I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 156
Disclaimer: not mine
☕☕☕☕
"Apa maksudmu?" tanya Henry-oniisama dengan alis berkerut.
"Serigala itu sengaja dikirim oleh seseorang ke dalam akademi sihir."
""Aku tahu itu."" timpalku dan Gilles bersamaan.
Pupil mata Paul-san berdilatasi saat dia mendengar jawaban kami berdua.
"... Kalian sudah tahu?"
"Kurang lebih?" kata Gilles sambil mengendikkan bahunya. "Itu adalah penjelasan paling masuk akal."
"Lebih masuk akal ketimbang serigala liar yang tidak sengaja masuk ke dalam akademi sihir yang dijaga ketat." tambahku.
Henry-oniisama tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya terus menatap Paul-san dengan ekspresi yang tidak berubah.
... Henry-oniisama pasti tahu jika ada seseorang yang sengaja membawa serigala itu masuk ke dalam akademi.
Sebenarnya, aku merasa jika ekspresinya yang tidak berubah terlihat sangat mencurigakan. Itu membuatku merasa jika Duke-sama dan yang lainnya tahu jauh lebih banyak dibanding dengan yang mereka tunjukkan saat ini... tapi hal itu tidak merubah pertanyaan yang paling penting. Siapa orang yang melakukannya?
"Apa serigala itu datang dari Ravaal?"
"... Ya. Itu benar."
Paul-san terdiam selama beberapa detik saat mendengar pertanyaan Gilles, kemudian dia memberikan anggukan pada anak itu.
Seperti yang kami duga, serigala itu datang dari kerajaan Ravaal. Itu artinya ada seseorang dari kerajaan itu yang menyusup ke dalam kerajaan Duelkiss. Aaah, insiden ini jadi tambah runyam.
"Aku sudah tahu itu." kata Henry-oniisama dengan nada tidak sabar. "Yang ingin kuketahui adalah siapa yang melakukannya? Siapa orang brengsek yang menyelundupkan serigala ke kerajaan kita?"
Jadi oniisama juga sudah tahu hingga sejauh itu? Sudah kuduga.
"Apa... kau juga sudah tahu soal itu?" tanya Paul-san tidak percaya.
"Ya. Sejak lama. Aku sudah terlibat dengan insiden ini sejak awal, kau tahu."
"... Jadi yang tersisa hanya siapa nama pelakunya, iya kan?"
Paul-san sepertinya belum menyadari situasi yang sedang terjadi saat ini.
Yah, karena kami sudah mengetahui semua informasi yang dia cari dengan usah payah, kurasa dia pasti merasa sangat kaget.
Anehnya, bukannya semua serigala dari Ravaal memiliki kalung pengenal di leher mereka? Jadi kenapa Henry-oniisama masih belum tahu siapa nama pelakunya?
"Apa yang terjadi pada serigala itu?" tanyaku.
Henry-oniisama dan Paul-san langsung kaku saat mendengar pertanyaanku. Apa arti dari reaksi mereka ini...? Apa aku menanyakan sesuatu yang sangat sensitif? Tapi memastikan apa serigala itu masih hidup atau sudah mati masih ada di ambang batas aman, iya kan?
"Setelah Liz menangkapnya dengan sihir, sepertinya..." Henry-oniisama menelan ludahnya dan kemudian memalingkan matanya. "Dia melepaskannya begitu saja."
"Dia melepaskannya... begitu saja?"
"Serigala liar itu?"
"Bagaimana kalau serigala itu menyerang orang lain?"
"Di mana dia melepaskannya?"
Gilles dan aku langsung menembakkan banyak pertanyaan pada oniisama. Suara kami semakin keras karena merasa tidak percaya. Dari sudut pandang orang lain, mungkin kami malah terlihat sedang menyalahkan oniisama.
Kami tahu jika itu bukan salahnya, tapi kami tidak bisa menghentikan rasa tidak percaya yang tiba-tiba meluap dari dalam diri kami. Sepotong informasi ini benar-benar tidak konyol dan tidak bisa dipercaya.
"Aku tidak tahu. Dan kami tidak mengatakan ini pada Liz, tapi esoknya kami menemukan bangkai serigala itu."
"Jadi kau bahkan tahu soal itu...?" tanya Paul-san dengan senyum kecut di wajahnya.
"Seseorang membunuhnya?" tebak Gilles dengan eskpresi rumit.
... Ini informasi yang sangat berharga. Bukannya sengaja membunuh serigala itu sudah agak keterlaluan? Ini otome game, tahu? Plot dalam cerita ini harusnya tidak serunyam ini!
"Ha! Liz Cather berpura-pura jika dirinya akan mengampuni nyawa hewan itu! Semuanya pasti cuma omong kosong!" kata Gilles dengan tatapan penuh amarah.
Aku ragu kalau Liz-san bisa memikirkan rencana seperti itu. Pada dasarnya dia hanyalah gumpalan manusia yang hanya berisi kebaikan dan sifat positif.
"Dia mungkin sudah merencanakan semuanya." tambah Gilles dengan nada menyeramkan.
"Tidak... mungkin." kata Henry-oniisama sambil menunjukkan senyum yang tidak wajar.
"Normalnya, kau tidak akan pernah membela orang yang sudah menyakitimu. Tapi jika Liz-Cather sudah tahu sejak awal jika serigala itu tidak akan menyakitinya, dia bisa berpura-pura menyelamatkan para bangsawan itu tanpa membahayakan nyawanya."
"... Itu pasti bisa meningkatkan popularitasnya dengan cepat." gumam Paul-san yang tahu kemana arah pikiran Gilles.
Tunggu dulu. Kalian sudah terlalu jauh memikirkan hal ini. Maksudku, Liz-san memang heroine nya, kau tahu! Tidak mungkin dia akan memikirkan rencana sedetail ini hanya untuk menjadi populer di sekolah.
Kebencian Gilles pada Liz-san mungkin sudah tercampur dalam penilaiannya, karena itu sekarang dia terlihat sangat bias.
"Dialah hama yang sesungguhnya." gumam Gilles dengan nada menusuk. Seringainya terlihat menyeramkan.
... Ini buruk.
"Gilles?" panggilku sambil menatapnya tepat di mata.
Dia pasti tahu kalau sekarang aku sedang serius, karena itu dia langsung menutup mulutnya dan menatapku balik.
"Kau terlalu subjektif dalam masalah ini. Kau hanya harus memikirkan semua fakta dan bukti yang kita temukan tanpa mencampurkannya dengan emosimu." kataku padanya.
"Mari tetap fokus pada serigala itu sekarang. Jadi, kita tahu jika serigala itu datang dari Ravaal dan entah bagaimana caranya serigala itu bisa masuk ke dalam akademi sihir dengan sangat mudah. Kita juga tahu jika Liz-san berhasil menangkapnya, tapi dia membiarkannya pergi begitu saja. Lalu, keesokan harinya serigala itu ditemukan mati di suatu tempat... Dari semua informasi ini, apa yang bisa kita simpulkan?" tanyaku sambil menatap mereka bertiga.
Ketiganya terlihat muram.
Aku juga sangat penasaran dengan dalang dibalik kejadian ini. Tapi sekarang aku bahkan belum bisa memikirkan nama 1 orang pun yang mungkin melakukannya.
Jadi daripada memikirkan soal itu, sekarang kita harus memikirkan hal yang lebih produktif. Misalnya alasan serigala itu sampai di bawa ke akademi...
"... Bagaimana dengan kalung pengenalnya?" tanya Gilles yang masih tidak rela, tapi Henry-oniisama hanya menggelengkan kepalanya.
... Apa? Serigala itu tidak punya kalung pengenal?
"Kalungnya sudah hilang? Meski itu terbuat dari besi?" tanya Gilles dengan skeptis, kata-kata itu menggambarkan pikiranku saat ini. Alisnya merengut hingga alisnya terlihat hampir menyatu.
"Ya. Serigala itu tidak memilikinya."
"Mungkinkah ada peran sihir di sini?"
"... Kemungkinannya besar." gumam Henry-oniisama yang hilang dlam pikirannya.
Di luar negeri, hanya ada beberapa orang yang bisa menggunakan sihir. Hanya para bangsawan imigran dari Duelkiss yang bisa melakukannya. Jadi 3 orang yang diasingkan oleh ibu ratu ke kerajaan Ravaal adalah kandidat pelaku paling kuat.
Meski aku tidak yakin apa mereka punya kekuasaan di kerajaan Ravaal... Tapi aku yakin, jika insiden ini didalangi oleh mereka bertiga maka kejatuhan Duelkiss sudah semakin dekat. Jika dipikirkan dengan logis, tentu saja mereka akan jadi kandidat utama dari insiden ini.
Paman Will pernah berkata jika setidaknya ada 3 orang yang diasingkan. 3 orang dengan kecerdasan luar biasa yang sudah berpengalaman dalam mengurus masalah pemerintahan.
Bagi 3 orang itu, menghancurkan sebuah kalung besi hanyalah perkara mudah. Plus, tidak aneh jika mereka memiliki dendam pada Duelkiss.
Mereka memiliki motif yang jelas, dan mereka memiliki cara untuk mencapainya. Pertanyaan yang tersisa, kenapa mereka sampai repot-repot mengirim serigala ke akademi...? Cara itu terlalu berputar-putar jika mereka hanya ingin memastikan keadaan. Atau mungkinkah mereka ingin mengetes kekuatan yang dimiliki Duelkiss saat ini...?
Tunggu... kalau tidak salah, serigala itu muncul di dekat Liz-san, kan?
Aku menarik nafas dan langsung menolehkan kepalaku ke arah Gilles. Gilles juga menatapku balik selama beberapa detik dan kemudian memberikan sebuah anggukan.
Sepertinya dia juga memikirkan hal yang sama denganku.
Mata abu-abunya berkilat saat dia berkata, "Sepertinya mereka mengincar Liz Cather."
Komentar
Posting Komentar