I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 160

Disclaimer: this novel is not mine.

PS: I can't read Japanese, so I'm translating from the MTL. So sorry if there is an awkward sentence throughout the entire chapter 😅

🐱🐱🐱

Ternyata mataku memang bagus.

Di depanku, Jane tertawa pada gadis berambut lilac itu. "Apa yang sedang kau bicarakan? Bukannya kau bilang kau kagum dengan orang ini?"

... Sepertinya yang membuat Jane rusak hingga separah ini adalah aku. Tapi aku sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah yang sekarang sedang terjadi di tempat ini.

Jane mengarahkan pisaunya kepada gadis itu dan berusaha menusuknya. Oh, itu sudah menjadi tindakan kriminal. Apa yang akan dilakukan  gadis itu dalam situasi seperti ini?

Aku ingin melihatnya, karena itu aku menatap semua reaksi si gadis lilac dengan seksama.

Mata gadis lilac itu terbuka lebar... Di depannya Jane melaju dengan cepat, tapi momentumnya berhenti saat gunting itu sudah berada di depan targetnya.

"Hiii!" teriak si gadis lilac.

"Apa yang akan kau lakukan?"tanya Gilles sambil menatapku.

"Jangan menatapku seperti itu dan jangan berharap apapun dariku. Lagipula Jane tidak akan bisa melakukannya."

Kata-kataku bergaung lumayan keras di dalam kafetaria yang senyap ini. Saat gadis lilac itu mendengarnya, dia hanya bisa menatapku dengan tatapan putus asa dan ketakutan.

Meski kau menatapku seperti itu, apa yang bisa kulakukan? Aku ini wanita jahat, kau tahu?

"Sepertinya dia menangis karena merasa kau tolak, Alicia."

"Meski begitu aku tetap tidak akan melakukan apa-apa."

"Ya? Begitu juga tidak apa-apa."

... Apa-apaan sikap Gilles ini? Sejak kapan diabisa menunjukkan tatapan seperti itu?

Ah, semakin dewasa aku, rasanya aku juga semakin tidak tahu malu. Tapi Gilles...

"Apa kau mau aku memotong lebih banyak rambut?" tanya Jane dengan tawa gilanya.

Ya... itu adalah mata para kriminal.

Gadis lilac itu hanya bisa diam sambil menangis. Kemana perginya semua keberanian yang dia tunjukkan tadi? Yah, siapa saja pasti akan merasa sangat ketakutan saat ada seseorang yang berlari ke arah mereka sambil menghunuskan gunting tajam, iya kan?

Maksudku, semua orang yang ada di sini cuma menonton. Padahal mereka bisa menghentikan jane...

Ya, kau benar. Aku tidak mau menyaksikannya... Aku menyukai sifat Liz-san yang selalu menolong siapapun karena aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong mereka. Karena itu aku sering berbicara tentang orang lain. Kau harus berhenti melakukannya*...
(note: not really sure about this paragraph)

Aku menjadi semakin marah saat memikirkannya. Apa aku benar-benar menilai situasi ini dengan tepat di tengah banyak orang seperti ini?

Aku tidak mau bersikap asal-asalan. Aku dan memang suka dengan kata keadilan, dan aku yakin banyak sekali keluarga bangsawan yang selalu berceramah soal hal-hal seperti itu... tapi aku kaget saat melihat tidak ada satupun dari mereka yang menegakkan kata-kata itu. Mereka ini bangsawan kan? Mereka bukan pemuda pemudi biasa yang tidak punya kekuatan super (sihir).

"Brengsek."

Seluruh kafetaria yang tadinya agak riuh rendah langsung senyap saat mendengar kata-kataku.

Mungkin ini kalipertamanya mereka mendengar seorang nona muda dari 5 keluarga utama menggunakan kata sekasar ini. Ah, responku ini pasti masuk dalam buku sejarah.

Lakukan apa yang mau kau lakukan, wanita jahat memang selalubermulut kasar, iya kan.

Jane hanya menatapku dengan mata terbelalak, sedangkan gadis lilac yang ada di sampingnya hanya bisa terpaku di tempat saat aku menatapnya tajam.

Yah... aku menghargai keberanianmu karena sudah melawan jane dalam situasi seperti ini. Beberapa saat kemudian aku bisa merasakan Gilles yang semakin menjauh dariku, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku yakin jika sebentar lagi aku pasti bisa menggunakan sihir di atas level 90. Jika ada orang yang tahu soal itu, mereka pasti tidak akan cari masalah lagi denganku. Aku memang tidak bisa mengalahkan Liz-san, tapi aku masih bisa mengalahkan Jane.

Aku mengabaikan Gilles yang mulai menyeringai lebar.

"Aku tidak suka menggunakan kekuatanku... tapi jangan salahkan aku jika kau sampai terbunuh hari ini."

Jane terlihat sedikit ketakutan saat mendengarkan kata-kataku.

Aku tidak suka menggunakan kekuatanku untuk masalah seperti ini, tapi kurasa kadang hal ini memang diperlukan.

"Yah.... tidak peduli apapun yang kulakukan, aku adalah putri tertua dari 5 keluarga bangsawan utama, keluarga Williams. Kalian tidak akan bisa melawanku."

Aku pun menjentikkan jariku sambil menyeringai buas ke arah Jane.





Komentar

Postingan Populer