Mahouka Volume 12 Chapter 5 Part 3

 Disclaimer: not mine.

๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ๐Ÿ’ฎ

Sementara itu, wajah Tomitsuka terlihat sangat tegang dan mulai berkeringat "Aku, uh, yah... kau juga memanggilku Tomitsuka-kun, jadi..."

"Begitukah? Kau ingin aku memanggilmu Hagane-kun?" Eimi menundukkan kepalanya dan menyatukan tangannya di depan wajah sebagai tanda permintaan maaf. Matanya seakan berkata 'ayolah, kau hanya perlu bilang dari awal.' saat dia menatap mata Tomitsuka. Sementara itu si pemuda menjadi semakin panik, dan mereka semua mengetahuinya. Tomitsuka mulai memundurkan wajahnya dari Eimi. Tatsuya dan kawan-kawan hanya menatap mereka berdua dengan tatapan geli.

"Uh... bukan itu maksud...ack!"

Tomitsuka yang sedang stress mencoba untuk tidak menatap Eimi yang kelihatannya sangat menikmati ekspresi malunya. Beberapa saat kemudian matanya tertuju pada seseorang yang dia kenal. Tomitsuka pun berdiri dan berbicara dengan sopan kepada Eimi.

"Akechi-san, kita tunda dulu pembicaraan ini."

Tomitsuka menghindari Eimi yang sedang mencoba mencondongkan tubuh ke arahnya. Tomitsuka lalu berjalan ke arah siswi yang sedang menatapnya dari tadi.

"Hirakawa-san kan? Aku tidak tahu kalau kau juga masuk ke kelas ini."

Suara pemuda itu terdengar sayup-sayup dari tempat Tatsuya duduk, kata-kata Chiaki juga tidak kalah pelan sehingga mereka semua tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

"Amy, bukannya kau harus mengejarnya?" tanya Erika sambil berbisik pada Eimi yang kelihatan tidak senang karena tiba-tiba ditinggal begitu saja. "Aku rasa kau tidak perlu mengalah sekarang."

Entah itu bisikan setan yang bisa menghancurkan jiwa, atau sebuah wahyu yang bisa mengarahkannya dalam perjuangan berat ini... Yang terjadi sekarang tidak-teatrikal itu. Kata-kata Erika hanyalah pendapat dari teman seangkatan yang muncul secara spontan. Tapi, efek dari kata-kata itu bisa langsung terlihat. Eimi menganggukkan kepalanya, wajahnya terlihat kembali bersemangat dan dia berjalan ke arah Tomitsuka.

"... Kau wanita yang mengerikan, tahu tidak?" gumam Leo dengan nada serius.

"Tapi ini lebih baik kan?" tanya Erika balik dengan sebuah cengiran di wajah.

"Kau tidak salah." jawab Tatsuya. "Ini akan jadi sangat menarik."

Mizuki menatap Tatsuya yang sepertinya juga ikut-ikutan menatap trio Chiaki-Tomitsuka-Eimi dengan tatapan tertarik.

XXX

Bel pun berbunyi saat drama cinta segitiga picisan teman mereka baru akan dimulai. Eimi pun berjalan keluar kelas dengan riang gembira, Erika dan Leo pun berjalan menuju kelas mereka yang ada di sebelah.

Tidak ada upacara untuk semua murid di hari pertama masuk sekolah. Pihak sekolah mengatakan jika para murid harus memastikan sendiri semua pengumuman yang sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah. Jadwal untuk kelas 2E hari ini adalah pelajaran yang akan dibimbing oleh seorang instruktur (sama seperti kelas A hingga D). Meski begitu, kebanyakan murid dari kelas 2E merasa jika sekolah mereka terlalu percaya diri saat mereka tidak mengumumkan nama guru yang akan menjadi instruktur untuk mereka, tapi Tatsuya tidak berpikir seperti itu.

Mungkin pihak sekolah akan menunjuk guru baru secara mendadak, dan deduksinya terbukti tepat sasaran. Para penyihir yang memiliki lisensi sebagai guru sangat sedikit dan hal ini menyebabkan banyaknya sekolah sihir yang kekurangan tenaga pengajar. Itulah alasan mengapa para murid dari jurusan 2 tidak memiliki wali kelas.

Karena kekurangan guru menjadi sebuah masalah, Tatsuya memprediksi jika guru baru mereka pasti adalah orang yang sangat nyentrik dan mungkin mereka sama sekali tidak cocok dengan pekerjaan mengajari anak SMA. Mungkin usia mereka sangat tua, atau bisa sangat muda. Guru baru itu akan mengajari mereka teknik-teknik yang berkaitan dengan magical engineering, jadi posisi itu tidak harus diisi oleh seorang penyihir. Tatsuya bahkan berpikir jika sang guru mungkin adalah seorang peneliti yang tidak memiliki lisensi mengajar.

30 detik setelah bel berbunyi, guru yang masuk ke dalam kelas mereka sama sekali berbeda dengan perkiraan awal Tatsuya. Murid lain yang ada di kelas itu juga merasa sangat kaget, mereka bahkan sampai berbisik-bisik dengan teman yang ada di dekat mereka.

Guru yang sekarang sedang berdiri di depan mereka adalah seorang wanita yang kira-kira berusia 40 tahunan.

Bukan usianya yang membuat mereka kaget. Meski jumlah guru laki-laki di sekolah mereka lebih banyak, kebeadaan guru wanita bukanlah sesuatu yang aneh. Yang membuat mereka terkejut adalah penampilannya.

Wanita itu memiliki rambut silver, mata biru, dan kulit putih bersih. Dia lumayan tinggi untuk ukuran wanita Jepang pada umumnya dan dia memiliki kaki yang jenjang. Jika dilihat dari ciri fisiknya, guru baru mereka ini berasal dari ras Kaukasia yang lahir di bumi bagian utara.

"Nama saya Jennifer Smith."

Namanya terdengar sangat Anglofonik, dan sepertinya nama keluarganya sudah disesuaikan dengan cara pengejaan Jepang.

"Saya lahir di Boston, USNA. Saya resmi menjadi warga Jepang sejak 18 tahun yang lalu."

Kata-katanya menghilangkan semua keraguan para murid. Karena bu Jennifer sudah lama menjadi warga negara Jepang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal identitasnya. Biasanya, para warga pindahan dari luar negeri akan dituntut untuk mencintai tanah air baru mereka dengan sangat kuat, bahkan melebihi orang yang lahir di Jepang itu sendiri. Jika kau tidak menunjukkan kesetiaan pada negara barumu, kau tidak akan pernah diizinkan untuk menjadi warga negara, itulah arti dari ekspatriat. Hal ini juga diterapkan dengan ketat kepada para peneliti yang punya banyak peluang untuk mengetahui rahasia-rahasia negara. Beberapa pihak masih mempertanyakan kenapa Jennifer rela melepaskan status warga negara USNA nya demi menjadi warga negara Jepang, padahal USNA memiliki teknologi yang lebih canggih dalam bidang magical engineering. Tapi itu bukan topik pembicaraan yang menarik minat Tatsuya.

"Hingga akhir tahun kemarin, saya adalah dosen dari Universitas Sihir Nasional, tapi tahun ini saya ditugaskan untuk menjadi instruktur kelas magical engineering di sekolah ini. Saya menantikan kerja sama kita untuk setahun kedepan."

'Posisinya sama seperti pak Tsuzura', begitu pikir Tatsuya. Pak Tsuzura punya cerita masa lalu tersendiri. Dia adalah orang yang sangat bebas, dan hal itu yang menyebabkan kejatuhannya. Tatsuya berpikir, apakah bu Smith juga memiliki masa lalu yang sama seperti itu... tapi Tatsuya merasa jika dirinya sangat tidak sopan karena sudah berpikir seperti itu terhadap sang guru baru.

XXX

Jam pelajaran pertama digunakan untuk melakukan registrasi jadwal pelajaran para murid, jam pelajaran kedua diisi dengan pelajaran pada umumnya, setelah itu waktu makan siang pun tiba.

Tatsuya memutuskan untuk pergi ke ruang osis.

Mulai hari ini dia adalah wakil ketua osis. Ini adalah hasil dari 'perjanjian rahasia' antara Azusa dan Kanon. Kanon, entah bagaimana caranya bersedia memindah tugaskan Tatsuya dari komdis (komite kedisiplinan) ke osis, dan perjanjian ini disetujui tanpa persetujuan Tatsuya. Pemuda itu tidak menolak keputusan itu karena dia tidak merasa terikat pada komdis, meski begitu sebenarnya dia juga tidak suka jika harus menjadi salah satu anggota osis. Akan tetapi jika dia menunjukkan penolakannya, seseorang pasti akan berhasil mengubah pikirannya. Yang dimaksud Tatsuya bukan Azusa, tapi Miyuki. Mungkin Tatsuya mengiyakan permintaan Azusa karena dia tahu bagaimana sifat sang adik.

Entah bagaimana caranya, sistem baru dari SMA 1 tahun 2096 berhasil berjalan dengan mulus. Komdis juga memiliki anggota baru. Tatsuya memilih Mikihiko dengan menggunakan hak osis, sedangkan Shizuku dipilih oleh federasi klub. Di hari pertama semester baru ini, beberapa murid sudah memenuhi ruang osis. Mereka adalah Azusa, Isori, Kanon, Tatsuya, Miyuki, Honoka, Shizuku, dan Mikihiko. Mereka sedang merayakan terpilihnya anggota baru osis dan komdis di sana.

Meja osis terasa penuh sesak karena ada 8 orang yang sedang makan bareng. Untuk mengatasi hal itu (atau mungkin ini hanya sekedar mencari alasan), Kanon memutuskan untuk duduk berdekatan (hingga bahu mereka terlihat menempel) dengan Isori. Semua orang melihat kedekatan mereka (meski Isori masih terlihat canggung) dengan tatapan berbeda-beda. Azusa dan Mikihiko menatap mereka dengan malu-malu, Tatsuya dan Shizuku tetap memasang wajah datar, Honoka terlihat iri, dan Miyuki hanya tersenyum simpul. Sebenarnya Honoka juga ingin mencontoh Kanon dan menempel pada Tatsuya, tapi karena Miyuki tidak melakukan apa-apa dia memutuskan untuk menahan diri.

Teh dan kopi pun diedarkan bagi masing-masing penikmat. Yang melayani mereka adalah roboh 3H tipe P-94 bernama Pixie. Robot maid itu awalnya adalah barang pinjaman dari klub robotik, tapi karena ada beberapa masalah (dan tentunya karena keinginan Pixie), mulai sekarang robot itu akan digunakan Tatsuya sebagai tenaga pembantu di ruang osis.

Awalnya mereka membicarakan guru baru untuk jurusan magical engineering yang baru dibentuk. Beberapa saat kemudian mereka mengganti topik pembicaraan mereka pada upacara penerimaan murid baru yang akan digelar beberapa hari lagi.


Komentar

Postingan Populer