NGNL Vol. 7 Chapter 1 Part 6

Disclaimer: Not mine

XXXXXXX

Bunga-bunga besar bermekaran di atas laut. Bunga-bunga yang mengapung di atas ombak dan menyebarkan kelopaknya untuk menutupi seluruh permukaan laut itu sebenarnya adalah sebuah kapal. Kapal itu sama sekali tidak bersuara, tidak memiliki tiang, dayung, alat penggerak lain, atau bahkan bendera yang menunjukkan asal negara mereka. Pemandangan dimana kapal itu menyebarkan bunga di sepanjang perjalanannya saja sudah memberikan informasi yang cukup tentang afiliasinya.

Elven Gard.

Kapal bunga mengapung yang disusun dari sihir Elf dan melayang di atas laut itu bernama: vá-lu-plums. Kapal itu melayang di atas tanah dan laut dan membuat semua bunga yang dilaluinya bermekaran. Jumlah vá-lu-plums yang saat ini berlayar tidak hanya 1. Ada banyak vá-lu-plums yang sekarang berlayar tanpa suara dari barat ke timur. Kapal ini berwarna sangat indah dan dalam formasi sempurna, armada vá-lu-plums yang mirip seperti padang bunga ini memiliki panjang hingga puluhan kilometer. Vá-lu-plums yang memimpin armada ini memiliki warna merah tua, dan di atasnya berdiri 1 sosok gadis. Rambut hitam dan penutup wajahnya bergoyang diterpa angin. Saat dia sedang menatap bentangan laut di depannya dengan wajah serius, tiba-tiba...

 

“……Ha-chew!”

Dia bersin dengan sangat imut berulang kali.

“……Ha—ha-chew! Di-dingin... Di sini sangat dingin, Fii!”

 “Kurami? Kenapa kau tidak masuk ke dalam saja? Kalau kau terus memamerkan tubuhmu di luar seperti itu, kau bisa kena flu.”

Gadis Immanity berambut hitam yang sekarang sedang berdiri dengan tubuh menggigil dan hidung memerah itu adalah Kurami Zell. Elf di sebelahnya yang mengalungkan sebuah syal ke leher Kurami dan memeluk gadis berambut hitam itu adalah Fiel Nirvalen. Saat keduanya turun dari haluan kapal, gadis berambut hitam itu bertanya:

“Nghh.... He-hei, Fii? Kira-kira kapan kita akan sampai?”

“Hmm, kalau kecepatannya tidak berubaaaah.... Kita mungkin akan sampai di akhir bulan ini.”

“Bu... Bukannya kita hanya perlu waktu sehari untuk melintasi jarak sejauh itu...!”

“Yang kita naiki sekarang adalah artefak, kau tahuuuu? Tentu saja kita akan butuh waktu lebih lama jika menaikinya.”

Aku tahu itu. ucap Kurami. Mereka tidak bepergian melalui jalur laut, tapi melalui udara—metode transportasi yang disukai para Elf. Dimanapun tujuan mereka, selama itu ada di planet ini maka itu adalah ‘tempat yang cukup dekat’ bagi mereka. Di Elven Gard sendiri, kapal pelayaran sudah dianggap sebagai barang antik. Tapi Kurami dan Fii tidak punya pilihan lain selain menggunakannya. Kurami berdecak.

Sudah beberapa bulan berlalu sejak dia dan Fii memulai operasi independen mereka dan berpisah dari Sora dan Shiro. Mereka sudah bekerja keras untuk melemahkan Elven Gard dan ini adalah bayaran yang mereka dapatkan. Pelabuhan dan perdagangan laut terbesar di teritori Elf—daerah bagian Tírnóg—semua yang membangun struktur kekuatannya, pedagang yang berpengaruh, perusahaan-perusahaan yang ada di sana, bahkan pemerintahannya.... Keduanya sudah menantang banyak Elf untuk bermain game, mendapatkan kelemahan mereka, mengganti mereka dengan wajah-wajah baru, dan terus merambah semuanya. Mereka bahkan berhasil mendapatkan dukungan dari bangsawan tingkat atas dan bawah serta guild agar dapat bertemu dengan para senat dan mendapatkan pemerintahan pusat.

Semua untuk saat ini.

Saat mereka berdua akan menantang Old Deus.

Kurami dan Fii sudah bekerja sangat keras demi 2 kakak beradik yang sudah melebihi ekspektasinya itu. Ada banyak jembatan ringkih yang mereka lalui saat melakukannya, tapi...

 

“.... Jika kita tidak bisa cepat sampai, semua ini akan terbuang percuma... Dan kita akan...!”

“Kehilangan kesempatan... Aku tahu. Kurami...”

Fiel berkata dengan nada lembut sambil memeluk Kurami yang sedang menggigit jarinya dengan wajah was-was.

Benar. Game ini tidak akan selesai tanpa mereka berdua. Kurami mengernyitkan alisnya saat melihat pulau raksasa yang melayang di langit—papan permainan milik Old Deus—dan lalu menggigit bibirnya. Mereka sedang memimpin armada besar untuk sampai di bawah papan yang ada di wilayah Eastern Union—pusat dari game yang tidak boleh mereka biarkan selesai tanpa mereka.

“.... Fii, apa kau bisa melihat apa yang dilakukan mereka berdua?”

 “Tentu, aku bisa. Aku bisa melakukannya!”

Setelah mendengar permintaan Kurami, iris Fii dan permata yang ada di dahinya langsung bersinar. Nada suaranya terdengar angkuh, tapi dia berbicara dengan kepercayaan diri yang sangat natural. Bagi seorang hexcaster seperti dirinya, dia bisa melihat semua hal yang ada di planet ini.

.... Tapi.

 “Aku bisa melihat mereka dengan jelas. Tapiiii soal apa yang sedang mereka lakukaaan, aku sedikit kesulitan untuk mengatakannyaaa~.”

 “... Apa? Apa maksudmu?”

 “Hmmmmm, mereka menusuk kuda dengan ranting.... Ah, dan angjing liar berhasil menemukan mereka... Dan sekarang mereka sedang lari sambil menangiiiiis~~.”

…………

 “.... Apa yang sedang mereka berdua lakukan?”

Bahkan Elf sehebat Fii saja tidak tahu jawaban untuk pertanyaan itu.

XXXXX

Kotak ke 38... 42 jam telah berlalu sejak game dimulai. Sora, Shiro, dan Steph mengendarai kereta kayu yang melaju cepat di sebuah dataran tinggi yang lembab. Menurut peta yang dibuat Shiro, ini adalah tiruan dari tempat yang ada di ujung timur wilayah Elkia. Daerah ini berbatasan dengan wilayah luar Hutan Spirit yang lebih dikenal dengan nama Sanctuary.

Sora tidak punya cara untuk mengetahui jarak yang sudah mereka tempuh. Tapi saat dia merasakan goyangan badan kereta yang sangat kuat, dia malah berpikir... Apa yang sedang dia lakukan? Memainkan game dengan Old Deus? Bertahan hidup di alam liar? Nay.

Orang yang mendengarnya mungkin akan berpikir jika Sora sedang berfilsafat mengenai ‘hak asasi’.

 

10 Sumpah.

Sumpah itu menjamin hak dan melarang segala macam kekerasan, pencurian, pembunuhan, semua penipuan dan hal-hal yang disebut ‘pelanggaran’. Tapi hidup itu sendiri berarti melanggar hak milik orang lain.

.... Tidak ada yang bisa hidup sendirian. Menjalani hidup artinya menyusahkan orang lain, atau bertanggung jawab pada mikro transgresi, dan harus ada give and take di sana. Jika seseorang melakukannya, pada akhirnya dia akan sampai di suatu garis yang tidak boleh dilewati. Konfrontasi dari 2 pihak yang tidak sejalan pun tidak bisa dihindarkan.... Kontradiksi inilah yang dihindari oleh 10 Sumpah. Sumpah itu memaksa semua makhluk hidup untuk menyelesaikan konflik diantara mereka tidak dengan perang dan kekerasan, melainkan dengan permainan. Akan tetapi hal itu tidak menyelesaikan masalah fundamental yang ada dalam kehidupan: seseorang harus membunuh, merebut nyawa orang lain agar dia bisa bertahan hidup. Karena alasan itulah 10 Sumpah memutuskan jika pihak yang haknya dilindungi hanyalah para Exceed. Makhluk lain selain Exceed bisa dibunuh atau dikonsumsi, karenanya salah satu kontradiksi dasar bisa diselesaikan. Ya, 10 Sumpah memang sangat keren...!!

Tunggu, sebelum kau meneriakkan pujian setinggi langit, berpikirlah dahulu. Hak yang dijamin berlaku 2 arah, iya kan? Di waktu yang sama, hak yang tidak bisa diambil berarti kewajiban yang tidak bisa diambil pula, benar? Karena itu, hak bisa direbut dan kewajiban bisa dilimpahkan, iya kan? Ah... dalam sekali maknanya, pikir Sora dengan senyum lebar. Hak dan kebebasan selalu dibarengi oleh tugas dan tanggung jawab... Konsep ini masih diperdebatkan di Bumi, tapi di dunia ini.... Konsep ini bisa disederhanakan menjadi satu kalimat.

 

Kau boleh memakan mereka, tapi jangan mengeluh jika mereka memakanmu, oke!”

 

 “Rrrrauughh! Ayolah! Apa kereta ini tidak bisa maju lebih cepat lagi?”

 “Kereta tua seperti ini!? Jika kita maju lebih cepat dari ini, kita bisa terbalik!!”

 “.... Ni-nii...! Api... butuh... banyak... api...!”

Di belakang kereta mereka yang sedang meluncur, ada segerombolan monster yang terus mengejar mereka dengan taring dan cakar yang siap digunakan kapan saja. Mungkin ini akhir kita, ucap Sora dalam hati. Dia mengayunkan obornya untuk menghalau monster-monster yang ada di belakang mereka.

 

Mereka mengejar seekor kuda, lalu dikejar seekor anjing dan akhirnya berhasil mengusirnya. Setelah itu mereka berhasil menangkap kuda tersebut. Mereka menggunakan kemampuan menyetir Steph, kemampuan teknis milik Shiro, dan kemampuan tukang kayu Sora yang tidak terlalu meyakinkan untuk membuat sebuah kereta kuda darurat. Sejak saat itu, sudah 18 jam berlalu. Setelah berbagai keluhan yang mungkin cukup untuk memenuhi 1 buah buku, Sora dan Shiro menyerahkan tali kekang pada Steph dan langsung terkapar di belakang gadis itu. dengan suara kereta sebagai lagu pengantar tidurnya, mereka berdua tertidur karena kelelahan. Mereka bermimpi sudah melewati semua bagian-bagian berat yang membuat mereka berpikir jika game ini tidak mungkin mereka menangkan dan sekarang mereka sedang berdiri di garis start sebuah perjalanan yang menyenangkan.... Karakter kanji untuk kata ‘sekejap’ ditulis dengan huruf ‘orang’ di bagian kiri dan ‘mimpi’ di bagian kanan. Dan yah, dalam sekejap mimpi mereka berdua hancur beberapa jam yang lalu. Saat mereka mendengar teriakan Steph, mereka melihat neraka. Dan mereka terus dikejar oleh neraka itu hingga mencapai kotak ke-12, tempat mereka berada sekarang.

 

 “Sialaaaan! Jangan bilang kalau dunia ini adalah dunia pedang dan sihir yang ceritanya akan menjadi serius saat kau menginjakkan kaki keluar dari kota!? ‘Utopia dimana kau bisa menyelesaikan semuanya dengan game’ apa ini!? Aku akan melaporkan ini pada JARO* untuk kasus iklan palsu!!
*)Japanese Advertising Review Organization.

Sora yang baru pertama kali merasakan apa itu artinya hidup di dunia fantasi pun meraung dengan air mata yang membanjiri matanya. Di sebuah tempat yang bahkan membuat perjalanan menjadi sesuatu yang bisa menghancurkan jiwa/ Sora tahu jika setidaknya tidak ada tempat hunian di sini. Mereka punya harapan... Tapi tidak ada yang bilang soal monster di sini!! Jarak mereka semakin dekat, raungan mereka menjadi lebih dekat dan menyeramkan, lalu kereta kayu mereka bisa rusak kapan saja. Jika itu sampai terjadi, hanya ada 1 rute yang akan mereka lewati—rute ‘mob’.

 

 “Monster seperti ini biasanya tidak akan ada kaaan!!! Di mana kita ini!?”

 

 “.... Se-sekarang.... Kita ada... Di dekat... Sanctuary... Spirit Forest...!”

 

 “Oh! Berita bagus, Sora! Monster-monster ini hanya berdiam di dalam area Spirit Forest! Jika kita berhasil melewatinya, kita akan.... Dengarkan aku! Jangan coba-coba melompat dari kereta ini, kumohooooon!”

 

 “.... Nii... Nii! Kau harus.... Hidup...!”

 

Sora yang sedang dicengkram rasa takut mengalami hiperventilasi dan hampir kehilangan nyawanya.

 

Chapter 1-5     Daftar Isi     Chapter 1-7


Komentar

Postingan Populer