I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 215

 Disclaimer: novel ini bukan punya saya.

🍎🍎🍎🍎🍎

… Apa katamu barusan?

Apa aku salah dengar? Apa kepalamu masih baik-baik saja?”

“Laki-laki yang berani melawan singa seharusnya tidak masalah telanjang di depanku, iya kan?”*
*) di MTL tulisannya wanita, tapi karena si pangeran pura-pura nggak tahu kalau Alicia itu cewek, jadi saya rasa dia bakal bilang kayak gini.

Pancing Victor sambil menyeringai ke arahku.

Tunggu, tunggu. Memangnya kau siapa sampai memintaku telanjang disini… tidak ada yang boleh melihatku telanjang, lagipula gelar nona mudaku juga belum dicabut.

“Kenapa kau kelihatan ragu begitu? Bukannya kau ini laki-laki?” tanyanya.

“Kalau kau mengatakannya dengan mendadak seperti ini, aku juga pasti meragukan perintahmu itu, pangeran.” Jawabku.

Kalau kau merasa marah disini, semuanya akan berakhir Alicia. Kau harus bertahan.

Victor menghela nafas sekali lagi saat mendengarkan jawabanku, wajahnya terlihat khawatir.

“Apa yang akan kau lakukan soal mandi? Bagaimana jika kau dilempar ke sebuah pemandian yang dipenuhi laki-laki?

“Apa maksudmu?”

“Tidak mungkin… apa kau berencana tidak mandi selama ada di sini? Padahal kau sebau ini?”

Aku tersadar saat mendengarnya.

“Para prajurit biasanya mandi bersama di sebuah pemandian besar.”

“Aku bukan prajurit.”

“Oh, ya. Sekarang kau ini hanya budak. Prajurit adalah pekerjaan impian di sini dan ayahku membawamu ke sini untuk dijadikan salah satu dari mereka.”

Aku tidak pernah mendengar soal itu. Aku bahkan tidak pernah mendengar raja berkata seperti itu padaku.

Aku harus menghentikan percakan ini bagaimanapun caranya… aku tidak mungkin bisa menjadi prajurit di sini.

“Aku akan minta mandi di lain waktu… Ah, kenapa kau peduli dengan anak ingusan sepertiku?

Saat aku bertanya seperti itu, Victor hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Setelah semua yang terjadi, kupikir aku akan diperlakukan lebih kejam dari arena itu.

Aku berpikir jika aku akan diberi cap yang hanya diberikan pada para budak, dirantai dengan bola besi yang berat, dan lain sebagainya.

“Hati-hati. Orang aneh sepertimu akan mudah mendapat perhatian orang lain.”

Kata-katanya ada benarnya.

Meski mereka memungutku dari arena, kemungkinan besar orang-orang yang ada di sini hanya akan menganggapku mata-mata dari negara lain. Dan faktanya aku memang seorang mata-mata.

“Apa kau mengerti?” tanyanya.

Aku tidak menjawab selama beberapa detik dan kemudian dia berkata, “… Ya sudahlah. Cepat pergi.”

“Kamar mandinya di mana?” tanyaku.

“Hah?... Oh, kau ini benar-benar menyusahkan. Ikuti aku.” Ucap Victor sambil berjalan keluar ruangan. Wajahnya terlihat suram.

Kenapa kau tidak menyuruh prajurit di luar untuk memanduku? Pikirku sambil mengikutinya dari belakang.

+++

“Ini kamar mandinya. Aku akan berjaga, jadi mandi dengan cepat. Kuberi waktu 5 menit.”

Oh, bau disini wangi juga. Pemandian di istana memang top.

“Kenapa aku harus melakukan semua ini hanya untuk anak ingusan sepertimu?”

Dia memang selalu mengeluh, tapi… sepertinya dia orang yang sangat baik!

“Terima kasih.”

Aku mengucapkan terima kasih padanya dan langsung pergi ke dalam kamar mandi.

+++

… Bukannya ini terlalu besar?

Aku bisa melihat pemandian umum yang ada di belakang ruang ganti. Kira-kira tempat itu muat untuk berapa orang? Bukannya tempat ini terlalu mewah?

Aku mulai membersihkan semua kotoran yang menempel di tubuh dan rambutku. Karena pada dasarnya aku memang punya rambut yang bagus, bilasan air sudah cukup untuk membuatnya kembali lembut. Aku bahkan bisa melihat air yang mulai menghitam di bawah kakiku.

Kotornya… ternyata aku tampil di depan pangeran dengan penampilan sekotor itu…. Rasanya aku jadi ingin memuji diri sendiri.


Chapter 214     Daftar Isi     Chapter 216


Komentar

Postingan Populer