Mahouka Volume 12 Chapter 5 Part 1

 Disclaimer: not mineee.

💮💮💮

6 April, hari pertama tahun ajaran baru. Tatsuya dan Miyuki berangkat ke sekolah dan meninggalkan Minami sendirian di rumah. Kata-kata 'baru pertama kalinya Minami ditinggal sendiri' sama sekali tidak berlaku karena mereka berdua sudah melakukan hal ini beberapa kali untuk mempersiapkan rapat awal bagi para anggota osis.

Hari ini dan besok, kakak beradik itu akan pergi berdua saja ke sekolah. Miyuki (meski dia sadar dengan apa yang dia lakukan) semakin mendekatkan dirinya pada Tatsuya saat mereka berdua berjalan dari stasiun ke sekolah. Dari kejauhan, atau mungkin bahkan dari dekat, mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan saat sedang berjalan berduaan.

Diantara para murid SMA Sihir 1, keduanya bisa dibilang setara dengan selebritis. Hampir tidak ada murid yang tidak tahu jika mereka berdua adalah saudara. Beberapa murid terlihat risih dengan kedekatan mereka, tapi tidak ada yang cukup berani (atau mungkin cukup bodoh) untuk mengkritik mereka berdua secara langsung. Namun begitu, hari ini pun ada banyak mata yang tertuju kepada mereka berdua.

Tentu saja Miyuki tidak membiarkan hal seperti itu (tatapan yang hanya melihat dari jauh) mempengaruhi dirinya. Baginya semua itu sama sekali tidak berarti. Dia memang selalu menjadi pusat perhatian di manapun dia berada. Bagi Miyuki, tidak ada gunanya mengkhawatirkan tatapan orang lain. Jika dia melakukannya, maka dialah yang akan kerepotan sendiri.

Di sisi lain, Tatsuya tidak bisa membiarkan orang-orang yang menatap adiknya, karena bagaimanapun juga dia adalah bodyguard Miyuki. Dia harus melindungi Miyuki dari segala macam bentuk niat tidak baik yang mungkin terarah pada sang adik. Itu adalah kewajiban dan hak yang tidak akan pernah dia lepas untuk selamanya. Dia tidak bisa mentolerir niat jahat yang ditunjukkan oleh siapapun kepada Miyuki.

Mereka berdua sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa, karena pada akhirnya semua tatapan tidak suka itu selalu mengarah pada Tatsuya dan bukan Miyuki.

Semua orang rasanya tidak akan bisa melihat Miyuki dari sisi negatif. Mereka mungkin merasa iri pada gadis itu, tapi hal seperti itu tidak akan mereka perlihatkan di depan umum secara langsung. Penampilan Miyuki dan bakatnya benar-benar membuat orang lain merasa rendah diri. Jika mereka merasa malu karena Miyuki, mereka malah akan hancur karena perasaan mereka itu, dan akhirnya mereka akan terus terperangkap di dalamnya. Mereka harus memiliki kekuatan mental yang sangat luar biasa untuk bisa mengalahkan rasa tidak suka mereka kepada Miyuki Shiba.

Jadi bukan suatu kebetulan saat Tatsuya menyadari keberadaan tatapan aneh itu.

Tatapan itu menuju ke arah Miyuki, tapi tatapan itu tidak berisi rasa benci... lebih pada rasa serius dan penuh keyakinan. Tetap saja, Tatsuya tidak bisa membiarkan tatapan seperti ini begitu saja. Tatapan seperti ini sangat jarang diarahkan kepada Miyuki, dan anehnya lagi tatapan ini berasal dari seorang pemuda.

Tatsuya mengingat wajah pemuda itu dari suatu tempat. Mereka tidak pernah bertemu langsung, tapi Tatsuya sudah mencari informasi tentangnya dan tentu saja dia juga punya foto pemuda itu. Dia 1 tahun lebih muda dari Tatsuya dan dia adalah perwakilan murid baru untuk tahun ini.

'... Kalau tidak salah dia anak tertua keluarga Shippou.'

Tatsuya hampir mengernyitkan alisnya, tapi dia menahan diri agar ekspresinya tidak berubah. Dia tidak mau membuat Shippou menjadi lebih waspada karena dirinya yang terlalu over-reaksi. Tapi Takuma Shippou (yang sepertinya menyadari tatapan Tatsuya) akhirnya memalingkan wajahnya dan melihat ke arah lain.

"Oniisama?" tanya Miyuki ragu-ragu.

Sedetik sebelumnya, Miyuki merasa jika sedikit fokus Tatsuya berpaling dari dirinya. Miyuki memang bisa mengabaikan semua pandangan yang mengarah padanya, tapi tidak untuk seseorang yang berhasil mengalihkan perhatian Tatsuya darinya.

Tatsuya menggelengkan kepalanya dan berkata "Bukan apa-apa." lalu dia melirik ke belakang dari atas bahunya. Dia mengangkat tangannya saat seseorang berambut merah menyapa mereka dari belakang. "Selamat pagi."

Di belakang Erika ada Leo, Honoka, Shizuku, Mizuki, dan Mikihiko. Tidak aneh jika mereka pulang bersama dari sekolah, tapi agak aneh saat melihat mereka semua berjalan berbarengan saat berangkat ke sekolah seperti ini. Terutama Shizuku, mereka berdua tidak pernah berjalan bersama gadis itu sejak akhir tahun lalu, tepat sebelum Shizuku berangkat ke luar negeri untuk pertukaran pelajar.

Di dada kiri Tatsuya sekarang tercetak emblem sebuah roda dengan 8 gigi.

Emblem yang sama terdapat di seragam Mizuki sedangkan di dada kiri Mikihiko terdapat emblem lambang SMA Sihir 1, sebuah bunga dengan 8 kelopak."Mikihiko, bagaimana rasanya memakai seragam untuk jurusan 1?" tanya Tatsuya dengan niat memberi selamat pada temannya itu.

"Berhenti menggodaku, Tatsuya."  jawab si pemuda sambil tersenyum kecut meski dia tetap terlihat nyaman. Mereka tahu Mikihiko akan dipindahkan ke jurusan 1 sejak sebulan yang lalu, tapi ini kali pertamanya mereka melihat pemuda itu dengan seragam barunya.

"Bagaimana denganmu... bagaimana rasanya memakai seragam dengan emblem baru?"

"Rasanya memang beda, tapi ini semua hanya karena sebuah emblem."

Mikihiko menyinggung soal jurusan Magical Engineering yang baru saja dibentuk. Respon Tatsuya menunjukkan jika jurusan itu masih sekedar nama saja dan masih belum benar-benar dimulai. Kelas independen dan yang lainnya akan dimulai sejak hari ini, tapi hingga sekarang sekolah belum mengumumkan siapa guru yang akan mengajar di jurusan Magical engineering. Tatsuya tidak bisa menghilangkan perasaan jika sekolah belum melakukan persiapan yang menyeluruh untuk jurusan baru unu, jadi, kata-katanya soal jurusan yang masih sekedar nama dan emblem itu bukannya tanpa dasar.

"Ya, itu hal yang biasa."

Tapi wajah tenangnya, atau mungkin wajah tidak pedulinya benar-benar menghancurkan ekspektasi semua teman-temannya. Mereka tahu jika Tatsuya bukan orang yang akan melompat bahagia saat kelas mereka dipisah dan di ganti, tapi mereka tetap berharap bisa melihat Tatsuya membuat ekspresi yang biasanya tidak dia tunjukkan di depan mereka.

"Serius deh, padahal Mizuki yang ada di sini terus-terusan tersenyum."

Setelah Leo, Erika juga ikut mengeluh soal itu. Mata bosannya menatap Tatsuya, tapi tatapannya melewati pemuda itu dan mengarah pada orang yang ada di sisi lain Tatsuya.

"Aku... aku tidak!" bantah Mizuki. Gadis itu berpikir jika dia sudah menunjukkan konsiderasi untuk teman-temannya yang ada di jurusan 2 (Erika dan Leo). Tapi wajahnya--seperti kata Erika--terlihat bahagia dan dia tidak bisa menyembunyikannya dengan baik.

"Kau tidak perlu berekspresi seperti Tatsuya." kata Erika sambil nyengir. Seperti yang dikatakan oleh tamannya itu, Mizuki memang tidak perlu berhati-hati dengan mereka.

 

Kelas untuk jurusan Magic engineering berada di sebelah tangga utama dan berada di lantai 3. Kelasnya ditandai dengan huruf E, dengan kata lain Tatsuya dan Mizuki berada di atas kelas mereka yang dulu.

Sementara itu, Erika dan leo ditempatkan di kelas F. Saat mereka menerima info kepindahan kelas yang dikirim lewat jaringan komunikasi sekolah, mereka terlihat tidak senang. Apakah itu yang benar-benar mereka rasakan? atau mungkin mereka hanya ingin menyembunyikan rasa malu mereka...? Hanya mereka yang tahu, dan setidaknya Tatsuya sama sekali tidak ingin memikirkan soal itu. Mizuki dan Honoka sepertinya menganggap itu menarik... sepertinya.

Saat Tatsuya memasuki kelas, sudah separuh kursi yang terisi dengan murid. Kelas itu terdiri dari 5 baris dan 5 kolom meja dan tempat duduknya disesuaikan dengan huruf alfabet pertama nama belakang mereka, sama seperti kelas 1 dulu. Tapi, apakah ada alasan khusus kenapa mereka tidak dipisah berdasar jenis kelamin dan malah menggunakan huruf pertama dari nama mereka? Apakah ini hanya kebetulan?

Tatsuya berhenti memikirkan hal itu dan berjalan menuju kursinya. Dia duduk di barisan dekat jendela lorong di baris ke 2. Di sebelahnya duduk Mizuki, sama seperti tahun lalu. Karena nama belakang mereka adalah Shiba dan Shibata, maka hal ini sama sekali tidak aneh.

"Mizuki, kau duduk di sebelah Tatsuya lagi, huh? Mungkin harusnya aku juga ikut pindah kelas ke sini."

Gerutuan itu, yang terdengar seperti guyonan datang dari Erika yang sekarang sedang menyamankan diri di jendela yang sedang terbuka.

"Kenapa harus repot-repot? Kita kan ada di kelas sebelah." Lanjut Leo yang juga ikut-ikut menyembulkan kepalanya di jendela yang sudah ditempati Erika. Kata-katanya terdengar sedikit kecewa.

"Benar juga. Berada di kelas yang berbeda bukan masalah besar."

Setahun yang lalu, pemandangan seperti ini pasti akan mendapatkan respon keras, tapi Leo sedang tidak ingin mencari masalah dan Erika tidak berusaha untuk memanas-manasi. Perubahan ini terasa agak lucu untuk Tatsuya, tapi dia tidak menunjukkannya dan hanya mengiyakan kata-kata Leo.

"Ya. Kita juga tidak dilarang untuk main ke kelas lainnya, kan?" kata Tatsuya.

"Kelas kita cuma berbeda, itu saja." tambah Mizuki.

Mizuki langsung menyetujui pendapat Tatsuya, tapi mungkin dia mengatakan itu karena dia ingin membatasi guyonan Erika. Meskipun Erika terlihat selalu bebas dan lebih bertipe petualang, dia tidak pernah bolos kelas. Tatsuya bahkan lebih sering bolos daripada gadis itu.

"Itu benar."

Erika mungkin tidak merasa jika dirinya sedang dikritik, jadi dia langsung setuju dengan kata-kata Mizuki.

"Ngomong-ngomong... " kata Erika yang sedang mencari topik pembicaraan baru sambil melihat seisi kelas.

Erika yang agak gampang berteman, mengenali hampir semua nama dan wajah murid-murid jurusan 2 tahun lalu, itu artinya wajah yang tidak dia kenal adalah murid dari jurusan 1.

"Ya, seperti yang kau duga... ini sedikit tidak terduga."

Murid-murid mulai memenuhi kelas saat jam masuk hampir tiba. Sekarang hampir dua pertiga kursi terisi. Leo yang lebih gampang berteman juga setuju dengan pendapat dua temannya, wajahnya juga tampak terkejut.

Keduanya, dan juga Mizuki sudah memprediksi jika jurusan Magic engineering akan dipenuhi oleh murid jurusan 2. Mereka tidak pernah menyangka jika anak dari jurusan 1 yang sombong (beberapa saja) akan bersedia untuk duduk bersama di kelas yang sama dengan murid dari jurusan 2.

Bagi Tatsuya, murid jurusan 1 yang pindah ke jurusan baru ini sama sekali tidak aneh, tapi dia paham kenapa Erika berpikir seperti itu. Karenanya, dia tidak mengatakan apa-apa.

 

<<<Previous     Daftar Isi     Next>>>


Komentar

Postingan Populer