Mahouka Volume 12 Chapter 5 Part 4

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

🌺🌺🌺

"Apa nanti ada gladi resik sepulang sekolah?" tanya Mikihiko dengan sopan karena ada beberapa kakak kelas di ruangan itu. Mikihiko menanyakan hal ini meski dia tidak terlibat langsung dalam proses persiapannya.

"Daripada disebut gladi resik, mungkin lebih tepat jika disebut rapat." jawab Miyuki dengan nada sopan. "Hanya ada 2 kali gladi resik yang dilakukan, pertama saat libur musim semi dan satunya lagi tepat sebelum acara dimulai. Meski begitu, kita hanya akan memastikan susunan acaranya saja. Perwakilan murid baru tidak akan membaca teks apapun."

"Apa tahun lalu juga begitu?" tanya Shizuku.

"Ya." jawab Miyuki. Dia adalah perwakilan murid baru tahun lalu."Tunggu, benarkah? Sepertinya tidak begitu." kata Kanon dengan terkejut. Gadis itu melanjutkan. "Saat tahun kami situasinya sangat bu.. sulit. Jadi kupikir osis dan sekolah akan menambah porsi latihan."

"Yah... saat itu memang sangat buruk..."

Kanon berusaha mengubah kata-katanya di detik terakhir, tapi sepertinya semua itu sudah terlambat. Azusa yang menjadi wakil murid tahun itu sekarang merasa sangat kecewa.

"K-kau hanya terlalu gugup, Nakajou." kata Isori dengan hati-hati. Dia berusaha memperbaiki kesalahan tunangannya. "Itu bukan sesuatu yang aneh."

Tatsuya yang mengerti maksud dari kata-kata Isori langsung melindungi Miyuki sebelum gadis itu merasa lebih canggung. "Tentu saja. Bahkan Miyuki juga merasakan demam panggung."

"Oh, oniisama. Aku bisa memastikan jika saat itu aku merasa sangat gugup."

Miyuki menimpali perkataan Tatsuya di saat yang tepat. Gadis itu meletakkan tangannya di atas tangan Tatsuya yang ada di atas pahanya. Dia lalu mendekatkan badannya dan menatap wajah sang kakak dari dekat. Tatsuya tersenyum saat melihat wajah jengkel sang adik, karena itu dia menepuk kepala Miyuki dengan lembut dan mendorongnya pelan agar kembali duduk di posisi semula. Miyuki mengeluarkan suara 'ah' pelan dan menatap Tatsuya dengan malu-malu. Di sisi lain Shizuku menyikut Honoka (yang wajahnya sedang membeku karena kaget) yang ada di sebelahnya, sedangkan Kanon hanya memasang wajah lelah dan menyamankan dirinya dengan cara memeluk Isori.

Mikihiko berdehem dengan sengaja dan berhasil mengembalikan suasana menjadi seperti sedia kala, wajahnya terlihat kaku. Tatsuya lalu berkata kepadanya seakan tidak ada apa-apa yang terjadi antara dengannya dan Miyuki. "Sebenarnya Miyuki dan aku belum pernah bertemu dengan wakil murid untuk tahun ini." ucapnya.

"Lagipula pihak sekolah yang mengurusi semua persiapan penyambutan murid baru." jelas Isori yang lebih tahu soal masalah ini daripada Tatsuya. "Mereka menghargai autonomi murid, tapi acara penting yang mendatangkan banyak orang adalah cerita lain. Namun osis akan tetap mengurusi masalah yang berhubungan dengan para murid yang sudah terdaftar.

"Apa itu karena... murid baru belum dianggap sebagai murid sini?"

"Bukan begitu, Mikihiko. Kurasa kau berpikir terlalu jauh."

Mikihiko mungkin tidak bermaksud seperti itu, dia hanya ingin agar percakapan ini terus berlanjut, akan tetapi Tatsuya malah men-skak nya dari awal. Isori terlihat iri dengan hubungan akrab antara Tatsuya dan Mikihiko, tapi mungkin itu hanya ilusinya semata.

"Aku tidak tahu apa alasannya. Semua itu hanya kesimpulan yang kuambil setelah melihat apa yang terjadi." kata Isori sambil tersenyum. "Nakajou, kau sudah bertemu dengannya kan?"

Kanon menyela. "Kau sudah bertemu dengan Shippou-kun?"

Saat menerima tatapan penuh rasa ingin tahu seperti itu, Azusa pun berusaha mengingat. "Ya... dia terlihat sangat... termotivasi."

Agaknya ketua osis tidak mau mengatakan hal buruk soal wakil murid baru tahun ini.

"Maksudmu ambisius?" tanya Kanon terus terang. Jika dilihat dari senyum kecut di wajah Azusa, sepertinya pertanyaan Kanon ada benarnya.

XXX

Ruang makan, setelah makan malam.

Miyuki menyerahkan tugas cuci piring kepada Minami dan mulai menyiapkan kopi untuk Tatsuya. Gadis itu lalu meletakkan cangkir di meja dan duduk di sebelah sang kakak.

"Karena dia dari keluarga Shippou dan anak tertua mereka, aku bisa paham kenapa dia sangat berambisi." kata Tatsuya yang mencoba menenangkan Miyuki.

"Oniisama, kenapa kau tiba-tiba membicarakan Shippou-kun?"

Miyuki meletakkan tangannya di atas pangkuan, postur tubuhnya terlihat sopan dan sesuai dengan etiket para nona muda dari keluarga terpandang. Gadis itu juga memiringkan kepalanya tanda jika dia sedang merasa kebingungan. Tapi semua itu tidak cukup untuk menipu Tatsuya.

"Tapi itu tidak berarti jika kita boleh lengah kepadanya. Kau tidak perlu bertarung atau menjadi terlalu dekat dengannya."

"Aku tidak akan pernah bertarung dengan siapapun." kata Miyuki kesal sambil menggembungkan pipinya. Dia menunjukkan ekspresi itu dengan bebas karena mereka tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Pertemuan pertama antara Miyuki dan anak tertua keluarga Shippou tidak berjalan semulus yang mereka harapkan.

Miyuki tidak pernah berencana untuk membuat adik kelas barunya itu marah, tentu saja. Awalnya dia mencoba untuk bersikap ramah kepadanya, tapi...

"Namaku Tatsuya Shiba, wakil ketua osis. Senang berkenalan denganmu, Shippou."

... Kesannya sangat berbeda ketika Tatsuya berkenalan dengan Isori.

"Namaku Takuma Shippou. Senang berkenalan denganmu."

Pemuda itu menekankan nama keluarganya, tapi pilihan katanya masih bisa dimaklumi meski sifatnya bisa dikatakan tidak sopan. Takuma sama sekali tidak menatap wajah Tatsuya--dia sedang menatap emblem yang ada di dada kiri Tatsuya.

"... Shippou-kun?" tanya Azusa pelan.

Takuma akhirnya kembali dari lamunannya. Dia menunjukkan senyum kaku dan berkata, "Maaf. Aku hanya tidak mengenali emblem yang ada di seragam Shiba-senpai."

Setelah mendengar alasan itu Azusa berkata, "Oh, aku mengerti." Dan kemudian gadis mungil itu mengangguk. "Itu adalah emblem dari jurusan magical engineering yang baru dibentuk tahun ini."

"Aku mengerti." kata Takuma santai. Sepertinya dia sama sekali tidak menaruh minat dengan emblem itu ataupun penjelasan dari Azusa.


<<<Previous     Daftar Isi     Next>>>

Komentar

Postingan Populer