I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 159

 Disclaimer: This novel isn't mine.

🐈🐈🐈🐈

Para murid membuat jalan untukku, jadi aku bisa langsung menuju ke bagian pusat dari semua keributan ini.

Aku berasa menjadi seorang ratu sekarang.

Tidak ada yang menyapa atau berteriak ke arahku. Mereka semua hanya menatapku dengan tajam.

Ah, inikah rasanya menjadi pusat perhatian semua orang? Jika kau berpikir semua orang memperhatikanmu, sikapmu juga akan menyesuaikan.

"Oh." itu kata pertama yang keluar dari mulutku saat aku sampai di TKP.

... Apa itu rambut?

Yang pertama kali kulihat setelah menginjakkan kaki di tengah semua keributan ini adalah rambut berwarna lilac yang bertebaran di lantai.

Warna rambut yang sangat indah.

"Akhirnya tokoh utamanya datang."

Tiba-tiba aku mendengar suara serak yang agak familiar. Saat aku menoleh ke arah suara itu... Ah, itu Jane. Sudah lama tidak bertemu.

Hidung yang dulu kupatahkan sekarang sudah sembuh total. Apa dia menggunakan sihir penyembuh untuk itu? Untunglah nona murid teladan masih hidup dengan sehat.

"Kau kelihatan baik-baik saja, Jane."

Saat aku mengatakannya, Jane malah mengernyitkan alisnya.

"Oh, kau tahu namaku. Rasanya menjijikkan saat mendengarmu memanggil namaku seperti itu."

Sepertinya aku sangat dibenci oleh gadis itu.

Ya, benar. Di hari pertamaku kembali ke akademi, aku langsung mendaratkan pukulanku di wajah gadis ini dan membuatnya terbang sejauh beberapa meter.

"Kau terlihat seperti kodok setelah menerima pukulan dariku." kataku dengan nada mengejek.

Aku cukup berani untuk menggunakan kata-kata kasar saat berbicara denganmu, Jane. Lagipula aku adalah wanita jahat di sini. Jika melihat situasi yang ada di sini, sepertinya pertarunganku denganmu belum selesai. Sepertinya kau sedang mencoba membalas dendam kepadaku, iya kan.

"Kurasa dia tidak mau bertarung denganmu." bisik Gilles kepadaku.

... Apa perkiraanku salah? Aku menatap Jane sekilas.

"Mungkin gadis itu lah masalahnya?" ucap Gilles sambil menunjuk seorang gadis yang ada di belakang Jane.

Aku mengarahkan pandanganku ke titik yang di tunjuk oleh Gilles. Di sana ada seorang murid yang sedang terduduk di lantai. Oh... dia pemilik rambut lilac yang bertebaran di lantai.

"Keadaan yang cukup menyedihkan." kataku.

"Sepertinya rambutnya dipotong paksa di sini." timpal Gilles.

"Tapi kenapa..."

Tidak peduli berapa kali aku memutar otak, aku tidak mengerti kenapa Jane memotong rambut gadis itu di sini. Gilles juga sepertinya tidak tahu apa-apa, sama sepertiku.

"Aku akan memberitahumu. Semua ini karena dia ingin bertemu denganmu. Kau punya rambut panjang yang indah dan bercahaya..." ucapnya sambil menatapku, lalu dia berbalik dan menatap si gadis lilac dan berkata "Sepertinya kau juga suka rambut panjang yang mengerikan itu."

Penjelasanmu sungguh detail, hebat sekali. Bahkan kau sampai susah-susah menyebutkan kualitas rambutku.

"Jadi?" tanyaku padanya. Sesaat setelah itu Jane tertawa dengan sangat keras.

... Aku merinding saat mendengar suara tawanya yang mirip dengan tawa gila seorang pembunuh.

"Berpihak kepadamu dan ingin menemuimu adalah sebuah kesalahan! Karena itu aku memotong rambutnya dengan pisau ini! Dia berteriak kepadaku! 'Aku ingin bertemu denganya!' Karena itu aku melakukan semua ini!" Setelah berteriak, Jane menatap gadis berambut lilac yang sedang terduduk di lantai.

Sepertinya, setelah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Jane, dia menjadi seseorang yang lebih berbahaya. Apa ini karena aku memukulnya...?

"Jadi kenapa kau ingin aku datang ke tempat ini?"

"Kau sudah membuatnya terlihat sangat menyedihkan seperti ini, tapi kau tidak bisa memikirkan sesuatu?" tanya Jane dengan nada dingin kepadaku.

"Tidak." jawabku cepat. Udara di sekitarku langsung berubah saat aku mengatakannya. Oooh... aku tahu ini. Mereka semua menyalahkanku.

Jane membuka mulutnya dan mulai berbicara. Matanya membelalak ke arahku.

"Kau benar-benar jahat."

"...Maaf. Aku tidak mengenalnya dan aku tidak tertarik dengan orang lemah." balasku.

"Bukannya semua ini salahmu?" tanyanya lagi.

"Ini bukan salahku. Ini semua salahmu, Jane." jawabku.

"Kau yang membuatku melakukan semua ini!" teriak Jane dengan nada tidak sabar.

... Sepertinya dia jadi rusak setelah menerima pukulan dariku. Tapi aku tidak menyesal sudah melakukan hal itu.

"Ya. Kau yang memotong rambut berhargaku." tiba-tiba gadis lilac itu mengatakan sesuatu.

Oh, suaranya merdu juga.

Aku langsung menatap gadis yang selama ini berada di belakang Jane. Gadis itu berdiri dan menatap Jane.

Tatapannya terlihat sangat tajam dan tanpa ampun. Kecuali penampilannya yang berantakan, sikap dan pembawaannya terlihat elegan.

"Dia benar-benar ingin bertemu denganmu, Alicia." ucap Gilles.

"Begitukah."

"Ya. Dia kagum dengan caramu bertahan dan menatap balik orang itu. Kudengar dia berkata pada Jane jika dia ingin diakui olehmu." ucap Gilles sambil menatap gadis itu.

Aku menatap rambut lilac yang bertebaran di lantai.

... Sepertinya ada anak menarik yang muncul.





Komentar

Postingan Populer