ORV CHAPTER 16. EPISODE 4 - LINE OF HYPOCRISY (2)
Disclaimer: This novel is not mine.
XXXX
Aku sering memikirkannya.
Kenapa banyak sekali ‘orang
jahat yang gampang ditebak’ dalam cerita post-apocalyptic. Semua itu pasti
karena kemalasan penulis yang berpikir jika pemerkosaan dan pencurian akan
sering terjadi dalam situasi seperti ini. Jika ‘kehancuran’ yang sebenarnya
terjadi, bukankah manusia akan berpikir dengan lebih rasional dari yang mereka
kira?
“Sepertinya dia tidak mau
menyerahkannya. Hey, cepat hajar dan bunuh dia!”
Jawabannya sekarang ada di
depanku. Aku mengamati laki-laki yang berjalan ke arahku dan juga laki-laki
yang melihatku dari kejauhan.
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menantikan pertarungan yang
adil.]
Aku menyadarinya sekali lagi.
Imajinasi manusia sangatlah klise, tapi manusia sesungguhnya lebih klise dari
imajinasi manapun.
Swiiish!
Arah serangan dan gerakan
pipa-pipa itu terlihat aneh, tapi semua itu bukan serangan yang dimaksudkan
untuk membunuh seseorang. Faktanya, efek pukulan pipa itu sama sekali tidak
sakit.
“Ji-jika kau tidak pergi, kau
akan mati di sini! Segera lenyap dari hadapanku!”
4 orang berdiri mengelilingiku.
Satu orang terlihat gemetaran sedangkan 3 orang lainnya terlihat lebih santai.
Mungkin mereka merasa percaya diri karena jumlah mereka lebih banyak dariku.
“Apa yang dilakukan bocah-bocah
itu?”
“Waaaaahh!!” Seorang laki-laki
menyerangku sambil berteriak kencang. Tubuhnya benar-benar tanpa penjagaan dan
kemudian aku mengayunkan senjataku.
Buak!
“Aaaack! Kakiku! Kakiku!”
“Bedebah!”
“Serang dia bersama-sama!”
4 laki-laki itu menyerang
bersama-sama, tapi aku sama sekali tidak merasa takut. Level kekuatan mereka
hanya di atas 5. Aku menerima serangan mereka dan menusuk mereka menggunakan
duri.
Taang! Klaang!
Buak! Duk!
Aku menusuk paha 4 laki-laki
itu hingga mereka semua jatuh ke lantai sambil berteriak keras. Meski begitu
aku tidak membunuh mereka, alasannya adalah para konstelasi hanya ingin agar
aku ‘mengalahkan’ mereka saja.
[Konstelasi dari sistem kebaikan absolut menganggukkan kepala atas
keputusan yang kau ambil.]
[Beberapa konstelasi memberimu 100 koin.]
Jika aku menjadi pembunuh, aku
mungkin bisa mendapatkan perhatian dari para konstelasi itu untuk sementara.
Tapi, hal itu tidak akan berlangsung lama. Menaikkan kepopuleran dalam waktu
singkat tidak akan memberikan hasil yang bagus untuk rencana jangka panjang.
[Skenario akan berakhir dalam 3 menit.]
Sudah 2 menit. Kalkulasi waktu
adalah hal yang sangat penting dalam skenario seperti ini.
“A-apa-apaan bajingan ini!?
Kenapa dia tidak bisa mati?”
Di saat yang sama, pemimpin
mereka yang hanya melihat dari kejauhan pun mulai melangkah maju.
“Kau kuat juga. Semuanya,
mundur. Aku akan mengurusnya sendiri.”
Cheolsoo hyungnim! Sepertinya
laki-laki ini memiliki sponsor yang kuat!”
“Baguslah. Sepertinya dia juga
punya banyak koin.”
Knuckle yang ada di kedua
tangannya terlihat hitam mengkilap. Itu bukan knuckle biasa. Apa dia menerima
senjata itu dari sponsornya?
Kreak.
Aku bisa mendengar suara tulang
bergemeletuk dari tangan itu.
[Karakter ‘Cheolsoo’ menggunakan skill Threaten.]
[Skill Treathen tidak bekerja karena perbedaan kemampuan yang terlalu
jauh.]
“Hoh, kau lumayan kuat ya? Kau
sama sekali tidak takut padaku.”
Tangan laki-laki itu bergerak
sebelum dia menyelesaikan kata-katanya. Pukulan itu mengarah ke rahangku dan
aku langsung mundur untuk menghindarinya. Laki-laki itu kemudian tersenyum.
“Bagus. Apa kau sering
olahraga?”
Meski aku tidak punya skill
footwork, semua orang bisa melakukan ini jika stat Agility mereka berada di
atas level 10. Karena aku menggunakan hampir semua sisa koinku untuk menambah
stat ku, sekarang jumlah total stat ku adalah 33.
Apa aku perlu melihat stat
orang ini?
[Skill eksklusif, Character List diaktifkan.]
[Informasi karakter]
[Nama: Bang Cheolsoo
Usia: 34 tahun
Konstelasi sponsor: Monarch of the Small Fries
Atribut privat: Assault Force Captain (General)
Skill eksklusif: Dogfight Lv. 2, Bluff Lv. 2
Stigmata: [Treathen Lv. 1]
Stat: Stamina Lv. 5, Strength Lv. 7, Agility Lv. 6, Magic Power Lv. 2.
Evaluasi keseluruhan: Preman biasa yang cukup beruntung karena bisa
mendapatkan sponsor. Dia memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan
kemampuan bertempurnya yang tidak seberapa.]
Ah… benar juga. Sekarang aku
ingat.
“Bang Cheolsoo dari grup
Cheoldoo.”
“Apa? Kau tahu siapa aku?”
“Sepertinya?”
Ingatanku tidak terlalu jelas
karena dia menghilang begitu saja di awal cerita. Tapi sekarang rasanya aku
bisa mengingat jika memang ada karakter dengan nama Bang Cheolsoo dalam novel
Cara Bertahan Hidup.
Dia adalah orang paling bodoh
di kelompok stasiun Gumho.
Sejauh yang kutahu, mereka
harusnya sudah dibunuh oleh Yoo Joonghyuk. Jadi kenapa mereka masih hidup di sini?
“Oho, apa mungkin kau termasuk
dalam kategori ‘itu’? Kau pasti sudah membunuh banyak orang. Benar kan? Ya, aku
merasa jika kita berdua itu sama.”
[Karakter ‘Bang Cheolsoo’ menggunakan skill Bluff.]
Bluff. Itu adalah skill yang
dimiliki semua penjahat. Skill itu adalah debuff bagus yang bisa melemahkan
kekuatan serangan lawan. Akan tetapi, efek skill Bluff dalam kasus ini
sepertinya berbeda.
[Skill Fourth Wall menghalau skill Bluff milik Bang Cheolsoo.]
[Rasa percaya diri dari karakter Bang Cheolsoo menurun dengan sangat
cepat.]
“Apa kau tidak menghiraukanku?
Kau ingin mati?”
bang Cheolsoo menunjukkan
kuda-kuda gulat Greco-Roman dan kemudian menyerangku. Tapi semua itu hanyalah
bluff semata. Itu karena dia tidak memiliki skill ‘Wrestling’.
“Berhenti basa-basi dan segera
serang aku.”
“Brengsek!”
Skill utama yang dimiliki Bang
Cheolsoo adalah Dogfight Lv. 2. Kekuatannya sangat rendah kecuali dia bisa
memancing lawannya untuk bertarung dengannya.
“Mati!”
Perbedaan Agility kami terlalu
jauh, jadi hampir tidak ada serangannya yang mengenaiku. Aku menatapnya kasihan.
Tidak semua konstelasi memiliki
keinginan untuk menjadikan inkarnasi mereka menjadi ‘protagonis’ dalam
skenario.
Misalnya, konstelasi Bang
Cheolsoo yang bernama ‘Monarch of the Small Fries’. Dia adalah konstelasi yang
terkenal pelit pada inkarnasinya sendiri. Dia adalah masokis yang senang
menjadikan para idiot sebagai inkarnasinya, dan dia sangat senang saat
menyaksikan inkarnasinya dihajar oleh inkarnasi lain.
itu adalah konstelasi ‘Monarch
of the Small Fries’.
[Konstelasi ‘Monarch of the Small Fries’ merasa senang.]
[Konstelasi ‘Monarch of the Small Fries’ memberimu 100 koin.]
Meski inkarnasinya sedang
dihajar habis-habisan, dia malah mendukung pihak musuh. Sebenarnya aku ingin
mengakhiri semua ini dengan satu serangan, tapi sekarang ceritanya jadi sedikit
berbeda.
[Skenario akan berakhir dalam 2 menit.]
Kalau begitu aku akan
menggunakan sisa waktu ini sebaik mungkin.
“Dasar tikus sialan!”
Semua ucapannya sangat cocok
dengan gaya Monarch of the Small Fries. Kasihan.
Buak!
“Haha! Aku berhasil memukulmu!”
Pukulannya tidak sengaja
mengenaiku, tapi pukulan itu tidak berdampak besar. Titik yang dia pukul hanya
sakit sedikit.
“Kenapa?”
Kenapa? Tentu karena stat
Staminaku sudah di level 12, sedangkan staminanya hanya di level 7. Perbedaan
ini menciptakan sebuah gap kekuatan yang cukup besar.
“Apa sekarang giliranku?”
Aku menyentuh pipi Cheolsoo
yang terdiam dan kemudian memukulnya sekuat yang kubisa. Beberapa gigi Cheolsoo
menyembur keluar saat dia berteriak kesakitan. Aku tidak merasa ragu dan
langsung menusuknya dengan duri yang kubawa.
“Aaagh!!”
Aku menancapkan salah satu
tangannya ke dinding dengan menggunakan duri dan mulai menyerangnya dengan
membabi buta. Aku memilih bagian tubuh yang akan menimbulkan rasa yang sangat
sakit meski tidak membuatnya pingsan, misalnya punggung, paha, tulang femur,
dan bagian samping torso.
[Konstelasi ‘Monarch of the Small Fries’ merasa bahagia.]
[Konstelasi ‘Monarch of the Small Fries’ meminta perpanjangan waktu
untuk sub skenario ini.]
[Sub skenario diperpanjang 1 menit.]
Aku juga memperhatikan luka di
tubuh wanita itu.
“Uhuk! Huek! Agh!!”
Darah dan daging mulai
berceceran. Gigi berjatuhan ke lantai dan tulang-tulang Cheolsoo bengkok ke
arah yang tidak seharusnya. Tapi aku sama sekali tidak berhenti.
“Be-berhenti! Tolong! Biarkan
hyungnim pergi!”
para laki-laki yang berdiri di
pinggiran mulai berteriak dengan panik. Aku menatap mereka sekali lagi dan
kemudian menatap wanita yang sedang berbaring di lantai.
Manusia adalah makhluk yang
lemah. Bagaimana bisa manusia selemah mereka melakukan hal sekejam in? Mereka
menggunakan alasan karena dunia sudah hancur. Mereka membunuh, memperkosa
wanita, dan mencuri dari orang lain.
Apa semua itu karena insting?
Aku tiba-tiba merasa penasaran
saat melihat mata Cheolsoo memancarkan rasa takut yang amat besar. Kenapa dia
merasa takut saat dihadapkan dengan kekerasan yang lebih besar?
“Kenapa kau melakukannya?”
Itu adalah pertanyaan yang
datang entah dari mana. Jujur saja, aku tidak menginginkan jawaban dari
pertanyaan itu. Tapi saat aku akan menendangnya sekali lagi, Bang Cheolsoo
membuka matanya.
“Sial… Bunuh saja aku, dasar
sial!”
Saat aku melihat matanya, aku
tahu dia sudah menjawab pertanyaanku dengan caranya sendiri. Wajah itu memperlihatkan
seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk hidup lagi. Ya… apa yang dia
lakukan bukan karena insting semata.
Bang Cheolsoo mulai berbicara
dengan suara parau.
“Anjing… Dunia seperti anjing
ini…”
Laki-laki ini adalah manusia
yang merasa putus asa jauh sebelum dunia hancur. Sama sepertiku.
[10 detik sebelum skenario selesai.]
Aku tidak menunggu lebih lama
dan langsung memberikan tendangan kuat ke arah lehernya.
Nafas Cheolsoo terhenti sesaat
dan kemudian dia pingsan.
[Kau berhasil menyelesaikan sub skenario ini.]
[Kau mendapatkan 300 koin.]
Aku harap kalian merasa senang.
[Konstelasi ‘Monarch of the Small Fries’ merasa puas dan dia memberimu
100 koin.]
Para kaki tangan Cheolsoo mulai
menghampiriku satu per satu.
“Ja-jahatnya…”
Mereka menatap Bang Cheolsoo
yang terkapar, kemudian mereka menatapku dengan mata ketakutan. Di mataku
mereka terlihat seperti anjing yang menunggu giliran untuk dibunuh.
Aku membopong wanita itu dan menenteng kantong
kresek yang kubawa. Mau bagaimanapun juga, dunia memang sudah hancur… dan aku
harus mencari cara untuk hidup di dalamnya.
“Bawa aku ke kelompok kalian.
XXX
Stasiun Gumho awalnya adalah
sebuah tempat yang akan tumbuh menjadi markas daerah setelah ditangani oleh Yoo
Joonghyuk.
Di regresi pertamanya, Yoo Joonghyuk
berhasil menyelesaikan skenario kedua bersama orang-orang yang ada di stasiun
Gumho, dan dia membuat orang-orang itu mendapatkan tempat di dunia baru ini.
Tapi itu hanyalah ceerita
pertama. Saat regresi ketiga, Yoo Joonghyuk menjadi orang yang berbeda.
Yoo Joonghyuk di regresi
ketiganya adalah monster yang memonopoli semuanya.
“... Meski begitu, dia adalah
seseorang yang tahu pentingnya melakukan pembersihan dasar.”
“Huh?”
Laki-laki yang memanduku
terkejut.
“Aku hanya berbicara sendiri.
Kebiasaan buruk.”
[Konstelasi ‘Secretive Plotter’ menyukai monologmu.]
“Oke… Ke arah sini.”
Para anggota kelompok Cheolsoo
yang saling membopong satu sama lain tiba-tiba berhenti berjalan. Kami terus
turun ke arah lorong yang gelap dan beberapa saat kemudian kami menemukan
tempat yang masih diterangi cahaya.
Aku mendengar suara orang-orang
saat kami menuruni tangga.
“Itu kelompok Cheldoo! Ada
orang yang terluka!”
Beberapa orang bergegas
menolong anggota kelompok Cheoldoo. Ternyata tempat ini lumayan teratur karena
pergerakan mereka cukup rapi.
Di waktu yang sama, aku melihat
wajah yang familiar.
“Ya Tuhan! Dokja-ssi!
Dokja-ssi!”
Untungnya tidak ada yang
terjadi kepadanya.
“Yoo Sangah-ssi.”
“Aku sangat lega. Sungguh.
Untunglah!”
Yoo Sangah berdiri di depanku
dengan wajah bahagia. Aku terkejut dan menyalami tangannya dengan canggung. Ada
banyak bekas luka di tangan Yoo Sangah dan hal itu menunjukkan betapa berat
perjuangan yang harus dia jalani selama 4 hari ini.
Aku mendengar suara seseorang
dan tiba-tiba kakiku dipeluk dengan erat.
“Kau masih hidup.”
Ternyata anak itu adalah Lee
Gilyoung. Aku pun mengelus kepalanya.
“Kau baik-baik saja?”
Lee Gilyoung menganggukkan
kepalanya. Dia pasti merasa sangat lapar karena tubuhnya terlihat sangat kurus.
Aku mengambil sebatang coklat dari kresek dan meletakkannya di tangan Lee
Gilyoung.
“Aku tahu kau masih hidup,
Dokja-ssi. Hah…”
Akhirnya aku melihat Lee
Hyunsung. Otot tubuh bagian atasnya terlihat semakin solid. Mungkin Lee
Hyunsung sudah bekerja keras untuk melindungi 2 orang ini.
“Aku benar-benar minta maaf.
Saat itu, aku meninggalkan Dokja-ssi…”
“Itu kejadian yang tidak bisa
dihindarkan.”
“Whew. Aku lega karena
perkataan Yoo Joonghyuk-ssi itu benar.”
… Yoo Joonghyuk? Kenapa aku
mendengar nama itu di sini?
Lee Hyunsung menatap wajahku
dan kemudian berkata.
“Itu. Yoo Joonghyuk bilang jika
Dokja-ssi mungkin masih hidup…”
“... Di mana Yoo Joonghyuk
sekarang?”
“Dia tidak di sini sekarang.”
Tidak di sini?
“Yoo Joonghyuk-ssi sudah
meninggalkan stasiun kemarin. Jadi…”
Aku bisa memahami banyak hal
sebelum Lee Hyunsung menyelesaikan penjelasannya. Aku mengerti. Jadi seperti
itu. Dia memang orang yang selalu terburu-buru.
“Oh, iya, bukannya masih ada
seorang lagi.”
“Ah, kepala departemen.”
Yoo Sangah tidak menyelesaikan
kalimatnya karena sekelompok orang tiba-tiba merangsek maju ke arah kami. Tapi
ini adalah hal yang cukup bagus.
“Semuanya, minggir!”
Aku tidak perlu mendengar
penjelasan untuk mengetahui apa yang terjadi di sini. 3 hingga 4 laki-laki yang
membawa palu dan pipa mulai mengelilingiku. Aku bisa melihat satu wajah
familiar diantara mereka.
“K-kau…!”
Han Myungoh sudah
meninggalkanku di jembatan genap dan sekarang dia seperti melihat sesosok
hantu. Han Mungoh pasti sudah bergabung dengan kelompok itu.
“Si-singkirkan laki-laki itu! Dia
orang yang berbahaya! Dia tidak boleh ada di sini!”
Seorang penjahat memang lebih
sensitif pada hal-hal yang seperti ini. Han Myungoh mulai bereaksi dengan
ekstrim saat melihatku.
Tapi aku melihat jika laki-laki
lain yang ada bersamanya tidak akan menyerang begitu saja. Ada sesuatu yang
aneh. Han Myungoh terlihat seperti pemimpin mereka, tapi kenapa mereka tidak
mendengarkan perintahnya?
“Haha, Han hyung. Semua orang
harus berteman, kenapa kau tidak berhenti saja?”
“Ah, i-itu…”
“Kau orang baru ya.”
Para laki-laki itu bergerak ke
samping dan membuat sebuah jalan. Seorang laki-laki ramping pun muncul dari
belakang mereka. Aku bisa tahu hanya dengan melihat matanya. Dia memiliki
sponsor.
“Senang bertemu denganmu. Boleh
aku tahu siapa namamu?”
“Kim Dokja.”
“Dokja-ssi. Namaku Cheon Inho.”
Cheon Inho? Aku merasa jika
seharusnya aku mengingat nama itu. Aku mulai menggenggam duri Stone Hog dengan
erat. Sepertinya laki-laki ini adalah pemimpin dari kelompok Cheoldoo. Dia
sudah kehilangan setengah pengikutnya karenaku, jadi mungkin dia menghampiriku
untuk mencari masalah.
“Aku mendengar cerita dari
orang-orang yang datang bersamamu. Kau berhasil mengalahkan monster dan
menyelamatkan anggotaku.”
… Apa?
“Semuanya, tolong berkumpul!
Kita kedatangan anggota baru!”
Setelah mendengar kata-kata
Cheon Inho, orang-orang mulai berkerumun di dekat kami.
Saat itulah aku tahu. Tidak
mungkin karisma Han Myungoh bisa mengumpulkan kekuatan sebesar ini. Cheon Inho
adalah pemimpin dari semua orang ini.
“Wah! Ada makanan!”
Mata-mata lapar mulai menatap
kantong yang kubawa. Kemudian Cheon Inho berkata seakan sudah menanti semua
itu.
“Dia mengambilnya langsung
untuk kita. Dia adalah orang baik hati yang jarang ditemui.”
Kata-katanya membuat semua
orang menatapku seakan aku adalah seorang penyelamat. Ibu yang sedang
menggendong anaknya, kakek tua yang kakinya terluka… mereka semua menatapku
dengan tatapan penuh harap.
Cheon Inho… Sepertinya aku
ingat sekarang. Ya. Ada laki-laki dengan nama itu di stasiun Gumho.
[Konstelasi ‘Secretive Plotter’ merasa sangat gembira.]
Di dunia yang hancur ini,
bahaya yang sesungguhnya bukan orang-orang seperti Bang Cheolsoo. Manusia yang
melakukan sesuatu karena merasa putus asa sama sekali tidak berbahaya untukku.
Orang yang lebih berbahaya
adalah orang yang bisa menggunakan keputusasaan itu menjadi pupuk kekuatannya.
Seperti laki-laki ini.
“Selamat datang di stasiun
Gumho, Kim Dokja-ssi!”
Cheon Inho mungkin sedang
tertawa saat dia menatapku. Dia juga tersenyum saat menjabat tanganku.
Tapi Cheon Inho tidak akan
pernah tahu. Setidaknya untuk sekarang, tentang masa depannya yang sudah dia
pilih.
Chapter 15 Daftar Isi Chapter 17
Komentar
Posting Komentar