I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 215
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
πππππ
… Apa katamu barusan?
Apa aku salah dengar? Apa kepalamu masih baik-baik saja?”
“Laki-laki yang berani melawan singa seharusnya tidak
masalah telanjang di depanku, iya kan?”*
*) di MTL tulisannya wanita, tapi karena si
pangeran pura-pura nggak tahu kalau Alicia itu cewek, jadi saya rasa dia bakal
bilang kayak gini.
Pancing Victor sambil menyeringai ke arahku.
Tunggu, tunggu. Memangnya kau siapa sampai memintaku
telanjang disini… tidak ada yang boleh melihatku telanjang, lagipula gelar nona
mudaku juga belum dicabut.
“Kenapa kau kelihatan ragu begitu? Bukannya kau ini
laki-laki?” tanyanya.
“Kalau kau mengatakannya dengan mendadak seperti ini, aku
juga pasti meragukan perintahmu itu, pangeran.” Jawabku.
Kalau kau merasa marah disini, semuanya akan berakhir
Alicia. Kau harus bertahan.
Victor menghela nafas sekali lagi saat mendengarkan
jawabanku, wajahnya terlihat khawatir.
“Apa yang akan kau lakukan soal mandi? Bagaimana jika kau
dilempar ke sebuah pemandian yang dipenuhi laki-laki?
“Apa maksudmu?”
“Tidak mungkin… apa kau berencana tidak mandi selama ada di
sini? Padahal kau sebau ini?”
Aku tersadar saat mendengarnya.
“Para prajurit biasanya mandi bersama di sebuah pemandian
besar.”
“Aku bukan prajurit.”
“Oh, ya. Sekarang kau ini hanya budak. Prajurit adalah
pekerjaan impian di sini dan ayahku membawamu ke sini untuk dijadikan salah
satu dari mereka.”
Aku tidak pernah mendengar soal itu. Aku bahkan tidak pernah
mendengar raja berkata seperti itu padaku.
Aku harus menghentikan percakan ini bagaimanapun caranya…
aku tidak mungkin bisa menjadi prajurit di sini.
“Aku akan minta mandi di lain waktu… Ah, kenapa kau peduli
dengan anak ingusan sepertiku?
Saat aku bertanya seperti itu, Victor hanya bisa menggaruk
kepalanya yang tidak gatal.
Setelah semua yang terjadi, kupikir aku akan diperlakukan
lebih kejam dari arena itu.
Aku berpikir jika aku akan diberi cap yang hanya diberikan
pada para budak, dirantai dengan bola besi yang berat, dan lain sebagainya.
“Hati-hati. Orang aneh sepertimu akan mudah mendapat
perhatian orang lain.”
Kata-katanya ada benarnya.
Meski mereka memungutku dari arena, kemungkinan besar
orang-orang yang ada di sini hanya akan menganggapku mata-mata dari negara
lain. Dan faktanya aku memang seorang mata-mata.
“Apa kau mengerti?” tanyanya.
Aku tidak menjawab selama beberapa detik dan kemudian dia
berkata, “… Ya sudahlah. Cepat pergi.”
“Kamar mandinya di mana?” tanyaku.
“Hah?... Oh, kau ini benar-benar menyusahkan. Ikuti aku.”
Ucap Victor sambil berjalan keluar ruangan. Wajahnya terlihat suram.
Kenapa kau tidak menyuruh prajurit di luar untuk memanduku?
Pikirku sambil mengikutinya dari belakang.
+++
“Ini kamar mandinya. Aku akan berjaga, jadi mandi dengan
cepat. Kuberi waktu 5 menit.”
Oh, bau disini wangi juga. Pemandian di istana memang top.
“Kenapa aku harus melakukan semua ini hanya untuk anak
ingusan sepertimu?”
Dia memang selalu mengeluh, tapi… sepertinya dia orang yang
sangat baik!
“Terima kasih.”
Aku mengucapkan terima kasih padanya dan langsung pergi ke
dalam kamar mandi.
+++
… Bukannya ini terlalu besar?
Aku bisa melihat pemandian umum yang ada di belakang ruang
ganti. Kira-kira tempat itu muat untuk berapa orang? Bukannya tempat ini
terlalu mewah?
Aku mulai membersihkan semua kotoran yang menempel di tubuh
dan rambutku. Karena pada dasarnya aku memang punya rambut yang bagus, bilasan
air sudah cukup untuk membuatnya kembali lembut. Aku bahkan bisa melihat air
yang mulai menghitam di bawah kakiku.
Kotornya… ternyata aku tampil di depan pangeran dengan
penampilan sekotor itu…. Rasanya aku jadi ingin memuji diri sendiri.
Chapter 214 Daftar Isi Chapter 216
Komentar
Posting Komentar