I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 216
Disclaimer: not mine
XXX
Setelah mandi aku mengganti bajuku dengan baju baru.
Ngomong-ngomong, ini pertama kali aku masuk ke pemandian umum
sejak datang ke dunia ini.
Di masa depan, apa kira-kira aku bisa membuat pemandian
macam ini di rumahku?
“Ini?.... Eh…”
Tidak ada kain yang bisa kugunakan untuk menutupi mataku di
sini. Tidak, tidak hanya itu, baju lamaku yang compang-camping juga sudah
menghilang.
Baju baru yang kupakai ini juga bukan baju yang bisa kusobek
sembarangan. Alasannya, Victor memberiku seragam prajurit negara ini.
Apa baju lamaku diambil karena kotor? Atau ini Victor sudah
memperhitungkan semua ini?
Kurasa yang benar pilihan kedua. Sampai saat ini pangeran
itu merasa skeptis kepadaku dan mungkin dia merasa sangat khawatir karena sudah
membawaku ke sini.
Aku bilang aku akan keluar setelah lima menit, tapi
sepertinya aku sudah berendam di kolam ini lebih dari 5 menit.
…. Semua orang yang masuk ke pemandian sebesar ini pasti
ingin berendam dengan santao. Itu hal yang sangat wajar.
Lagipula, kalau Victor ingin kembali duluan, aku tidak bisa
melarangnya.
Aku menutupi wajahku dengan tangan dan kemudian langsung keluar
setelah selesai mengenakan seragam itu.
“Lama.”
Saat aku keluar dari pemandian, aku mendengar suara Victor
yang terdengar frustasi. Sesaat kemudian aku melihat sosoknya yang sedang bersandar
ke tembok.
Ah, benar juga. Kau tidak boleh meninggalkan orang seperti
ini sendirian.
“Maaf. Aku tidak punya kain untuk menutupi mataku. Aku tadi
sibuk mencari penggantinya.”
“Oh, yang ini?”
Sebelum aku bisa menjelaskan masalahku dengan lebih detail,
Victor memperlihatkan kain kotor yang ada di tangan kanannya.
Ternyata semua ini perbuatanmu ya.
“Kenapa kau tidak membuang kain kotor ini?”
Pertanyaannya membuatku sebal. Sebagai wanita jahat, aku
bangga dengan kondisiku yang sekarang, tapi sekarang keadaanku tidak terlalu
baik.
Tapi penampilanku sekarang tidak mirip dengan anak
perempuan, jadi tidak apa-apa kan…?
“Kalau matamu luka, pangil dokter. Sini, biarkan aku
melihatnya.”
“Tidak. Aku tidak mau.”
“Ah? Kau berani membantah perintah pangeran?” tanya Victor
sambil menatapku tajam.
…. Alicia, berpikirlah dengan tenang.
Alasan kenapa aku menggunakan kain itu pada awalnya adalah
untuk menutupi mat emasku.
Aku menyembunyikannya karena warna mata itu terbilang tidak
biasa di Duelkiss, tapi mungkin hal itu tidak sama di sini. Aku tidak tahu
rasio warna mata penduduk Ravaal, tapi mungkin ada banyak orang yang memiliki
warna mata yang sama denganku….
Rasanya nilai keberadaanku jadi sedikit menurun.
“Kalau kau memakai pakaian bagus, kau tidak terlihat seperti
itu.”
Itu? maksudnya seperti seorang nona muda dari keluarga
terpandang?
“Dan lagi kau memiliki bentuk tulang yang indah, kulitmu
bersih dan halus, lalu rambutmu juga berkilau…”
Victor mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mulai mengamatiku
dengan serius. Karena jarak kami terlalu dekat, aku reflek menutup wajahku
dengan tangan.
Seorang bangsawan tidak akan dikatakan sebagai gentleman
meski dia memiliki paras tampan. Dia juga harus memiliki intuisi yang tajam.
Ini buruk!
“Perlihatkan wajahmu padaku.”
Saat Victor mengatakannya, dia mencoba untuk melepaskan
tanganku dengan paksa.
Dan karena aku merasa panik, aku segera menampar tangan yang
baru saja menyentuhku dan kemudian melakukan backflip beberapa meter ke
belakang.
Chapter 215 Daftar Isi Chapter 217
Komentar
Posting Komentar