I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 208

 DISCLAIMER: BUKAN PUNYA SAYA.

PS: SEKALI-KALI PINGIN DEH PAKE CAPS LOCK!

XXX

Alicia Williams, 15 tahun.

Amati apa yang dilakukan oleh musuhmu.

Itu adalah hal yang muncul dalam kepalaku saat singa itu mulai bergerak.

Aku tidak bisa menyerang singa itu dengan sihir, jadi kemungkinan besar aku harus melawannya dengan kekuatan fisikku saja…

Saat singa itu semakin mendekatiku, suara para penonton pun mulai menghilang dan suasana terasa lebih tegang dari sebelumnya.

Aku sudah memikirkan strategi apa yang harus kugunakan… apa aku bisa menggunakannya sekarang? Jika pihak musuh tidak menyerang duluan aku juga tidak bisa bergerak. Terlebih lagi, situasi ini akan menjadi semakin berbahaya jika aku asal bergerak kesana kemari.

“Kupikir suasananya akan lebih riuh dari ini, ternyata mereka semua malah terdiam.”

Di detik itu…

Mata singa itu berubah dan dia langsung berlari ke arahku sekuat tenaga. Semua penonton langsung bersorak saat melihatnya.

“Kutarik lagi ucapanku.” Gumamku dengan wajah cemberut.

Saat singa itu sedang berlari, aku akan mencari kesempatan. Jika kau berlari ke arah sini, kau akan mati, akan tetapi singa itu sangat cepat.

“Hei, anak itu tidak bisa bergerak.”

“Mungkin dia tidak bisa melihat di mana singanya.”

“Eh? Matanya cuma minus, iya kan?”

Berisik. Diam kalian.

Saat singa itu mencoba menyerangku, aku menghindar dari bawah melewati bagian perutnya. Aku mencoba meraih pedang yang ada di pinggangku, tapi reaksi singa itu lebih cepat dari dugaanku. Dia langsung menjulurkan kaki depannya untuk memberikan serangan kedua.

Kuharap dia bisa bergerak lebih pelan dari ini!

Saat melihat serangan itu, aku langsung menghindar ke bagian ekornya.

Para penonton yang tidak pernah mengira jika aku bisa melakukan hal seperti ini pun hanya bisa terdiam. Dari sini, aku bisa merasakan banyak tatapan mata yang tertuju kepadaku.

… Jangan terkejut, Alicia. Kau bahkan belum memberikan satu serangan pun pada singa itu.

Sejak saat ini, akulah yang akan menyerang binatang kelaparan itu.

Sayang sekali… aku terpaksa mengalahkanmu (singa) dalam keadaan pakaian compang-camping seperti ini… kalau begini aku tidak bisa dikenal sebagai wanita jahat seperti yang kumau.

Di saat yang sama singa itu menyerang kembali.

Dia melakukan backflip dengan cepat dan berhasil menghindari seranganku. Aku bisa mendengar ucapan kaget ‘Tidak mungkin!’ dari arah penonton.

Aku sudah melakukan latihan otot dan pedang sejak aku berusia 7 tahun, jadi ini adalah hal yang wajar. Maksudku, semua wanita jahat setidaknya harus bisa melakukan yang seperti ini, kan?

Setelah itu aku melirik raja.

Oh, aku tersanjung kau memfokuskan seluruh perhatianmu padaku. Jika aku bisa menarik perhatiannya di sini, aku akan memiliki kesempatan lebih besar untuk mengetahui situasi politik yang ada di Ravaal.

“Ayo berjuang, aku.” Ucapku pada diri sendiri sambil menarik pedang yang ada di pinggang. Di saat yang sama, mata singa itu mulai berkilat mengerikan.

Aumannya terdengar sangat mengancam.

Bisa mendengar auman singa dari jarak sedekat ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Aku merasa bangga akan hal ini.

Aku mulai memperbaiki genggamanku pada gagang pedang dan menghindari semua serangan singa yang datang dengan kecepatan tinggi. Aku menggunakan seluruh kemampuan yang kumiliki untuk membaca pergerakannya dan menghindari gigitannya.

“Apa dia benar-benar buta?”

“Bocah itu bisa bergerak lebih cepat dari singa!”

Oh, ya ampun! Hentikan itu! Aku cuma menghindari serangannya, bukan menyerangnya!


Chapter 207     Daftar Isi     Chapter 209


Komentar

Postingan Populer