Mahouka Volume 12 Chapter 6 Part 4

 Disclaimer: not miiinee

XXX

"Tidak mungkin! Kau mau bilang kalai semua atlet yang dia tangani hanya kalah dari mereka sendiri? Jadi mereka tidak terkalahkan begitu?"

"Ya."

"Kau pasti bercanda..."

"Aku tidak bohong, dan itu bukan guyonan. Pencapaiannya sangat tinggi (dalam semua sisi), semua atlet yang dia tangani tidak terkalahkan."

Sesaat setelah Izumi menjawab pertanyaan Kasumi, gadis berambut cepak itu menatap kembarannya dengan serius, saat itulah dia sadar jika Izumi sama seriusnya dengan dirinya. Matanya yang sudah bulat pun terlihat semakin bulat.

"Dia juga bertugas sebagai teknisi saat kakak sedang melakukan pertandingan Cloudball. Kau benar-benar tidak tahu, Kasumi?" lanjut Izumi yang kaget saat tahu jika kembarannya itu tidak sadar dengan keberadaan Tatsuya.

"Aku tidak tahu..."

"Sepertinya itu penugasan mendadak. Tapi kakak sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman."

Kasumi kalah telak. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Mereka memang melihat pertandingan Mayumi bersama-sama dan Kasumi merasa sangat terkejut karena hanya Izumi saja (dan bukan dia) yang menyadari keberadaan playboy itu di sekitar kakak mereka.

"Tapi aku tetap tidak suka padanya." kata Izumi pada dirinya sendiri saat Kasumi sedang bengong. "Sepertinya kakak juga lumayan dekat dengan Shiba-senpai... ini mungkin adalah serangan tidak terduga."

Setelah mengatakan pendapatnya, Izumi pun terdiam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Di sisinya, Kasumi sepertinya belum bisa sembuh dari perasaan shock nya.

XXX

Upacara penerimaan murid baru berjalan lancar tanpa kendala apapun. Sambutan dari Takuma juga berakhir damai. Isinya aman dan berbobot, tentu tanpa tambahan 'semua tatapan tertuju kepadamu' seperti tahun lalu, atau perasaan was-was dari semua murid (baru dan lama) 2 tahun yang lalu.

Setelah itu yang harus osis lakukan adalah mengajak Takuma bergabung menjadi anggota mereka, sesuai dengan tradisi SMA 1. Ada sebuah peraturan tidak tertulis di mana pihak osis baru bisa mengajak perwakilan murid baru menjadi anggota setelah upacara penerimaan dimulai. Alasan hal ini dilakukan adalah karena murid baru belum resmi menjadi murd SMA 1 sebelum mereka selesai melakukan upacara penerimaan. Rasanya memang terlalu formal, tapi hal ini tidak pernah menimbulkan masalah sejak dulu kala. Meski tahun lalu ada sebuah insiden genting di sini, pihak osis selalu berhasil mengajak perwakilan murid baru untuk menjadi anggota mereka. Tapi...

"Aku benar-benar minta maaf. Tapi aku akan menolak ajakan senpai."

Itu adalah jawaban Takuma atas ajakan Azusa untuk bergabung dengan osis.

"... Boleh aku bertanya kenapa?" tanya Isori. Dia adalah satu-satunya anggota osis yang menemani Azusa sekarang. Isori sekarang menggantikan Azusa berbicara karena gadis itu sedang terpaku di tempat.

"Aku ingin fokus mengembangkan diri dan kemampuanku." jawab Takuma sambil membalas tatapan Isori. "Tujuanku adalah tumbuh menjadi penyihir sekuat para penyihir dari 10 Master Clan. Untuk kegiatan luar kelas, aku lebih memilih untuk menghabiskannya di klub daripada mempelajari manajemen organisasi di osis."

Jawabannya terdengar sangat lancar, dia mungkin sudah melatihnya terlebih dahulu. Itu artinya, penolakannya ini benar-benar serius. Isori berpikir jika mereka pasti akan kesulitan mengubah pandangan Takuma.

"Aku mengerti..."

Bukan Isori yang mengatakannya, tapi Azusa yang terlihat depresi. Dia berhasil lepas dari paralisisnya dalam waktu yang lumayan cepat, dan sekarang dia sedang menundukkan wajahnya sambil menghela nafas panjang. 'Apa penolakan ini benar-benar membuatnya sekaget itu?' begitu pikir Isori yang melihat Azusa dari dekat.

"Kalau begitu tidak ada yang bisa kami lakukan. Kami tidak akan memaksamu untuk bergabung." ucap Azusa dengan pasrah. "Kami memang menyayangkannya, tapi itu adalah pilihan untukmu. Kami harap kau juga berjuang keras di klub yang akan kau pilih nanti."

Sikap Azusa juga membuat Takuma kaget, kakak kelas mungilnya itu menyerah terlalu cepat. Tapi jika Takuma mendorongnya lebih jauh, mereka mungkin akan beranggapan jika Takuma ingin bergabung dengan osis. Atau, mereka bisa saja menggapnya kasar karena mereka sudah berharap jika dirinya akan bergabung dengan osis. Itu yang ada dalam pikiran Takuma.

"Sekali lagi, aku minta maaf. Permisi."

Takuma segera berbalik pergi sebelum dia bisa memikirkan hal yang tidak-tidak.

Di waktu yang sama saat Azusa dan Isori mengundang Takuma ke osis, trio osis junior a.k.a Tatsuya, Miyuki, dan Honoka sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Honoka sedang menata detail-detail dari upacara penerimaan murid baru. Matanya hampir berputar saat dia memeriksa daftar tamu, menata ucapan selamat, dan bertukar data foto dengan para wakil perusahaan.

Tatsuya sedang mengarahkan dan mengawasi para junior yang sudah diutus untuk membantu acara hari ini. Statusnya sebagai mantan anak jurusan 2 memang sesuatu sekali, tapi tidak ada yang berani mengajukan keluhan saat dia memberi perintah dengan emblem gigi beroda 8 di dada. Sekarang Tatsuya sedang mengumpulkan barang-barang kecil seperti armband dan headset dari para sukarelawan yang tadi memberikan bantuan mereka.

Dan untuk Miyuki...

"Kalau ada yang mengecewakan di upacara pembukaan tahun ini, itu karena kami tidak bisa mendengar sambutan dari Shiba."

"Beberapa hal memang tidak bisa terjadi, Kouzuke-san. Murid yang bisa memberikan sambutan hanya ketua osis dan juga perwakilan murid baru saja."

"Hahaha. Kau benar juga."

... Sekarang Miyuki sedang sibuk menunjukkan senyum manisnya di tengah kerumunan orang dewasa yang sedang tidak ada kerjaan.

Laki-laki yang dipanggil Kouzuke-san adalah seorang politisi. Dia adalah anggota DPR dari salah satu partai yang berkuasa di daerah Tokyo. Politisi muda itu dikatakan akan menduduki jabatan menteri jika partainya menang pemilihan umum berikutnya. Dia juga dikenal sebagai politisi yang dekat dengan para penyihir, dan dia juga pernah bekerja sebagai Ekstramural Inspector untuk Universitas Sihir Nasional di masa lalu. Dengan gerakan anti penyihir yang sedang trending belakangan ini, pihak SMA 1 dan Universitas Sihir tidak boleh sampai kehilangan orang sepertinya.

Dan Miyuki paham dengan hal itu. Karena itu dia terus tersenyum saat menanggapi pembicaraan basa-basi yang sedang mereka lakukan sekarang. Jujur saja, hal ini bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan oleh anak berusia 16 tahun sepertinya, tapi Miyuki berhasil mentolerir hal itu.

Disisi lain, tatapan Kouzuke-san sudah dihiasi dengan rasa nafsunya. Perasaan itu tidaklah kuat hingga bisa dianggap sebagai pelecehan, bisa dibilang tatapannya lebih dekat dengan hasrat laki-laki tua yang tidak ingat umurnya sendiri  pada seorang gadis muda yang cantik. Meski begitu, gadis biasa pasti akan merasa jengah saat menerima tatapan seperti itu, tapi Miyuki bisa menahannya dan berpura-pura tidak menyadari tatapan laki-laki itu.

Sikap politisi itu mulai membuat beberapa guru merasa jengah. Tapi karena dia seorang politisi dengan status tinggi, pihak sekolah juga kesulitan untuk memintanya pergi.

Faktanya, Kouzuke-san tidak pernah bicara banyak hingga tahun lalu, tapi bukan artinya jika sifatnya bisa tiba-tiba berubah menjadi cerewet seperti ini. Tahun lalu dia masih menahan diri karena ada Mayumi di sini.

Mungkin dia menahan diri di depan Mayumi bukan karena alasan pribadi, tapi mungkin dia lebih merasa segan pada nama Saegusa yang menjadi salah satu anggota 10 Master Clan.

Kouzuke-san juga tidak bersikap ramah pada penyihir hanya karena niat baik tanpa mengharap balasan apapun. Dia memang tidak membenci mereka, tapi sebagai seorang politisi, dia bersedia melindungi para penyihir agar dia bisa menggunakan kekuatan mereka untuk kegiatan politiknya di masa depan. Kouzuke dan para penyihir memiliki hubungan kerjasama, karena itu dia harus menahan diri di depan 10 Master Clan yang dipandang sebagai puncak para penyihir Jepang.

Jika Miyuki membuka hubungannya dengan klan Yotsuba kepada publik, Kouzuke mungkin hanya akan menunjukkan senyum kecut dan pergi begitu saja. Nama Yotsuba memiliki impact lebih besar dibandingkan dengan Saegusa. Saegusa mungkin memiliki nilai politis lebih tinggi, tapi Yotsuba bisa melampauinya hanya dengan rasa takut.

Namun begitu, Miyuki hanya diperbolehkan menggunakan nama Shiba dan bukan Yotsuba. Karena itu, meski sekarang dia hampir mencapai batas kesabarannya, dia tidak ingin bergantung pada kekuatan Yotsuba hanya untuk menangani masalah kecil seperti ini.

Yang menyelamatkannya dari masalah dan rasa kesal karena tidak bisa melakukan apapun bukanlah Yotsuba, tapi Saegusa.

"Halo, Kouzuke-san."

Kouzuke berbalik saat mendengar namanya dipanggil, kemudian dia bisa melihat Mayumi yang sedang tersenyum. Laki-laki itu pun langsung mundur saat melihat wanita itu.

"Terima kasih sudah datang lagi tahun ini. Saya tahu betapa 'sibuknya' anda."

"Hari ini harus dirayakan, untuk semua anak-anak muda berbakat yang akan meneruskan negara ini di masa depan. Aku harusnya berterima kasih kepadamu... undangan ini adalah sebuah kehormatan bagiku."

Saat Mayumi menyapanya dengan nada sopan (yang terdengar tidak terlalu kaku dan terlalu formal), Kouzuke langsung terlihat ingin cepat-cepat pergi dari sana. Dia tidak akan bisa menjadi seorang menteri jika tidak tahu arti kata 'sibuk' yang barusan dikatakan Mayumi. Mungkin ada beberapa politisi yang tidak sensitif... tapi mereka tidak boleh menjadi orang bodoh.

"Ngomong-ngomong, apa yang membawamu kemari, Mayumi? Menemani adik-adikmu?" tanya Kouzuke sambil melirik Kasumi dan Izumi yang sedang berdiri di belakang Mayumi. Dia mengalihkan pembicaraan sedemikian rupa agar terdengar alami, sekalian persiapan agar dia bisa kabur dari sini.

"Ya. Kedua orang tua kami lumayan jahat sampai tega berkata jika mereka tidak bisa meluangkan waktu untuk hari ini."

"Hahaha." tawa Kouzuke terdengar sangat kaku, tapi di wajahnya muncul sebuah senyuman bersahabat. "Yah, mereka juga orang sibuk."

"Kazu, Izu, beri salam."

Entah karena dia sudah puas dengan guyonannya atau mungkin dia karena dia tidak mau melanjutkan pembicaraan ini, Mayumi pun berbalik ke arah adik-adiknya.

"Senang bertemu anda setelah sekian lama, Kouzuke-san."

"Saya benar-benar minta maaf... sudah lama kita tidak bertemu."

Setelah mendapat perintah dari sang kakak, mereka pun memberi salam pada Kouzuke. Kasumi melakukannya dengan cepat sedangkan Izumi terdengar lebih sopan daripada adik kembarnya.

Sapaan mereka adalah kesempatan bagus untuk Kouzuke. "Tidak, tidak. Aku yakin kalian pasti sibuk dengan pelajaran dan ujian, kalian tidak perlu khawatir. Aku harap semuanya berjalan lancar selama kalian bersekolah di sini."

"Terima kasih, Kouzuke-san."

"Kami akan mengingat nasihat anda."

Kasumi dan Izumi membungkukkan punggung mereka. Kouzuke tidak melepaskan kesempatan ini.

"Aku berharap banyak kepada kalian berdua. Kalau begitu, Mayumi, aku harus undur diri."

Setelah itu Kouzuke pergi begitu saja.

Dan Mayumi sama sekali tidak mengatakan apa-apa pada laki-laki itu.

 

"Miyuki-san, apa kau baik-baik saja?"

"Ya, dan terima kasih Saegusa-senpai."

Saat Mayumi tersenyum ramah ke arahnya, Miyuki juga membalasnya dengan senyum lembut. Semua mata dan telinga para guru masih mengarah kepada mereka. Mereka berpendapat jika perkataan Mayumi adalah tanda jika Kouzuke-san sudah melakukan sesuatu yang membuat mantan murid mereka itu merasa kesal.

Meskipun begitu, Miyuki tidak perduli dengan semua perkataan dari para guru. Dia hanya bersikap seperti ini agar tidak ada orang lain yang bisa mendapatkan keuntungan darinya, sikap ini sudah menjadi kebiasaan untuk Miyuki jadi dia bisa melakukannya tanpa sadar. Selama masalah ini tidak melibatkan Tatsuya, topengnya tidak akan bisa ditembus dengan mudah, sama seperti rompi anti peluru yang terbuat dari poly-paraphenylene terephthalamide (Kevlar).

Kau harus memiliki mata super tajam dan teliti untuk bisa melihat ke dalam topeng Miyuki yang lebih tebal dan kuat daripada besi. Setidaknya, gadis SMA biasa tidak akan bisa melakukannya. Bahkan jika siswi itu adalah keturunan langsung dari 10 Master Clan yang sudah terbiasa dengan para rubah dan tanuki. Bagi kebanyakan orang, Miyuki yang terlihat berusaha keras menahan emosinya terlihat sangat anggun dan elegan, dia benar-benar terlihat seperti Yamato Nadeshiko yang sempurna.

"Izu?"

Setidaknya itu adalah Miyuki yang dilihat oleh Izumi. Izumi merasa terpesona dan seluruh perhatiannya seperti sudah dicuri oleh Miyuki.

"Izumi? Hei, Izumi!?"

"Ya?" jawabnya saat menerima sikutan Kasumi. Dia akhirnya sadar jika Mayumi sedang memanggilnya.

"Apa kau tidak melupakan sesuatu? Jadilah anak baik dan sapa Miyuki-san."

Kata-kata sang kakak masuk ke dalam kesadaran Izumi, dan dia menolehkan wajahnya dengan perlahan ke arah Miyuki. Miyuki menatapnya dengan sedikit bingung, tapi dia masih tersenyum lembut ke arah Izumi.

Dia seperti seorang dewi...

Tentu saja Izumi tidak pernah bertemu dengan seorang dewi sungguhan. Tapi di mata Izumi, Miyuki seperti sebuah sosok yang berada jauh dari kenyataan, tentu saja otaknya akan berpikir seperti itu dalam sekejap. Kakaknya, Mayumi adalah wanita yang sangat cantik, dan dia juga berpikir jika Kasumi juga punya poin imutnya sendiri, pendapat seperti ini pasti akan membuatnya dicap sebagai orang narsis. Tapi ini adalah kali pertama dirinya bertemu dengan gadis secantik dan seanggun Miyuki. Bagi Izumi, Miyuki adalah sosok ideal seorang wanita yang ingin dicapai olehnya.

"Namaku Izumi Saegusa. Maaf tapi, bisakah aku memanggilmu Miyuki-senpai?"

"Ya, aku tidak keberatan."

Mata Izumi langsung terlihat berkabut seakan ada panas yang tiba-tiba masuk ke sana, dan suaranya terdengar sedikit aneh. Perubahan ini bahkan membuat Mayumi dan Kasumi merasa khawatir, tapi Miyuki hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum lembut ke arah Izumi.

"Miyuki-senpai, aku sudah melihat aksimu di kompetisi 9 sekolah. Kau benar-benar sangat menakjubkan."

"Terima kasih."

Miyuki menerima tatapan kagum Izumi layaknya seorang kakak kelas yang baik.

"Tapi, sekarang saat aku melihatmu secara langsung, aku bisa bilang jika kau ratusan kali lebih cantik daripada saat aku melihatmu dari tribun."

"Be-begitukah?"

Miyuki merasa terkejut saat menerima tatapan penuh emosi dari Izumi yang tiba-tiba berubah menjadi tatapan seorang penggemar berani mati.

"Aku tidak percaya aku bisa bersekolah di sekolah yang sama dengan Miyuki-senpai... aku sangat terharu."

"Izu, kau kenapa?"




Komentar

Postingan Populer