... Kau bisa mengerti keadaanku lebih baik darinya.”

“Memahami seseorang sebetulnya adalah hal yang cukup mudah. Yang sulit adalah menerimanya.”

“... Apa maksudmu?”

“Dalam kasus Victor, dia kabur karena dia takut menghadapi sosok aslimu dan merasa putus asa karenanya. Tapi itu bukan hal buruk. Personalitas yang kau miliki sejak kecil tidak akan bisa dirubah dengan mudah. Lagipula, setiap orang pasti memiliki nilai yang berbeda. Menolak saudara hanya karena dia berbeda adalah hal kekanakan. Langkah pertama yang harus dia ambil adalah memahami perbedaan itu, karena jika tidak... Tidak akan ada yang berubah. Dia hanya perlu jalan yang panjang untuk menghargai keputusanmu.”

Vian hanya mendengarkan ucapanku tanpa mengatakan apapun.

Jika Victor-sama mendengar apa yang barusaja kukatakan, aku pasti akan mati. Tubuhku akan langsung babak belur.

Yah, jika itu terjadi... Posisi Vian-sama akan terancam. Mungkinkah Victor-sama mengirimku kemari untuk mencari bukti jika kakaknya memiliki kondisi yang spesial?

“Kau punya mata yang sangat tajam. Kau adalah prajurit dari pasukan milik Victor, jadi kau pasti berada di kubunya. Meski begitu, kau bersikap keras pada siapa saja. Aku terkesan.”

“Mau bagaimana lagi. Aku adalah wanita jahat.”

Aku menyeringai ke arah Vian-sama yang hanya bisa memutar matanya.

“Apa maksudnya itu?” Vian-sama tidak mengatakannya dengan suara keras, tapi aku tetap bisa mendengarnya. Dasar tidak sopan.

“Aku harus kembali bekerja, sampai jumpa nanti.”

“Tunggu.”

Vian-sama memanggilku.

“Ada apa?”

“... Apa kau pernah takut pada sesuatu?”

“Tentu saja. Tapi, tidak peduli seberapa takutnya diriku, aku tidak pernah menunjukkannya. Bukannya itu kunci menjadi lebih kuat? Kau tahu itu lebih dari siapapun, kan?”

Vian-sama terdiam dan kemudian dia bergumam. “Kurasa begitu.”

... Ngomong-ngomong, apa nama keluarga dari keluarga kerajaan Ravaal?

Aku selalu memikirkannya, tapi aku tidak pernah bertanya karena takut jika seseorang akan curiga padaku.

Tapi, karena Vian-sama tahu siapa aku, dia bisa memberitahuku, kan?

 “Boleh aku bertanya? Apa nama keluargamu?”

Vian-sama terlihat kaget. Kupikir dia laki-laki berdarah dingin, tapi sepertinya tidak begitu.

“Setelah selama ini!? Aku tahu itu bukan hal yang mudah untuk ditanyakan, apalagi untuk mata-mata sepertimu. Hhh. Namaku Sanchez. Vian Sanchez. Senang berkenalan denganmu, nona Alicia.”

“Ya. Senang berkenalan denganmu, Vivian.”

Saat aku memanggil namanya, pipinya bersemu merah dan dia tersnyum lembut kepadaku. Aku tidak bisa memalingkan mataku dari senyum itu.

“Ini adalah rahasia kita.”

Setelah itu Vian-sama meletakkan jari telunjuknya di atas bibirnya.

Dia terlihat sangat... menawan.

Aku harus segera menemui kapten Marius, tapi aku tidak bisa berpaling dari Vian-sama.

 

Chapter 328     Daftar Isi     Chapter 330


Komentar

Postingan Populer