ORV CHAPTER 18. EPISODE 4 - LINE OF HYPOCRISY (4)
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Esok paginya, aku hampir
kehabisan makanan. Jung Heewon melihat kantong kosong di depanku dengan tatapan
tidak percaya.
“Ya ampun, makanannya hampir
habis?”
“Ya.”
“Ha. Lucu sekali. Padahal
kemarin semua orang hanya menonton, tapi sekarang…”
“Tidak. Yang datang padaku
bukan dari kelompok marginal saja.”
Orang-orang yang datang di
tengah malam tidak berasal dari kelompok marginal saja.
“Kim Dokja-ssi, kau sudah
membuat pilihan yang sangat buruk.”
Diantara mereka, Cheon Inho
juga mendatanginya.
“Kau akan menyesalinya.”
Lebih dari setengah makanan
yang kumiliki dibeli oleh orang-orang dari kelompok mainstream. Tentu saja
mereka membayar semuanya.
Jung Heewon merasa marah saat
mendengar cerita itu.
“Tunggu sebentar. Jadi kelompok
mainstream kembali memonopoli semua makanan itu!?”
“Begitulah.”
“Tunggu, apa yang sedang kau
lakukan? Bukannya kau ingin melemahkan kelompok mainstream dengan cara membuat
transaksi dengan orang lain?”
Aku tidak menduga jika dia akan
berpikir seperti itu. Aku pun memberi respon dengan perasaan kagum.
“Benar juga. Itu niat awalku.
Aku ingin orang-orang bergerak dengan keinginan mereka sendiri.”
“Kalau begitu kenapa kau
menjual makanan itu pada kelompok mainstream? Kalau begitu situasinya tidak
akan berubah!”
“Tentu saja berubah. Aku sudah
mendapatkan koin.”
“Huh?”
Aku berhasil mendapatkan 1.450
koin. Jumlah yang lumayan besar untuk satu malam.
“Tunggu… apa yang kau pikirkan
Dokja-ssi? Sangah-ssi, apa kau bisa mempercayai orang ini?”
Yoo Sangah berjengit saat
namanya tiba-tiba disebut, tapi kemudian dia tersenyum.
“Aku percaya padanya.”
Aku merasa seperti mendapat
sebuah beban saat mendengarnya.
“Dokja-ssi, apa kau punya cukup
makanan untuk dirimu sendiri?”
“Tidak. Aku menjual semuanya.”
Mulut Jung Heewon terbuka lebar
karena dia merasa tidak percaya. Saat itu seseorang tiba-tiba menoel pipiku.
Aku menggerakkan kepalaku dan melihat ada sebuah biskuit di depanku.
“Huh? Kau ingin aku
memakannya?”
angguk, angguk. Kepala itu
bergerak dengan imut. Aku tersenyum, mengambil biskuit itu dan memasukkannya ke
dalam mulut Lee Gilyoung.
“Aku tidak apa-apa. Kau saja
yang makan. Ah, aku harus bilang sesuatu… semuanya, apa kalian masih punya sisa
makanan yang kalian makan kemarin?”
“Ya, aku masih ada.”
“Masih ada satu gigit yang
tersisa.”
“Kenapa? Kau mau membelinya
kembali? Aku akan menjualnya.” Jung Heewon mengatakannya sambil menggodaku.
“Tidak. Kau harus memakannya
sekarang.”
“Huh?”
“Makan semuanya hari ini. Kau
harus melakukannya.” ucapku sekali lagi. “Kalau tidak, kau akan menyesalinya.”
“Kenapa… tunggu. Tunggu
sebentar. Sangah-ssi, apa yang kau lakukan? Kenapa kau menuruti perkataannya?”
“Pasti ada alasan kenapa
Dokja-ssi berkata seperti itu.”
Yoo Sangah tersenyum manis dan
membuka bungkus biskuitnya. Lee Hyunsung awalnya terlihat bingung, tapi dia
juga memakan makanannya. Sementara itu, Lee Gilyoung sudah memakannya sesaat
setelah aku mengatakannya. Dia memang penurut.
“Ah, baiklah… Aku akan
menyisakan sebungkus.”
“Itu adalah pilihanmu.”
“Aku mengendikkan bahu saat
merndengar jawaban Jung Heewon. Jika dia menyesal besok, itu adalah hasil dari
pilihannya sendiri.
Saat waktu makan siang,
kelompok mainstream membuat sebuah pengumuman besar. Cheon Inho berdiri di atas
panggung, memanggil semua orang, dan kemudian berkata.
“Kami akan membatasi makanan
mulai saat ini. Setiap orang hanya akan mendapatkan 3 biskuit saja. Kemudian…”
Orang-orang merasa sangat kesal
sebelum Cheon Inho selesai memberikan pengumuman.
“Apa? Hanya 3 biskuit?
Bagaimana kami bisa hidup hanya dengan itu?”
“Benar! Bukankah ada orang yang
bertugas untuk mendapatkan makanan di luar sana? Kau pikir kami tidak tahu!?”
Meski dia dihujat banyak orang,
Cheon Inho hanya tersenyum ramah.
“Kata-katamu memang benar. Ya,
kami keluar setiap hari untuk mencari makanan. Jika kau ingin makanan, silahkan
mendaftar agar kalian bisa ikut serta.”
“Hanya sedikit orang yang
kembali saat mencari makanan! Hanya anggota elompok Cheoldoo yang selalu
kembali dengan selamat!”
“Apa kau mau kami mati!?”
Cheon Inho tetap tenang meski
orang-orang di depannya mulai bersikap kasar.
“Orang-orang itu hanya tidak
beruntung saja. Kalian semua tahu kan betapa bahayanya dunia di atas sana.
Kenapa kalian tidak mencari makanan sendiri saja jika tidak puas dengan kami?”
“I-itu…”
Orang-orang mulai menutup mulut
mereka. Jika mereka keluar sekarang, mereka akan mati. Semua orang tahu akan
hal itu.
Cheon Inho pun melanjutkan
pengumumannya.
“Ah, ada cara lain untuk
mendapatkan makanan tanpa perlu pergi mencarinya.”
“Apa itu?”
“Pertukaran. Kami bersedia
menukarkan makanan dengan benda berharga lainnya. Semua orang bisa menukarkan
sesuatu yang berbeda, benar kan?”
Tatapan mata dingin dari Cheon
Inho membuat semua orang bergidik. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang
yang datang kepadaku untuk membeli makanan.
[Karakter ‘Cheon Inho’ mengaktifkan skill Incite Lv. 2]
“Awalnya aku tidak mau
melakukan hal ini. Tapi kemarin, Kim Dokja-ssi mengatakan sesuatu yang bagus.
Benar kan, apa ada yang gratis di dunia ini? Jika kalian ingin makanan, kalian
harus menunjukkan kelayakan yang kalian miliki. Itu adalah cara yang paling
tepat. Haha, terima kasih karena sudah memberitahuku sesuatu yang bagus, Kim
Dokja-ssi.”
… Lihat itu?
Saat ini, semua orang
memfokuskan pandangan mereka kepadaku. Semua mata itu menatapku dengan rasa
benci dan kesal yang sangat kentara.
“Karena orang sialan itu…”
Orang-orang ini memang bodoh
dan tidak ingin melakukan hal yang berbahaya, kemudian Cheon Inho menggunakan
skill ‘Incite’ untuk mempengaruhi mereka. Itu adalah skill yang harus dimiliki
pemimpin kelompok. Tapi jika begini, kekesalan mereka semua akan tertuju
kepadaku.
Aku menatap Cheon Inho. Apa
yang dia lakukan sekarang terlihat imut. Setidaknya jika dibandingkan dengan
apa yang akan terjadi di stasiun Chungmuro dan stasiun Seoul.
Orang-orang yang berkumpul di
depan panggung pun mencoba bernegosiasi.
“A-aku akan membelinya dengan
koin. Berapa banyak yang kau mau?”
“200 koin.”
“Huh? Tapi aku tidak punya koin
sebanyak itu.”
“Kalau begitu pergi saja.”
200 koin untuk sebungkus makanan.
Dokkaebi saja tidak akan membeli barang semahal itu.
Salah satu anggota kelompok
Cheoldoo yang sedang menjual makanan menatapku dengan tatapan takut. Bagian
pahanya terluka dan diperban… sepertinya dia adalah salah satu orang yang
kupukuli kemarin.
“Apa aku pernah mengatakan
terima kasih kemarin?”
Aku menoleh dan melihat Jung
Heewon berdiri di dekatku.
“Kurasa aku mendengarnya.”
“Aku ingin mengatakannya sekali
lagi. Terima kasih.”
Aku ingin mengatakan sesuatu
tapi mata Jung Heewon terpaku pada anggota Cheoldoo yang kakinya terluka itu.
“Yang kakinya terluka itu, dia
adalah orang yang berusaha memperkosaku kemarin.”
“... Aku mengerti.”
“Jangan sentuh dia. Aku akan
membunuhnya dengan tanganku sendiri. Mengerti?”
Aura membunuhnya sangat luar
biasa. Apa dia dipilih oleh seorang sponsor, atau mungkin dia punya atribut
yang berkembang belakangan?
[Skill eksklusif, Character List diaktifkan.]
Aku agak khawatir saat ingin
menggunakan skill ini. Wanita ini akan mati jika aku tidak menyelamatkannya.
Apakah dia terdaftar sebagai karakter novel Cara Bertahan Hidup?
[Informasi Karakter]
[Nama: Jung Heewon
Usia: 27 tahun
Konstelasi sponsor: Tidak ada (3 konstelasi sedang menunjukkan
ketertarikan pada orang ini)
Atribut privat: Crouching Figure (General)
Skill eksklusif: Demon Slayer Lv.1, Kendo Lv.1
Stigmata: Tidak ada
Keseluruhan stat: Stamina Lv.4, Agility Lv.7, Magic power Lv.4
Evaluasi: Dia adalah ‘crouching figure’ dengan potensi yang sangat
besar. Informasi atribut belum diverifikasi karena atribut tersebut belum
berkembang.]
Untungnya, informasi mengenai
Jung Heewon muncul dalam daftarku, berbeda dengan Yoo Sangah, Lee Gilyoung, dan
Han Myungoh. Apa sebenarnya dia tidak ditinggalkan? Ngomong-ngomong, dia punya
atribut eksklusif yang menarik.
‘Crouching Figure’ (orang yang
berjongkok)
Sepertinya itu bukan atribut
yang terkenal (jika dilihat dari namanya), tapi mungkin itu adalah salah satu
dari atribut yang bisa mengalami super evolusi dalam novel Cara Bertahan Hidup.
‘Crouching Figure’ adalah atribut umum, tapi atribut itu bisa mencapai level
legendaris tergantung dari apa yang terjadi dengan pemiliknya.
Satu dari 100 orang terkuat
dari novel Cara Bertahan Hidup, the Crazy Butcher juga berevolusi dari
‘Crouching Figure’.
Jung Heewon… kupikir dia hanya
orang biasa, tapi mungkin aku akan mengajaknya menjadi salah satu companionku.
Mengembangkan skill ‘Demon
Slayer’nya mungkin akan makan banyak waktu, tapi wanita ini pasti akan menjadi
pembunuh yang hebat jika bisa berkembang dengan baik.
“Ngomong-ngomong, Dokja-ssi
terlihat sangat tenang.”
Tenang… sepertinya memang
begitu.
“Aku sudah terbiasa dengan
situasi ini dari novel.”
“Huh? Apa itu masuk akal…
Tunggu sebentar. Apa yang kau lakukan?”
Aku tidak menjawabnya dan turun
ke rel kereta. Jung Heewon ingin ikut denganku, tapi aku menghentikannya.
“Tidak apa-apa.”
Jung Heewon melompat turun dan
mendarat tidak jauh dariku.
Aku berjalan di sepanjang rel
kereta dan melihat terowongan yang menuju stasiun Yaksu. Terowongan itu
terlihat sangat gelap dan aku tidak bisa melihat apa yang ada di dalamnya. Yang
kutahu, bau yang menguar dari sana sangat tidak enak…. Ya, itu adalah bau amis
darah.
“Kau tidak akan pergi ke sana
kan?” tanya Jung Heewon.
“Para preman dan orang lainnya,
semua orang yang pergi ke sana pasti mati.”
Kata-katanya tidak salah, tapi
tidak semuanya mati. Setidaknya ada satu orang yang melalui jalan ini dan
berhasil sampai di stasiun berikutnya.
Beberapa saat kemudian kami
naik ke pinggir rel. Kami tidak pergi terlalu lama, tapi barisan orang-orang
yang sedang mengantri makanan masih terlihat panjang.
Beberapa orang yang memprotes
kebijakan kelompok mainstream dipukuli hingga babak belur sedangkan sebagian
lainnya membayar makanan dengan harga selangit itu.
Beberapa saat kemudian, Jung
Heewon melihat beberapa gadis dari kelompok marginal mencoba menyelinap ke
belakang terpal dan merasa sangat marah.
“Ah, benar-benar. Apa kau
melihatnya?”
“Iya.”
Cheon Inho berkata ‘apapun’
bisa ditukar dengan makanan. Tapi gadis-gadis itu tidak membawa apapun saat
masuk ke dalam sana.
Jung Heewon langsung melangkah
dan berkata, “Aku tidak bisa hanya melihat saja.”
“Apa yang akan kau lakukan?”
“Menghentikannya. Aku harus
memberitahu mereka agar tidak melakukan hal itu, tidak peduli apa yang terjadi
nantinya!”
“Kalau begitu, kau ingin mereka
kelaparan?”
“Apa kau hanya akan melihat
semua ini terjadi!?”
“Ya. Kurasa kau harus
melihatnya sekarang.”
“Apa maksudmu?”
Aku menerima tatapan menghina
dari Jung Heewon.
“Jung Heewon-ssi, menghentikan
para gadis itu tidak akan menyelesaikan masalah saat ini. Meski kau
menghentikan mereka sekarang, sesuatu yang sama akan terjadi lagi nanti malam.”
“... Kalau begitu aku akan
menghentikan mereka lagi. Aku akan terus menghentikan mereka.”
“Kalau begitu, bagaimana dengan
makanan mereka? Diantara mereka yang masuk ke dalam sana, ada seorang ibu dan
anak kecil. Jika anak itu mati kelaparan, apa kau akan bertanggung jawab atas
kematian anak itu?”
Jung Heewon membelalakkan
matanya. Dia menundukkan kepalanya seakan ingin menyembunyikan ekspresi yang
muncul di wajahnya.
“... Lalu apa yang bisa
kulakukan? Apa ada cara lain…”
Aku menatap Jung Heewon.
Dengan begini Jung Heewon tidak
akan bertindak impulsif. DIa adalah ‘Crouching Figure’ dengan skill ‘Demon
Slaying’. Tergantung bagaimana dia bersikap, Jung Heewon mungkin bisa
berevolusi menjadi pembunuh yang tidak kenal ampun.
“Jung Heewon-ssi, kunci dari
masalah ini adalah makanan, iya kan?”
… Benar.”
“Kalau begitu kita harus
membereskan akan masalah ini.”
“Huh…?”
Aku menatap jamku dan tidak
menjawab pertanyaannya. Ini saatnya.”
Bzzzztt.
Ya, akhirnya dia muncul. Udara
seakan terbelah dan sosok itu pun menampakkan dirinya. Teriakan mulai terdengar
di mana-mana. Dia adalah mimpi buruk dari umat manusia… sosok yang memulai
semua tragedi ini.
{Ba-bagaimana kabar kalian semua? Bukankah kalian cukup bebas
akhir-akhir ini?}
Dia adalah dokkaebi.
“Aaaaarrghh!!!”
Orang-orang mulai merasa panik
dengan kemunculan dokkaebi itu. Bahkan Jung Heewon yang terlihat berapi-api itu
sekarang berjengit saat melihatnya.
Ngomong-ngomong, dia bukan
Bihyung. Sebenarnya Bihyung adalah dokkaebi yang bertanggung jawab atas semua
channel terdekat. Tapi dokkaebi yang satu ini berbeda. DIa tidak memiliki bulu
putih seperti Bihyung. Dokkaebi yang satu ini memiliki bulu berwarna hitam.
{Te-temanku yang seharusnya mengurusi channel ini sedang menjalani
proses pendisiplinan… Ja-jadi, aku akan bertanggung jawab atas skenario ini.}
Nada malu-malu dokkaebi ini
sangat memorable.
{Ka-kalau begitu semuanya… Bu-bukankah kalian terlihat hidup dengan
santai? Bi-bihyung itu, dia pura-pura bekerja keras, tapi malah menjadikan
level kesulitan skenario ini jadi seperti ini…}
“A-apa yang kau katakan?
Katakan apa yang kau mau!”
{H-hiii! Ja-jangan marah semuanya. Ngo-ngomong-ngomong, aku datang
gara-gara kalian…}
“Gara-gara kami?”
“Ka-kalau begitu beri kami
makanan!”
{Ma-makanan? Aha… jika kau ingin makanan…}
Setelah mengatakannya, dokkaebi
itu menggerakkan tangannya.
[Penalti dari skenario ini sudah diperbarui.]
[Mulai sat ini, jumlah makanan akan dibatasi.]
[Semua makanan yang telah dikumpulkan akan menghilang.]
“U-uuh! Apa!?”
Orang-orang yang sudah
mendapatkan simpanan makanan mulai berteriak. Entah itu dari kelompok
mainstream atau marginal. Semua benda yang masuk dalam kategori ‘makanan’
langsung melayang di udara.
{He,hehe. Kalau begitu, semuanya. Kalian tidak bisa begini terus.
Ka-kalian harus memikirkan cara untuk me-menyelesaikan skenario ini.}
Blar.
Makanan kaleng, biskuit,
calorie bar, dan yang lainnya. Semua makanan yang dikumpulkan di stasiun ini
langsung hancur hanya dengan satu gerakan tangan si dokkaebi. Wajah semua orang
menjadi suram saat mereka melihat makanan mereka menghilang.
{Ka-kalian ingin makan? Kalau begitu, sampah bumi…}
Nada bicaranya tiba-tiba
berubah. Sepertinya aku tahu nama dokkaebi ini. Menurut setting asli novelnya,
ada satu dokkaebi yang bersikap seperti ini. Nadanya terdengar takut-takut,
tapi dia lebih kejam dari dokkaebi manapun.
Di kejauhan, Cheon Inho
menatapku dengan mata bingung.
{Semuanya, mari bersenang-senang mulai saat ini. Hehe..}
Setelah itu sebuah pesan muncul
di depan kami semua.
[Penalti skenario telah diperbarui.]
[‘Harga bertahan hidup’ telah diperbarui.]
[Mulai saat ini, 100 koin akan dikurangi setiap malam sebagai bentuk bayaran
dari ‘harga bertahan hidup’. Jika kau tidak bisa membayar ‘harga bertahan
hidup’, maka kau akan mati.]
[Penalti ‘harga bertahan hidup’ akan terus berjalan selama skenario
kedua belum diselesaikan.]
Aku tertawa saat membaca pesan
itu. Ya, sekarang suasanya jadi lebih mirip dengan novel Cara Bertahan Hidup
yang sebenarnya.
Chapter 17 Daftar Isi Chapter 19
Komentar
Posting Komentar