I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 210

 Disclaimer: dengan ini saya menyatakan jika novelnya bukan punya saya.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Apa yang harus kulakukan?

Aku kembali menatap singa itu dan berpikir jika mungkin sekarang aku bisa membunuhnya.

Apa yang harus kulakukan? Apa yang sebenarnya sedang kupikirkan? Sekarang adalah saat yang tepat untuk mendapatkan pengakuan dari raja. Jangan lupakan tujuanmu, Alicia.

Tidak peduli berapa kali aku mengucapkan hal itu pada diriku sendiri, aku tetap tidak ingin membunuh singa itu…

“Yang mulia.” Ucapku dengan suara keras.

“Aku tidak bisa membunuh singa itu, tapi dia juga tidak bisa membunuhku. Bisakah kita anggap jika pertarungan ini seri?”

Semua orang terdiam saat mendengarnya.

Seorang penjaga dengan wajah mengerikan pun berteriak kepadaku. “Apa yang kau katakan, hah!?”

Mereka terlihat sangat marah… sepertinya si manajer akan tetap menyiksaku setengah mati meski aku berhasil selamat dari pertarungan ini.

“Apa yang kau minta pada yang mulia raja!? Dasar anak sialan!”

“Apa kau tahu apa yang barusaja kau katakan!?”

“Ya ampun, kalian sangat menyebalkan!” teriakku pada penjaga itu.

Yang mulia raja hanya menatapku tanpa mengatakan apa-apa. Para penjaga juga tidak menyangka jika aku akan berteriak ke arah mereka seperti ini, karena itu mereka langsung terdiam di tempat.

“Obati dan jaga singa ini. Aku akan segera menyusul. Jika kau membiarkannya mati, aku akan mati bersamanya.”

Kenapa aku merasa sangat terikat dengan singa ini ya? Aku sendiri juga tidak tahu.

Tapi jika aku bisa mengikuti jejak seekor singa, mungkin aku akan menjadi wanita jahat yang lebih kuat lagi. Ya, apa kerennya seorang wanita jahat yang tidak bisa mengikuti jejak hidup seekor singa?

“Menarik. Bagus sekali.”

Oh, suara itu… ya!?? Apa itu suara raja Ravaal?

Aku menatap raja sekali lagi dan melihatnya sedang tertawa terbahak-bahak.

Em, itu adalah pemandangan yang menakjubkan. Jika kau bisa menikmati pertunjukan keluarga kerajaan, syukurlah. Dengan begini aku bisa membuat keberadaanku diakui.

Aku bisa melihat si manajer yang sedang berada di pagar tempat aku masuk beberapa waktu yang lalu.

Dia menatapku dengan tatapan menyeramkan. Punggungku langsung mengeluarkan keringat dingin saat merasakannya.

… Kenapa kau bisa menatap anak kecil dengan mata seperti itu? Tapi mau bagaimana lagi. Sepertinya aku tidak sudah menekan tombol kesabarannya dengan tidak sengaja.

“Siapa namamu?”

“Ria.”

“Ria, aku suka itu. Ikut denganku.”

Para penonton mulai membuka mulut mereka dan mengucapkan berbagai macam respon atas ajakan yang mulia. Kata-kata salah satu ajudannya, “Tolong pertimbangkan kembali, yang mulia.” Pun sampai ke telingaku.

… Aku berhasil melakukannya. Kesempatan untuk mendekati raja akhirnya muncul di hadapanku!

Tapi sebelum aku bisa menemuinya, apakah akan ada seseorang yang memanduku…

Bagaimana setelah aku sampai di sana? Kemungkinan besar aku akan tinggal di kandang kuda, iya kan?

“Apa kau ingin membawa singa itu bersamamu?” Tanya yang mulia.

“Ya.”

Ups, aku hampir saja mengatakan terima kasih. Ingat Alicia, saat ini kau adalah anak kecil yang tidak tahu sopan santun.

Aku hampir lupa dengan setting ini.

“Cepat bersiap untuk pergi.” Titah yang mulia.

“Aku bisa pergi kapan saja.” Ucapku.

“Apa kau tidak punya barang bawaan lain?” tanyanya.

“Apa anak sepertiku terlihat punya sesuatu?” tanyaku balik.

“Hei, jaga cara bicaramu!” hardik seorang prajurit.

“Tidak usah. Biarkan dia melakukan apa yang dia mau.” Yang mulia menghentikan prajurit yang sedang memarahiku dan menatapku dengan wajah dermawan.


Chapter 209     Daftar Isi     Chapter 211


Komentar

Postingan Populer