Mahouka Volume 12 Chapter 4 Part 2
Disclaimer:All rights reserved for the author.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Yami, yang dikirim langsung ke tengah teritori musuh berkat
teknik sang kakak langsung menjejak lantai dek dan masuk ke dalam salah satu
ruangan.
Ada 5 laki-laki di sana. Sama seperti wartawan bertubuh kekar, semua laki-laki yang ada di sana memiliki tubuh serupa. Tapi tidak
seperti si wartawan, mereka tidak memiliki aura liar yang siap menerkam mangsanya. Sebaliknya, mereka memiliki pemikiran yang sempit dan
hanya melihat apa yang ada di depan mereka saja."
"Wh... Siapa kau!?"
Suara dari orang yang barusan bertanya pada Yami terdengar
agak canggung. Sepertinya dia ingin bertanya dengan menggunakan bahasa asalnya, tapi dia langsung mengubahnya menjadi bahasa Jepang. Meski begitu mereka tidak
bisa menutupi dari mana asal mereka. Amerika utara, Eropa, Amerika selatan,
bahka ada yang berasal dari Asia timur yang mirip seperti orang asli Jepang.
Yami menyadari hal ini setelah melihat mereka secara langsung, pertanyaan
tambahan bisa dia tanyakan setelah menangkap mereka semua.
Di bawah cahaya lampu, mereka bisa melihat kecantikan Yami.
Mata besar yang berbentuk seperti almond, bibir merah yang menawan, dan hidung
mancung tidak bercela. Seorang gadis secantik ini tiba-tiba muncul di depan
mereka saat tengah malam, tentu mereka bingung harus berbuat apa. Namun, Yami
sama sekali tidak punya niat untuk menunggu hingga mereka mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
Yami pun mengulurkan tangan kanannya. Saat itu para laki-laki itu sadar jika si gadis sedang menggunakan sebuah back
knuckle-duster di tangannya.
Kelakuan Yami membuat semua laki-laki itu menjadi semakin
bingung. Knuckle-duster adalah senjata untuk meningkatkan kekuatan pukulan
seseorang, jika penggunanya tidak bisa mendekati targetnya, maka usahanya akan
sia-sia. Apa ini semacam roleplay gaya baru...?
"Hey, whats happening!?"
Salah satu laki-laki tiba-tiba jatuh ke atas lantai.
Laki-laki yang ada di sebelahnya pun sadar jika ini bukan sekedar lelucon.
Salah satu dari mereka berlutut dan mencoba menyadarkan teman mereka yang baru
saja jatuh. Laki-laki itu mungkin tidak sadar jika dia kembali berbicara dengan
bahasa Inggris karena merasa panik. 3 laki-laki lain yang ada di ruangan itu
sepertinya juga tidak menyadarinya.
Sebelum laki-laki yang berlutut itu bisa memastikan keadaan
sang teman, tiba-tiba dia merasa seperti baru dipukul dengan benda tumpul. Dia
berteriak dan kemudian jatuh ke lantai. Tangan Yami mengarah
kepada laki-laki yang tersisa.
"Penyihir!?"
Para laki-laki yang tersisa akhirnya sadar jika Yami lah yang
membuat 2 rekan mereka menjadi tidak sadarkan diri. Gadis itu menunjuk salah
satu dari mereka dengan tangannya, dan laki-laki yang dia tunjuk langsung
terjatuh ke lantai. Ada jarak yang cukup jauh antara Yami dan para laki-laki
itu, jadi Yami tidak bisa memukul mereka secara langsung... dan tidak ada
tanda-tanda jika gadis itu mengayunkan tangannya. Kemungkinan yang tersisa
adalah mereka diserang oleh semacam sihir.
Laki-laki yang bertanya tadi mungkin tidak mengharapkan
sebuah jawaban... dia hanya bisa berteriak karena reflek.
Tangan Yami mengarah ke laki-laki itu, dan dalam sekejap
laki-laki itu pun ikut tersungkur ke lantai tanpa bisa melakukan perlawanan
apapun.
"Dasar monster!"
Sambil berteriak marah, 2 laki-laki yang tersisa mengacungkan pistol mereka ke arah Yami. Yami bisa menghilangkan suara
teriakan itu dengan barrier kedap udara yang sudah dia buat sebelumnya, tapi
dia tahu jika barrier miliknya tidak akan bisa menahan tembakan peluru. Pistol
yang mereka arahkan kepadanya sama sekali tidak memiliki supressor, jadi mungkin dari awal mereka tidak punya niat untuk bersembunyi.
Tapi Yami tidak menunggu mereka menarik pelatuk pistol
masing-masing.
Dia menggunakan jempolnya untuk menekan tombol yang ada di
ujung knuckle-duster nya. Bagian terpenting dari CAD itu adalah tongkat kecil
yang dia genggam di tangannya sedangkan bagian luar yang terlihat seperti
knuckle-duster hanyalah semacam hiasan. CAD yang digunakan oleh Yami hanya bisa
digunakan untuk 1 mantra yang bisa memperlebar aktivasi sequence yang akan
memanifetasikan sihir spesial miliknya.
Mantra itu adalah mantra yang bisa memberikan rasa sakit
langsung pada indera seseorang. 2 laki-laki yang tersisa merasa seperti baru
saja ditusuk di bagian perut, dan mereka tumbang karena rasa sakit yang mereka
rasakan.
XXX
Setelah menghabiskan beberapa menit dalam perahu, Yami
berhasil mengalahkan 3 laki-laki yang sedang menunggu di dermaga. Setelah
selesai melakukan pekerjaannya, Yami menggunakan radio yang dia ambil dari
sakunya dan meminta bantuan personel. Yoru pun berjalan ke arah Yami, renda
roknya bergoyang pelan saat terkena angin sepoi. Dia sudah melepaskan perban
yang menutupi mata kirinya, mungkin dia melakukannya karena mereka sebal. Sang
kakak memiliki wajah feminim. Meski Yami juga terlihat cantik, tapi wajah Yoru
lebih pas dengan jenis kelaminnya.
"Yami, apa kau tahu siapa mereka?"
"Aku sudah mencari dengan physiognomic recognition.
Mereka adalah anggota kelompok humanis yang aktif di USNA. Mungkin jika kita
membawa mereka dan melakukan interogasi, kita bisa tahu siapa yang mendukung
mereka."
"Dan wartawan itu?"
"Ada catatan panggilan untuk anggota partai oposisi
yang terkenal membenci penyihir dalam terminalnya. Mereka sama sekali tidak
mencoba menyembunyikannya, huh?"
"Ya... rasanya sangat antiklimaks."
"Ya. Aku juga berpikir kalau kau tidak perlu datang ke
sini dengan adik laki-lakimu ini." komplain Yami dengan muka sedikit
serius. Yoru pun langsung mengingatkan saudaranya itu.
"Hei, Yami!" marahnya. "Kau itu adik
perempuanku, ingat?"
Tentu saja Yami tidak mengeluhkan pekerjaannya ini. Dia
hanya menggeram. "Ayolah, kak."
"Tidak ada gadis yang menyebut diri mereka sebagai adik
laki-laki. Kau harus melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain agar tidak
menarik perhatian."
Kata-kata 'lucu rasanya mengdengar ini dari mulutmu.'
hampir saja keluar dari mulut Yami, tapi dia berpikir jika perkataan Yoru ada
benarnya. Untuk saat ini, dia hanya bisa menelan sanggahannya.
Tapi konflik emosional Yami menjadi tidak berarti saat
laki-laki berjas hitam mulai berdatangan.
"Kami sudah menyiapkan mobil anda, tuan muda."
Salah satu bawahan mereka--yang sama sekali tidak terlihat canggung--memanggil Yami dengan sebutan 'tuan muda'.
"Bodoh! Bukan tuan muda, tapi nona muda! Kau bisa
menghancurkan kerja keras tuan muda yang harus menahan malu karena terpaksa cross-dressing seperti ini tahu!" kata laki-laki satunya sambil memukul
laki-laki pertama. Dia sepertinya adalah pemimpin kelompok itu. "Saya
benar-benar minta maaf tuan muda... er, nona muda."
"Kau..."
"Ya?"
"Kau malah memperburuk situasi ini tahu!" teriak
gadis--yang sebenarnya adalah seorang pemuda--itu dengan tubuh gemetaran.
"Dan aku bukan lagi cross-dressing! Ini cuma penyamaran!"
"Y-ya, dan penyamaran anda sangat menakjubkan. Saya
yakin, tidak ada yang sadar jika anda adalah tuan muda Fumiya."
"Berhenti bicara sekarang!"
"Yami, tenangkan dirimu."
Yami, atau biasa dipanggil Fumiya menjadi semakin kesulitan
menahan suaranya yang menjadi semakin keras. Karena itu Yoru alias Ayako Kuroba
merasa harus mengingatkan sang adik. Lagi pula Yami adalah kebalikan dari 2
silabel terakhir nama Fumiya dan Yoru diambil dari huruf 'malam' dari nama
Ayako.
"Dan kalian semua juga kurang hati-hati. Bagaimana
tanggapan pemimpin agung kita jika beliau melihat kalian bertingkah seperti
ini?"
Para laki-laki itu langsung pucat pasi dan kepala Fumiya
langsung dingin dalam sekejap. Rasa takut pada 'pimpinan agung' sudah
terpatri jauh di dalam hati mereka.
"Kita tidak punya alasan untuk tetap diam di sini. Ayo
lekas kembali."
"Baik, nona."
Semua laki-laki berbaju hitam itu langsung bergerak
setelah mendapatkan perintah dari atasan mereka. Mereka langsung mengikat para
orang asing itu, mengangkat tubuh mereka, dan mulai berlari.
Fumiya yang masih berada di belakang dan masih dalam
penyamarannya, pun meminta maaf pada sang kakak.
"Maaf, kak."
"Kupikir itu memang tidak bisa dihindari, dilihat dari apa yang kau rasakan sekarang."
"... Aku lega mendengarnya." jawab Fumiya sambil
merilekskan bahunya.
"Sebentar lagi. Setelah kau mengalami pubertas, kau
tidak perlu cross-dressing seperti ini lagi. Saat itu terjadi, kita hanya perlu
memikirkan ide lain untuk penyamaran kita."
XXX
Gongjin Zhou, pemilik restoran China yang lumayan terkenal
di China Town memiliki beberapa wajah lain yang tidak dia tunjukkan ke muka
publik.
Wajahnya yang paling terkenal adalah broker dari para
defektor. Dia mengirim orang-orang yang melarikan diri dari GAA (Great Asian
Alliance) yang sedang terdampar di Jepang ke negara lain. Dia juga tidak hanya
membantu para pengkhianat itu, dia juga membantu keuangan mereka dan memberikan banyak bantuan dalam aktivitas anti-GAA mereka di banyak tempat.
Dan sebaliknya (seakan karena dia ingin menyeimbangkan hal
tersebut), dia juga memiliki peran sebagai mata-mata untuk GAA. Lebih tepatnya
dia adalah asisten mata-mata GAA untuk Jepang. Dialah yang menuntun tentara GAA
dalam insiden sabotase Yokohama bulan Oktober tahun lalu.
Dia memiliki peran netral dalam insiden vampire yang terjadi
awal tahun ini dengan menangani masuknya para parasit secara ilegal ke Jepang.
Aksinya di balik layar terlihat seperti tidak memiliki
prinsip karena sama-sama merugikan Jepang dan GAA, tapi dia punya alasan untuk
itu. Dia percaya jika pemerintah harus lebih lemah daripada para penyihir, dan
dia sudah menanamkan pemikiran ini sejak lama. Tapi di atas semua itu, dia
adalah bawahan dari seseorang yang sedang melakukan operasi untuk melemahkan
negara yang memiliki sistem penyihir yang kuat.
China Town, malam hari. Di sebuah basement rahasia yang ada di bawah restorannya.
Itu adalah sebuah ruangan yang tidak boleh dimasuki orang
lain kecuali Gongjin Zhou sendiri. Sosok yang sedang berada di depannya adalah
sebuah boneka mayat seukuran manusia yang sedang duduk di sebuah kursi. Boneka itu menggunakan
pakaian khas China yang sangat mewah dengan hiasan bordir emas dan perak.
Boneka itu adalah sebuah alat sihir komunikasi. Semua organ yang ada di dalam
boneka itu sudah dikeluarkan dan mantra anti pembusukan sudah ditempelkan, lalu
otak dari boneka itu sudah diubah menjadi sebuah Sorcery booster. Sebuah kabel
menghubungkan kepala boneka itu dengan sebuah alat komunikasi sebesar lemari
yang ada di belakang kursi.
"Yang mulia."
Saat mendengar panggilan Gongjin, boneka yang sudah diberi
berbagai macam mantra itu membuka kelopak matanya. Beberapa saat kemudian,
sinar mulai muncul dari rongga mata yang harusnya kosong itu.
"Gongjin, bagaimana keadaan di sana?"
Suara yang terdengar menyeramkan pun keluar dari boneka itu.
Paru-parunya sudah tidak bekerja, tapi boneka itu masih bisa menghasilkan
suara. Itu semua berkat mantra kuno Jiangshi yang berasal dari daratan utama
(China). Dengan menggunakan teknologi yang ada di CAD untuk mengubah sinyal
psionik menjadi sinyal elektronik, dia berhasil membuat boneka mayat itu
menjadi sebuah alat komunikasi yang tidak bisa dilacak.
"Para humanis yang saya panggil dari Amerika sepertinya
sudah tertangkap bersama para wartawan."
"Kalau begitu, rencana kita untuk merubah mereka
menjadi saksi mata sudah gagal."
Di balik suara mengerikan itu, kosa kata yang digunakan
oleh sang boneka untuk berbicara bisa dibilang modern. Itu adalah bukti tidak
langsung bahwa bukan setan atau spirit yang menggerakkan mulut mayat itu,
melainkan manusia yang masih hidup.
"Master Hague." kata Zhou sambil menundukkan
kepalanya. Boneka mayat itu tidak memiliki mata, tapi dia masih merasa seperti
ditatap oleh seseorang, karena itu Zhou tetap bersikap sopan. "Mereka
hanya berperan sebagai pembantu. Rencana kita untuk menyabotase media besar di
negara ini masih berjalan dengan lancar."
"Sudah seberapa jauh perkembangannya?"
"Kalau tidak salah, 40% di media visual dan 30% di
media acak."
"Saat rencana sudah mencapai 50% di media visual,
segera lakukan rencananya. Jadi, para politisi yang hanya memikirkan seberapa
besar jumlah voting yang akan mereka dapatkan akan langsung bergerak."
"Saya akan melakukannya sesuai arahan anda."
Zhou membungkukkan kepalanya dalam-dalam dan boneka itu
terlihat puas. Beberapa saat kemudian sinar yang ada di rongga mata itu pun menghilang. Saat Zhou
mengangkat wajahnya, kelopak mata boneka itu sudah tertutup dengan sempurna.
Dia berdiri dan kemudian keluar dari ruangan bawah tanah
itu. Dia berjalan mundur agar tidak membelakangi boneka mayat itu. Gongjin
kemudian membuka pintu yang ada di belakangnya, dan menutupnya dari luar. Saat
dia sudah tidak bisa melihat boneka itu lagi, dia menghela nafas lega.
Zhou adalah pengguna sihir kuno China bernama Doujia, tapi
dia tidak berurusan dengan banyak teknik Jiangshi sebelum ini. Tidak peduli
berapa kalipun dia berbicara dengan para kadaver, dia tidak pernah merasa
nyaman setelahnya.
'Tapi... mungkin yang paling cocok menjadi wadah bagi
jiwa pendendam dari Dahan itu adalah sebuah mayat.' Itu yang muncul di dalam
kepalanya saat memikirkan sang pemimpin. Meski begitu, hal tersebut sama sekali tidak
mengurangi rasa hormatnya kepada sang master.
Komentar
Posting Komentar