I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 158
Disclaimer:
Note: Mulai dari chapter ini saya nerjemahin langsung dari sumber RAW nya (yang sudah diterjemahin mesin tentunya). Sooo, maaf-maaf kalau ada beda dengan translasi bahasa Inggris lain di manapun mereka berada.
🐺🐺🐺
Lagi, hari ini aku tidak bisa menemukan informasi apa-apa soal serigala itu.
Yah, aku tidak akan menyelinap untuk mencari informasi lagi... Meski begitu aku tetap penasaran dengan masalah ini. Tidak peduli seberapa besar bahayanya, kau tidak akan bisa tidak merasa khawatir, iya kan?
"Seperti yang profesor John katakan, sepertinya penyakit bintik yang berasal dari Ravaal tidak bisa disembuhkan dengan sihir." ujarku.
"Tapi kau masih bisa menyembuhkannya dengan tanaman Maddy, kan?" tanya Gilles.
"Yah, Maddy adalah tanaman obat yang sangat manjur, tapi orang biasa tidak bisa mendapatkannya." timpalku.
"Bagaimana kalau kau menduplikasi Maddy dengan sihirmu? Bukankah dengan begitu kau bisa menghentikan penyebaran penyakit ini?"
"Sihir duplikasi adalah salah satu sihir hitam yang paling sulit. Lagipula yang mereka incar itu Liz-san kan? Ah, tidak bisakah saintess menyembuhkan penyakit ini?" tanyaku pada Gilles dengan suara yang agak keras. Kalau begitu, bukannya pihak Ravaal sudah tahu siapa itu Liz-san yang sebenarnya?
"Seorang saintess yang tidak hanya diutus untuk menyelamatkan sebuah negeri, tapi seluruh dunia mungkin bisa melakukannya." gumam Gilles dengan ekspresi yang sulit dibaca. Setelah itu dia terdiam selama beberapa detik dan kemudian menatapku.
"Yah, aku belum terlalu tahu soal itu." tambah Gilles.
... Aku tidak boleh membiarkan Ravaal mendapatkan Liz-san. Tanpa saintess kondisi kerajaan ini akan menjadi jauh lebih buruk lagi.
'Apa aku harus pergi ke sana?' tanyaku dalam hati. Saat aku sedang memutar otak dengan keras, tiba-tiba Gilles berteriak. "Hei!"
Aku sangat kaget saat mendengar teriakannya... apa mungkin aku tidak sengaja menggumamkan apa yang ada dalam pikiranku?
Tapi, hal ini mungkin bisa berguna untukku. Sihir duplikasi bisa digunakan saat perapalnya mencapai level 90. Memang ada banyak sihir hitam yang bisa digunakan dengan mudah, tapi jika aku bisa meraih sihir level itu, artinya aku masih punya kesempatan untuk bisa menggunakannya.
... Aku bahkan tidak tahu kalau ada sihir duplikasi dalam kategori sihir hitam ini.
Kembali lagi, aku ingin melihat situasi di kerajaan Ravaal dengan mata kepalaku sendiri.
Misalnya aku ingin pergi ke desa-desa yang ada di sana, ada banyak hal yang bisa kupelajari dari mereka. Tapi, jumlah orang yang bisa pergi ke luar negeri sangat terbatas, jadi mungkin aku tidak bisa melakukannya. 'Dia itu perempuan, dia itu anak gadisku...' aku bisa membayangkan ayahanda berkata seperti itu. Atau mungkin akulah yang akan diculik menggantikan Liz-san.
"Hei, Alicia. Apa yang kau pikirkan?" tanya Gilles sambil menatapku tajam.
... Dia benar-benar anak yang punya insting tajam.
Kalau aku mengatakan apa yang ada dalam pikiranku, dia pasti akan menentangnya sekuat tenaga.
"Aku tidak memikirkan apa-apa." kataku sambil tersenyum kepadanya. Gilles masih menatapku dengan tatapan tidak percaya.
"Benarkah? Kau tidak sedang memikirkan yang aneh-aneh kan?"
"Aku mengerti."
Gilles tidak terlihat yakin dengan jawaban yang kuberikan. Yah, instingnya memang tepat sasaran. Kami pun memutus pembicaraan ini dan kemudian berjalan ke arah kafetaria.
...
Apakah kafetaria biasanya memang seramai ini? Keramaian yang kumaksud bukan masalah suara percakapan para anak bangsawan yang ada di sini. Sepertinya ada sesuatu yang sedang terjadi.
Ada banyak orang yang berkumpul di depan kafetaria... Bukannya jumlah mereka terlalu banyak?
... Aku bahkan sampai merasa kepanasan hanya dengan melihat mereka.
"Mau masuk?" tanya Gilles kepadaku.
"Hh. Kita pergi saja." jawabku tanpa pikir panjang. Aku tidak mau masuk ke dalam sana. Aku yakin jika aku akan terlibat masalah baru jika masuk ke dalam sana sekarang. Pergi mencari masalah yang tidak perlu adalah sebuah tindakan bodoh.
Saat kami baru saja membalikkan badan dan berniat untuk segera pergi dari sana, kami mendengar seseorang berteriak.
"Hai! Alicia Williams ada di sini!"
Padahal aku sudah berbalik secepat ini. Memangnya apa yang mereka lakukan hingga bisa merasakan keberadaanku secepat itu?
"Kau terlibat masalah baru lagi ya, Alicia?" tanya Gilles sambil menyeringai.
Kenapa dia malah terlihat senang? Aku malah merasa takut karena selalu terlibat masalah yang tidak kuketahui setiap aku datang ke akademi ini.
Dan lagi, Gilles... aku mau kau berhenti berbicara soal insiden dan masalah.
"Selebriti memang selalu sibuk setiap hari."
"Gilles, kau terlihat seperti sedang bersenang-senang diatas penderitaanku, tahu." kataku pelan sambil meliriknya.
"Yah, itu karena setiap kau membuat masalah, kau menjadi semakin populer di kalangan tertentu." timpalnya
"Aku tidak peduli soal itu. Yang kuinginkan adalah reputasi buruk, bukan popularitas."
"Yah, kesampingkan dulu soal itu. Bagaimana, kau mau masuk?"
... Kenapa kau menatapku seperti itu? Meski Gilles berkata seperti itu... Aku tahu jika aku tidak pergi aku tidak akan mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Aku akan pergi."
Di saat yang sama aku pun berjalan ke dalam kafetaria itu.
Komentar
Posting Komentar